GEA influenza
Rhinitis alergi Tenson headach
Gastritis Insomnia
Demam Thypoid Dermatitis Atopi
Hipertensi Polimialgia reumatik
Tatalaksana penyakit yang bisa
didelegasikan
GEA influenza
5. Antalgin
Sediaan : D: 500-1000 mg/dosis, KI : hipersensitifitas √
1. Tablet 500mg diberikan setiap 8-12 jam ESO : agranulositosis
2. 250mg/2ml A>5th: 250-500mg/dosis,
diberikan setiap 8-12 jam
DOSIS OBAT – OBATAN DASAR YANG
DIDELEGASIKAN
1. Asam Mefenamat
Sediaan : D : awal 500mg, Cp: diminum sesudah √
1. Tablet 500 mg diberikan setiap 8 jam makan
A: >6 bulan : P: tidak boleh
25mg/kgbb/24 jam diberikan > 1mgg
dalam dosis terbagi ESO : gangguan
saluran cerna
1. Ibuprofen
Sediaan : D : maks. CP : diminum √
1. Tablet 200 mg 1200-2400mg/24 jam, bersama dengan
2. Tablet 400 mg diberikan setiap 6-8 jam makanan
3. Sirup 100 mg/ 5ml A : 20 – 40mg/kgbb
diberikan setiap 24 jam
DOSIS OBAT – OBATAN DASAR YANG
DIDELEGASIKAN
2.1 ANASTETIK LOKAL
1. Etil Klorida
Sediaan : Protokol khusus, KI :kulit/ mukosa √
1. Semprot, botol 100 ml disemprotkan ke area yang luka
kulit yang akan di ESO: kardiotoksik
anastesi P: kemasan harus
kedap udara
2. Lidocaine
Sediaan : Protokol khusus I : anastesi lokal √
1. Inj. 1% (inflitr)
2. Inj. 2% (inflitr/p.v)
3. Inj. 5% + Glukosa
(dextrose) 5%
4. Gel 2%
5. Semprot 10%
DOSIS OBAT – OBATAN DASAR YANG
DIDELEGASIKAN
1. Diazepam
Sediaan : D : 10mg-20mg /dosis (IV I : anti epilepsi, √
1. Inj. 5 mg/ml (IV/IM) pelan ) antikonvulsi, kejang
A: 0,2-0,3mg/kgbb/dosis (IV demam, kejang karena
pelan ) keracunan, gaduh
gelisah, spasme otot
berbagai macam
etiologi
KI: glaukoma akut
dengan sudut sempit
CP: IV pelan tidak lebih
dari 5mg/menit (pada
anak IV pelan lebih dari
3 menit )
DOSIS OBAT – OBATAN DASAR YANG
DIDELEGASIKAN
1.Dexametason
Sediaan: D :0,5-10mg/24 jam KI : tukak lambung, √
1. Inj. 5mg/ml ( IV/IM) IM,IV pelan atau infus kehamilan, laktasi
0,5-24mg?24 jam
ESO : gatritis,
A : 0,2-0,4mg/kgbb/24 perdarah lambung
jam
2.Difenhidramin
Sediaan : D: 10-20mg/dosis ESO : mengantuk √
1. Inj. 10mg/ml (IV/Im) secara IM/IV diberikan
setiap 6-8 jam
A: 0,5mg/kgbb/dosis
secara IM/IV diberikan
setiap 6-8 jam
DOSIS OBAT – OBATAN DASAR YANG DIDELEGASIKAN
3.Epinefrin (adrenalin)
1. Inj. 0,1% (IV,SC,IM) D : 0,3 mg/dosis, ESO : Dosis √
diberikan secara sub berlebihan akut
kutan bisa menyebabkan
A : 0,01mg/kgbb/dosis aritmia, hipertensi
diberikan secara sub
kutan
4.Klorfeniramin
1. Tab 4mg D : 3-4 mg/dosis, ESO : mengantuk √
diberikan setiap 6-8
jam
A : 0,09
mg/kgbb/dosis,
diberikan setiap 6 jam
DOSIS OBAT – OBATAN DASAR YANG
DIDELEGASIKAN
2.Ferro sulfat D : 300 mg diberikasn I : anemia defisiens i besi
Sediaan ; setiap 12 jam CP : diminum saat lambung kosong
- tab salut 300mg A: 3-6mg/kgbb/hari dan tidak bersamaan dengan susu,
- Syr 15mg/5ml diberikan setiap 8 jam namun bisa diminum sesudah makan
bila terjadi efek pada lambung.
Bila diberikan bersamaan, sediaan
besi diberikan 1-2 jam sebelumnya.
I : obat H2 antagonis, PPI, metil
dopa, Quinolon, tetrasiklin
P: hindari pemberian dengan
chloramphenicol karena menurunkan
respon terapi dengan fe
DOSIS OBAT – OBATAN DASAR YANG
DIDELEGASIKAN
13. KORTIKOSTEROID
1.Deksametason D : 0,5-10mg/24 jam KI : tukak lamb ung, osteop[orosis, psikosis,
Sediaan : A : 10-100mikrogram psikoneurosis berat, infeksi berat akutv( nkecuali
1. Tab 0,5mg /kgbb/24 jam juga mendapat antibiotik) penderita TBC aktif< √
2. Inj. 5mg/ml D : im, iv pelanm, infus awal herpes zooster, herpes simpleks, infeksi virus lain √
0,5-24mg CP : diminum bersama/ sesudah makan
ESO : osteoporosis, tukak lambung, efek
katabolik, efek diabetes, efek psikotropik
rasa nyeri dan panas seperti terbakar pada perut bagian atas.
Keluhan mereda atau memburuk bila diikuti dengan makan, mual,
muntah dan kembung.
FAKTOR RESIKO
Pola makan yang tidak baik: waktu makan terlambat, jenis makanan
pedas, porsi makan yang besar
Sering minum kopi dan teh
Infeksi bakteri atau parasit
Pengunaan obat analgetik dan steroid
Usia lanjut
Alkoholisme
Stress
Penyakit lainnya, seperti: penyakit refluks empedu, penyakit
autoimun, HIV/AIDS, Chron disease
HASIL PEMERIKSAAN FISIK
KOMPLIKASI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak tiperlukan
TERAPI
Influenza, sering dikenal dengan flu adalah penyakit menular disebabkan oleh
virus RNA yaitu virus influenza A, B dan lebih jarang C.
GEJALA KLINIS
GEJALA KLINIS
1. Febris
2. Rinore
3. Mukosa hidung edema
TERAPI SIMPTOMATIK PER ORAL
KRITERIA RUJUKAN
Bila didapatkan tanda-tanda pneumonia
(panas tidak turun 5 hari disertai batuk
purulen dan sesak napas)
5. DEMAM TYPOID
KELUHAN
Demam turun naik terutama sore dan malam hari dengan pola intermiten dan
kenaikan suhu step-ladder. Demam tinggi dapat terjadi terus menerus (demam
kontinu) hingga minggu kedua.
Sakit kepala (pusing-pusing) yang sering dirasakan di area frontal
Gangguan gastrointestinal berupa konstipasi dan meteorismus atau diare, mual,
muntah, nyeri abdomen dan BAB berdarah
Gejala penyerta lain, seperti nyeri otot dan pegal-pegal, batuk, anoreksia,
insomnia
Pada demam tifoid berat, dapat dijumpai penurunan kesadaran atau kejang.
FAKTOR RESIKO
Adanya 1 dokter dan perawat tetap yang bertanggung jawab penuh terhadap
tatalaksana pasien.
Dokter mengkonfirmasi bahwa penderita tidak memiliki tanda-tanda yang
berpotensi menimbulkan komplikasi.
Semua kegiatan tata laksana (diet, cairan, bed rest, pengobatan) dapat
dilaksanakan secara baik di rumah.
Dokter dan/atau perawat mem-follow up pasien setiap hari.
Dokter dan/atau perawat dapat berkomunikasi secara lancar dengan keluarga
pasien di sepanjang masa tatalaksana.
TERAPI SPORTIF
Istirahat tirah baring dan mengatur tahapan mobilisasi 108
Menjaga kecukupan asupan cairan, yang dapat diberikan secara oral maupun
parenteral.
Diet bergizi seimbang, konsistensi lunak, cukup kalori dan protein, rendah serat.
Konsumsi obat-obatan secara rutin dan tuntas
Kontrol dan monitor tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, kesadaran),
kemudian dicatat dengan baik di rekam medik pasien
KRITERIA RUJUKAN
Demam tifoid dengan keadaan umum yang berat (toxic typhoid).
Tifoid dengan komplikasi.
Tifoid dengan komorbid yang berat.
Telah mendapat terapi selama 5 hari namun belum tampak
perbaikan.
6. Polimialgia Reumatik
No. ICPC-2 : L99 Musculosceletal disease other
No. ICD-10 : M53.3 Polymyalgia rheumatica
Poly Myalgia Rheumatica (PMR) adalah suatu sindrom klinis dengan etiologi
yang tidak diketahui yang mempengaruhi individu usia lanjut.
Hal ini ditandai dengan mialgia proksimal dari pinggul dan gelang bahu
dengan kekakuan pagi hari yang berlangsung selama lebih dari 1 jam.
GEJALA KLINIS
gejala muncul pertama kali pada bahu. Sisanya, pinggul atau leher yang
terlibat saat onset.
Gejala terjadi mungkin pada satu sisi tetapi biasanya menjadi bilateral dalam
beberapa minggu.
Gejala-gejala termasuk nyeri dan kekakuan bahu dan pinggul. Kekakuan
mungkin begitu parah sehingga pasien mungkin mengalami kesulitan bangkit
dari kursi, berbalik di tempat tidur, atau mengangkat tangan mereka di atas
bahu tinggi.
Kekakuan setelah periode istirahat (fenomena gel) serta kekakuan pada pagi
hari lebih dari 1 jam biasanya terjadi.
Pasien juga mungkin menggambarkan sendi distal bengkak atau yang lebih
jarang berupa edema tungkai. Carpal tunnel syndrome dapat terjadi pada
beberapa pasien.
TERAPI
GEJALA UTAMA
pruritus, dapat hilang timbul sepanjang hari, tetapi umumnya lebih hebat
pada malam hari.
Akibatnya penderita akan menggaruk.
Pasien biasanya juga mempunyai riwayat sering merasa cemas, egois,
frustasi, agresif, atau merasa tertekan.
FAKTOR PEMICU
Makanan: telur, susu, gandum, kedelai, dan kacang tanah.
Tungau debu rumah
Sering mengalami infeksi di saluran napas atas (kolonisasi Staphylococus
aureus)
FAKTOR RESIKO
Wanita lebih banyak menderita DA dibandingkan pria (rasio 1,3 : 1).
Riwayat atopi pada pasien dan atau keluarga (rhinitis alergi, konjungtivitis alergi/vernalis,
asma bronkial, dermatitis atopik, dan lain-lain).
Faktor lingkungan: jumlah keluarga kecil, pendidikan ibu semakin tinggi, penghasilan
meningkat, migrasi dari desa ke kota, dan meningkatnya penggunaan antibiotik.
Riwayat sensitif terhadap wol, bulu kucing, anjing, ayam, burung, dan sejenisnya.
PEMERIKSAAN FISIK
Kering pada perabaan
Pucat/redup
jari
Terdapat papul, likenifikasi, eritema, erosi, eksoriasi, eksudasi dan krusta pada lokasi
predileksi Lokasi predileksi:
Tipe bayi (infantil)
Dahi, pipi, kulit kepala, leher, pergelangan tangan dan tungkai, serta lutut (pada anak yang mulai
merangkak).
Lesi berupa eritema, papul vesikel halus, eksudatif, krusta.
Tipe anak
Lipat siku, lipat lutut, pergelangan tangan bagian dalam, kelopak mata, leher, kadang-kadang di
wajah.
Lesi berupa papul, sedikit eksudatif, sedikit skuama, likenifikasi, erosi. Kadang-kadang disertai pustul.
Tipe remaja dan dewasa
Lipat siku, lipat lutut, samping leher, dahi, sekitar mata, tangan dan pergelangan tangan, kadang-
kadang ditemukan setempat misalnya bibir mulut, bibir kelamin, puting susu, atau kulit kepala.
Lesi berupa plak papular eritematosa, skuama, likenifikasi, kadang-kadang erosi dan eksudasi, terjadi
hiperpigmentasi.
PENEGAKAN DIAGNOSA terdiri dari 3 kriteria mayor dan
3 kriteria minor dari kriteria Williams (1994) di bawah
ini
Kriteria mayor: Konjungtivitis berulang
Pruritus Keratokonus
Dermatitis di muka atau ekstensor pada bayi dan anak
Katarak subskapsular anterior
Dermatitis di fleksura pada dewasa
Dermatitis kronis atau berulang Orbita menjadi gelap
Riwayat atopi pada penderita atau keluarganya Muka pucat atau eritem
Gatal bila berkeringat
KRITERIA MINOR :
Intolerans terhadap wol atau pelarut lemak
Xerosis
Aksentuasi perifolikular
Infeksi kulit (khususnya oleh S. aureus atau virus
herpes simpleks) Hipersensitif terhadap makanan
Iktiosis/ hiperliniar palmaris/ keratosis piliaris Perjalanan penyakit dipengaruhi oleh faktor lingkungan
Pitriasis alba dan atau emosi
Dermatitis di papilla mamae Tes kulit alergi tipe dadakan positif
White dermogrhapism dan delayed blanch response Kadar IgE dalam serum meningkat
Kelilitis
Mulai muncul pada usia dini
Lipatan infra orbital Dennie-Morgan
TERAPI
Topikal (2 kali sehari)
Pada lesi di kulit kepala, diberikan kortikosteroid topikal, seperti: Desonid krim
0,05% (catatan: bila tidak tersedia dapat digunakan fluosinolon asetonidkrim
0,025%) selama maksimal 2 minggu.
Pada kasus dengan manifestasi klinis likenifikasi dan hiperpigmentasi, dapat
diberikan golongan betametason valerat krim 0,1% atau mometason furoat krim
0,1%.
Pada kasus infeksi sekunder, perlu dipertimbangkan pemberian antibiotik topikal
atau sistemik bila lesi meluas.
Oral sistemik
Antihistamin sedatif:klorfeniramin maleat 3 x 4 mg per hari selama maksimal
2 minggu atau setirizin 1 x 10 mg per hari selama maksimal 2 minggu.
Antihistamin non sedatif: loratadin 1x10 mg per hari selama maksimal 2
minggu.
8. HIPERTENSI
Penurunan berat badan Jaga berat badan ideal (BMI: 18,5 - 24,9 kg/m2) 5 – 20 mmHg/ 10 kg
Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) Diet kaya buah, sayuran, produk rendah lemak 8 – 14 mmHg
dengan jumlah lemak total dan lemak jenuh yang
rendah
Pembatasan asupan natrium Kurangi hingga <100 mmol per hari (2.0 g natrium 2 – 8 mmHg
atau 6.5 g natrium klorida atau 1 sendok teh
garam perhari)
Aktivitas fisik aerobic Aktivitas fisik aerobik yang teratur (mis: jalan 4 – 9 mmHg
cepat) 30 menit sehari, hampir setiap hari dalam
seminggu
Hipertensi stage1
dapat diberikan diuretik (HCT 12.5-50 mg/hari, atau pemberian penghambat ACE
(captopril 3x12,5-50 mg/hari), atau nifedipin long acting 30-60 mg/hari) atau
kombinasi.
Hipertensi stage2
Bila target terapi tidak tercapai setelah observasi selama 2 minggu, dapat
diberikan kombinasi 2 obat, biasanya golongan diuretik, tiazid dan penghambat ACE
atau penyekat reseptor beta atau penghambat kalsium.
Pemilihan anti hipertensi didasarkan ada tidaknya kontraindikasi dari masing-
masing antihipertensi diatas. Sebaiknya pilih obat hipertensi yang diminum
sekali sehari atau maksimum 2 kali sehari.
Keadaan khusus
Lanjut Usia
Diuretik (tiazid) mulai dosis rendah 12,5 mg/hari.
Obat hipertensi lain mempertimbangkan penyakit penyerta.
Kehamilan
Golongan metildopa, penyekat reseptor β (ATENOLOL, bisoprolol), antagonis
kalsium (amlodipine, nifidipin), vasodilator.
Penghambat ACE (CAPTOPRIL)dan antagonis reseptor AII tidak boleh digunakan
selama kehamilan.
Obat Antihipertensi untuk ibu hamil
Akut
Ketoasidosis diabetik, Hiperosmolar non ketotik, Hipoglikemia
Kronik
Makroangiopati, Pembuluhdarah jantung, Pembuluhdarah perifer,
Pembuluh darah otak
Mikroangiopati:
Pembuluh darah kapiler retina, pembuluh darah kapiler renal
Neuropati
Gabungan:
Kardiomiopati, rentan infeksi, kaki diabetik, disfungsi ereksi
TERIMAKASIH