Anda di halaman 1dari 45

ASUHAN KEBIDANAN KALA II

Ulfa Farrah Lisa, SST., M.Keb


ASUHAN SAYANG IBU
PENGERTIAN
 Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang aman, berdasarkan
evidence based dan turut meningkatkan angka kelangsungan
hidup ibu.
 Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling
menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu.
Salah satu prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah dengan
mengikutsertakan suami dan keluarga selama persalinan dan
kelahiran bayi
Lanjutan……..
 Asuhan sayang ibu terpusat pada ibu dan bukan pada petugas
kesehatan serta selalu melihat dahulu ke cara pengobatan yang
sederhana dan non interventive sebelum berpaling ke
teknologi.
 Asuhan sayang ibu menjamin bahwa ibu dan keluarganya
diberitahu tentang apa yang sedang terjadi dan apa yang bisa
diharapkan.
TINDAKAN ASUHAN SAYANG IBU PADA
KALA II

 Memanggil ibu sesuai nama panggilan sehingga akan ada


perasaan dekat dengan bidan
 Memberikan dukungan emosional
 Membantu pengaturan posisi
 Memberikan cairan dan nutrisi
 Keleluasaan untuk ke kamar mandi secara teratur
 Pencegahan infeksi
 Memberikan informasi dan menjawab pertanyaan dari ibu
dan keluarga sehubungan dengan proses persalinan
Prinsip Umum Sayang Ibu
 Memahami bahwa kelahiran merupakan proses alami dan
fisiologis.
 Menggunakan cara-cara yang sederhana dan tidak melakukan
intervensi tanpa ada indikasi.
 Memberikan rasa aman, berdasarkan fakta dan memberi
kontribusi pada keselamatan jiwa ibu.
 Asuhan yang diberikan berpusat pada ibu.
 Menjaga privasi serta kerahasiaan ibu.
 Membantu ibu agar merasa aman, nyaman dan didukung secara
emosional.
Lanjutan…….
 Memastikan ibu mendapat informasi,
penjelasan dan konseling yang cukup.
 Mendukung ibu dan keluarga untuk berperan aktif dalam
pengambilan keputusan.
 Menghormati praktek-praktek adat dan keyakinan agama.
 Memantau kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual dan sosial
ibu/ keluarganya selama kehamilan, persalinan dan nifas.
 Memfokuskan perhatian pada peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit.
MACAM-MACAM POSISI MENERAN
1. Posisi setengah duduk
Keuntungan :
 Memberikan rasa nyaman
bagi ibu
 Memberikan kemudahan
untuk beristirahat diantara
kontraksi
 Membantu penurunan janin
dengan bantuan gaya gravitasi
sehingga mempercepat
kelahiran
2. Posisi merangkak
Keuntungan :
 Mengurangi rasa nyeri pada
punggung saat persalinan
 Membantu bayi melakukan
rotasi
 Peregangan perineum lebih
sedikit
3. Posisi jongkok atau berdiri
Keuntungan :
 Membantu penurunan kepala
bayi
 Memperbesar dorongan untuk
meneran
 Mengurangi rasa nyeri
4. Posisi berbaring miring ke
kiri
Keuntungan :
 Memberi rasa santai pada ibu
yang letih
 Memberi oksigen yang baik pada
janin karena mengurangi
penekanan pada vena cava
inferior
 Membantu mencegah terjadi
laserasi perineum
Posisi yang tidak dianjurkan:
Posisi terlentang (supine)
 Posisi ini dapat memperlama waktu persalinan. Besar kemungkinan terjadi
laserasi perineum dan dapat mengakibatkan kerusakan pada syaraf kaki dan
punggung.
 Dapat menyebabkan hipotensi karena bobot uterus dan isinya menekan
aorta, vena cava inferior serta pembuluh-pembuluh darah lain sehingga
menyebabkan suplai darah ke janin menjadi berkurang, dimana akhirnya ibu
dapat pingsan dan bayi mengalami fetal distress.
 Ibu mengalami gangguan untuk bernafas.
 Buang air kecil terganggu.
 Mobilisasi ibu kurang bebas.
 Ibu kurang semangat.
 Rasa nyeri yang bertambah.
ASUHAN PADA KALA II
1. Pemantauan ibu
a. Kontraksi
 Palpasi kontraksi uterus (kontrol tiap 10 menit)
 Frekuensi setiap 30 menit selama fase aktif.
 Lamanya kontraksi yang terjadi dalam 10 menit observasi.
 Kekuatan kontraksi dalam detik

b. Tanda-tanda gejala kala II persalinan:


 Doran
 Teknus
 Perjol
 Vulka
 Pengeluaran lendir bercampur darah
Lanjutan……..

c. Keadaan umum
 Kesadaran
 Tekanan darah dan temperatur : setiap 4 jam
 Nadi : setiap ½ jam
 Volume urin, protein,dan aseton.
 Respon keseluruhan pada kala II :
 Keadaan dehidrasi
 Perubahan sikap/perilaku
 Tingkat tenaga (yang dimiliki)
Lanjutan……

2. Kemajuan persalinan :
 Pembukaan serviks
 Penurunan kepala janin

3. Pemantauan janin :
a. Saat bayi belum lahir :
- Menentukan bagian terendah janin
- Periksa DJJ setelah setiap kontraksi tiap 30 menit
- Apakah ada presentasi majemuk atau tali pusat
menumbung
b. Saat bayi lahir :
Segera setelah lahir, letakkan bayi di atas kain bersih
dan kering yg disiapkan di atas perut ibu.
Menolong persalinan sesuai APN
AMNIOTOMI
Amnion/ air ketuban
Fungsi dalam kehamilan :
 Fetus bergerak bebas
 Anggota badan fetus
berkembang dan bergerak
tanpa saling menekan
 Menyeimbangkan tekanan
uteri dan sebagai peredam
goncangan
 Menstabilkan suhu intra
uteri
Fungsi pada persalinan:
 Melindungi kepala bayi dari tekanan
 Mempertahankan ling fetus tetap steril
 Membantu dilatasi servik
 Mangurangi efek kontraksi terhadap peredaran darah
placenta
 Menyediakan cairan steril bagi jalan lahir tepat sebelum
kelahiran
Ciri-ciri air ketuban
 Cairan berwarna jernih
 Reaksi alkalis
 Timbul pada kehamilan 4 mgg
 Mgg ke 28 terdapat 1 liter cairan setelah
mggu 38 turun
 Fetus menelan air 400 cc perhari
 Perubahan cairan amnion 3 jam sekali
1. AMNIOTOMI
 Adalah tindakan utk membuka selaput ketuban
(amnion) dgn membuat robekan kecil yg
kemudian akan melebar secara spontan akibat
gaya berat cairan dan adanya tekanan di dlm
rongga amnion.
 Dilakukan pd saat pembukaan lengkap dan di
antara kontraksi.
Indikasi:
 Pembukaan lengkap
 Solusio placenta
 Penolong akan memasang electrode pemantau janin
internal
Bahaya potensial amniotomi:
 Prolaps tali pusat (jika ketuban pecah dengan
kondisi kepala janin belum engage, janin
memiliki presentasi majemuk atau bayi kecil).
 Infeksi intrauterus (jika ketuban pecah
sebelum persalinan dimulai dan pecahnya
ketuban berlangsung lama).
Keuntungan amniotomi:
 Untuk melakukan pengamatan ada tidaknya
mekonium
 Punctum maksimum DJJ akan lebih jelas
 Mempermudah perekaman pd saat memantau janin
 Mempercepat pembukaan serviks
Kerugian amniotomi:
 Terjadi kompresi tali pusat
 Dapat menimbulkan trauma kepala janin

Caput succedaneum Cephal hematoma


Cara melakukan amniotomi…
EPISIOTOMI
Pengertian
 Episiotomi adalah insisi pada perineum yang
dilakukan sebelum kelahiran bayi.
 Suatu tindakan operatif berupa sayatan pada
perineum meliputi selaput lendir vagina, cincin
selaput dara, jaringan pd septum rektovaginal,
otot perineum dan kulit depan perineum.
Indikasi :
 Gawat janin
 Persalinan pervaginam dgn penyulit (distosia bahu,
presentasi muka)
 Adanya jaringan parut pada perineum
 Perineum kaku dan pendek
 Adanya ruptur yg membakat pada perineum
 Prematuritas  utk mengurangi tekanan pd kepala
Kontra indikasi :
Bila persalinan tidak pervaginam
 Bila terdapat kondisi untuk tjd perdarahan yg
banyak sepertipenyakit kelainan darah.
Kerugian :
 Episiotomi merupakan mutilasi apabila dilakukan
tanpa alasan yg sangat jelas
 Jaringan parut yg terjadi dapat menyebabkan
dispareunia apabila jahitanya terlalu erat
 Apabila jahitan tidak cukup erat vagina akan
menjadi kendur
 Adanya jaringan parut akan menyebabkan
episiotomi ulang
 Terjadi infeksi
 Hematoma
 Perdarahan
Waktu yang tepat untuk melakukan
episiotomi:
 Pada waktu puncak his dan pada saat pasien
meneran.
 Perineum sudah tipis
 Lingkar kepala pada perineum sekitar 5cm
Jenis episiotomi:
a. Insisi medialis
 Sayatan dimulai pada garis tengah komissura posterior
lurus ke bawah tetapi tidak sampai mengenai serabut
sfingter ani.
 Manfaat:
 Secara anatomi lebih alamiah
 Menghindari pembuluh-pembuluh darah dan
syaraf, jadi penyembuhan tidak terlalu sakit
 Lebih mudah dijahit karena anatomis jaringan lebih
mudah
 Nyeri saat berhubungan (dispareunia) jarang terjadi
 Kehilangan darah lebih sedikit
 Jarang terjadi kesalahan penyembuhan
Lanjutan……

 Bahaya:
Jika meluas bisa memanjang sampai ke spincter
ani yang mengakibatkan kehilangan darah lebih
banyak  rujuk
b. Insisi mediolateralis
 Sayatan dimulai dari bagian belakang introitus
vagina menuju ke arah belakang dan samping. Arah
sayatan dapat dilakukan ke arah kanan ataupun kiri,
tergantung pada kebiasaan orang yang
melakukannya. Panjang sayatan kira-kira 4 cm.
 Manfaat:

Perluasan laserasi akan lebih kecil kemungkinannya


mendekati spincter ani
Lanjutan…..

 Bahaya:
 Penyembuhan terasa lebih sakit dan lama
 Mungkin kehilangan  darah lebih banyak
 Jika dibandingkan dengan medialis (yang tidak sampai
spincter ani) lebih sulit dijahit
 Bekas luka parut kurang baik
 Pelebaran introitus vagina
 Kadangkala diikuti dispareunia (nyeri saat
berhubungan)
c. Insisi lateralis  Sayatan dilakukan ke arah
lateral mulai dari kira-kira jam 3 atau 9 menurut
arah jarum jam. Episiotomi ini sudah jarang
dilakukan, karena banyak menimbulkan
komplikasi, luka sayatan dapat melebar, jaringan
parut menimbulkan nyeri
Cara melakukan anastesi
Cara melakukan episiotomi
 PENYULIT DAN KOMPLIKASI PADA KALA II
1. Temuan keadaan abnormal :
a. Perineum kaku, pendek, terlihat jaringan parut, maka
diperlukan tindakan episiotomi.
b. Tidak ada pendamping persalinan  beri dukungan
secara intensif.
c. Gawat janin (DJJ <100 atau >160x/I, lemah, tidak
teratur  segera akhiri persalinan kala II
d. His lemah  pemberian cairan elektrolit, uterotonika.
Lanjutan……

2. Distosia bahu  manuver McRobert


3. Presentasi bokong (bokong murni, bokong
sempurna, bokong tidak sempurna)
4. Presentasi muka
5. Letak lintang
6. Gemelli
Terima kasih……….

Anda mungkin juga menyukai