Anda di halaman 1dari 22

MENYUSUN KARYA ILMIAH

MKWU4108

Widyasari, S.S., M.Hum.


wiwid@ecampus.ut.ac.id
Menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan
dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai
(Tarigan, 1986:15). Menurut Djago Tarigan menulis berarti
mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau
pikiran dan perasaan (Sumarno, 2009:5)
TEKNIK MENULIS SECARA UMUM
• Tentukan Tema. Tema haruslah spesifik. Semakin spesifik semakin menarik minat
baca.
• Tetapkan Tujuan penulisan. Kebanyakan artikel, apalagi dalam artikel jenis deskripsi
dan narasi, tidak menyatakan tujuan penulisan secara tersurat, melainkan tersirat.
• Rumuskan ide pokok atau masalah. Biasanya perumusan masalah dalam bentuk
pertanyaan. Hanya saja dalam penulisan artikel deskripsi dan narasi, rumusan
masalahnya tidak tersurat tapi tersembunyi dibalik alur tulisan
• Kembangkan tema dan pembahasan sesuai dengan jenis artikel
• Buatlah kesimpulan. Kesimpulan bikinnya mudah. Anda bisa membuatnya dengan
baik bila logika atau alur artikel anda benar.
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
• Dalam menulis, perlu diperhatikan penulisan kalimat. Kalimat
yang dapat berterima dan lazim atau disebut juga kalimat efektif.
CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF
• Memakai diksi yang tepat.
• Mempunyai unsur pokok atau penting, minimal Subjek Predikat (SP).
• Taat kepada tata aturan ejaan yang disempurnakan (EYD) yang
berlaku.
• Melakukan penekanan ide pokok.
• Mengacu kepada penghematan penggunaan kata.
• Memakai kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.
CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF
• Memakai kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan
pikiran yang logis dan sistematis.
• Mewujudkan koherensi yang baik dan kompak.
• Memperhatikan pararelisme.
• Merupakan komunikasi yang berharkat.
• Diwarnai kehematan.
• Didasarkan pada pilihan kata yang baik.
SYARAT KALIMAT EFEKTIF
1. Kesatuan
Kesatuan adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang digunakan. Kesatuan gagasan
kalimat ini diperlihatkan oleh kesepadanan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Ciri-ciri yang kesatuan:
a. Adanya subjek dan predikat yang jelas.
Hindari menggunakan kata depan (di, ke, sebagai, dll) sebelum subjek.
Contoh kalimat kesatuan:
Di rumah adat para petua mendiskusikan masalah kejahatan yang terjadi. (Salah)
Para tetua adat mendiskusikan masalah kejahatan yang terjadi di rumah adat. (Benar)
b. Tidak terdapat subjek ganda
Misalnya:
Pembangunan jalan itu kami dibantu oleh warga desa. (Salah)
Dalam membangun jalan itu, kami dibantu oleh warga desa. (Benar)
(LANJUTAN)
c. Tidak menggunakan kata penghubung intrakalimat dalam kalimat tunggal
Misalnya:
Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama (Salah)
Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama. (Benar)
d. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang
Misalnya:
Bahasa Indonesa yang berasal dari bahasa Melayu.(Salah)
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.(Benar)
Sang tutor menjelaskan, memaparkan, dan penerapan sebuah aplikasi pada para praktikan.
(Salah)
Sang tutor menjelaskan, memaparkan, dan menerapkan sebuah aplikasi pada para praktikan.
(Benar).
Mereka membahas kehendak rakyat. (Benar)
2. Kehematan
Kehematan adalah usaha menghindari pemakaian kata yang tidak perlu. Hemat disini berarti tidak
menggunakan kata-kata mubazir, tidak menjamakkan kata yang sudah berbentuk jamak, dan tidak
mengulang subjek. Dengan menghemat kata, kalimat menjadi padat dan berisi.
Contoh kalimat kehematan:
Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke pesta itu. (Salah)
Karena tidak diundang, dia tidak datang ke pesta itu. (Benar)

3. Keparalelan
Keparalelan merupakan kesamaan bentuk yang digunakan dalam kalimat itu.
Maksudnya yaitu jika pada kata pertama berbentuk verba, maka kata kedua juga harus berbentuk
verba.
4. Kelogisan
Kelogisan adalah ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Contoh kalimat efektif kelogisan:
Waktu dan tempat kami persilahkan. (Salah)
Bapak dosen kami persilahkan. (Benar)
5. Kepaduan (Koherensi)
Koherensi adalah terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentukan kalimat.
Merupakan syarat dari kalimat efektif agar diharapakan nantinya setiap informasi yang diterima tidak terpecah-
pecah.
Ciri-ciri di contoh koherensi dibawah ini yaitu koherensi yang rusak karena tempat kata dalam kalimat tidak
sesuai dengan pola kalimat.
Misalnya:
Ikan memakan adik tadi pagi (Salah)
Adik memakan ikan tadi pagi (Benar)
6. Ketepatan
Ketepatan adalah kesesuaian atau kecocokan pemakaian unsur-unsur yang membentuk suatu kalimat
sehingga tercipta pengertian yang bulat dan pasti.
Contoh kalimat ketepatan, misalnya dibawah ini tentang kesalahan dalam penggunaan tanda koma:
Sidik lupa bagaimana cara melukis, mengecat dan berjahitan. (Salah)
Sidik lupa bagaimana cara melukis, mengecat, dan menjahit.(Benar)
Pola Pengembangan Gagasan
Pola Klimaks-Antiklimaks: merupakan pola yang berisi rincian
gagasan paragraf mulai dari yang terbawah hingga yang teratas. Atau,
bisa juga berisi rincian gagasan yang dimulai dari puncak menuju ke
gagasan terendah.
Contoh Pola Klimaks-Antiklimaks
Badan Fahmi tersungkur jatuh ke tanah. Sontak, semua orang yang ada di
sekitarnya panik dan membopong tubuh Fahmi ke klinik terdekat.
Selama di klinik, Fahmi belum sadarkan diri juga. Beberapa saat
kemudian, keluarga Fahmi pun datang ke klinik untuk melihat
kondisinya. Langsung saja, keluarga Fahmi pun menjadi cemas hatinya
tatkala melihat Fahmi yang terkulai lemas di pembaringan klinik.
Pola Kausalitas
Pola Kausalitas: merupakan pola paragraf yang berisi sebab akibat suatu hal, di
mana sebab menjadi gagasan utama, dan akibat menjadi penjelasnya.

Contoh:Pendidikan moral sudah semestinya diterapkan lagi dalam kegiatan proses


belajar dewasa ini. Sebab, anak-anak zaman sekarang sudah semakin jauh dari
nilai moralitas. Hal ini bisa dilihat dari maraknya kenakalan remaja dan pergaulan
bebas yang mereka lakukan. Untuk itu, pendidikan moral harus kembali diterapkan
di dalam proses belajar mengajar anak agar mereka menjadi anak yang bermoral
baik.
Pola Sudut Pandang
Pola Sudut Pandang: merupakan pola yang berisi sudut pandang
penulis terhadap suatu hal.

Contoh: Peneliti di sini hanya mengobservasi dan tidak terlibat dalam


penelitian. Dalam penelitian terdapat 6 orang anak yang diobservasi.
Peneliti melihat pergerakan keenam anak tersebut dalam suatu ruangan
terisolasi. Mereka berinteraksi satu sama lain. Dari yang awalnya hanya
bermain sendiri-sendiri lalu melihat ke teman lainnya kemudian mereka
menyapa.
Pola Definisi Luas
Pola Definisi Luas: merupakan pola yang berisi definisi suatu hal
atau gagasan abstrak yang luas

Contoh: Navigasi merupakan fitur pencarian yang terletak di


bagian blog. Fitur ini mempunyai fungsi yang dapat membuat
pembaca bisa menemukan tema atau judul tulisan yang hendak
dibaca oleh pembaca di dalam blog tersebut.
Pola Pertentangan
Pola Pertentangan: berisi beberapa gagasan paragraf yang saling
bertentangan satu sama lain.

Contoh: Semangat belajar Alina menurun menjelang ujian kenaikan kelas. Hal ini
bisa dilihat dari seringnya dia terlambat masuk ke kelas, serta dalam
mengumpulkan tugas. Selain itu, Alina sering sekali terlihat tidak fokus saat
belajar di dalam kelas. Kondisi yang dialami Alina tersebut berbeda  dengan apa
yang dialami Alisya saat ini. Semangat belajarnya justru semakin tinggi, dan dia
pun semakin rajin dan fokus dalam belajar.
Pola Perbandingan
Pola Perbandingan: berisi beberapa gagasan yang diperbandingan
satu sama lain.
Contoh: Tempe mengandung zat protein yang lebih banyak ketimbang tahu. Hal
itu disebabkan proses pembuatan tempe lebih sedikit dibanding dengan proses
pembuatan tahu. Adapun zat protein yang dimiliki tempe adalah sebear 15,4
gram, 5,4 gram lebih besar dibanding protein pada tahu.
Pola Generalisasi
Pola Generalisasi: merupakan pola yang berisi simpulan umum dari beberapa gagasan
khusus. Atau, bisa juga berisi pengembangan dari gagasan yang bersifat umum.

Contoh: Pendidikan moral harus diajarkan sejak kecil di lingkungan keluarga. Adapun cara
yang bisa dilakukan orang tua untuk mengajarkan nilai-nilai moral ke anak adalah
dengan memberikan kisah-kisah tentang orang yang mempunyai moral yang baik. Selain
itu, orang tua juga mesti bisa mencontohkan nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-
hari.
Pola Klasifikasi
Pola Klasifikasi: merupakan pola yang pengelompokkan suatu topik
tertentu ke dalam kelompok tertentu, Pola ini biasanya mengandung
kata antara lain, dibagi, dan sejenisnya.

Contoh: Alat musik yang biasanya dimainkan dalam sebuah grup musik
(band) dibagi atas beberapa macam, yaitu gitar, bass, drum, piano atau
kibord. Sementara itu, orang-orang yang memainkan alat-alat tersebut
dikelompokkan menjadi gitaris, bassis, drumer, dan kibordis.
Pola Analogi
Pola Analogi: merupakan pola yang berisi perumpamaan suatu
hal dengan hal lainnya.

Contoh: Seekor kuda akan merasa keletihan jika terus-menerus


dipacu. Begitu pula manusia. Saat manusia dipaksa untuk terus
bekerja, maka manusia pun akan mengalami keletihan yang
teramat sangat. Untuk itu, istirahatkanlah tubuh sejenak di sela-
sela waktu kerja agar tidak keletihan.
Pola Contoh
Pola Contoh: merupakan pola paragraf yang berisi contoh dari topik
atau gagasan yang bertujuan untuk menguatkan gagasan

Contoh: Selain digoreng, tempe ternyata bisa diolah menjadi varian


olahan lain yang tidak kalah enak. Misalnya saja tempe bacem.
Olahan dari tempe ini dibuat dengan cara merebus tempe
bersamaan dengan berbagai macam bumbu yang membuat tempe
menjadi berwarna kecoklatan.

Anda mungkin juga menyukai