c. Keadaan umum
Kesadaran
Tekanan darah dan temperatur : setiap 4 jam
Nadi : setiap ½ jam
Volume urin, protein,dan aseton.
Respon keseluruhan pada kala II :
Keadaan dehidrasi
Perubahan sikap/perilaku
Tingkat tenaga (yang dimiliki)
Lanjutan……
2. Kemajuan persalinan :
Pembukaan serviks
Penurunan kepala janin
3. Pemantauan janin :
a. Saat bayi belum lahir :
- Menentukan bagian terendah janin
- Periksa DJJ setelah setiap kontraksi tiap 30 menit
- Apakah ada presentasi majemuk atau tali pusat
menumbung
b. Saat bayi lahir :
Segera setelah lahir, letakkan bayi di atas kain bersih
dan kering yg disiapkan di atas perut ibu.
Menolong persalinan sesuai APN
AMNIOTOMI
Amnion/ air ketuban
Fungsi dalam kehamilan :
Fetus bergerak bebas
Anggota badan fetus
berkembang dan bergerak
tanpa saling menekan
Menyeimbangkan tekanan
uteri dan sebagai peredam
goncangan
Menstabilkan suhu intra
uteri
Fungsi pada persalinan:
Melindungi kepala bayi dari tekanan
Mempertahankan ling fetus tetap steril
Membantu dilatasi servik
Mangurangi efek kontraksi terhadap peredaran darah
placenta
Menyediakan cairan steril bagi jalan lahir tepat sebelum
kelahiran
Ciri-ciri air ketuban
Cairan berwarna jernih
Reaksi alkalis
Timbul pada kehamilan 4 mgg
Mgg ke 28 terdapat 1 liter cairan setelah
mggu 38 turun
Fetus menelan air 400 cc perhari
Perubahan cairan amnion 3 jam sekali
1. AMNIOTOMI
Adalah tindakan utk membuka selaput ketuban
(amnion) dgn membuat robekan kecil yg
kemudian akan melebar secara spontan akibat
gaya berat cairan dan adanya tekanan di dlm
rongga amnion.
Dilakukan pd saat pembukaan lengkap dan di
antara kontraksi.
Indikasi:
Pembukaan lengkap
Solusio placenta
Penolong akan memasang electrode pemantau janin
internal
Bahaya potensial amniotomi:
Prolaps tali pusat (jika ketuban pecah dengan
kondisi kepala janin belum engage, janin
memiliki presentasi majemuk atau bayi kecil).
Infeksi intrauterus (jika ketuban pecah
sebelum persalinan dimulai dan pecahnya
ketuban berlangsung lama).
Keuntungan amniotomi:
Untuk melakukan pengamatan ada tidaknya
mekonium
Punctum maksimum DJJ akan lebih jelas
Mempermudah perekaman pd saat memantau janin
Mempercepat pembukaan serviks
Kerugian amniotomi:
Terjadi kompresi tali pusat
Dapat menimbulkan trauma kepala janin
Bahaya:
Jika meluas bisa memanjang sampai ke spincter
ani yang mengakibatkan kehilangan darah lebih
banyak rujuk
b. Insisi mediolateralis
Sayatan dimulai dari bagian belakang introitus
vagina menuju ke arah belakang dan samping. Arah
sayatan dapat dilakukan ke arah kanan ataupun kiri,
tergantung pada kebiasaan orang yang
melakukannya. Panjang sayatan kira-kira 4 cm.
Manfaat:
Bahaya:
Penyembuhan terasa lebih sakit dan lama
Mungkin kehilangan darah lebih banyak
Jika dibandingkan dengan medialis (yang tidak sampai
spincter ani) lebih sulit dijahit
Bekas luka parut kurang baik
Pelebaran introitus vagina
Kadangkala diikuti dispareunia (nyeri saat
berhubungan)
c. Insisi lateralis Sayatan dilakukan ke arah
lateral mulai dari kira-kira jam 3 atau 9 menurut
arah jarum jam. Episiotomi ini sudah jarang
dilakukan, karena banyak menimbulkan
komplikasi, luka sayatan dapat melebar, jaringan
parut menimbulkan nyeri
Cara melakukan anastesi
Cara melakukan episiotomi
PENYULIT DAN KOMPLIKASI PADA KALA II
1. Temuan keadaan abnormal :
a. Perineum kaku, pendek, terlihat jaringan parut, maka
diperlukan tindakan episiotomi.
b. Tidak ada pendamping persalinan beri dukungan
secara intensif.
c. Gawat janin (DJJ <100 atau >160x/I, lemah, tidak
teratur segera akhiri persalinan kala II
d. His lemah pemberian cairan elektrolit, uterotonika.
Lanjutan……