1. Negara
Konvensi Montevideo 1933, yg mengatur ttg hak dan kewajiban negara, tidak menetapkan
pengertian Negara, akan tetapi telah berhsil menetapkan kesepakatan ttg syarat2 yg harus dipenuhi
Negara sbg subjek hukum internasional. Adapun syarat2 itu adalah:
Syarat2 diatas pun tdk semuanya bersifat mutlak. Dalam praktek adanya wilayah yg pasti tidak
selalu merupakan syarat bagi adanya negara, meskipun dlm kenyataannya tiap negara modern
memiliki suatu wilayah yg pasti. Negara Israel, misalnya, pd thn 1949 telah mendapat pengakuan
sbg negara meskipun pd waktu itu wilayahnya belum pasti.
Disamping itu perubahan wilayah dari suatu negara juga tdk merubah identitas
negara tersebut. Diantara syarat yg ditetapkan Konvensi Montevideo itu, syarat
adanya kemampuan mengadakan hubungan internasional merupakan syarat yg
penting bagi hukum int. Syarat inilah yg membedakan negara sbg subjek hukum
int dgn kesatuan kenegaraan bukan negara.
(1) meneliti anggaran dasar PBB, dan ternyata dlm Pasal 104 dr Piagam PBB,
terdapat ketentuan yg berbunyi:
“the organization shall enjoy in the territory of each of its members such legal capacity as may
be necessary for the exercise of its function and the fulfilment of its purposes ”
(2)Majelis umum PBB meminta advisory opinion dari Mahkamah Internasional
dlm memberikan pendapatnya, Mahkamah Internasional menguji status PBB
menurut Hk Int dan menyatakan dlm kesimpulannya bahwa:
“in the opinion of the court, the organization was intended to exercise and enjoy and is
in fact exercising and enjoying function and rights which can only be explained on the
basis of the possession of a large measure of international personality and the capacity
to operate upon an international plane... Accordingly, the court has come to the
conclusion that the organization is an international person.
that is not the something as saying that it is a state which it certainly is not, or that its
legal personality and rights and duties are less is it the something as saying that it is “a
super state”. Whatever that expression may means. It does not even imply that all its
right and duties must be upon the international plane any more than all the rights and
duties of a state must be upon that plane. What it does mean is that it is a subject of
international law and capable of possessing international rights and duties, and than it
has capacity to maintain its rights by ringing international claims..”
Berdasarkan Pasal 104 Piagam PBB dan Advisory Opinion dari
Mahkamah Internasional tersebut, maka jelaslah bahwa OI
berkedudukan sebagai subjek hukum dalam hukum internasional.
macam-macam Organisasi Internasional antara lain :
1. International Labor Organization (ILO);
2. International Bank for Reconstruction and Development (World
Bank);
3. International Monetery Fund (IMF);
4. Food and Agriculture Organization (FAO);
5. United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization
(UNESCO);
6. World Health Organization (WHO), dll.
4. Tahta Suci dan Kota Vatikan
• Pada 1870, penaklukkan sejumlah negara Kepausan oleh
pasukan Italia mengakhiri keberadaan mereka sbg negara
berdaulat. Hingga akhirnya muncul pertanyaan terkait status
Tahta Suci (Holy See) dalam Hukum Internasional, yg saat itu
tdk lagi memiliki kedaulatan teritorial.
• kedudukan Tahta Suci sbg subjek hukum internasional dlm
arti penuh, terutama terjadi setelah diadakan Perjanjian antara
Italia dan Tahta Suci yg dikenal dgn nama Lateran Treaty,
pada tgl 11 Februari 1929, yg mengembalikan sebidang tanah
di Roma kepada Tahta Suci yg memungkinkan didirikannya
negara Vatikan dan sekaligus diakui.
• Tahta suci menjadi peserta dalam berbagai perjanjian internasional
dan menjadi anggota perhimpunan pos sedunia dan Uni
Telekominikasi Internasional.
• Dengan berdasar faktor Pengakuan dan Persetujuan dlm konteks
berbagai klaimnya.
• Tahta Suci, otoritas pusat Gereja Katolik, setelah thun 1870 terus
melibatkan diri dlm hub.diplomatik dan membuat perjanjian dan
kesepakatan internasionalnya, hingga akhirnya status sbg pribadi int
diterima.
• Tahta Suci memiliki misi yg pada dasarnya bersifat religius dan
moral, universal dlm lingkupnya,didasarkan atas dimensi teritorial
minimal yg menjamin basis otonomi bagi pelayanan pastoral pihak
Paus yang Berdaulat
• Tahta Suci adalah pribadi hukum internasional dan sekaligus
pemerintah sebuah negara (Kota Vatikan).
5. Palang Merah Internasional