Pembacaan Klinometer,
Kemiringan: 10º 30’ atau 19%
Kemiringan
dalam
derajat
Kemiringan
dalam persen
Mengukur Kedudukan Bidang
a. Mengukur jurus (arah) bidang
b. Bagian sisi kompas ditempelkan (lebih mudah bagian sisi
bertanda E) pada bidang yang diukur
Pada waktu kedudukan
kompas horizontal (dengan
mengatur kedudukan
gelembung udara di
tengah), harga yang
ditunjukkan kompas adalah
Harga Jurus
b. Pengukuran kemiringan (dip)
• Didapat dengan menempelkan bagian sisi kompas (lebih
mudah bagian sisi bertanda W) pada bidang, dengan
posisi tegak lurus jurus yang telah terukur. Klinometer
diatur sehingga gelembung udara terletak ditengah.
• Harga yang terbaca merupakan besarnya dip
c. Pengukuran arah kemiringan
• Sisi bagian selatan (S) ditempelkan pada bidang yang diukur
dan arahnya dibaca pada jarum Utara, pada saat posisi
kompas horizonal
RIGHT HAND RULE
The orientation in space of sedimentary layering, the contact between
two rock unit, or any other planar feature (layering, cleavage, fractures,
faults, etc) may be described by two measurements – strike and dip
a. The strike and dip of a bed are indicated on this block diagram. The direction
of dip is at right angle to the strike direction.
b. Sketch showing the quadrants of the compass
Measuring Strike
Foto singkapan yang dapat dipergunakan untuk merekonstruksi peta geologi melalui
ilustrasi penampang geologi di bawah ini.
Penentuan Lokasi Titik Pengamatan
Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan:
1. Dengan melihat dan mengamati keadaan bentuk
bentang alam di sekitar titik pengamatan dan
disesuaikan dengan peta, misalnya: kelokan
sungai, bukit yang menonjol, pertemuan dua
sungai.
2. Dengan menentukan titik perpotongan antara
garis-garis yang terarah pada obyek-obyek yang
dapat dikenal dari peta, misalnya puncak bukit.
3. Biasanya diambil 3 titik yang nyata dan arahnya
dibaca dengan Kompas
Yang perlu dilakukan dalam pengamatan singkapan:
1. Cari singkapan yang paling baik, paling segar singkapannya
2. Amati jenis singkapan (batuan beku, sedimen, atau malihan), bagaimana
dan kapan terbentuknya
3. Lakukan pengukuran dan amati keadaan batuan;
a. Batuan sedimen,
ukur jurus dan kemiringan lapisan
arah arus purba (bila ada) untuk mengetahui arah sedimentasi
Ukur ketebalan masing-masing lapisan untuk mengetahui urutan
vertikalnya
b. Batuan beku
• Penyebaran batuan, untuk memperkirakan bentuk dan macamnya
(ekstrusif, intrusif)
• Batas kontak dengan batuan sekitar serta buktinya
• Pengukuran struktur khusus seperti struktur bantal, struktur aliran,
perlapisan semu, dll
c. Batuan Metamorf, perhatikan adanya foliasi dan liniasi, serta lakukan
pengukuran pada gejala tersebut
Batuan breksi
LAVA
AWAN PANAS
GLOWING CLOUD
NUEE ARDENTE
MAGMA
Contoh-contoh Batuan Beku :
Contoh-contoh Batuan Sedimen :
Kuarsa
Piroksen
Plagioklas
- Kalsit (CaCO3)
mineral karbonat
- Dolomit (CaMgCO3)
- Anhidrit, gipsum batuan tersendiri
Montmorilonit mineral gemuk (fat mineral) free swell >30%
• Mineral ekonomis : kuarsa, kaolinit, kalsit, talk, gipsum, asbes, korundum, intan,
emas (Au), perak (Ag), tembaga (CU), dan mineral bijih lainnya,
• Mineral berbahaya : unsur radioaktif (misal uranium), logam berat (misal Hg).
Contoh-contoh Mineral Pada Batuan :
Kedudukan batuan dan hubungannya dengan
eksploitasi sumberdaya mineral
Ketinggian awal
intrusi
Open pit mining
Ketinggian intrusi
saat ini
Underground
mining
Perubahan
topografi
Grasberg