Anda di halaman 1dari 44

Intracerebral

Hemorrhage

Pembimbing: dr. Hening, Sp. S

Isabela Olga (406202052)


IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. P
Umur : 62 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status : sudah menikah
Pendidikan : SMP
Alamat : Sumberejo RT 2 RW 1
Ruang : Pengawasan sadewa 2
Tanggal masuk: 9 Agustus 2022 (16.43)
Tanggal keluar : -
ANAMNESIS
Keluhan utama : penurunan kesadaran

Riwayat penyakit sekarang :


• Lokasi :-
• Onset : 1 jam SMRS
• Kualitas : Delirium
• Kuantitas : E2V2M4 GCS 8
• Faktor yang memperberat : aktivitas
• Faktor yang memperingan : istirahat
• Gejala yang menyertai : mual dan muntah ±3x, kelemahan anggota gerak
kanan
ANAMNESIS

Riwayat penyakit sekarang :


Pasien diantar ke IGD RSWN oleh keluarga pada tanggal 9 Agustus 2022 pukul 16.43
dengan keluhan penurunan kesadaran. Pasien tiba-tiba terjatuh di kamarnya setelah mandi
pukul 15.55, pasien terjatuh dalam posisi duduk dalam kondisi pingsan, sebelumnya pasien
mengeluhkan kepala pusing dan cekot-cekot selama 3 hari berturut-turut, mual dan muntah
kurang lebih 3x, muntah cair tanpa ampas berwarna putih. Keluarga juga mengeluhkan
adanya kelemahan anggota gerak kanan pada pasien sejak 6 bulan SMRS. Pasien memiliki
riwayat penyakit didapatkan hipertensi dan kolesterol tinggi tidak terkontrol. Pasien
memiliki riwayat kebiasaan merokok aktif sejak muda 10 btg/hr.
Riwayat sosial ekonomi
Riwayat penyakit dahulu • pasien sudah lama menganggur
dikarena kelemahan anggota
• Hipertensi tidak terkontrol gerak kanan
• Kolesterol tinggi tidak terkontrol • pasien hanya berisitrahat di
rumah saja

Riwayat penyakit keluarga Riwayat sosial ekonomi

• Ayah pasien meninggal dengan • pembayaran pengobatan dengan BPJS


keluhan serupa
PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis
• Kesadaran : delirium GCS 8
• Tekanan darah : 207/119 mmHg
• Frekuensi nadi : 125x/menit
• Frekuensi napas: 30x/menit
• Suhu tubuh : 36.8 ℃
PEMERIKSAAN FISIK

• Kepala : normocephal, rambut terdistribusi merata


• Leher : trakea di tengah, tidak ada pembesaran KGB
• Thorax : pergerakan dinding dada simetris, retraksi (-)
• Jantung : batas jantung dalam batas normal, perkusi redup,
murmur (-), gallop (-)
• Paru : sonor seluruh lapang paru, vesikuler (+/+), wheezing
(-/-), ronkhi (-/-)
• Abdomen: datar, massa/benjolan (-), BU (+) normal
• Genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan
PEMERIKSAAN FISIK

• Status psikis : tidak dapat dilakukan


• Status neurologis
• kepala : normocephal, simetris, nyeri tekan (-)
• Leher : sikap normal, pergerakan sulit dinilai, kaku kuduk tidak
dilakukan, kernig sign (+)
PEMERIKSAAN FISIK
N.I Olfactorius : tidak dapat dilakukan

N.II Opticus : tidak dapat dilakukan

N.III Occulomotorius :
• sela mata : normal
• pergerakan bulbus : sulit dinilai
• strabismus : sulit dinilai
• Nystagmus : sulit dinilai
• Eksoftalmus : -/-
• Pupil : bulat, ±1 mm
• refleks cahaya : -/-
• refleks konvergen : sulit dinilai
• diplopia : sulit dinilai
PEMERIKSAAN FISIK
N.IV Trochlearis : sulit dinilai

N.V Trigeminus : refleks kornea (-)

N.VI Abduscens : sulit dinilai

N.VII Fascialis : tidak dapat dilakukan

N.VIII Vestibulocochlearis: tidak dapat dilakukan


PEMERIKSAAN FISIK
N.IX Glossopharyngeus: tidak dapat dilakukan

N.X Vagus: nadi takikardi

N.XI Accessorius : tidak dapat dilakukan

N.XII Hypoglossus: tidak dapat dilakukan


PEMERIKSAAN FISIK
Motorik Badan
• Respirasi : spontan, simetris
• Duduk : tidak dapat dilakukan
• Bentuk kolumna vertebralis : tidak dapat dilakukan
• Pergerakan kolumna vertebralis : tidak dapat dilakukan

Sensibilitas Badan : tidak dapat dilakukan


Refleks Badan : tidak dapat dilakukan
PEMERIKSAAN FISIK
Motorik Anggota Gerak Atas
• pergerakan : sulit dinilai
• kekuatan : 0000/0000, lateralisasi dextra
• tonus: hipotonus
• trofi : eutrofi

Sensibilitas Anggota Gerak Atas : sulit dinilai


Refleks Anggota Gerak Atas :
• Biceps : +/+
• Triceps : +/+
• Hoffman : -
PEMERIKSAAN FISIK
Motorik Anggota Gerak Bawah
• pergerakan : sulit dinilai
• kekuatan : 0000/0000, lateralisasi dextra
• tonus: hipotonus
• trofi : atofi dextra, eutrofi sinistra
Sensibilitas Anggota Gerak Bawah: sulit dinilai
PEMERIKSAAN FISIK
Refleks Anggota Gerak Bawah
• Patella : -/-
• Achilles : +/+
• Babinski : -/-
• Chaddock : -/-
• Schacfer :-/-
• Oppenheim :-/-
• Klonus paha : -/-
• Klonus kaki : -/-
• Tes laseque : -/-
• Tes kernig : +/+

Koordinasi dan kesimbangan : tidak dapat dilakukan


Gerakan abnormal : tremor (-), atetosis (-), mioklonik (-),
chorea(-)
PEMERIKSAAN FISIK
Ringkasan
Seorang laki-laki dibawa oleh keluarganya ke IGD RSWN pada tanggal 9 Agustus 2022
pukul 16.43 WIB dengan keluhan penurunan kesadaran. Keluarga pasien mengeluhkan
sebelumnya pasien mengalami kepala pusing dan cekot-cekot selama 3 hari berturut-
turut, mual dan muntah kurang lebih 3x, adanya kelemahan anggota gerak kanan pada
pasien sejak 6 bulan yang lalu.
Pasien memiliki riwayat penyakit didapatkan hipertensi dan kolesterol tinggi
tidak terkontrol dan kebiasaan merokok. Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran
delirium GCS 8, TD 207/119 mmHg, HR 125x/menit, RR 30x/menit, pupil bulat, ±1
mm, hipotonus anggota gerak atas, biceps (+/+), triceps (+/+), hipotonus dan atrofi
anggota gerak bawah kanan dan kiri, kernig sign (+/+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis Pemeriksaan Hasil
GDS 160 mg/dL
Hemoglobin 16,7 mg/dL
Hematokrit 49,20%
Kalium 4,10 mmol/L
Natrium 139 mmol/L
Trombosit 346/uL
Ureum 77,0 mg/dL
Leukosit 25,2/uL
Kreatinin 2,4 mg/dL
Kalsium 1,22 mmol/L
CT SCAN

• ICH di lobus frontoparietal hingga


lobus insular kanan, disertai perifokal
edema disekitarnya, yang
menyebabkan midline shift ke kiri
• IVH mengisi ventrikel lateralis kiri,
ventrikel III dan IV
• Chronic ischemic cerebral infarction
di centrum semiovale kanan, corona
radiata kiri dan thalamus kiri
DIAGNOSIS

01 Diagnosis Klinis : Delirium, Hemiparese dextra,


Diagnosis Topis : ICH di lobus frontoparietal hingga lobus
02 insular kanan
03 Diagnosis Etiologis : Perdarahan cerebri

04 Diagnosis Faktor Risiko : Riwayat hipertensi dan merokok aktif

05 Diagnosis Penyakit Lain : Hipertensi, DM, Leukositosis


Anamnesis dan PF yang menunjang diagnosis :

Anamnesis PF & PP
• Penurunan kesadaran sejak 1 • Kesadaran delirium GCS 8
jam SMRS • Tekanan darah 207/119 mmHg, HR 125x/menit, RR
• Penurunan kesadaran setelah 30x/menit
melakukan aktivitas • Pupil bulat, ±1 mm
• Sakit kepala cekot-cekot sejak • Motorik 0000/0000
3 hari SMRS berturut-turut 0000/0000
• Mual dan muntah ± 3x • Anggota gerak atas lateralisasi dextra
• Riwayat kelemahan anggota • Anggota gerak bawah lateralisasi dextra
gerak kanan sejak 6 bulan • Hipotonus anggota gerak atas dan eutrofi
SMRS • Biceps (+/+), triceps (+/+)
• Riwayat hipertensi dan • Atrofi anggota gerak bawah kanan dan hipotonus kanan
kolesterol tinggi tidak dan kiri
terkontrol • Kernig sign (+/+)
• Riwayat merokok aktif sejak • Leukosit 25,2 u/L, GDS 160 mg/dL
muda • ICH di lobus frontoparietal hingga lobus insular kanan
pada hasil CT Scan
ASSESMENT
• CT scan kepala polos
• Laboratorium darah dan elektrolit

RENCANA TERAPI
• Head up 30 derajat
• Stabilisasi jalan napas
• Stabilisasi hemodinamik kristaloid RL 20 tpm
• Infus manitol 0,25-0,50/kgBB diulangi setiap 4-6 jam
• Nikardipin IV 0,5 mcg/kgBB/menit
MONITORING
• Tanda- tanda vital
• Saturasi O2
• Tanda dan gejala peningkatan TIK

EDUKASI
• Edukasi mengenai penyakit dan faktor risiko
• Menjelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan

PROGNOSIS
• Ad vitam : dubia ad malam
• Ad functionam : dubia ad malam
• Ad sanationam : dubia ad malam
DEFINISI

Stroke hemoragik perdarahan


intraserebral spontan (PIS) adalah salah satu
patologi stroke akibat pecahnya pembuluh
darah intrasereberal.
EPIDEMIOLOGI

Mortalitas Stroke per 100.000


● Insiden ICH di seluruh dunia hampir
151-251
20 kasus per 100.000 orang setiap
tahun

● Stroke iskemik atau hemoragik, 101-125


menempati urutan pertama dalam daftar
penyebab kematian utama di Indonesia
24-50
ETIOLOGI

PRIMER SEKUNDER
01 02
85% dari semua ICH dan Perdarahan sekunder terkait
berhubungan dengan ● malformasi vaskular
● hipertensi kronis ● Neoplasma
● angiopati amiloid ● konversi hemoragik dari
stroke iskemik
● penyalahgunaan obat
PATOFISIOLOGI
Proses pembentukan mikroaneurisma pada hipertensi kronis
DIAGNOSA
● Anamnesis
● Pemeriksaan Fisik
● Pemeriksaan Penunjang
ANAMNESA

1 2

Faktor Risiko Tanda dan Gejala

● Penurunan kesadaran
● dipicu oleh aktivitas ● nyeri kepala
● menggunakan obat-obatan ● mual/muntah
seperti kokain dan alkohol. ● kejang/tidak kejang
● Riwayat merokok, hipertensi ● kaku kuduk (+)
● papiledema
● diplopia
● kebingungan
PEMERIKSAAN FISIK

Gangguan
GCS
neurobehavior
Kelumpuhan
saraf kranial Gangguan
otonom
Kelemahan
motorik

Defisit
sensorik
PEMERIKSAAN PENUNJANG

CT scan
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hematologi rutin,
elektrolit Profil lipid

GDS, GDP,
HbA1C
CRP, LED

Ureum, kreatinin

troponin/CKMB
APTT, PT, INR
TATALAKSANA
Tatalaksana Umum
1. Stabilisasi jalan napas
• jika terjadi gg ventilasi dapat pipa endotrakeal
• jika terjadi gg menelan / keadaan tidak sadar pipa nasogastrik

2. Stabilisasi hemodinamik
• cairan kristaloid/koloid (IV)
• pemasangan CVC bila diperlukan
TATALAKSANA
3. Tatalaksana peningkatan TIK
• meninggikan posisi kepala 30°
• hindari penekanan vena jugularis
• hindari hipertermia
• Intubasi normoventilasi
• pemberian osmoterapi
• manitol 0,25-0,50 g/kgBB selama > 20 menit, diulangi setiap
4-6 jam dengan target osmolaritas <310mOsm/L. dapat juga
menggunakan NaCl 3%
• furosemid 1 mg/kgBB IV
TATALAKSANA
4. Pengendalian suhu tubuh
• PCT 1000 mg 3x PO atau IV

5. Tatalaksana cairan
• kebutuhan cairan 30 mL/kgBB/hari
• pemberian cairan isotonik dengan NaCl 0,9% euvolemia
• tekanan vena sentral pertahankan 5-12 mmHg
TATALAKSANA
6. Nutrisi
• pemberian nutrisi enteral sedini mungkin jika tidak ada perdarahan
lambung
• gg menelan pipa nasogastrik
• tidak terdapat gg pencernaan, pemberian nutrisi enteral 30cc/jam
dalam 3 jam pertama, pemberian 6x/hari
• jika pemakaian pipa nasogastrik >6 mgg PEG
• keadaan untuk pemberian nutrisi enteral tidak memungkinkan
parenteral
TATALAKSANA
7. Pencegahan dan penanganan komplikasi
• pemberian antibiotik sesuai dengan tes kultur
• mobilisasi terbatas dan atau menggunakan kasur antidekubitus
• intermitten pneumatic compression untuk cegah trombosis vena
dalam dan emboli paru
• antikoagulan sistemik diindikasikan pada pasien dengan gejala
trombosis vena dalam atau emboli paru
TATALAKSANA
8. Pengendalian kejang
• diazepam bolus lambat IV 5-20 mg diikuti fenitoin loading
dose 15-20 mg/kg bolus kecepatan maks 50 mg/menit
• jika belum teratasi rawat di ICU

9. Penatalaksanaan medik lain


• hiperglikemia >180 mg/dL diobati dengan titrasi insulin
• hipoglikemia <50 mg/dL diobati dengan D40% IV atau infus
glukosa 10-20%
Tatalaksana Khusus
1. Perawatan di unit stroke
2. Koreksi koagulopati (PT, APTT, INR)
3. Tekanan darah ( nikardipin, labetalol, esmolol atau antihipertensi
oral)
4. Mempertahankan cerebral perfusion pressure (TD sistolik <160
mmHg dan CPP dijaga >60-70 mmHg)
• phenilephrine 2-10μg/kg/menit
• dopamin 2-10μg/kg/menit atau
• norepinefrin 0,05-0,2 μg/kg/menit dan titrasi sampai efek
yang diinginkan
TATALAKSANA

Tatalaksana Khusus
5. Indikasi bedah
• jika hematom diameter >3 cm disertai penekanan batang otak
dan atau hidrosefalus akibat obs ventrikel seharusnya dilakukan
sesegera mungkin
• perdarahan dengan kelainan struktur (aneurisma)
• perdarahan lobaris sdg-besar terletak dekat korteks <1 cm pd
pasien <45 th dengan GCS 9-12
TATALAKSANA

6. Profilaksis OAE tidak direkomendasikan


7. Cegah perdarahan berulang dengan mengatasi hipertensi dan
merubah kebiasaan merokok
8. Fisioterapi dan mobilisasi cepat sangat dianjurkan pada pasien
stabil secara klinis
THANKS! Do you have any questions?
Isabellaolga97@gmail.com
+68 12 421 838
UNTAR

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai