Anda di halaman 1dari 88

DASAR – DASAR K3

Oleh :
WIWIK SETIANA HADI
PENGAWAS KETENAGAKERJAAN
DISNAKERTRANS DIY
K3 ?
5
MAUKAH
6 ANDA SEPERTI INI ???
7

2
K3 SERING DI NOMOR KAN
RISIKO
KECELAKAAN
KERJA ADA DI
SEKITAR KITA
KECELAKAAAN KERJA
DI KAPAL TONGKANG
PELABUHAN TANJUNG
EMAS SEMARANG
• Setiap pekerjaan bisa dilakukan dengan
selamat
• Kecelakaan pasti ada sebabnya
• Penyebab kecelakaan harus
dicegah/ditiadakan
MENGAPA REPOT-REPOT DENGAN K3?
 Seorang pekerja tewas dalam kecelakaan industri setiap 3
menit
 Ada lebih dari 250 juta kecelakaan kerja setiap tahun

 Kerugian tahunan sosial dan ekonomi


dari kecelakaan kerja dan penyakit hingga
4% dari PNB
 Tempat kerja yang aman dan sehat diwajibkan oleh hukum

 Mempromosikan pekerjaan yang produktif dan berkualitas


  UU 1/70, UU 13/2003 psl 86
K3 ?
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Kecela
kaan
Keselamatan Kerja

Keselamatan Kerja

ut
K3 Kerja  Produktif
B a ngk r

Kesehatan Kerja

Kesehatan ya kit
Pe n a
t K e r j
Akiba
11/05/2022

18
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Philosophy
Upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan
tenaga kerja dan manusia
pada umumnya, hasil karya
dan budayanya menuju
masyarakat yang adil dan
sejahtera.
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Suatu ilmu pengetahuan dan


Keilmuan penerapannya dalam upaya
mencegah kecelakaan,
kebakaran, peledakan,
pencemaran, penyakit akibat
kerja , dll

“ACCIDENT PREVENTION”
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Pedoman Segala kegiatan untuk


Kemnakertrans menjamin dan melindungi
keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja

“ACCIDENT PREVENTION”
Tujuan
• Melindungi para pekerja dan orang lain di
tempat kerja

• Menjamin agar setiap sumber produksi dapat


dipakai secara aman dan efisien

• Menjamin proses produksi berjalan lancar


Keselamatan (Safety)

1. Mengendalikan kerugian dari kecelakaan


(control of accident loss)

2. Kemampuan untuk mengidentifikasi dan


menghilangkan (mengontrol) risiko yang tidak
bisa diterima (the ability to identify and
eliminate unacceptable risks)
Kesehatan (Health)
Derajat/tingkat keadaan fisik dan
psikologi individu (the degree of
physiological and psychological well
being of the individual)
28

Aman (safe) adalah suatu


kondisi dimana atau kapan
munculnya sumber bahaya
telah dapat dikendalikan ke
tingkat yang memadai, dan ini
adalah lawan dari bahaya
(danger).
 
29

Merupakan tingkat bahaya dari


suatu kondisi dimana atau kapan
muncul sumber bahaya.
Danger adalah lawan dari aman
atau selamat.
Oleh: 11/05/2022

INCIDENT
30

Suatu keadaan/kondisi,
bilamana pada saat itu sedikit
saja ada perubahan maka dapat
mengakibatkan terjadinya
accident/kecelakaan.
31 ACCIDENT

Suatu kejadian yang


mendadak/tiba-tiba dan tidak
diinginkan yang dapat
mengakibatkan cedera pada
manusia, kerusakan barang,
gangguan terhadap
pekerjaan dan pencemaran
lingkungan.
32
DANGER
hampir putus
putus
INSIDENT

ACCIDENT
ilustrasi

SEKOLAHAN
RUMAH

lakaan
Kece
KECELAKAAN

1. Kec. diluar hub. Kerja laka an


Kece

2. Kec. dalam hub. Kerja

3. Kecelakaan kerja laka an


Kece Tempat kerja
TEORI KECELAKAAN
KERJA
Adalah :
SUATU KEJADIAN TIDAK DIDUGA
YANG MENGAKIBATKAN KACAUNYA PROSES
PEKERJAAN /
PRODUKSI YANG DIRENCANAKAN
SEBELUMNYA
(Suatu kejadian yang tidak direncanakan, tidak
diinginkan, gangguan terhadap pekerjaan berakibat
cedera pada manusia, kerusakan barang, dan
pencemaran lingkungan)
Catatan :
Kecelakaan kerja tidak selalu
diukur adanya korban manusia
cidera atau mati.
Metode Menentukan Penyebab Kecelakaan

The Three Basic Causes


Poor Management Safety Policy & Decisions
Personal Factors Basic Causes
Environmental Factors

Unsafe
Unsafe Act Immediates Causes Condition

ACCIDENT
Personal Injury
Unplanned release of
Property Damage
Energy and/or
Hazardous material

Tiga penyebab dasar kecelakaan (The Three Basic Causes)


Logika terjadinya kecelakaan
38
Setiap kejadian kecelakaan, ada hubungan
mata rantai sebab-akibat (Domino Squen)

BASIC
LACK OF CAUSES INSIDENT
IMMIDIATE
CONTROL CAUSES LOSSES
39
PERKEMBANGAN

1949 : GORDON
1967 : HADDON
1970 : Frank Bird JR
1972 : Wigglesworth
1976 : Bird and Loftus
1978 : Petersen
1980 : Johnson
1985 : Bird and German
Kebakaran, ledakan dan kejadian
lain yang berbahaya
LEMAH KONTROL

SEBAB LANGSUNG
SEBAB DASAR

INSIDEN

KERUGIAN
HAZARD ACCIDENT

CONSEQUENCY
41
( H.W. HEINRICH, 1931)

ENVIRON
PERSON HAZARD ACCIDENT INJURY
MENT

SOCIAL FAULT
ENVIRON UNSAFE
OF
MENT ACT/
PERSON UNSAFE
CONDITIO
N
42
( FRANK BIRD JR, 1970 )

Lack of SYMPTOM
ORIGIN CONTACT Loss
Control

LACK OF BASIC
CONTROL IMMEDIATED
CAUSES INCIDENT INJURY /
CAUSES / ACCIDEN
DAMAGE
Metode Menentukan Penyebab Kecelakaan

( ILCI model - Bird & German, 1985 )

Lack of Basic Immediate


Insident Loss
Control Causes Causes

Inadequate
Program Personal Substandar
Factors Contact People
d Acts With
Inadequate Property
Standard Job Substandar Energy or Process
Factors d Substance
Inadequate (Profit)
Conditions
Compliance

Loss Causation Model (ILCI Model – Bird & German , 1985)


Penyebab
44 & Akibat Kerugian

LEMAHNYA SEBAB PENYEBAB


INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG
(Kontak)
PROGRAM
TAK SESUAI FAKTOR PERBUATAN <KEJADIAN>
KECELAKAAN
PERORANGAN TAK AMAN KONTAK
STANDAR DENGAN ATAU
&
TAK SESUAI FAKTOR KONDISI ENERGI KERUSAKAN
KERJA TAK AMAN ATAU YANG TAK
KEPATUHAN BAHAN/ ZAT
PELAKSANAAN DIHARAPKAN

THE ILCI LOSS CAUSATION MODEL


Bird & German, 1985
45
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

KERUGIAN
Kerugian pada manusia

46
Kerugian pada peralatan

47
Kerugian pada material dan lingkungan

48
49 LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 STRUCK AGAINST  menabrak/bentur benda diam/bergerak


 STRUCK BY  terpukul/tabrak oleh benda bergerak
 FALL TO  jatuh dari tempat yang lebih tinggi
 FALL ON  jatuh di tempat yang datar
 CAUGHT IN  tusuk, jepit, cubit benda runcing
INSIDEN

 CAUGHT ON  terjepit,tangkap,jebak diantara obyek besar


 CAUGHT BETWEEN  terpotong, hancur, remuk
 CONTACT WITH  listrik, kimia, radiasi, panas, dingin
 OVERSTRESS  terlalu berat, cepat, tinggi, besar
 EQUIPMENT FAILURE  kegagalan mesin, peralatan
 EVIRONMENTAL RELEASE  masalah pencemaran
02/20/09
51 LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 OPERASI TANPA OTORISASI  PELINDUNG/PEMBATAS TIDAK LAYAK


 GAGAL MEMPERINGATKAN  APD KURANG, TIDAK LAYAK
 GAGAL MENGAMANKAN
 PERALATAN RUSAK
 KECEPATAN TIDAK LAYAK
 MEMBUAT ALAT PENGAMAN
SEBAB LANGSUNG  RUANG KERJA SEMPIT/TERBATAS
TIDAK BERFUNGSI  SISTEM PERINGATAN KURANG
 PAKAI ALAT RUSAK  BAHAYA KEBAKARAN
 PAKAI APD TIDAK LAYAK  KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG
 PEMUATAN TIDAK LAYAK
 KEBISINGAN
 PENEMPATAN TIDAK LAYAK
 MENGANGKAT TIDAK LAYAK  TERPAPAR RADIASI
 POSISI TIDAK AMAN  TEMPERATUR EXTRIM
 SERVIS ALAT BEROPERASI  PENERANGAN TIDAK LAYAK
 BERCANDA, MAIN-MAIN  VENTILASI TIDAK LAYAK
 MABOK ALKOHOL, OBAT  LINGKUNGAN TIDAK AMAN
 GAGAL MENGIKUTI PROSEDUR
KONDISI TIDAK AMAN
52
TINDAKAN TIDAK AMAN
53
TINDAKAN TIDAK AMAN
54
TINDAKAN TIDAK AMAN
55
TINDAKAN DAN KONDISI TIDAK AMAN
56
Kondisi tidak aman
57
TINDAKAN TIDAK AMAN
58
TINDAKAN TIDAK AMAN
59
TINDAKAN TIDAK AMAN
60

KEMBALI
61
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 KEMAMPUAN FISIK ATAU  PENGAWASAN /


PHISIOLOGI TIDAK LAYAK SEBAB DASAR KEPEMIMPINAN
 KEMAMPUAN MENTAL TIDAK  ENGINEERING
LAYAK  PENGADAAN (PURCHASING)
 STRESS FISIK ATAU PHISIOLOGI  KURANG PERALATAN
 STRESS MENTAL  MAINTENANCE
 KURANG PENGETAHUAN  STANDAR KERJA
 KURANG KEAHLIAN  SALAH PAKAI/SALAH
 MOTIVASI TIDAK LAYAK MENGGUNAKAN
62
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

PROGRAM TIDAK SESUAI


LACK OF CONTROL

STANDARD TIDAK SESUAI


KEPATUHAN TERHADAP
STANDAR
Teori Kecelakaan Kerja
• Kerugian akibat kecelakaan kerja

Kerugian langsung Kerugian tak langsung :


• Penderitaan pribadi • Kerusakan material
• Rasa kehilangan • Hilangnya peralatan
keluarga korban • Biaya akibat berhentinya
produksi

• Teori Gunung Es :
 Kerugian yang timbul akibat adanya kecelakaan ada yang terlihat jelas, ada
juga yang tidak jelas terlihat
Teori Kecelakaan Kerja
Jenis kerugian diibaratkan gunung es, yang mana
kerugian yang jelas / dapat dihitung hanya puncak gunung
es yang terlihat di permukaan laut, sedangkan kerugian
yang tidak tampak yang tersembunyi dalam air, justru
melebihi puncaknya, dan terus membesar sampai dasar
gunung,
Pada kenyataannya, kerugian yang terbesar yang
merupakan kerugian yang tidak tergantikan adalah
dampak / kerugian yang tak jelas terlihat namun
berdampak jelas pada perusahaan, karena jenis kerugian
ini adalah sesuatu resiko yang tidak dapat dialihkan ke
perusahaan asuransi. Seperti hilangnya kepercayaan
GUNUNG ES - BIAYA KECELAKAAN
65
BIAYA KECELAKAAN DAN PENYAKIT
• Pengobatan/ Perawatan
• Gaji (Biaya Diasuransikan)
$1
• Kerusakan gangguan
• Kerusakan peralatan dan perkakas
• Kerusakan produk dan material

$5 $50
• Terlambat dan ganguan produksi
HINGGA • Biaya legal hukum
• Pengeluaran biaya untuk penyediaan
BIAYA DALAM PEMBUKUAN:
KERUSAKAN PROPERTI fasilitas dan peralatan gawat darurat
(BIAYA YANG TAK • Sewa peralatan
DIASURANSIKAN) • Waktu untuk penyelidikan

$1 $3
• Gaji terusdibayar untuk waktu yang hilang
HINGGA • Biaya pemakaian pekerja pengganti dan/
BIAYA LAIN YANG atau biaya melatih
TAK DIASURANSIKAN • Upah lembur
• Ekstra waktu untuk kerja administrasi
• Berkurangnya hasil produksi akibat dari
sikorban
• Hilangnya bisnis dan nama baik
5. PRINSIP DASAR PENCEGAHAN
KECELAKAAN KERJA
66
1.MENEMUKAN FAKTA/MASALAH
 Identifikasi Masalah
2.ANALISIS
 Penilaian Risiko  pemeringkatan risiko
3.PEMILIHAN / PENETAPAN
ALTERNATIF / PEMECAHAN
 Mengendalikan risiko
4.PELAKSANAAN
 Tindakan
5.PENGAWASAN
 Sejauh mana pelaksanaan  tdk
SEJARAH K3
Sekitar tahun 80 M, Plinius seorang ahli ensiklopedi bangsa
Roma mensyaratkan agar para pekerja tambang diharuskan
memakai tutup hidung.

Tahun 1450 Dominicoz Fontana diserahi tugas membangun


obelisk ditengah lapangan St. Pieter Roma. Ia selalu
mensyaratkan agar para pekerja memakai topi baja.

Abad 18  Revolusi Industri

Pekerjaan dilakukan • Pemanfaatan ilmu


secara perorangan/ pengetahuan dan
kelompok kecil REVOLUSI
teknologi
Usaha pencegahan
kecelakaan tidak
INDUSTRI • Terjadi peningkatan
terlalu sulit angka kecelakaan
• Tahun 1919 Amerika Serikat memberlakukan “Work Compensation Law”

“….tidak memandang apakah kecelakaan tersebut terjadi


akibat kesalahan si korban atau tidak, yang bersangkutan
akan mendapat ganti rugi jika terjadi dalam pekerjaan”
• Di Inggris  harus dibuktikan bahwa kecelakaan tersebut bukanlah
terjadi karena kesalahan si korban.

• H. W Heinrich  titik awal, keselamatan kerja


yang terorganisir secara terarah, prinsip-
prinsip yang dikemukakan Heinrich di tahun
1931 di bukunya “Industrial Accident
Prevention”, merupakan unsur dasar bagi
program keselamatan kerja saat ini.
2. SEJARAH PERKEMBANGAN K3
70
Perkembangan K3 mengikuti
 Abad 17 SM  Raja Hamurabi (Babilonia) penggunaan teknologi (APD, safety
 5 abad kmd  Zaman Mosai device dan alat-alat pengaman)
 Yunani & Romawi

ZAMAN PURBA INDUSTRIALISASI G


AN
R
KA
SE

REVOLUSI ERA
ABAD 18

TH 1931
RevolusiINDUSTRI
listrik & mekanisasi MANAJEMEN
 Revolusi Inggris
 Compensation Law (AS)
 Indonesia (Pemerintah Hindia
Belanda.
- Heirich (1931), teori domino
 Perubahan sistem kerja - Bird and German, teori Loss
Penggunaan tenaga mesin Causation Model
Pengenalan metode baru pengolahan - ISO, SMK3 dll

bahan baku
Pengorganisasian pekerjaan
Muncul penyakit yg berhubungan
dgn pemajanan
1. Peraturan K3 Periode Tahun 1847 s.d 12 januari 1970
• Tahun 1847, Hindia Belanda melakukan pengawasan
penggunaan mesin uap, keselamatan ditujukan pada K3 belum
pada rakyat Indonesia.

• 28 Pebruari 1852 Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan


staatblad No. 20 tentang Keselamatan kerja pemakaian mesin
uap.

• Veiligheid Reglement (VR) tahun 1910 Staatblad No 406 tentang


keselamatan kerja pemakaian diesel dan listrik di industri
pengolahan.

• Stoom Ordonantie dan Stoom Verordening Tahun 1930 (Stbl No.


225 dan Stbl N0. 225) tentang keselamatan pemakaian pesawat
uap ( sampai saat ini diterjemahkan menjadi Undang Undang
dan Peraturan Uap).
72

• Undang-Undang Penimbunan dan Penyimpan Minyak tanah


dan bahan-bahan cair lainnya yang mudah menyala (stbl
1927 No. 99)
• Ordonantie menyangkut minyak tanah tahun 1927 (Stbl 1927
No. 214)

• Loodwit Ordonnantie, Stbl No. 509 tahun 1931, yang


mengatur pengawasan terhadap bahan yang mengandung
racun (pabrik cat, accu, percetakan dll)

• Vuurwerk Ordonantie dan Vuurwerk Verordening Stbl. No. 143


dan No. 10 tahun 1932 dan tahun 1933, mengatur
pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang dan
peraturan petasan.
73

• Industrienbaan Ordonantie dan Industriebaan Verordening


Stbl. No. 595 dan No. 29 Tahun 1938 dan tahun 1939 tentang
pengawasan terhadap jalan kereta api, loko dan gerbongnya
yang digunakan sebagai alat angkut selain PJKA.

• Retributie Ordonantie Stbl No. 424 tahun 1940 dan Retributie


Vorerdening Stbl No. 425 tahun 1940.

• Undang No. 10 Tahun 1961 tentang Penetapan Peraturan


Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 1 tahun 1962
Tentang Barang (Lembaran Negara No. 251 tahun 1961)

• Peraturan Khusus (peraturan pemberlakuan peraturan


Belanda di Indonesia)
Peraturan Khusus
 AA : Untuk Pertolongan Pertama pada Kecelakaan
(Tidak berlaku lagi).
 BB : Tentang Instalasi-instalasi Listrik. (Tidak
berlaku lagi).
 CC : Mengenai Pabrik Gula Putih
 DD : Untuk Bejana-bejana berisi dengan udara yang
dikempa dan dipergunakan untuk menggerakkan
motor-motor bakar. (Tidak berlaku lagi).
 EE : Mengenai Perusahaan-perusahaan, pabrik- pabrik
dan bengkel-bengkel dimana bahan yang mudah terbakar
dibuat, dipergunakan atau dikerjakan.
 FF : Mengenai Perusahaan-perusahaan, bengkel
bengkel dimana dibuat, dipakai atau dikempa
gas di dalam botol baja, silinder atau bejana.
(Tidak berlaku lagi).
 GG : Mengenai instalasi untuk memproyektir gambar
bayang-bayang dalam bioskop.
Peraturan Khusus
 HH : Mengenai Perusahaan-perusahaan
pabrik-pabrik dan tempat bekerja dimana
timah putih kering dikerjakan atau diolah.
 II : Instalasi-instalasi untuk pembuatan
gas karbid bagi keperluan teknik. (Tidak-
berlaku lagi).
 KK : Mengenai Pabrik-pabrik dan tempat
tempat dimana bahan yang dapat meledak,
diolah atau dikerjakan. (Tidak berlaku lagi).
 LL : Mengenai Usaha-usaha keselamatan
kerja untuk pekerjaan-pekerjaan di dalam

tangki-tangki apung.
 NN : Mengenai Perusahaan –perusahaan dan pabrik-
pabrik yang membuat gelas atau barang dari gelas.
2. Peraturan K3 periode 12 Januari 1970 s.d. sekarang
UU no. 1 tahun 1970 menggantikan VR 1910
• Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1973 tentang
pengaturan dan pengawasan keselamatan kerja di
bidang pertambangan
• PP No. 07 Tahun 1973 tentang pengawasan atas
peredaran, penyimpanan dan penggunaan pestisida.
• PP No. 11 tahun 1975 tentang keselamatan dan
kesehatan kerja radiasi
• PP No. 11 tahun 1979 tentang keselamatan kerja
pada pemurnian dan pengolahan miyak dan gas
bumi.
• Peraturan Pelaksana UU No. 1 tahun 1970
• Peraturan-peraturan dan Keputusan Menteri Tenaga
Kerja.
HIERARKI
77
PENGENDALIAN RISIKO

Eliminasi

Subtitusi

Rekayasa Teknis

Rekayasa Administrasi

Alat Pelindung Diri


HIERARKI
78
PENGENDALIAN RISIKO
Eliminasi Menghilangkan suatu
bahan/tahapan proses berbahaya
HIERARKI
79
PENGENDALIAN RISIKO
Contoh :
 Mengganti bahan bentuk serbuk
dengan bentuk pasta
 Proses menyapu diganti dengan
Subtitusi vakum
 Bahan solvent diganti dengan bahan
deterjen
 Proses pengecatan spray diganti
dengan pencelupan
HIERARKI
80
PENGENDALIAN RISIKO

Contoh :
 Pemasangan alat
pelindung mesin
Rekayasa Teknis  Pemasangan general
dan local ventilation
 Pemasangan alat
sensor otomatis
HIERARKI
81
PENGENDALIAN RISIKO

Contoh :
 Pemisahan lokasi
Rekayasa
 Pergantian shift kerja
Administrasi
 Pembentukan sistem
kerja
 Pelatihan karyawan
HIERARKI
82
PENGENDALIAN RESIKO

Contoh :
 Helmet
APD  Safety Shoes
 Ear plug/muff
 Safety goggles
CONTOH MATRIKS
PENGENDALIAN
PENGENDALIAN
BAHAYA (HAZARD)
RESIKO
PROBABILITAS

ELIMINASI 0 0

SUBTITUSI Ada Ada namun berkurang

REKAYASA TEKNIS Ada Ada namun berkurang

REKAYASA ADMINSITRASI Ada Ada

ALAT PELINDUNG DIRI Ada Ada


GKAH-LANGKAH MENCEGAH KECELAK
84
(Menurut ILO)
1. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
• Ketentuan & syarat K3 mengikuti perkemb ilmu
pengetahuan, tehnik & teknologi
• Penerapan ketentuan & syarat K3 sejak tahap
rekayasa
• Pengawasan & pemantauan pelaksanaan K3
2. STANDARISASI
• Standar K3 maju akan menentukan tingkat
kemajuan pelaksanaan K3
3. INSPEKSI / PEMERIKSAAN
• Suatu kegiatan pembuktian sejauh mana kondisi
tempat kerja masih memenuhi ketentuan &
persyaratan K3
85RISET TEKNIS, MEDIS, PSIKOLOGIS &
4.
STATISTIK
• Riset/penelitian untuk menunjang tkt kemajuan
bid K3 sesuai perkemb ilmu pengetahuan,
tehnik & teknologi
5. PENDIDIKAN & LATIHAN
• Peningkatan kesadaran, kualitas pengetahuan
& ketrampilan K3 bagi TK
6. PERSUASI
• Cara penyuluhan & pendekatan di bid K3
• Bukan melalui penerapan & pemaksaan melalui
sanksi-sanksi
PENGENALAN APD
Pengenalan APD
Definisi :
Suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi
seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh
tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja.

Jenis Jenis :
1. Alat Pelindung Kepala
Fungsi: melindungi kepala dari
benturan, terantuk benda tajam
atau benda keras, kejatuhan atau
terpukul oleh benda-benda yang
melayang atau meluncur di udara,
radiasi panas, api dan percikan
bahan-bahan kimia.
Pengenalan APD
2. Alat pelindung mata dan muka
Fungsi kacamata pengaman adalah melindungi mata
dari:
1. Percikan bahan-bahan korosif
2. Kemasukan debu-debu atau partikel-partikel yang
melayang di udara
3. Lemparan benda-benda kecil, panas
4. Pemajanan gas-gas atau uap-uap kimia yang dapat
menyebabkan iritasi pada mata
5. Radiasi gelombang elektromagnetik yang
mengion maupun yang tidak mengion
6. Pancaran cahaya
7. Benturan atau pukulan benda keras atau benda
tajam
Pengenalan APD
2. Alat pelindung mata dan muka
Jenis :
Kacamata (spectacles), Goggles, Tameng
muka (face shield)
Pengenalan APD
3. Alat pelindung telinga
Fungsi: Melindungi alat pendengaran (telinga) dari kebisingan dan
melindungi telinga dari percikan api atau logam-logam yang
panas.
Jenis :
• Sumbat telinga atau ear plug
• Penutup telinga atau ear muff

4. Alat pelindung pernafasan (Respirator)


Fungsi : Memberikan perlindungan organ pernafasan akibat
pencemaran udara oleh faktor kimia seperti debu, uap, gas
fume, asap, mist, kabut dan sebagainya.
Jenis :
• Respirator untuk memurnikan udara
• Respirator untuk memasok udara
Pengenalan APD
5. Pelindung Tangan
Fungsi : Melindungi tangan dan jari-jari tangan dari pajanan api,
panas, dingin, radiasi elektromagnetik, radiasi mengion listrik,
bahan kimia, benturan dan pukulan, tergores, terinfeksi.
Jenis : Sarung tangan biasa, Mitten, Hand Pad, Sleeve

6. Pelindung Kaki
Fungsi: Melindungi kaki dari timpaan benda-benda berat, tertuang
logam panas cair dan bahan kimia korosif, penyakit kulit,
tersandung , terpeleset, tergelincir.
Pengenalan APD
Jenis :
• Sepatu keselamatan pada pekerjaan peleburan dan
pengecoran logam
• Sepatu keselamatan pada tempat kerja yang berpotensi
bahaya peledakan
• Sepatu keselamatan pada tempat kerja yang berpotensi
bahaya listrik
• Sepatu kerja untuk pekerja bangunan atau kontruksi
• Sepatu kerja pada tempat kerja yang basah atau licin.
• Sepatu keselamatan untuk mencegah bahaya terinjak
benda-benda runcing
• Sepatu keselamatan untuk mencegah dari kontak bahan
kimia
Pengenalan APD
7. Pakaian pelindung
Fungsi: Melindungi sebagian atau seluruh bagian tubuh dari
bahaya percikan bahan-bahan kimia, radiasi, panas, bunga api
maupun api.
Jenis :
• Apron (menutup sebagian tubuh
mulai dari dada sampai lutut)
• Overalis (menutup seluruh tubuh).

8. Tali dan Sabuk pengaman


Fungsi: Digunakan untuk mengurangi resiko bahaya fisik apabila
si pemakai terjatuh.
Jenis :
• Penggantung
• Pelana atau harness
94

Anda mungkin juga menyukai