Anda di halaman 1dari 43

SAFETY IS MY LIVE

Pengendalian Administrasi
RANCANG PASANG PAKAI
PRA KONSTRUKSI MASA KONSTRUKSI PASCA KONSTRUKSI

9.2.2 Setiap 9.5.8.2 9.5.6.3


instalasi listrik Pelaksana instalasi Instalasi listrik harus
harus dilengkapi listrik diperiksa dan
dengan rancangan sebagaimana diuji secara
instalasi yang dimaksud periodik
dibuat oleh dalam sesuai
perancang yang 9.5.2.1, ketentuan/
mendapat izin kerja bertanggung standar yang
dari instansi yang jawab atas berlaku.
berwenang. pemasangan
instalasi
listrik sesuai
dengan
Workshop Electrical Safety by ganjar
rancangan
budiarto 3
Rancangan Instalasi Listrik
PUIL BAB IV Gambar rencana dan uraian teknik:
Berkas gambar rancangan dan 1. Peta lokasi
uraian teknik terdiri : 2. Gambar instalasi
-Layout
-Diagram garis tunggal lengkap - Lay out perlengkapan dan
besaran nominal dan sistem peralatan listrik
pengamanan - Rangkaian peralatan dan
-Gambar rinci pengendalinya
-Uraian teknis
-Perhitungan 3.Diagram garis tunggal
1) Susut tegangan; 4.Perhitungan
2) Perbaikan faktor daya; 4.Tabel bahan
3) Beban terpasang dan
kebutuhan maksimum; 5.Uraian teknis
4) Arus hubung pendek dan - Sepesifikasi & cara pasang
daya hubung pendek;
- Cara menguji
5) Tingkat penerangan.
- Jadwal waktu

11/07/22 Created by ganjar budiarto 4


4.2 Susunan umum, kendali dan proteksi
4.2.1.1 Susunan umum bagi perlengkapan dan proteksi
sirkit harus sedemikian hingga instalasi beroperasi
dengan memuaskan sehubungan dengan hal-hal berikut:

a) Pemilihan kabel dan penghantar


b) Susunan sirkit
c) Pengendalian sirkit dengan switsing yang
memadai
d) Proteksi sirkit terhadap keadaan beban lebih dan
hubung pendek
e) Pemilihan, perancangan dan penempatan PHB
dan panel kendali
f) Pemilihan gawai proteksi arus sisa
g)Sistem pembumian dan proteksi (3.17)
h)Bahaya kebakaran dan ledakan
i)Kondisi lingkungan Created by ganjar budiarto
11/07/22 5
Test & Pemeriksaan dan pengujian instalasi
listrik antara lain mengenai :
Commissioning a) Berbagai macam tanda
pengenal dan papan
peringatan.
As built b) Perlengkapan listrik yang
drawing dipasang.
c) Cara memasang perlengkapan
listrik.
d) Polaritas, sesuai dengan 2.5.2.
Visual & e) Pembumian sesuai dengan
Pengukuran teknik 3.18.
f) Resistans isolasi, sesuai dengan
3.20.
g) Kesinambungan sirkit.
Uji coba h) Fungsi proteksi sistem instalasi
listrik.
i) Pemeriksaan dan pengujian
HANDAL tersebut diatas kemudian
AMAN dilanjutkan dengan uji coba.

11/07/22 Created by ganjar budiarto 6


131. Proteksi untuk keselamatan
Untuk menjamin keselamatan manusia dan ternak
maupun keamanan harta benda dari bahaya dan
kerusakan yang dapat timbul dari penggunaan
instalasi listrik
131. 1. Potensi bahaya listrik
a)Arus kejut listrik
b)Suhu berlebihan
c)Penyulutan atmosfir/ledakan
d)Pengaruh Voltase dan elektromagnetik
e)Pemutusan suplay
f)Busur api
g)Gerakan mekanik
131.2. Proteksi kejut listrik
• Proteksi bahaya sentuh langsung
Bagian sirkit aktif harus diproteksi, dengan prinsip
 mencegah kontak langsung
 Membatasi nilai arus yang membahayakan

• Proteksi bahaya sentuh tidak langsung


Jika terjadi kegagalan proteksi dasar, bagian konduktif
terbuka (BKT) dapat berbahaya. Prinsip proteksi
dapat dilakukan dengan
 mencegah kontak langsung
 Membatasi nilai besarnya arus gangguan
 membatasi durasi arus gangguan
131.3. Proteksi efek thermal
Instalasi listrik harus dirancang aman dari efek thermal
untuk
 meminimalkan kerusakan atau tersulutnya bahan yang
mudah terbakar karena temperatur tinggi atau busur api
listrik.
 mencegah luka bakar

131.3. Proteksi arus lebih


Instalasi listrik harus diproteksi dari suhu yang
berlebihan dan stres elektomekanik akibat suhu tinggi
dari arus lebih pada konduktor
 mencegah cidera dan kerusakan harta benda
SISTEM PENGAMAN
L1
L2
L3
N
G
Bila terjadi
induksi ke bodi,
arus meningkat
shg pengaman
berfungsi

PP HP PNP
11/07/22 Created by ganjar budiarto 10
312.2 Jenis pembumian sistem

Kode yang digunakan mempunyai arti berikut:


 Huruf pertama – Berkaitan dengan sistem daya ke bumi:
 T = hubungan langsung sebuah titik ke bumi;
 I = semua bagian aktif diisolasi dari bumi; atau satu titik dihubungkan ke
bumi melalui impedans tinggi.

 Huruf kedua – Berkaitan dengan bagian konduktif terbuka (BKT) instalasi ke


bumi.
 T = hubungan listrik langsung dari BKT ke bumi, tidak tergantung pada
pembumian sembarang titik sistem daya.
 N = hubungan listrik langsung BKT ke titik sistem daya yang dibumikan
(dalam sistem a.b., titik yang dibumikan dari sistem daya secara
normal adalah titik netral atau, jika titik netral tidak ada, konduktor lin).
312.2 Jenis pembumian sistem (lanjutan)

 Huruf berikutnya (jika ada) – Susunan konduktor netral dan


konduktor proteksi.
 S = fungsi proteksi diberikan oleh konduktor yang terpisah dari
konduktor netral atau dari konduktor lin yang dibumikan (atau
dalam
sistem a.b. fase yang dibumikan).
 C = fungsi netral dan proteksi digabung dalam konduktor tunggal
(konduktor PEN).
Sistem TT
Sistem IT
Sistem TN-C-S
(yang umumnya digunakan di Indonesia)
Ciri sistem TN-C-S

 Mempunyai tiga kabel yang dipasang pada instalasi listrik:


untuk fase tunggal yang biasa digunakan pada perumahan:
kabel fase (berwarna hitam atau coklat), kabel netral
(berwarna biru) dan kabel konduktor proteksi (berwarna
belang hijau-kuning)
 Konduktor netral dan konduktor proteksi dihubungkan di
panel pelanggan
 Mempunyai elektrode bumi yang terhubung pada konduktor
pembumian dan konduktor proteksi
Sistem TN-C-S (yang umum berlaku di
Indonesia)
1. Saluran Tanah dan Netral disatukan (TN-C=Terra Neutral Combined)

Pada sistem ini saluran netral dan saluran pengaman disatukan pada
sistem secara keseluruhan.
Semua bagian sistem mempunyai saluran PEN yang merupakan
kombinasi antara saluran N (Neutral) dan PE (Protective Earth).
Seluruh bagian sistem mempunyai saluran PEN yang sama.

Saluran Tanah dan Netral disatukan (TN-C)


18
2. Saluran Tanah dan Netral disatukan dan dipisah (TN-C-S = Terra
Neutral-Combined-Separated)

Pada sistem ini saluran netral dan saluran pengaman dijadikan menjadi
satu saluran pada sebagian sistem dan terpisah pada sebagian sistem
yang lain.
Di sini terlihat bahwa bagian sistem 1 dan 2 mempunyai satu hantaran
PEN (combined), sedangkan pada bagian sistem 3 menggunakan dua
hantaran, N dan PE secara terpisah (separated).

Saluran Tanah dan Netral disatukan


pada sebagian sistem (TN-C-S) 19
3. Saluran Tanah dan Netral-dipisah (TN-S=Terra Neutral-
Separated):

Pada sistem ini saluran netral dan saluran pengaman terdapat


pada sistem secara keseluruhan.
Jadi semua sistem mempunyai dua saluran N dan PE secara
tersendiri (separated).

Saluran Tanah dan Netral dipisah (TN-S)


20
4. Saluran Tanah dan Tanah (TT= Terra Terra)

Sistem yang titik netralnya disambung langsung ke tanah, namun


bagian-bagian instalasi yang konduktif disambungkan ke elektroda
pentanahan yang berbeda (berdiri sendiri).
Dari gambar di bawah ini terlihat bahwa pentanahan peralatan
dilakukan melalui sistem pentanahan yang berbeda dengan pentanahan
titik netral.

Saluran Tanah dan Tanah (TT= Terra Terra)


21
5. Saluran Tanah melalui Impedansi (IT=Impedance Terra),
atau Sistem Pentanahan Impedansi

Sistem rangkaian tidak mempunyai hubungan langsung ke


tanah namun melalui suatu impedansi, sedangkan bagian
konduktif instalasi dihubung langsung ke elektroda pentanahan
secara terpisah.Ada beberapa jenis sambungan titik netral
secara tidak langsung ini, yaitu melalui Reaktansi, Tahanan, dan
Kumparan Petersen.

Saluran Tanah Melalui Impedansi (IT) 22


Gawai proteksi pada sistem TT

Dalam sistem TT, dikenal penggunaan gawai proteksi berikut ini :

a) GPAS (diharuskan);

b) GPAL (Gawai Proteksi Arus Lebih) , yang dapat berupa sekering


atau pemutus sirkit (MCB).

CATATAN :

a) GPAL hanya dapat diterapkan untuk proteksi dari sentuh tak


langsung dalam sistem TT jika nilai RA sangat rendah (yang
sangat sulit dipenuhi). Karena itu maka harus ditambah dengan
GPAS.

b) Gawai proteksi yang beroperasi dengan tegangan gangguan


dapat dipergunakan untuk penerapan khusus, jika gawai proteksi
yang disebutkan di atas tidak dapat dipergunakan.
 Proteksi untuk keselamatan menentukan persyaratan terpenting untuk
melindungi manusia, ternak dan harta benda, meliputi:
o Proteksi terhadap kejut listrik (Bagian 4-41)
o Proteksi terhadap efek termal (Bagian 4-42)
o Proteksi terhadap arus lebih Bagian 4-43)
o Proteksi terhadap gangguan voltase dan gangguan elektromagnetik
(Bagian 4-44)

 Tindakan proteksi dapat diterapkan pada seluruh instalasi, pada


sebagian instalasi atau pada suatu perlengkapan

 Jika kondisi tertentu tindakan proteksi tidak dapat dipenuhi, harus


diterapkan ketentuan tambahan sedemikian sehingga ketentuan
proteksi gabungan mencapai tingkat keselamatan yang sama.
 Bagian 4-41 PUIL menentukan persyaratan penting mengenai
proteksi terhadap kejut listrik, termasuk proteksi dasar
(proteksi terhadap sentuh langsung) dan proteksi gangguan
(proteksi terhadap sentuh tak langsung) dari manusia dan
ternak. Standar ini juga mencakup penerapan dan koordinasi
persyaratan ini yang berkaitan dengan pengaruh eksternal.
 
 Persyaratan diberikan juga untuk penerapan proteksi
tambahan dalam hal tertentu.
Proteksi dari kejut listrik (PUIL 4-41)

 Didasarkan pada a.b. yang melewati tubuh manusia sebesar ≤ 30


mA secara terus-menerus (t = ∞), yang tidak membahayakan

 Berdasarkan IEC 60479-1 nilai arus sebesar itu berkaitan dengan


tegangan 50 V untuk kondisi kering atau 25 V untuk kondisi basah

 Hal inilah yang menjadi dasar proteksi terhadap kejut listrik


Ciri sistem TN-C-S

 Mempunyai tiga kabel yang dipasang pada instalasi listrik:


untuk fase tunggal yang biasa digunakan pada perumahan:
kabel fase (berwarna hitam atau coklat), kabel netral
(berwarna biru) dan kabel konduktor proteksi (berwarna
belang hijau-kuning)
 Konduktor netral dan konduktor proteksi dihubungkan di
panel pelanggan
 Mempunyai elektrode bumi yang terhubung pada konduktor
pembumian dan konduktor proteksi
Proteksi tambahan dengan GPAS

 Penggunaan GPAS hanya dimaksudkan untuk menambah tindakan


proteksi lain terhadap kejut listrik dalam pelayanan normal
 GPAS dikenal sebagai RCD (Residual current device) atau RCPD
(Residual current protective device), atau GFCI (Ground fault circuit
interrupter – digunakan di USA)
 GPAS di pasaran dikenal juga sebagai ELCB (Earth-leakage circuit-
breaker)
 Penggunaan GPAS, dengan arus operasi sisa pengenal ≤ 30 mA,
dikenal sebagai proteksi tambahan dari kejut listrik dalam pelayanan
normal, jika tindakan proteksi lain gagal atau karena kecerobohan
pemakai
411.3.3 Proteksi tambahan

Dalam sistem a.b., proteksi tambahan dengan sarana GPAS sesuai


dengan 415.1 harus dipasang untuk

 kotak kontak dengan arus pengenal tidak melebihi 20 A untuk


digunakan oleh orang awam dan dimaksudkan untuk
penggunaan umum; dan
CATATAN 1 Pengecualian dapat dilakukan untuk:
 kotak kontak untuk digunakan di bawah supervisi tenaga
terampil atau terlatih, misalnya dalam beberapa lokasi
komersial atau industri, atau
 disediakan kotak kontak spesifik untuk hubungan jenis khusus
perlengkapan.

 perlengkapan portabel dengan arus pengenal tidak melebihi 32


A untuk pasangan luar.
415.1 Proteksi tambahan: GPAS

415.1.1 Penggunaan GPAS dengan arus operasi sisa pengenal


tidak melebihi 30 mA, dikenal dalam sistem a.b. sebagai proteksi
tambahan dalam hal kegagalan ketentuan untuk proteksi dasar
dan/atau ketentuan untuk proteksi gangguan atau ketidak hati-hatian
pengguna.

  415.1.2 Penggunaan gawai tersebut tidak dikenal sebagai sarana


tunggal proteksi dan tidak meniadakan perlunya untuk menerapkan
salah satu tindakan proteksi yang ditentukan dalam Ayat 411 hingga
Ayat 414.
Proteksi dari sentuh tak langsung
 Sentuh tak langsung adalah sentuh pada bagian konduktif terbuka
(BKT) perlengkapan atau instalasi yang dalam keadaan normal tidak
bertegangan, tapi menjadi bertegangan dalam kondisi gangguan
karena kegagalan insulasi
 Kegagalan insulasi harus dicegah dengan:
 Perlengkapan listrik harus dirancang dan dibuat dengan baik
 Bagian aktif harus diinsulasi dengan bahan yang tepat
 Instalasi listrik harus dipasang dengan baik
 Proteksi dari sentuh tak langsung dapat dilakukan dengan:
 Pemutusan suplai secara otomatis (ayat 411)
 Penggunaan perlengkapan kelas II atau insulasi ekivalen
 Lokasi tidak konduktif
 Ikatan penyama potensial lokal bebas bumi
 Separasi listrik
11/07/22 Created by ganjar budiarto

W1 = 3 .E . In1 . Cos 
25.000 = 1,73 . 380 . In1 . 0,9
PHB
In1 = 42,25 Amper
(Over Load)
NYY 3 x 6 mm2
 KHA 33 Amper (PUIL)

W2 = 3 . E . In1 . Cos 
25. 736 = 1.73 . 380 In1 . 0,9
4 In2 = 31, Amper
M4 : 25 TK (ACC)
3

2 M3 : 25 HP

1 M2: 25 PK Masing-masing
M1 : 25 kW 3 Phase 220/380 Volt 32
11/07/22 Created by ganjar budiarto

Rekomendasi :
•Min  10 mm2
•MCB mak 63 A
•Pemasangan di
udara terbuka

33
N  : Cable with Copper Conductor
Y   : Polyvinyl Chloride (PVC)insulation
M   : PVC Sheath for Indoor Cable
Y     : PVC sheath for Outdoor Cabe
S     : Copper Tape Screening
C     : Cosentric Copper Conductor
F      : Galvanis Flat Steel Wire
R  : Galvanis Round Steel Wire
Gb   : Steel Tape Helix (Folowing F or R)
re    : Circular Solid Conductor
rm   : Circular Stranded Conductor
Sm  : Shaped Stranded Conductor
cm   : Compacted Circular Stranded Conductor
A    : Conductor Insulation Single
F  : Flexible
11/07/22 Created by ganjar budiarto

36
11/07/22 Created by ganjar budiarto

Perlengkapan Listrik (Motor, Panel, sakelar,


dll) harus memiliki ketahanan tertentu sesuai
kondisi lingkungan setempat  harus sesuai
IP yg disyaratkan

37
11/07/22 Created by ganjar budiarto

• Kegagalan isolasi pada


pada kabel, lambat laun
akan meningkat
menjadi hubung
singkat.
• Arus meningkat,
penghantar menjadi
panas tak terhingga,

• SECARA BERKALA
HARUS DILAKUKAN
PENGUKURAN
RESISTAN ISOLASI
38
PENGUKURAN
RESISTAN ISOLASI
PANEL R-S R-T T-S R-N R-G S-N S-G T-N T-G N-G

P1- P1.1

p1-P1.2

P1-P1.3 1000 Ohm /Volt (diruang normal)


100 Ohm / Volt (diruang lembab)
P1.P1.4

P1.P1.5

P1-P1.6

11/07/22 Created by ganjar budiarto 39


11/07/22 Created by ganjar budiarto

Tujuan Pemasangan pembatas


arus, untuk memutuskan aliran
listrik secara otomatik apabila
NH Fuse terjadi kondisi berbahaya,
MCCB

3 phase CB
40
KELENGKAPAN PENGAMAN
SIRKIT MOTOR
PUIL 2000 Ayat 5.5.1.3

PENGAMAN HUBUNG PENDEK

PENGAMAN HUBUNG PENDEK

SARANA PEMUTUS

KENDALI

PENGAMAN BEBAN LEBIH

11/07/22 Created by ganjar budiarto 41


PENGAMAN HUBUNG SINGKAT 11/07/22 Created by ganjar budiarto
PUIL 2000 Ayat 556

KHA. MIN.
1.25 (80) +(42+ 54 + 68) = 264 A  SETELAN MAK
218 + 80 = 298 A

 SETELAN MAK 1,5 In


KHA. MIN.
108 + 42 + 68 = 218A = 120A
1.25 (68) + 42 + 54 =
170,8A

SETELAN MAK 2,5 In 1 2 In2 1,5 In 3


= 102A 4
= 105A = 108A
KHA. MIN. MOTOR ROTOR LILIT
1.25 In In.4 = 80 A
1 2 3
MOTOR SANGKAR MOTOR ROTOR LILIT
In.1 = 42 A MOTOR SEREMPAK In.3 = 68 A
In.2 = 54 A

42
PENGAMAN HUBUNG SINGKAT Created by ganjar budiarto 11/07/22

PUIL 2011 Ayat 510.5.5


Hal 405
250 A Min. 181+ 68 = 249 A

Mak.. 1,25 68 + (42+54) = 181 A 160 A

Min. 1,25 68 + (42+54) = 181 A 200 A


80 A

68 A M4

50 A 63 A 80 A

42 A M1 54 A M2 68 A M3
43

Anda mungkin juga menyukai