Anda di halaman 1dari 28

KONSEP DASAR

KEBIJAKAN
KEBIJAKAN VS
KEBIJAKSANAAN
Kebijakan Kebijaksanaan
KEBIJAKAN
= policy, # wisdom
Ealau dan Prewitt, kebijakan adalah sebuah
ketetapan yang berlaku yang dicirikan oleh perilaku
yang konsisten dan berulang, baik dari yang
membuatnya maupun yang mentaatinya (yang terkena
kebijakan itu).
Kamus Webster memberi pengertian kebijakan
sebagai prinsip atau cara bertindak yang dipilih untuk
mengarahkan pengambilan keputusan
Titmuss mendefinisikan kebijakan sebagai prinsip-
prinsip yang mengatur tindakan yang diarahkan
kepada tujuan-tujuan tertentu problem-oriented &
action-oriented
Jones :“…behavioral consistency and
repeatitiveness associated with efforts in and
through government to resolve public problems”
H. Hugh Heglo: “a course of action intended to
accomplish some end,” (suatu tindakan yang
bermaksud untuk mencapai tujuan tertentu).
PENGERTIAN KEBIJAKAN
MEMPUNYAI BEBERAPA
IMPLIKASI:
1. Bahwa kebijaksanaan Negara itu dalam bentuk perdananya
berupa penetapan tindakan-tindakan dari pemerintah
2. bahwa kebijaksanaan Negara itu tidak cukup hanya dinyatakan,
tetapi dilaksanana dalam bentuk yang nyata
3. bahwa kebijaksanaan Negara itu, baik untuk melakukan sesuatu
atau tidak melakukan sesuatu, itu mempunyai dan dilandasi
dengan maksud dan tujuan tertentu
4. bahwa kebijaksanaan itu harus senantiasa ditujukan bagi
kepentingan seluruh anggota masyarakat
Sebuah kebijakan
merupakan produk
dari sebuah
keputusan.
TUJUAN KEBIJAKAN
1. untuk menjamin kepentingan umum semaksimal mungkin
2. ditetapkan berdasarkan prosedur yang berlaku
3. didorong oleh keinginan untuk menghindari pertentangan yang
destruktif
KATEGORISASI
KEBIJAKAN:
1. Kebijakan regulatory
 tentang pengenaan pembatasan atau larangan-larangan perbuatan atau
tindakan-tindakan perilaku bagi seseorang atau sekelompok orang
2. Kebijakan self-regulatory
 tentang pembatasan-pembatasan atau pengawasan perbuatan pada
masalah-masalah tertentu bagi seklompok orang
3. Kebijakan distributive
 tentang pemberian pelayanan dan berbagai
keuntungan bagi sejumlah khusus penduduk, individu,
kelompok, perusahaan dan masyarakat tertentu.
4. Kebijakan redistributive
 kebijakan yang sengaja dikeluarkan pemerintah untuk
memindahkan pengelolaan kekayaan, pendpatan,
pemilikan atau hak milik di antara kelas-kelas dan
kelompok penduduk. Ex: Kebijakan pengentasan
masyarakat miskin
5. Kebijakan substantive
 Yaitu kebijakan-kebijakan tentang apa yang akan atau ingin
dilakukan oleh pemerintah, penekanannya terletak pada subject-
matternya
6. Kebijakan procedural
 Adalah kebijakan-kebijakan tentang siapa atau pihak mana saja
yang terlibat dalam perumusan kebijakan, serta cara bagaimana
perumusan kebijakan dilaksanakan
7. Kebijakan material
 Merupakan kebijakan tentang pengalokasian
atau penyediaan sumber-sumber material yang
nyata atau kekuasaan yang hakiki bagi para
penerimanya atau pengenaan beban bagi yang
harus mengalokasikannya
8. Kebijakan simbolik
 Adalah kebijakan-kebijakan yang memaksa,
karena kebijakan tersebut akan memberikan
keuntungan atau kerugian yang hanya relative
kecil bagi masyarakat
9. Collective goods policies
 Yaitu kebijakan-kebijakan tentang penyediaan barang-
barang dan pelayanan keperluan orang banyak
10. Private goods policies
 Adalah kebijakan tentang penyediaan barang-barang atau
pelayanan bagi kepentingan orang tertentu atau untuk
kepentingan orang tertentu atau untuk kepentingan
perseorangan yang tersedia di pasaran bebas dan orang
yang memerlukannya harus membayar dengan biaya
tertentu
11. Liberal policies
 Adalah jenis kebijakan yang menganjurkan
pemerintah untuk mengadakan perubahan-
perubahan social, terutama yang diarahkan
untuk memperbesar hak-hak persamaan
12. Conservatives policies
 Adalah lawan dari kebijakan liberal, jadi
kebijakan ini menganggap bahwa yang ada
sudah merupakan hal yang cukup baik, sehingga
tidak perlu adanya perubahan social atau kalau
perubahan social diperlukan harus diperlambat
dan berjalan alamiah
13. Capitalizations policies
 Kebijakan ini terutama dikeluarkan untuk meningkatkan kapasitas
produksi, untuk kemudian didistribusikan kepada masyarakat.
Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian bantuan
kepada petani untuk meningkatkan industri pertanian, pemberia
subsidi pada perusahaan untuk mengekplorasi dan memproduksi
usaha serta pemberian subsidi pinjaman
14. Ethical policies
 Bahwa kebijakan dapat diterapkan pada upaya mewujudkan isu-isu
moral yang berada dalam masyarakat. Dengan kata lain, perhatian
terhadap isu-isu yang berkembang untuk dapat diwujudkan dalam
kenyataan.
sebuah kebijakan akan
selalu mempunyai
arahan atau sasaran
tertentu, berkaitan
dengan tujuan dari
kebijakan yang
dikeluarkan.
3 AKTIVITAS UTAMA
YANG PENTING DALAM
IMPLEMENTASI
KEBIJAKAN
PROSES KEBIJAKAN
PENYUSUNAN
AGENDA
PERUMUSAN PERUMUSAN
MASALAH USULAN
KEBIJAKAN KEBIJAKAN

PENILAIAN PENGESAHAN
KEBIJAKAN KEBIJAKAN

PELAKSANAAN
KEBIJAKAN
TAHAPAN FORMULASI
KEBIJAKAN:
1. Identifikasi dalam pemahaman masalah
2. Penyusunan agenda  Formulasi masalah kebijakan
3. Mendesain kebijakan
4. Adopsi kebijakan
perumusan masalah
adalah proses
memberikan
pengetahuan yang
relevan dengan
kebijakan dengan
mempersoalkan asumsi
yang mendasari definisi
masalah dan memasuki
proses pembuatan
kebijakan melalui
penyusunan agenda
agenda setting, actor
kebijakan melakukan kegiatan
mempersepsi masalah,
mendefinisikan masalah,
memobilisasi dukungan
termasuk agenda problem.
desain kebijakan seharusnya
mencerminkan antara
kebutuhan dan keinginan
warga Negara dan
diaplikasikan berdasarkan
saran ahli dan skill teknikal
dalam memenuhi aspirasi
masyarakat.
adopsi kebijakan melalui rekomendasi. Rekomendasi
membuahkan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan
tentang manfaat atau biaya dari berbagai alternative yang
akibatnya di masa mendatang telah diestimasikan melalui
peramalan seperti: tingkat risiko dan ketidakpastian, mengenali
eksternalitas dan akibat ganda, menentukan criteria dalam
pembuatan pilihan dan menentukan tanggung jawab
administrative dalam implementasi kebijakan
ANALISIS KEBIJAKAN
usaha terencana yang  berkaitan dengan pemberian penjelasan
(explanation) dan preskripsi atau rekomendasi (prescription or
recommendation) terhadap konsekuensi-konsekuensi kebijakan
sosial yang telah diterapkan.
Multidisiplin
PENELAAHAN TERHADAP
KEBIJAKAN SOSIAL
1. Penelitian dan rasionalisasi yang dilakukan untuk menjamin
keilmiahan dari analisis yang dilakukan.
2. Orientasi nilai yang dijadikan patokan atau kriteria untuk menilai
kebijakan tersebut berdasarkan nilai benar dan salah.
3. Pertimbangan politik yang umumnya dijadikan landasan untuk
menjamin keamanan dan stabilitas.
Aspek Kebijakan Penelitian dan Orientasi Pertimbangan
Rasionalitas Nilai Politik

Pernyataan masalah √ √ √

Pernyataan mengenai cara √ √ √


atau metode penerapan
kebijakan
Konsekuensi-konsekuensi √ √ √
kebijakan
HIRARKI PERATURAN
1. PERUNDANGAN
Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945 (UUD
1945)
2. Undang-undang/Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-undang
3. Peraturan Pemerintah
4. Peraturan Presiden
5. Peraturan Daerah

UU No.10 tahun 2004 tentang


Pembentukan Peraturan
Perundangan pasal 7

Anda mungkin juga menyukai