Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN

KEPERAWATAN
TRAUMA ABDOMEN
KELOMPOK 2

SITI RAIHAN SAFITRI 19010086


ULFA RIANA ZAHRA 19010089
SARAH NADIA 19010085
RIZKA TAZURA 19010084
RIZKA ANANDA 19010083
MAHRUL 19010062
WIDIA MAULIZA 19010090
A. DEFINISI

Trauma abdomen adalah pukulan / benturan langsung


pada rongga abdomen yang mengakibatkan cidera
tekanan/tindasan pada isi rongga abdomen, terutama
organ padat (hati, pancreas, ginjal, limpa) atau
berongga (lambung, usus halus, usus besar, pembuluh
– pembuluh darah abdominal) dan mengakibatkan
ruptur abdomen. (Temuh Ilmiah Perawat Bedah
Indonesia, 13 Juli 2000).
KLASIFIKASI

Trauma pada dinding abdomen terdiri dari :

Kontusio dinding
01 abdomen

02 Laserasi
Etiologi
Menurut (Hudak & Gallo, 2001) kecelakaan
atau trauma yang terjadi pada abdomen,
umumnya banyak diakibatkan oleh trauma
tumpul. Pada kecelakaan kendaraan bermotor,
kecepatan, deselerasi yang tidak terkontrol
merupakan kekuatan yang menyebabkan
trauma ketika tubuh klien terpukul setir mobil
atau benda tumpul lainnya.
Patofisiologi
Manifestasi Klinis

Menurut (Hudak & Gallo, 2001) tanda dan gejala trauma abdomen, yaitu :
1. Nyeri
Nyeri dapat terjadi mulai dari nyeri sedang sampai yang berat. Nyeri dapat timbul
di bagian yang luka atau tersebar. Terdapat nyeri saat ditekan dan nyeri lepas.
2. Darah dan cairan
Adanya penumpukan darah atau cairan dirongga peritonium yang disebabkan
oleh iritasi.
3. Cairan atau udara dibawah diafragma
Nyeri disebelah kiri yang disebabkan oleh perdarahan limpa. Tanda ini ada saat
pasien dalam posisi rekumben.
4. Mual dan muntah
5. Penurunan kesadaran (malaise, letargi, gelisah)
Yang disebabkan oleh kehilangan darah dan tanda-tanda awal shock hemoragi.
KOMPLIKASI
Menurut smaltzer ( 2002), komplikasi dari
trauma abdomen adalah :
1. Hemoragi
2. Syok
3. Cedera
4. Infeksi
Pemeriksaan Penunjang

1. Foto thoraks
2. Pemeriksaan darah rutin
3. Plain abdomen foto tegak
4. Pemeriksaan urine rutin
5. VP (Intravenous
Pyelogram)
6. Diagnostik Peritoneal
Lavage (DPL)
7. Ultrasonografi dan CT Scan
Penatalaksanaan
Menurut Smeltzer, (2002) penatalaksanaan adalah :
1. Abdominal paracentesis menentukan adanya perdarahan dalam rongga peritonium,
merupakan indikasi untuk laparotomi
2. Pemasangan NGT memeriksa cairan yang keluar dari lambung pada trauma abdomen
3. Pemberian antibiotik mencegah infeksi
4. Pemberian antibiotika IV pada penderita trauma tembus atau pada trauma tumpul bila
ada persangkaan perlukaan intestinal.
5. Penderita dengan trauma tumpul yang terkesan adanya perdarahan hebat yang
meragukan kestabilan sirkulasi atau ada tanda-tanda perlukaan abdomen lainnya
memerlukan pembedahan
6. Prioritas utama adalah menghentikan perdarahan yang berlangsung. Gumpalan kassa
dapat menghentikan perdarahan yang berasal dari daerah tertentu, tetapi yang lebih
penting adalah menemukan sumber perdarahan itu sendiri
7. Kontaminasi lebih lanjut oleh isi usus harus dicegah dengan mengisolasikan bagian
usus yang terperforasi tadi dengan mengklem segera mungkin setelah perdarahan
teratasi.
ASUHAN
KEPERAWAT
AN
Pengkajian

a. Airway
Dengan kontrol tulang belakang. Membuka jalan napas menggunakan teknik ‘head tilt chin
lift’ atau menengadahkan kepala dan mengangkat dagu,periksa adakah benda asing yang
dapat mengakibatkan tertutupnya jalan napas, muntahan, makanan, darah atau benda
asing lainnya.

b.Breathing
Dengan ventilasi yang adekuat. Memeriksa pernapasan dengan menggunakan cara ‘lihat –
dengar – rasakan’ tidak lebih dari 10 detik untuk memastikan apakah ada napas atau tidak.
Selanjutnya lakukan pemeriksaan status respirasi korban (kecepatan, ritme dan adekuat
tidaknya pernapasan).
Pengkajian

c.Circulation
Dengan kontrol perdarahan hebat. Jika pernapasan korban tersengal-sengal dan tidak
adekuat, maka bantuan napas dapat dilakukan. Jika tidak ada tanda-tanda sirkulasi,
lakukan resusitasi jantung paru segera. Rasio kompresi dada dan bantuan napas dalam
RJP adalah 30 : 2 (30kali kompresi dada dan 2 kali bantuan napas).

d.Penanganan awal trauma non- penetrasi (trauma tumpul)


1) Stop makanan dan minuman
2) Imobilisasi
3) Kirim kerumah sakite.

e. Penetrasi (trauma tajam)


Pengkajian

Pengkajian data dasar menurut Brunner & Suddart (2001), adalah :

1. Aktifitas/istirahat
2. Sirkulasi
3. Integritas ego
4. Eliminasi
5. Makanan dan cairan
6. Neurosensori
7. Nyeri dan kenyamanan
8. Pernafasan
9. Keamanan
Diagnosa Keperawatan
1. DX 1: Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan

2. DX 2:Nyeri berhubungan dengan adanya trauma abdomen atau


luka penetrasi abdomen

3. DX 3: Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan pembedahan,


tidak adekuatnya pertahanan tubuh.

4. DX 4: Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake


yang kurang.
intervensi
intervensi
intervensi
intervensi
Evaluasi

Setelah mendapat implementasi keperawatan,


maka pasien dengan trauma
abdomendiharapkan sebagai berikut:
1. Kebutuhan cairan terpenuhi
2. Nyeri dapat hilang atau terkontrol.
3. Tidak terjadinya infeksi
4. Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai