Anda di halaman 1dari 39

PENGOBATAN TOPIKAL KULIT

Nadia Kumalasari 2005 031 0089

PENDAHULUAN
MAKSUD : mengembalikan homeostasis kulit yang sakit ke keadaan fisiologis Ada 2 pedoman 1. a. Basah dengan basah b. Kering dengan kering 2. Makin akut suatu dermatosis, makin lemah bahan aktif yang dipakai Prinsip topikal ada 1. Vehikulum, 2 Bahan aktif

Vehikulum
Pembawa bahan aktif suatu obat Ada 3:- cairan, - bedak, - salep, Diantaranya ada campuran ketiganya yaitu:bedak kocok, krim, pasta berlemak, pasta pendingin.

CAIRAN
Prinsip: membersihkan kulit yang sakit dari debris (pus, krusta, dll). Hasil: perlunakan dan keadaan yang membasah menjadi kering kuman tidak dapat tumbuh, terjadi proses epitelisasi. Ada 2 kompres: a. terbuka, tertutup

INDIKASI KOMPRES TERBUKA


1. Dermatitis eksudatif: akut/ eksaserbasi akut. 2. Infeksi akut dengan tanda eritem Herpes zoster, erisipelas. 3. Ulkus yang kotor, mengandung pus, krusta, ulkus piogenik

KOMPRES TERTUTUP
 Prinsip: tidak menghendaki penguapan yang terlalu banyak (beda dengan kompres terbuka).  Cara: kompres tertutup untuk mencegah penguapan misalnya selofan atau kertas plastik> vasodilatasi.  Indikasi: jarang digunakan, misalnya untuk LGV, selulitis.

Bedak
Dioleskan di kulit, sifat penetrasi sangat lemah, dan tidak melekat erat. Fungsi: untuk mencegah friksi, pergeseran terutama pada daerah lipatan, untuk mendinginkan, anti pruritus. Ada 2 macam yaitu: oxydum zincicum mempunyai daya penutup dan pendingin & talkum sebagai komponen bedak kocok dan pasta. Sifatnya < dibanding oxy zincum

Indikasi bedak
Indikasi: penutup, proteksi, daya slip, daya absorbsi. Dapat dipakai pada herpes zoster, miliaria, fungsinya untuk mencegah vesikel tidak mudah pecah. Kontraindikasi: pada daerah eksudat/ pus, agar tidak terjadi adonan yang memudahkan terjadi infeksi.

SALEP
Pada suhu kamar, mempunyai konsistensi seperti mentega. Bahan: a. lemak mineral : vaselin album, vaselin flavum b. Lemak murni: adep lana, cera alba (lilin lebah) cera flava ( lilin lebah berwarna kuning). c. Minyak: salep dengan bahan minyak lebih lunak. Misal: minyak zaitun, minyak wijen, minyak kelapa, minyak jarak

Indikasi salep
Untuk dermatosis kering/ kronik: misal likenifikasi, neurodermatitis kronik, dermatitis atopik Kontraindikasi: radang akut, dermatosis eksudatif

KRIM
Campuran minyak dan cairan, perlu emulgator dan pengawet Ada 2: krim w/o (cold cream) krim o/w (vanishing cream) Bahan krim: cera alba, oleum olivarum, oleum sesami, cetaceum, cera lanett Khasiat: mendinginkan dan emolien Indikasi: dermatitis subakut, sering sebagai bahan dasar biocream (decubal)

BEDAK KOCOK
Nama lain= losio, harus dikocok dulu. Mengandung akua, bedak dan gliserin. Bahan padat dapat s/d 40%, gliserin < 10%. Gliserin: cairan jernih kental, higroskopis, larut dalam air/alkohol, dipakai sebagai pelekat pada bedak kocok. Indikasi: untuk dermatosis superfisial dan kering Kontraindikasi: daerah eksudatif, tidak untuk daerah berambut

PASTA BERLEMAK
Campuran salep+ bedak Terlalu kering dan sulit dioleskan, untuk membuat lebih lunak dapat bahan padat dikurangi < 40%. Vaselin album diganti dengan minyak. Indikasi: daya protektif yang lebih kuat darpada salep, penetrasi < salep. Kontraindikasi: dermatosis eksudatif / berambut

PASTA PENDINGIN
Disebut linimen, campuran lemak+cairan + bedak. Indikasi: dermatosis akut dan kering Kontraindikasi: dermatosis eksudatif, saat ini jarang dipakai karena cepat rusak.

BAHAN AKTIF
1. 2. 3. 4. 5. 6. Aluminium asetat 5% Aluminium khlorida 10-30% Asam asetat 5%, pseudomonas Asam benzoat : 6 & 12% Asam borat : 3% Asam salisilat <2%, keratoplasti, 3-20% keratolitik 7. Asam trikloroasetat : 35-50%

8. Asam undesilenat; 5% sering dicampur dengan garam seng Zn undecyclenic 20% 9. Asam vit A 0,05-0,1% 10.Bensil Benzoat: 20-25% 11. Benzocain: 0,5- 5%, anestesi 12. Camphora; 1-3% larut dlm alokohol dan eter. 13. Ditranol 0,02% 14. Formalin 5-10%, antiperspiran 15. Fluorourasil: antagonis piridin, menghambat sintesis DNA 16. Iodoklorohidroksiquinolon (vioform) 3%

KORTIKOSTEROID TOPIKAL
Dipakai sesuai tujuan yang diinginkan. Sifat; - Antiinflamasi - Antiproliferatif/Antimitosis - Imunosupresif - vasokontriksi

ANTI INFLAMASI
Menghambat banyak aspek peradangan, paling bermakna me< rekruitmen netrofil dan monosit, dan menekan respon makrofag, sehingga makrofag tidak terkumpul lokal. Menghambat fosfolipase A2 glukokortikoid mencegah biosintesis asam arakhidonat sel sehingga mencegah mediator peradangan yang kuat (prostaglandin, leukotrien, asam hidroksi)

Efek imunosupresif
Reaksi kekebalan seluler dapat ditekan, hal ini dapat diperlihat dengan menghambat sensitisasi terhadap dinitrokhlorobenzena yang dioleskan topikal. Limfosit T lebih sensitif dibanding limfosit B terhadap kortikosteroid.

Efek antimitotik
Penghambatan sintesis DNA epidermis. Penghambatan dalam fase G1 dan G2, tetapi juga pengurangan umum dalam sintesis makromolekul menyebabkan penghambatan mitosis yang tidak spesifik siklus sel

Efek Vasokontriksi
Menghambat pembentukan prostaglandin merupakan vasodilator. Menghambat histamin dan kinin vasoaktif, vasokontriksi ini menyokong sifat inflamasinya yang kerja efek anti-

EFEK SAMPING
Efeks samping lokal: - Atrofi kulit, striae, purpura, telangiketasi - Potensiasi infeksi (menutup proses randang) - Akne steroid, rosasea, dermatitis perioral - Glaukoma, bila steroid poten pd palpebra - Leukoderma, granuloma gluteal infantil - Psoriasis pustular - DKA

Efek samping sistemik


Penekanan sumbu hipothalamus- hipofisisadrenalis (HPA). - Sindroma cushing iatrogenik - Retardasi pertumbuhan anak

Timbulnya efek samping


1. 2. 3. 4. 5. Meresepkan kekuatan yang tidak tepat Diagnosis yang tidak tepat Mengulang resep Dioleskan terlalu banyak oleh pasien Penggunaan yang tidak tepat oleh pasien

Vitamin dan efek pada kulit


Vitamin A - Dikenal sebagai retinoid - Sebagai scavenger radikal bebas, melindungi kulit akibat UV - Antiageing (lentigenes, kasar, aktinik ketarosis) - Tidak stabil terhadap cahaya dan mudah tergradasi oleh UV

Pigmentasi berkurang karena efek keratolitiknya, tetapi mungkin juga karena menghambat tirosinase. Asam retinoat 0,1% secara tunggal adalah efektif pada orang kulit hitam dan ras Kaukasus. Tretinoin lebih efektif pada melasma tipe epidermal.

Vitamin C
- Topikal kulit dalam bentuk L-asam askorbat. - Berfungsi mempertahankan fragilitas pembuluh darah, antioksidan, mempercepat penyembuhan luka. - Kekurangan: inaktivasi molekul oleh pencahayaan.

Vitamin E
- Antioksidan yang larut dalam lemak - Kegunaan untuk fertilitas - Kekurangan vit E tampak: kelemahan otot, kreatinuria, eritrosit rapuh - Kegunaan: untuk anti-atherosklerotik, menurunkan pembekuan darah - Memiliki sifat antiradang, menghambat pelepasan histamin, menstabilkan membran lisosom.

Panthenol
Dikenal sebagai provitamin B5 Kegunaan: melindungi kulit, rambut, pemberi gaya rambut Fungsi: humectant, meningkatkan penyembuhan luka. Menarik air pada stratum korneum Pantenol penting dalam keratin rambut dapat menarik air sampai dengan batang rambut.

Niacin
Dapat disintesis dari asam nikotinat. Berfungsi untuk menambah aliran darah ke kulit-> kemerahan pada kulit, gatal Niasinamida: untuk pengobatan akne pustular, akne papula. Sifat antiageing.

Gugus amida aktif dan niasin (vit B3) yang mempunyai efek anti inflamasi dan anti oksidan sehingga mengurangi eritem karena sinar ultra violet. Produk Niasinamida 2-5% dipakai dengan tambahan tabir surya dan pelembab

Penghambatan enzim tirosinase


Hidrokuinon (HQ) Asam Azelaat Ekstrak Teh Hijau Licorice Ekstrak Bearberry Anarcadic acids, P-coumaric acid Rucinol (4-n-butyl-resorcinal) 4-Methylthiouresorcin 2,8 % 3[(2-b-glucopyranosyloxy) phenyl]-2 cinnamic acid 0,1 % Asam Kojik Ekstrak Plasenta Melawhite Arbutin Ekstrak Beras (Oryza sativa) 2-metylcardols dan cardols

Toksik Selektif Terhadap Melanosit Ammoniated mercury 5 % N acetyl-4 S-cysteaminyl phenol 4 % N acetylcysteine (NAC) 7,4 % Isopropylcathecol 3 %

Mempercepat pembuangan/pemindahan Melanin

Asam Hidroksi Asam Hidroksi Alfa Triple Hydroxy Acid Beta Hydroxy Acid Combination Hydroxy Acids Poly Hydroxy Acids (PHAs) Solusio Jessners Tri Chloroacetic Acid (TCA) 10-35 % Amino Fruit Acids (AFAs)

Peeling
Prinsip Mengoleskan cairan untuk tujuan pengelupasan kulit untuk mendapatkan regenerasi epidermis bahkan sampai dermis: Bahan: -AHA -AFA -BHA -TCAA -Larutan Jessner

Asam E-hidroksi, F-hidroksi dan polihidroksi Asam E-hidroksi berasal dari beberapa buah-buahan yang dapat dimakan, malic acid (apel) asam nitrat (buah jeruk), asam laktat (susu asam), tartaric acid (anggur), asam glikolat (gula tebu).

Bahan ini mengurangi kohesi korneosit, sehingga lapisan atas korneum mudah terlepas dan menyebabkan penipisan epidermis. Untuk antipigmentasi dipakai konsentrasi 8-15%. Efek samping: eritema, deskuamasi, bisa terjadi rasa perih ringan terjadi jaringan parut, hiperpigmentasi dan hipopigmentasi. Asam F hidroksi derivat lipofilik dari asam salisilat, bersifat keratolitik. Konsentrasi anti hiperpigmentasi adalah 1-2%.

Terapi laser

Anda mungkin juga menyukai