Anda di halaman 1dari 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

TRAINING BERBASIS COLLABORATIVE UNTUK


MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
SISWA PADA MATERI POKOK MOMENTUM DAN
IMPULS DI KELAS X SEMESTER II DI SMAN 1 STABAT
T.P 2018/2019

Oleh:
Nama : Qhathrin Nada
NIM : 4153121049
Program Studi Pendidikan Fisika
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PENDAHULUAN
Pembelajaran fisika harus
Latar Belakang Masalah • Nilai rata—rata akhir
diarahkan untuk mencari
tahu dan berbuat siswa hanya 65
sehingga dapat
membantu siswa untuk • Jarang melaksanakan
memperoleh penguasaan praktikum
yang lebih mendalam

- Keterampilan
Guru kurang
berpikir kritis siswa
memberikan akses bagi
kurang siswa untuk
dikembangkan berkembang secara
- Pembelajaran masih Model Pembelajaran
Inquiry Training mandiri melalui proses
berpusat pada guru berpikirnya
berbasis
Collaborative
1.2. Identifikasi Masalah
1. • Pembelajaran fisika lebih dominan dengan pemberian teori – teori

2. • Kurangnya kegiatan percobaan atau eksperimen


• Metode pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi karena
3. lebih didominasi oleh metode ceramah
4. • Siswa tidak terlibat aktif belajar

5.
• Siswa tidak mampu berpikir kritis

6.
• Pemanfaatan sarana dan prasarana belum secara optimal digunakan
Batasan Masalah Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian
ini adalah model pembelajaran Inkuiry Training
Berbasis Collaborative untuk kelas eksperimen dan
pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol

Aktivitas siswa dalam belajar

Batasan Masalah
Keterampilan berpikir kritis siswa pada pelajaran fisika

Materi pembelajaran dibatasi hanya pada materi


Momentum dan Impuls
1.4. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana keterampilan berpikir siswa yang diajarkan
dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiry Training
Berbasis Collaborative pada materi Momentum dan Impuls di
kelas X SMAN 1 Stabat T.P 2018/2019?

Bagaimana keterampilan berpikir siswa yang diajarkan


dengan menggunakan model pembelajaran konvensional
pada materi Momentum dan Impuls di kelas X SMAN 1
Stabat T.P 2018/2019?

Apakah ada perbedaan yang signifikan terhadap


keterampilan berpikir kritis siswa dengan menerapkan
model pembelajaran Inkuiry Training Berbasis Collaborative
dan dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok
Momentum dan Impuls di kelas X SMAN 1 Stabat T.P
2018/2019 ?
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui keterampilan Untuk mengetahui keterampilan
berpikir siswa yang diajarkan berpikir kritis siswa yang diajarkan
dengan menggunakan model dengan menggunakan pembelajaran
pembelajaran Inkuiry Training konvensional pada materi
Berbasis Collaborative pada materi Momentum dan Impuls dikelas X di
Momentum dan Impuls dikelas X di TUJUAN
SMAN 1 Stabat T.A 2018/2019
SMAN 1 Stabat T.A 2018/2019 PENELITIAN

Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang


signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis siswa
dengan menerapkan model pembelajaran Inkuiry
Training Berbasis Collaborative dan dengan
pembelajaran konvensional pada materi pokok
Momentum dan Impuls di kelas X SMAN 1 Stabat T.P
2018/2019
1.6. Manfaat Penelitian
• Sebagai alternatif baru dalam menambah
pengetahuan secara teoritis sehingga
Bagi guru dan dalam kegiatan pembelajaran dapat
calon guru dinyatakan berhasil dan tercapainya
tujuan pembelajaran

Bagi Memudahkan siswa dalam memahami


peserta pelajaran fisika khususnya pada materi
didik Momentum dan Impuls
1.6. Manfaat Penelitian

Sebagai informasi untuk peneliti


Bagi selanjutnya untuk melengkapi
mahasiswa penelitian demi mengurangi
kelemahan penelitian ini
TINJAUAN PUSTAKA
Inquiry Training

Menurut Joyce (2009) model latihan inkuiri


dirancang untuk melatih siswa dalam suatu
penelitian ilmiah sehingga diharapkan dapat
menumbuhkan dan mengembangkan rasa ingin tahu
dalam diri siswa, menumbuh kembangkan
kemampuan intelektual dalam berfikir induktif,
kemampuan meneliti, kemampuan beragumentasi
dan kemampuan mengembangkan teori.
Fase satu: Fase dua:
Menghadapkan pada masalah Pengumpulan data – verifikasi

1. Menjelaskan prosedur-prosedur penelitian 1. Memverifikasi hakikat objek dan kondisinya.


2. Menampilkan peristiwa yang berbeda 2. Memverifikasi peristiwa dari keadaan
permasalahan

Fase tiga: Fase empat:


Pengumpulan data – Eksperimentasi Mengolah, memformulasi suatu penjelasan

1. Memisahkan variabel yang relevan. Memformulasikan aturan dan penjelasan


2. Menghipotesiskan (serta menguji) hubungan kausal.

Fase lima: Analisis proses penelitian


Menganalisis strategi penelitian dan mengembangkan langkah yang paling efektif
Kelebihan Model Pembelajaran Inquiry Training

Siswa belajar tentang


hal-hal penting namun Siswa memiliki
mudah dilakukan dan
peluang untuk
siswa didorong untuk
melakukan bukan melakukan
hanya duduk diam Siswa belajar penemuan
Tema yang dengan
saja
dipelajari tidak
mengerahkan
terbatas, bisa
seluruh potensi yang
bersumber dari
mereka miliki, mulai
mana saja
dari kreativitas
hingga imajinasi
Pembelajaran Collaborative

Menurut Icha (2018) collaborative learning


dipandang sebagai pendekatan yang menjadikan
siswa dapat saling belajar, saling memberi,
saling menghargai, menerima satu sama lain
sehingga siswa merasa tidak terasing dalam
kelompoknya.
Kelebihan
Mendapatkan kebebasan dalam penyelidikan dan
Pembelajaran
pembelajaran
Collaborative
Meningkatkan kemampuan bekerja sama dalam
kelompok

Berbagai tanggung-jawab dalam kelompok


Pembelajaran
Collaborative
Menguatkan pemikiran dan rencana dengan
lebih kreaktif

Berbagai keahlian bagi anggota kelompok


Keterampilan Berpikir Kritis

Keterampilan berpikir kritis adalah keterampilan


berpikir reflektif yang masuk akal atau
berdasarkan nalar yang difokuskan untuk
memperoleh pengetahuan dan pemahaman
agar mampu menemukan jalan keluar dan
melakukan keputusan secara deduktif, induktif
dan evaluatif sesuai dengan tahapannya.
ASPEK INDIKATOR KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MENURUT ENNIS
Elementary clarification Memfokuskan pertanyaan
(Memberikan
Penjelasan Sederhana) Menganalisis argumen
Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi atau tantangan
  Mempertimbangkan kredibilitas (kriteria) suatu sumber
Basic support
(Membangun Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi
keterampilan dasar)
  Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi
Inference
(Menyimpulkan) Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi
Membuat dan menentukan hasil pertimbangan
Advanced clarification Mendefinisikan istilah, mempertimbangkan suatu definisi
(Membuat penjelasan
lebih lanjut) Mengidentifikasi asumsi
Strategies and tactics Memutuskan suatu tindakan
(Strategi dan taktik)
Berinteraksi dengan orang lain
Hipotesis

Ho Ha

Penerapan model pembelajaran


Penerapan model pembelajaran
inquiry training berbasis
inquiry training berbasis
collaborative dapat
collaborative tidak dapat
meningkatkan hasil belajar
meningkatkan hasil belajar siswa
siswa pada materi pokok
pada materi pokok momentum
momentum dan impuls di kelas
dan impuls di kelas X SMAN 1
X SMAN 1 STABAT T.P
STABAT T.P 2018/2019
2018/2019
Metode Penelitian

Lokasi dan Waktu


Pelaksanaan Populasi dan Sampel

Lokasi Populasi
SMAN 1 Stabat Seluruh siswa kelas X

Waktu Pelaksanaan Diambil dengan teknik


Semester Genap T.P Cluster random sampling
2018/2019 sebanyak 2 kelas
Variabel bebas
Model Pembelajaran Inquiry
Training berbasis collaborative
dan pembelajaran konvensional
Variabel
Penelitian

Variabel terikat
keterampilan berpikir kritis siswa
pada materi pokok Momentum dan
Impuls
Jenis dan Desain Penelitian

Jenis Penelitian Quasi Experiment

Desain Penelitian Control Group Pre-test-Post-test Design 

Kelas Pretest Perlakuan Postest


Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O1 X2 O2
Keterangan :
O1 = Tes awal (Pretest)
O2 = Tes akhir (Postest)
X1 = Pembelajaran dengan model
inquiry training berbasis collaborative
X2 = Pembelajaran dengan model
konvensional
Prosedur Penelitian
Instrumen Penelitian

Wawancara Guru
Instrumen
Penelitian Tes Keterampilan berpikir
kritis sebanyak 10 soal

Aktivitas Siswa
Teknik Pengolahan Data

Menghitung
Nilai Rata-rata
Uji Uji Uji Hipotesis
dan
Normalitas Homogenitas
Simpangan
Baku

Uji Liliefors Uji F Uji t

Anda mungkin juga menyukai