Hemorrhage
Nama : Tn. P
Umur : 62 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status : sudah menikah
Pendidikan : SMP
Alamat : Sumberejo RT 2 RW 1
Ruang : Pengawasan sadewa 2
Tanggal masuk: 9 Agustus 2022 (16.43)
Tanggal keluar : -
ANAMNESIS
Keluhan utama : penurunan kesadaran
Status Generalis
• Kesadaran : delirium GCS 8
• Tekanan darah : 207/119 mmHg
• Frekuensi nadi : 125x/menit
• Frekuensi napas: 30x/menit
• Suhu tubuh : 36.8 ℃
PEMERIKSAAN FISIK
N.III Occulomotorius :
• sela mata : normal
• pergerakan bulbus : sulit dinilai
• strabismus : sulit dinilai
• Nystagmus : sulit dinilai
• Eksoftalmus : -/-
• Pupil : bulat, ±1 mm
• refleks cahaya : -/-
• refleks konvergen : sulit dinilai
• diplopia : sulit dinilai
PEMERIKSAAN FISIK
N.IV Trochlearis : sulit dinilai
Anamnesis PF & PP
• Penurunan kesadaran sejak 1 • Kesadaran delirium GCS 8
jam SMRS • Tekanan darah 207/119 mmHg, HR 125x/menit, RR
• Penurunan kesadaran setelah 30x/menit
melakukan aktivitas • Pupil bulat, ±1 mm
• Sakit kepala cekot-cekot sejak • Motorik 0000/0000
3 hari SMRS berturut-turut 0000/0000
• Mual dan muntah ± 3x • Anggota gerak atas lateralisasi dextra
• Riwayat kelemahan anggota • Anggota gerak bawah lateralisasi dextra
gerak kanan sejak 6 bulan • Hipotonus anggota gerak atas dan eutrofi
SMRS • Biceps (+/+), triceps (+/+)
• Riwayat hipertensi dan • Atrofi anggota gerak bawah kanan dan hipotonus kanan
kolesterol tinggi tidak dan kiri
terkontrol • Kernig sign (+/+)
• Riwayat merokok aktif sejak • Leukosit 25,2 u/L, GDS 160 mg/dL
muda • ICH di lobus frontoparietal hingga lobus insular kanan
pada hasil CT Scan
ASSESMENT
• CT scan kepala polos
• Laboratorium darah dan elektrolit
RENCANA TERAPI
• Head up 30 derajat
• Stabilisasi jalan napas
• Stabilisasi hemodinamik kristaloid RL 20 tpm
• Infus manitol 0,25-0,50/kgBB diulangi setiap 4-6 jam
• Nikardipin IV 0,5 mcg/kgBB/menit
MONITORING
• Tanda- tanda vital
• Saturasi O2
• Tanda dan gejala peningkatan TIK
EDUKASI
• Edukasi mengenai penyakit dan faktor risiko
• Menjelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan
PROGNOSIS
• Ad vitam : dubia ad malam
• Ad functionam : dubia ad malam
• Ad sanationam : dubia ad malam
DEFINISI
PRIMER SEKUNDER
01 02
85% dari semua ICH dan Perdarahan sekunder terkait
berhubungan dengan ● malformasi vaskular
● hipertensi kronis ● Neoplasma
● angiopati amiloid ● konversi hemoragik dari
stroke iskemik
● penyalahgunaan obat
PATOFISIOLOGI
Proses pembentukan mikroaneurisma pada hipertensi kronis
DIAGNOSA
● Anamnesis
● Pemeriksaan Fisik
● Pemeriksaan Penunjang
ANAMNESA
1 2
● Penurunan kesadaran
● dipicu oleh aktivitas ● nyeri kepala
● menggunakan obat-obatan ● mual/muntah
seperti kokain dan alkohol. ● kejang/tidak kejang
● Riwayat merokok, hipertensi ● kaku kuduk (+)
● papiledema
● diplopia
● kebingungan
PEMERIKSAAN FISIK
Gangguan
GCS
neurobehavior
Kelumpuhan
saraf kranial Gangguan
otonom
Kelemahan
motorik
Defisit
sensorik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
CT scan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi rutin,
elektrolit Profil lipid
GDS, GDP,
HbA1C
CRP, LED
Ureum, kreatinin
troponin/CKMB
APTT, PT, INR
TATALAKSANA
Tatalaksana Umum
1. Stabilisasi jalan napas
• jika terjadi gg ventilasi dapat pipa endotrakeal
• jika terjadi gg menelan / keadaan tidak sadar pipa nasogastrik
2. Stabilisasi hemodinamik
• cairan kristaloid/koloid (IV)
• pemasangan CVC bila diperlukan
TATALAKSANA
3. Tatalaksana peningkatan TIK
• meninggikan posisi kepala 30°
• hindari penekanan vena jugularis
• hindari hipertermia
• Intubasi normoventilasi
• pemberian osmoterapi
• manitol 0,25-0,50 g/kgBB selama > 20 menit, diulangi setiap
4-6 jam dengan target osmolaritas <310mOsm/L. dapat juga
menggunakan NaCl 3%
• furosemid 1 mg/kgBB IV
TATALAKSANA
4. Pengendalian suhu tubuh
• PCT 1000 mg 3x PO atau IV
5. Tatalaksana cairan
• kebutuhan cairan 30 mL/kgBB/hari
• pemberian cairan isotonik dengan NaCl 0,9% euvolemia
• tekanan vena sentral pertahankan 5-12 mmHg
TATALAKSANA
6. Nutrisi
• pemberian nutrisi enteral sedini mungkin jika tidak ada perdarahan
lambung
• gg menelan pipa nasogastrik
• tidak terdapat gg pencernaan, pemberian nutrisi enteral 30cc/jam
dalam 3 jam pertama, pemberian 6x/hari
• jika pemakaian pipa nasogastrik >6 mgg PEG
• keadaan untuk pemberian nutrisi enteral tidak memungkinkan
parenteral
TATALAKSANA
7. Pencegahan dan penanganan komplikasi
• pemberian antibiotik sesuai dengan tes kultur
• mobilisasi terbatas dan atau menggunakan kasur antidekubitus
• intermitten pneumatic compression untuk cegah trombosis vena
dalam dan emboli paru
• antikoagulan sistemik diindikasikan pada pasien dengan gejala
trombosis vena dalam atau emboli paru
TATALAKSANA
8. Pengendalian kejang
• diazepam bolus lambat IV 5-20 mg diikuti fenitoin loading
dose 15-20 mg/kg bolus kecepatan maks 50 mg/menit
• jika belum teratasi rawat di ICU
Tatalaksana Khusus
5. Indikasi bedah
• jika hematom diameter >3 cm disertai penekanan batang otak
dan atau hidrosefalus akibat obs ventrikel seharusnya dilakukan
sesegera mungkin
• perdarahan dengan kelainan struktur (aneurisma)
• perdarahan lobaris sdg-besar terletak dekat korteks <1 cm pd
pasien <45 th dengan GCS 9-12
TATALAKSANA