Analisis Biaya Relevan Dalam Pengambilan Keputusan
Analisis Biaya Relevan Dalam Pengambilan Keputusan
RELEVAN DALAM
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
JANGKA PENDEK
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Pengambilan Keputusan Stratejik
Berdimensi jangka panjang
atau disewakan
Membeli Membuat Penguasaan teknologi
Jumlah biaya
membuat
Jumlah Biaya
150
100
50
0
2 4 6 8 10 12 14 16 20 22 24
Pertahankan Hentikan
Penjualan 150.000 -
Biaya variabel 140.000 -
Margin kontribusi 10.000 -
(-) advertensi 10.000 -
(-) gaji 35.000 -
Kerugian produk C 35.000 0
Pesanan Khusus dan Pendayagunaan Kapasitas
(Special order decision)
Biaya-biaya variabel
Bahan baku A 112.000.000 70,00
Bahan baku B 16.000.000 10,00
Bahan baku C 24.000.000 15,00
Upah langsung 40.000.000 25,00
Pembungkusan 32.000.000 20,00
Komisi 3.200.000 2,00
Distribusi 4.800.000 3,00
Biaya lain-lain 8.000.000 5,00
Jumlah biaya variabel 240.000.000 150,00
Biaya tetap
Gaji 9.600.000 6,00
Penyusutan 3.200.000 2,00
Pemeliharaan 800.000 0,50
Pajak 320.000 0,20
Biaya tetap lain 1.600.000 1,00
Jumlah biaya tetap 15.520.000 9,70
Jumlah biaya 255.520.000 159,70
Harga jual 320.000.000 200,00
Seorang distributor mengajukan pesanan sebanyak 200.000 unit dengan harga
Rp 155,00 per unit. Dia bersedia membayar ongkos angkut. Karena distributor
langsung mendatangi produsen, maka biaya komisi tidak ada. Bagaimana
keputusan perusahaan?
Harga yang ditawarkan distributor jelas lebih rendah. Tetapi perusahaan hsrus
menerima pemesanan khusus ini dengan perhitungan sebagai berikut :
Semua biaya variabel, kecuali komisi dan biaya distribusi merupakan biaya
relevan.
Terima Tolak
Penghasilan 200.000 x Rp 155 31.000.000 -
Biaya
Bahan A 200.000 x Rp 70 14.000.000 -
Bahan B 200.000 x Rp 10 2.000.000 -
Bahan C 200.000 x Rp 15 3.000.000 -
Upah langsung 200.000 x Rp 25 5.000.000 -
Pembungkusan 200.000 x Rp 20 4.000.000 -
Lainnya 200.000 x Rp 5 1.000.000 -
Jumlah biaya 29.000.000 -
Margin kontribusi 2.000.000 -
Jika tawaran tersebut diterima, perusahaan mendapat margin
kontribusi Rp 2.000.000. Jumlah biaya tetap yang diperhitungkan
adalah 9,70. Sehingga dengan menerima tawaran dari distributor,
keuntungan yang masih dapat diperoleh adalah Rp 60.000 dengan
perhitungan sebagai berikut :
Separable Cost
Joint Cost
Produk A 900
Harga jual Rp
unit Rp
80.000/unit
20.000/unit
2.000 unit :
Split Off Point
Rp 50.000.000
A B Total
Hasil Penjualan
900 x Rp 80.000 72.000.000 - 116.000.000
1100 x Rp 40.000 - 44.000.000
Separable cost 18.000.000 - 18.000.000
Kontribusi pada joint 54.000.000 44.000.000 98.000.000
cost 50.000.000
Joint cost 48.000.000
Operating income
LINEAR PROGRAMMING
Adalah teknik matematis yang digunakan
untuk menyelesaikan masalah keterbatasan
dalam maksimisasi pendapatan atau
minimisasi biaya
Dikembangkan oleh ahli matematika Rusia
L.V Kantorovich (1939), disempurnakan oleh
ahli matematika Amerika G.B Dantzig (1974)
Single Constraint dalam Linear Programming
Dalam aplikasinya, Linear Programming
memiliki 2 Fungsi :
1. Fungsi Tujuan (Objective Function)
Mengungkapkan tujuan pemecahan masalah
(fmax) atau (fmin)
2. Fungsi Batasan (Constraint Function)
Contoh :
Misalnya perusahaan membuat dua macam produk, A dan B
dengan data sbb :
Produk A Produk B
Harga jual per unit 10.000 15.000
Biaya variabel per unit 4.000 7.000
Margin kontribusi per unit 6.000 8.000
Konsumsi jam mesin per 3 jam 6 jam
unit
Dengan data di atas dapat dilihat bahwa lebih menguntungkan
unruk menjual produk B saja daripada menjual produk A karena
margin kontribusi produk B lebih besar. Bagaimana apabila
kapasitas mesin terbatas hanya 24.000 jam?
Produk A = 24.000
3
= 8.000 unit
MK Produk A = 8.000 x Rp 6.000
= Rp 48.000.000
Produk B = 24.000
6
= 4.000 unit
MK Produk B = 4.000 x Rp 8.000
= Rp 32.000.000
Dengan keterbatasan yang dimiliki ternyata lebih menguntungkan menjual
Produk A saja. Jika perusahaan ingin menjual kedua produk tersebut, maka
harus dicari komposisi terbaik kedua produk tersebut dengan mencari
keuntungan maksimum. Secara sederhana komposisi tersebut digambarkan :
3XA + 6XB < 24.000
XA = Kuantitas Produk A
XB = Kuantitas Produk B
Multiple Constraint dalam Linear Programming
Contoh :
Sebuah perusahaan membuat dua macam produk pada dua departemen produksi.
Data sbb:
Departemen Jam kerja Per Unit Kapasitas
Produk A Produk B
Departemen 1 5 JKL 2,5 JKL 500 JKL/Mg
Departemen 2 3 JKL 5 JKL 600 JKL/Mg
Kebijakan Manajemen :
Produk A hanya bisa dibuat sebanyak-banyaknya 90 unit per minggu,
sedangkan produk B tidak ditentukan. Margin kontribusi per satuan masing-
masing produk adalah Produk A Rp 2.000 dan Produk B Rp 2.500. Berapa
satuan Produk A dan Produk B yang harus diproduksi agar diperoleh margin
kontribusi maksimum?
a. Fungsi Tujuan
Fmax = 2.000A + 2.500B
b. Fungsi Batasan
- Produk A hanya diproduksi sebanyak-banyaknya 90 unit/mg
A < 90
- Departemen 1 memiliki kapasitas 500 Jam kerja Langsung
per minggu. Setiap unit produk A memerlukan 5 JKL dan
produk B 2,5 JKL
5A + 2,5B < 500
- Departemen 2 memiliki kapasitas 600 Jam kerja Langsung
per minggu. Setiap unit produk A memerlukan 3 JKL dan
produk B 5 JKL
3A + 5B < 600
Garis Batasan departemen 1, 500 : 5 = 100
unit produk A, 500 : 2,5 = 200 unit Produk B
200
160
Garis Batasan Produk A, A< 90
Produk B
120
40 Feasible Set
Produk A
Cara Matematis :
5A + 2,5B = 500 x2 10A + 5B = 1.000
3A + 5B = 600 x1 3A + 5B = 600
7A = 400
A = 57,14 = 57
5A + 2,5B = 500
5(57,14) + 2,5B = 500
2,5B = 500 – 285,7
B = 85,72 = 86
Dengan demikian maka kombinasi produk A dan B yang
memberikan kontribusi maksimum adalah 57 satuan produk A
dan 86 satuan produk B. Kontribusi yang diberikan adalah :
Fmax = 2.000A + 2.500B
= 2.000(57) + 2.500(86) = Rp 329.000
Dalam menilai relevansi suatu biaya, harus diperhitungkan
permintaan/penawaran terhadap sumber daya.
Tiga model pemakaian sumberdaya :
1. Resources Acquired as Used and Needed
Pengadaan sumber daya dapat dilakukan dengan segera
begitu ada permintaan
Contoh : Biaya tenaga listrik ketika ada pesanan
2. Resources Aquired in advance (short term)
Sumberdaya diperoleh sebelum muncul permintaan
Contoh : gaji untuk tenaga kerja
3. Resources Aquired in advance (multiperiod service capacity)
Jika sumberdaya dimiliki terlebih dahulu untuk memberikan
manfaat dalam beberapa periode.
Contoh : Biaya pembelian mesin