Anda di halaman 1dari 39

STRATEGI PEMBELAJARAN

S2 Pendidikan Bahasa Indonesia


Buku Referensi
• Mulyasa. 2003. Panduan Pembelajaran KBK.
Bandung : Remaja Rosda Karya
• Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran:
Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Penerbit Kencana
• Ruminiati. 2006. Pembelajaran PKn SD. Jakarta:
Proyek PJJ S1 PGSD Dikti Depdiknas
• Suwarma Al Muchtar, dkk. 2007. Strategi
Pembelajaran PKn. Jakarta : UT Laman
www.akhmadsudradjat.com
Pengertian Strategi Pembelajaran
T Raka Joni (1983) berpendapat bahwa yang dimaksud strategi
pembelajaran adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
memberikan suasana yang konduktif kepada siswa dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran

Sedangkan Gerlach dan Elly (1989) menyatakan


bahwa strategi adalah suatu cara yang terpilih
untuk menyampaikan tujuan pembelajaran dalam
lingkungan pembelajaran tertentu

Dengan demikian, pengertian strategi dalam pembelajaran adalah


suatu prosedur yang digunakan oleh guru dalam proses
pembelajaran sebagai sarana untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
Strategi, Model Dan Metode Pembelajaran
• Konsep strategi pembelajaran lebih luas daripada
metode atau teknik pembelajaran. Strategi
pembelajaran terdiri atas metode dan teknik
(prosedur) yang akan menjamin bahwa siswa akan
benar-banar mencapai tujuan. Teknik dapat disamakan
dengan metode adalah jalan atau alat yang digunakan
guru untuk mengarahkan kegiatan siswa kearah tujuan.
Ada pula yang berpendapat metode berbeda dengan
teknik. Metode bersifat prosedural sedang teknik
lebuih bersifat implementatif. Misal dua orang guru
sama-sama menggunakan metode ceramah. Namun
bisa jadi hasilnya berbeda sebab mempunyai teknik
yang berbda dalam penggunaan metode ceramah
tersebut.  
Macam-macam strategi pembelajaran
• Strategi pembelajaran pada dasarnya bertolak
dari keaktifan guru atau siswa. Di satu sisi ada
strategi yang menekankan keaktifan guru
(guru aktif) dan disisi lain sisi ada strategi yang
menekankan keaktifan siswa (siswa aktif) Jadi
ada dua kutub yang berlawanan yaitu strategi
guru aktif (pembelajaran ekspositori) dan
strategi siswa aktif (pembelajaran discovery).
Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi
• E. Mulyasa (2003) mengetengahkan lima
model pembelajaran yang dianggap sesuai
dengan tuntutan Kurikukum Berbasis
Kompetensi; yaitu : (1) Pembelajaran
Kontekstual (Contextual Teaching Learning);
(2) Bermain Peran (Role Playing); (3)
Pembelajaran Partisipatif (Participative
Teaching and Learning); (4) Belajar Tuntas
(Mastery Learning); dan (5) Pembelajaran
dengan Modul (Modular Instruction).
Pembelajaran Kontekstual (Contextual
Teaching Learning)
• CTL merupakan konsep pembelajaran yang
menekankan pada keterkaitan antara materi
pembelajaran dengan dunia kehidupan nyata,
sehingga peserta didik mampu menghubungkan
dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam
kehidupan sehari-hari. Pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual merupakan konsepsi yang
membantu guru/dosen mengaitkan antara materi
yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan
memotivasi siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan
Bermain peran (Role Playing)
• merupakan salah satu model pembelajaran yang
diarahkan pada upaya pemecahan masalah-masalah
yang berkaitan dengan hubungan antarmanusia
(interpersonal relationship), terutama yang
menyangkut kehidupan peserta didik. Pengalaman
belajar yang diperoleh dari metode ini meliputi,
kemampuan kerjasama, komunikatif, dan
menginterprestasikan suatu kejadian Melalui bermain
peran, peserta didik mencoba mengeksplorasi
hubungan-hubungan antarmanusia dengan cara
memperagakan dan mendiskusikannya, sehingga
secara bersama-sama para peserta didik dapat
mengeksplorasi parasaan-perasaan, sikap-sikap, nilai-
nilai, dan berbagai strategi pemecahan masalah.
Pembelajaran Partisipatif
(Participative Teaching and Learning)
• merupakan model pembelajaran dengan
melibatkan peserta didik secara aktif dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pembelajaran. E.Mulyasa (2003) menyebutkan
indikator pembelajaran partisipatif, yaitu : (1)
adanya keterlibatan emosional dan mental
peserta didik; (2) adanya kesediaan peserta didik
untuk memberikan kontribusi dalam pencapaian
tujuan; (3) dalam kegiatan belajar terdapat hal
yang menguntungkan peserta didik.
Pembelajaran berbasis masalah
(problem based learning)
• pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai materi
pembelajaran bagi siswa, sehingga siswa dapat belajar
berfikir kritis dan terampil memecahkan berbagai masalah
untuk memperoleh konsep atau pengetahuan yang esensial.
Pembelajaran berbasis masalah disepadankan dengan
pembelajaran berbasis proyek (project based learning).
Pembelajaran berbasis masalah menekankan pada kegiatan
yang memerlukan perumusan masalah, pengumpulan data,
dan analisis data, sedangkan pada pembelajaran berbasis
proyek menekankan pada kegiatan perumusan pekerjaan
(job), merancang, melaksanakan pekerjaan, dan
mengevaluasi hasil kerja. Kedua model pembelajaran
tersebut menekankan pada lingkungan siswa aktif, kerja tim,
dan teknik evaluasi otentik/bermakna
Pembelajaran Modul
• pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan
tertentu yang disusun secara sistematis,
operasional dan terarah untuk digunakan oleh
peserta didik, disertai dengan pedoman
penggunaannya untuk para guru. Pada umumnya
pembelajaran dengan sistem modul akan
melibatkan beberapa komponen, diantaranya :
(1) lembar kegiatan peserta didik; (2) lembar
kerja; (3) kunci lembar kerja; (4) lembar soal; (5)
lembar jawaban dan (6) kunci jawaban.
Pembelajaran Inkuiri
• merupakan kegiatan pembelajaran yang
melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau
peristiwa) secara sistematis, kritis, logis,
analitis sehingga mereka dapat merumuskan
sendiri penemuannya dengan penuh percaya
diri
Pembelajaran Tematik
• pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk
mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat
memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang
menjadi pokok pembicaraan . Dengan demikian
pembelajaran tematik dapat dikatakan sebagai
pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu adalah,
suatu pembelajaran yang mengkaitkan tema-tema
yang senada/over laping, kemudian dikemas menjadi
tema yang akan dibahas dalam suatu pembelajaran.
Ada banyak macam pembelajaran terpadu, namun ada
tiga yang dominan yaitu terpadu model
keterhubungan (connected), terpada model jaring
laba- laba (webbed) dan terpadu model terintegrasi
(intergratedi).
Pembelajaran Tematik
• Selain ragam dan macam strategi pembelajaran
di atas terdapat lagi pembedaan strategi
pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran
deduktif. Pendekatan deduktif dikembangkan
oleh filosof Perancis Bacon yang menghendaki
penarikan kesimpulan didasarkan atas fakta-fakta
yang kongkrit sebanyak mungkin. Semakin
banyak fakta semakin mendukung hasil simpulan.
Pada abad pertengahan, sistem induktif ini
disebut juga sebagai dogmatif, artinya langsung
mempercayai begitu saja tanpa berpikir rasional.
Pendekatan deduktif
• Pertama, guru memilih konsep, prinsip, aturan yang akan
disajikan dengan pendekatan induktif.
• Kedua, guru menyajikan contoh-contoh khusus, prinsip,
atau aturan yang memungkinkan siswa memperkirakan
sifat umum yang terkandung dalam contoh.
• Ketiga, guru menyajikan bukti yang berupa contoh
tambahan untuk menunjang atau mengangkat perkiraan.
• Keempat, guru menyusun pernyataan mengenai sifat
umum yang telah terbukti berdasarkan langkah-langkah
terdahulu.
• Kelima, menyimpulkan, memberi penegasan dari beberapa
contoh kemudian disimpulkan dari contoh tersebut serta
tindak lanjut.
Ceramah
• Ceramah: mrp strategi pembelajaran yg paling populer
• Ceramah adl metode pembelajaran yg dilakukan dg
menyampaikan pesan & informasi secara satu arah lewat
suara yg diterima melalui indra telinga.
• Metode ini tepat untuk beberapa kondisi sbb:
1. JIka informasi yg disampaikan tdak tersedia dlm bentuk
tulisan, teks yg tersedia tidak cocok, atau teks yg ada sudah
kedaluwarsa.
2. Untuk memberikan pengarahan sebelum melaksanakan
tugas.
3. Untuk memotivasi atau memberi tantangan kpd siswa
terutama ketika tidak terungkap dalam buku rujukan yg
diberikan.
4. Untuk menunjukkan antusiasme thd matakuliah yg
diajarkan
5. Untuk memberikan model cara berpikir atau pemecahan
masalah.
• Kelemahan Ceramah:
1. Daya tahan siswa untuk berkonsentrasi dan
mengandalkan alat indra telinga sangat
terbatas. Pada sepuluh menit pertama
mahasiswa mampu menyerap 70 % informasi
yang disampaikan. Sementara itu, pada
sepuluh menit terakhir informasi yang dapat
diserap oleh ­siswa hanya 20%.
2. Ketika mendengarkan, siswa sangat mudah
terganggu karena siswa lebih terfokus pada
apa yang terlihat (visual) daripada yang
terdengar (audio).
3. Siswa tidak dapat membandingkan,
menganalisis atau mengevaluasi gagasan
atau informasi yang disampaikan guru
• Tips untuk mengoptimalkan metode ceramah:
• Membangun minat dg cara (a) mengawali dg menampilkan cerita/
gambar yg dpt menarik perhatian siswa thd topik yg akan diajarkan;
(b) menyajikan kasus yg berkaitan dg topik pembelajaran; dan (c)
mengajukan pertanyaan kpd siswa shg mrk termotivasi utk
mendengarkan pembelajaran dlm rangka mencari jawabannya.
• Memaksimalkan pemahaman & ingatan dg cara (a) membuat kata-
kata kunci yg berperan sbg subjudul verbal, (b) memberikan ilustrasi
nyata dari ide-ide yg disampaikan, atau apabila memungkinkan
membuat perbandingan antara yg materi yg disampaikan dg
pengetahuan/ pengalaman yang telah dimiliki siswa, dan (c)
menggunakan dukungan visual, seperti flip chart, OHP handout
singkat, atau demonstrasi
• Melibatkan siswa dlm pembelajaran dg cara (a) memberhentikan
pembelajaran scr periodik & menantang siswa utk memberikan
contoh dari konsep-konsep yg dipresentasikan/ untuk menjawab
pertanyaan dan (b) menyelingi pembelajaran dg aktivitas-aktivitas
singkat yg memperjelas topik.
• Memperkuat ingatan siswa thd materi perkuliahan dg (a)
mengajukan masalah/ pertanyaan utk dipecahkan/ dijawab oleh
siswa dan (b) meminta siswa utk saling mengulang/ mengetes materi
disajikan.
Diskusi
• Adl proses interaksi dan komunikasi dua
arah atau lebih yang melibatkan guru dan
siswa.
• Diskusi merupakan strategi penting untuk
menciptakan proses belajar aktif.
• Dalam strategi tersebut peran guru
adalah memfasilitasi proses diskusi serta
mengatur lalu lintas gagasan & komentar
siswa agar berjalan dengan lancar
• Diskusi akan efektif jika guru ingin:
1. Membantu siswa berpikir atau melatih berpikir
dalam disiplin ilmu tertentu.
2. Membantu siswa belajar menilai logika, bukti, dan
hujah, baik pendapatnya sendiri rnaupun pendapat
orang lain.
3. Memberi kesempatan kpd siswa utk
memformulasikan penerapan prinsip-prinsip
tertentu.
4. Membantu siswa menyadari dan mengidentifikasi
problem dari penggunaan informasi dari buku
rujukan atau perkuliahan.
5. Memanfaatkan keahlian (sumber belajar) yang ada
pada anggota kelompok
• Ketika proses diskusi, guru sering
menghadapi beberapa hambatan, antara lain,
adalah sebagai berikut.
1. Melibatkan partisipasi siswa dalam diskusi.
2. Membuat siswa sadar terhadap pencapaian
tujuan pembelajaran.
3. Mengatasi reaksi emosional siswa
4. Memimpin diskusi tanpa banyak melakukan
intervensi.
5. Membuat struktur diskusi, mulai dari
pengantar sampai dengan kesimpulan.
• Tips memimpin diskusi.
1. Mengungkapkan kembali apa yang dikatakan oleh
seorang siswa sehingga siswa tersebut meraasa bahwa
pertanyaan atau komentarnya dipahami dan siswa lain
dapat mendengar ringkasan apa yang telah ditanyakan.
2. Mengecek pemahaman guru tentang apa yang
dikatakan siswa atau meminta siswa untuk
menjelaskan apa yang mereka katakan.
3. Memberikan pujian atau komentar yang lebih
mencerahkan
4. Mengelaborasi kontribusi siswa dengan memberi
contoh atau menyarankan cara baru melihat problem.
5. Memacu diskusi dengan mempercepat tempo,
menggunakan humor, atau kalau perlu mendorong
siswa untuk berpartisipasi dalam diskusi.
6.Menolak ide siswa dengan santun untuk
merangsang diskusi tetap berjalan.
7.Menengahi perbedaan pendapat antara
mahasiswa dan mencairkan ketegangan yang
muncul di antara mereka.
8.Menarik ide-ide yang berkembang clan
menunjukkan hubungan di antara ide-ide
tersebut.
9.Mengubah proses diskusi dengan mengganti
cara partisipasi peserta diskusi atau dengan
meminta kelompok tampil ke depan.
10.Meringkas, atau mencatat bila diperlukan, ide-
ide penting yang berkembang dalam diskusi di
kelas.
Power of Two
• Digunakan untuk mendorong pembelajaran kooperatif &
memperkuat pentingnya serta manfaat sinergi, yaitu dua
kepala lebih baik daripada hanya satu kepala
• Prosedur:
1. Ajukan satu atau lebih pertanyaan yang menuntut
perenungan
dan pemikiran. Contoh: Mengapa terjadi perbedaan
paham dan aliran di kalangan umat Islam?
2. Siswa diminta utk menjawab pertanyaan scr individual.
3. Setelah semua siswa menjawab dg lengkap, mintalah
mereka utk berpasangan & saling bertukar jawaban satu
dg yg lain & membahasnya.
4. Mintalah pasangan-pasangan tsb membuat jawaban baru,
sekaligus memperbaiki jawaban individual mereka.
5. Ketika semua pasangan telah menulis jawaban baru
bandingkan jawaban setiap pasangan di dlm kelas.
Question Students Have
• Digunakan untuk mengetahui kebutuhan & harapan
siswa.
• Mrp strategi dpt mendatangkan partisipasi siswa
melalui tulisan dari pd secara lisan.
• Prosedur:
1. Bagikan secarik kertas kosong kpd siswa.
2. Setiap siswa diminta menulis pertanyaan yg terkait
dg materi pembelajaran yang sedang berlangsung
(nama siswa tidak ditulis).
3. Edarkan kertas tsb searah jarum jam. Ketika setiap
kertas tersebut diedarkan kepada siswa berikutnya,
dia harus membaca dan memberikan tanda cek (v)
pada kertas yang berisi pertanyaan yang juga
menjadi konsen pembacanya.
4. Ketika masing-masing kertas sudah kembali ke
penulisnya, setiap orang telah membaca semua
pertanyaan yg muncul di dlm kelas. Sampai di sini
identifikasi pertanyaan yg menerima paling banyak
tanda cek (v). Responslah setiap pertanyaan ini
dengan: segera memberikan jawaban yg singkat,
atau atau memberi tahu mereka bahwa tidak
menjawab semuanya (janjikan respons secara
personal di luar kelas bila memungkinkan).
5. Mintalah beberapa siswa untuk secara sukarela
berbagi penjelasan tentang pertanyaan mereka
sekalipun tidak menerima tanda cek (v) terbanyak.
6. Kumpulkan kertas tersebut karena mungkin di
dalamnya ada pertanyaan yang mungkin akan
direspons pada pertemuan yang akan datang
Card sort
• Digunakan utk membangun kolaborasi siswa, mempelajari
konsep, karakteristik klisifikasi, fakta tentang obyek , atau
mereviu informasi.
• Gerakan fisik yang dominan, shg dapat membantu
mendinamisasi kelas yang kelelahan.
• Prosedur:
1. Kartu indeks yang berisi informasi atau contoh yang tercakup ­
satu atau lebih kategori dibagikan kepada setiap siswa.
Contoh: karakteristik hadis sahih; rukun iman
2. Siswa diminta untuk bergerak & berkeliling di dlm kelas utk
menemukan kartu dg kategori yang sama.
3. Siswa dengan kategori yang sama diminta mempresentasikan
kategori masing-masing di depan kelas
4. Seiring dg presentasi dari tiap-tiap kategori tsb, siswa­
diberi butir-butir penting berkaitan dengan materi
pembelajaran.
Active debate
• Debat bisa menjadi satu metode
berharga yang dapat mendorong
pemikiran dan perenungan, terutama
kalau siswa diharapkan
mempertahankan pendapat yang
bertentangan dg keyakinannya sendiri.
• Ini merupakan strategi yang secara aktif
melibatkan setiap mahasiswa di dalam
kelas, bukan hanya para pelaku debatnya
• Prosedur:
1. Kembangkan sebuah pernyataan kontroversial yang
berkaitan dengan materi perkuliahan, misalnya "Tidak
ada keharusan mendirikan negara Islam".
2. Bagilah kelas menjadi dua tim, yakni kelompok "pro"
dan "kontra".
3. Berikutnya, buatlah dua hingga empat subkelompok
dalam masing­-masing kelompok debat. Setiap
subkelompok diminta untuk mengembangkan argumen
yang mendukung masing-masing posisi atau
menyiapkan urutan daftar argumen yg bisa mereka
diskusikan dan seleksi. Pada akhir diskusi, setiap
subkelompok memilih seorang juru bicara.
4. Siapkan dua hingga empat kursi untuk para juru bicara
pada keleompok "pro" dg jumlah kursi yang sama
untuk kelompok "kontra”. Siswa lainnya duduk di
belakang para juru bicara. Mulailah perdebatan dg para
juru bicara mempresentasikan pandangan mereka.
Proses ini disebut argumen pembuka
5. Setelah mendengarkan argumen pembuka, hentikan
perdebatan, dan kembali ke subkelompok. Setiap
subkelompok mempersiapkan argumen untuk menyanggah
argumen pembuka dari kelompok ­lawan. Setiap
subkelompok memilih juru bicara yang baru (yang belum
pernah bertindak sebagai juru bicara).
6. Lanjutkan kembali perdebatan. Juru bicara yang saling
berhadapan ­diminta untuk memberikan sanggahan
argumen. Ketika perdebatan berlangsung, peserta lainnya
didorong untuk memberikan catatan yang berisi usulan
argumen atau bantahan. Mintalah mereka untuk bersorak
atau bertepuk tangan untuk masing-masing argumen dari
para wakil kelompok
7. Pada saat yang tepat akhiri perdebatan. Tidak perlu
menentukan kelompok mana yang menang. Kemudian,
buatlah kelas dengan posisi melingkar. Pastikan bahwa
kelas terintegrasi. Untuk itu, mereka diminta duduk
berdampingan dengan mereka yang berada di kelompok
lawan. Diskusikan tentang sesuatu yang dapat dipelajari
siswa dari pengalaman perdebatan tersebut. Mintalah
siswa untuk mengidentifikasi argumen yang paling baik
menurut mereka
Planted question
• Teknik ini membantu Anda untuk mempresentasikan informasi dalam
bentuk respons terhadap pertanyaan yang telah ditanamkan/diberikan
sebelumnya kepada siswa tertentu
• Prosedur:
1. Pilihlah pertanyaan (3-6) yang akan mengarahkan pada materi
perkuliahan yang akan disajikan.
2. Tulislah setiap pertanyaan pd satu kartu indeks (berukuran 10 x 15 cm),
& tulislah isyarat yg akan digunakan untuk memberi tanda kapan
pertanyaan tsb diajukan. Tanda yang bisa digunakan di antaranya
adalah: (1) menggaruk atau mengusap hidung; (2) membuka kaca mata,
dan (3) membunyikan jari jari.
3. Instruksi dalam kartu itu akan tampak seperti: JANGAN TUNJUKKAN
KARTU INI KEPADA SIAPA PUNSetelah beristirahat, saya akan membahas
"Apakah kecerdasan itu
diwariskan?" dan kemudian mempersilakan Anda untuk bertanya.
Ketika
saya mengggaruk hidung, angkat tangan dan tanyakan pertanyaan:
“Apakah bentuk kecerdasan itu hanya satu?”Jangan baca pertanyaan
itu keras-keras. Hafalkan dan ungkapkan
pertanyaan tersebut dengan kata-kata Anda sendiri.
4. Sebelum perkuliahan dimulai, pilihlah siswa yang
akan mengajukan pertanyaan tersebut. Berikan
setiap kartu indeks dan jelaskan petunjuknya.
Yakinkan bahwa pertanyaan-pertanyaan
tersebut tidak diketahui siswa lain.
5. Bukalah sesi tanya jawab dengan menyebutkan
topik yang akan dibahas dan berilah israyat
pertama. Kemudian, jawablah pertanyaan
pertama dan teruskan dengan tanda-tanda dan
pertanyaan-pertanyaan berikutnya.
6. Sekarang, bukalah forum untuk pertanyaan baru
(bukan pertanyaan yang sebelumnya telah
dibuatkan atau diajukan
Information search
• Metode ini sama dengan ujian open book.
• Scr berkelompok siswa mencari informasi yg menjawab
pertanyaan-pertanyaan yg diberikan kpd mereka
• Prosedur:
1. Buatlah beberapa pertanyaan yg dpt dijawab dg mencari
informasi yg dpt ditemukan dlm bahan-bahan sumber yg bisa
diakses siswa. Bahan-bahan sumber ini bisa dalam ­bentuk:
hands out, dokumen, buku teks, informasi dari internet, dll.
2. Bagikan pertanyaan-pertanyaan tsb kpd siswa.
3. Mintalah siswa menjawab pertanyaan, baik scr individual
maupun kelompok kecil. Kompetisi antar kelompok dpt
diciptakan untuk meningkatkan partisipasi.
4. Berilah komentar atas jawaban yg diberikan siswa.
Kembangkan jawaban untuk memperluas wawasan
pembelajaran
Learning contract
• Belajar mandiri pengaruhnya sering lebih mendalam dan
lebih permanen.
• Tetapi, perlu ada kesepakatan yang jelas tentang apa dan
bagaimana sesuatu akan dipelajari
• Prosed ur:
1. Setiap siswa diminta untuk memilih sebuah topik yang akan
dipelajari secara mandiri.
2. Setiap siswa didorong untuk membuat rencana studi dengan
hati-hati. Berilah waktu yang cukup untuk membuat
perencanaan.
3. Setiap siswa diminta untuk membuat kontrak tertu
mencakup kategori: (1) tujuan pembelajaran yang akan
dicapai; (2) pengetahuan atau kemampuan spesifik yang
akan dikuasai; (3) kegiatan belajar yang akan dikerjakan, dan
(4) tanggal penyerahan.
• Contoh kontrak yang dibuat siswa.
• Topik : Meresensi Buku "A".
• Tuj Pembelaj: Mampu membuat resensi terhadap buku "A'.
• Penget.Spesifik
1. Membuat format tulisan yang tepat
2. Membuat tulisan/resensi dlm 4 halaman.
• Aktivitas Pembelajaran
1. Membaca buku yang akan diresensi.
2. Mencari ide-ide pokok dan memberi komentar.
3. Menyiapkan draft untuk didiskusikan dengan guru.
4. Menulis ulang sesuai perbaikan/ masukan guru
5. Mendiskusikan hasil perbaikan dengan orang lain
6. Menulis draft akhir resensi.
• Waktu Penyerahan: Dua minggu setelah kontrak
ditandatangani.

4. Diskusikan proposal kontrak belajar dengan siswa. Berilah


saran tentang sumber-sumber bacaan yang tersedia dan
berilah masukan untuk perubahan apabila diperlukan
Everyone is a teacher here
• Strategi ini sangat tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas
secara keseluruhan dan secara individual.
• Strategi ini juga memberi kesempatan kepada setiap
mashasiswa untuk berperan sebagai dosen bagi siswa lainnya
• Prosedur:
1. Bagikan secarik kertas/kartu indeks kpd seluruh siswa.
Mintalah siswa untuk menuliskan satu pertanyaan tentang
materi pembelajaran yg sedang dipelajari di kelas.
2. Kumpulkan kertas, acak kertas tersebut, kemudian bagikan
kpd setiap siswa. Mintalah mereka untuk membaca dalam
hati pertanyaan dalam kertas tersebut & memikirkan
jawabannya.
3. Mintalah siswa untuk membacakan secara sukarela
pertanyaan tersebut dan menjawabnya.
4. Setelah jawaban diberikan, mintalah siswa lainnya untuk
menambahkan.
5. Lanjutkan dengan sukarelawan berikutnya
Modeling the way
• Strategi ini mberi kesempatan kpd siswa utk mempraktikkan
keterampilan spesifik yg dipelajari di kelas melalui demonstrasi.
• Siswa diberi waktu untuk menciptakan skenario sendiri dan
menentukan bgm mereka mengilustrasikan ketrampilan &
teknik yg baru saja dijelaskan
• Prosedur:
1. Setelah pembelajaran satu topik tertentu, identifikasi beberapa
situasi umum yang siswa dituntut untuk menggunakan
keterampilan yang baru dibahas.
2. Bagilah kelas ke dalam beberapa kelompok kecil menurut
jumlah siswa yang diperlukan untuk mendemonstrasikan satu
skenario (minimal 2 atau 3 orang).
3. Berilah waktu 10-15 menit untuk menciptakan skenario.
4. Berilah waktu 5-7 menit untuk berlatih.
5. Secara bergiliran tiap kelompok mendemonstrasikan
skenarionya. Berilah kesempatan untuk memberi umpan balik
pada setiap demonstrasi yang dilakukan.
Billboard ranking
• Strategi ini tepat sekali untuk menstimulasi refleksi dan
diskusi mengenai nilai-nilai, gagasan, dan pilihan-pilihan
yang ada di dalam masyarakat.
• Prosedur:
1. Bagilah kelas ke dalam beberapa kelompok kecil 4-6 orang.
2. Berikan daftar nilai-nilai luhur yang dianggap penting.
3. Berikan potongan kertas dan mintalah mereka untuk
menulis kembali nilai-nilai tersebut.
4. Mintalah mahasiswa untuk membuat urutan dari nilai
dianggap terpenting hingga yang tidak penting.
5. Buatlah sejenis "Billboard" tempat kelompok tadi
menampilkan peringkat urutan daftar nilai tersebut.
6. Bandingkan semua urutan nilai tersebut di depan kelas.
Pengelolaan Kelas
1.Memusatkan perhatian siswa
2.Menciptakan kondisi belajar yg kondusif
3.Memberikan teguran

Anda mungkin juga menyukai