Anda di halaman 1dari 30

SISTEM PERADILAN DI INDONESIA

NINUK TRIYANTI, SH. M.Hum

1
RPS SISTEM PERADILAN DI INDONESIA

1. PENDAHULUAN
2. PENYELENGGARA DAN ASAS PERDILAN
3. PERADILAN UMUM
4. PERADILAN AGAMA,
5. PERADILAN MILITER,
6. PERADILAN TATA USAHA NEGARA
7. PERADILAN LAIN
8. PRAKTEK PERADILAN UMUM
9. PRAKTEK PERADILAN AGAMA
10.PRAKTEK PERADILAN MILITER
11.PRAKTEK PERADILAN TATA USAHA NEGARA
12.PRAKTEK PERADILAN LAIN

2
KONSEP NEGARA HUKUM
 Konsep negara hukum pada suatu negara lahir dan berkembang dalam
situasi perkembangan zaman, ada historisnya.
 Konsep negara hukum merupakan konsep universal namun dalam tataran
implementatif muncul beberapa model yang memiliki karasteristik beragam
karena pengaruh sejarah, falsafah dan ideologi yang dianut suatu bangsa,
serta sosio politik yang melatar belakangi dll
 Beberapa model negara hukum misalnya nomokrasi islam, rechtstaat, rule of
law, sosialist legality, negara hukum Pancasila dll.
 Secara embriotik, gagasan negara hukum dikemukakan Plato dalam
tulisannya nomoi : penyelenggaraan negara yang baik ialah yang didasarkan
pada pengaturan (hukum) yang baik.
 Gagasan Plato dipertegas oleh Aristoteles : negara yang baik adalah negara
yang diperintah oleh konstitusi dan berkedaulatan hukum
 Pada abad 19 di negara eropa kontinental, konsep negara hukum lebih
eksplisit ditegaskan dengan munculnya konsep rechtstaat dari Freidrich
Stahl. Unsur rechtstaat ada 4 yaitu: perlindungan HAM,
pemisahan/pembagian kekuasaan untuk menjamin HAM, pemerintahan
berdasarkan PUU, dan peradilan administrasi/perselisihan
INDONESIA : NEGARA HUKUM

 Indonesia adalah negara hukum ( Pasal 1 ayat (3) UUD 1945)


 Negara hukum (rechtsstaat) adalah negara yang menempatkan
hukum sebagai dasar kekuasaan negara dan penyelenggaraan
kekuasaan tsb dalam segala bentuknya dilakukan di bawah
kekuasaan hukum.
 Dalam negara hukum, segala sesuatu harus dilakukan menurut
hukum. Hukum diletakkan sebagai aturan main dalam
penyelenggaraan kenegaraan, pemerintahan dan kemasyarakatan.
Eksistensi hukum dijadikan sebagai instrumen dalam menata
kehidupan, pemerintahan dan kemasyarakatan.
SISTEM HUKUM

5
SISTEM HUKUM

SISTEM HUKUM
Seperangkat kaidah/norma dalam bentuk
tatanan yang terdiri dari beberapa peraturan tertulis atau tidak tertulis yang dibuat
bagian /unsur yang saling terkait lembaga yang berwenang yang mengatur
menjadi satu kesatuan yg tidak tingkah laku manusia dalam kehidupan
terpisahkan, masing-masing bagian bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang
tsb memiliki fungsi yang berbeda- bersifat memaksa dan mengikat, berisi larangan
beda untuk mencapai tujuan dan/atau perintah yg wajib dipatuhi dan ada
bersama sanksi bila dilanggar demi terwujudnya
keamanan, ketertiban, dan keadilan.

SISTEM HUKUM

Sebuah tatanan hukum yang terdiri dari beberapa subsistem hukum yang memiliki fungsi
yang berbeda-beda namun saling berkaitan antar subsistem hukum sebagai satu kesatuan,
untuk mencapai tujuan yang sama yaitu terwujudnya keamanan, ketertiban, kepastian
hukum, kebahagiaan masyarakat, dan keadilan.
SISTEM HUKUM DUNIA
 Ada sistem hukum di dunia yaitu
1. Sistem hukum Civil Law (Eropa Kontinental)
2. Sistem Hukum Common Law (Anglo Saxon)
3. Sistem Hukum Agama Islam dan Agama lainnya
4. Sistem Hukum Adat
5. Sistem Hukum Negara Sosialis

 Adapun sistem hukum terbesar adalah Civil Law dan Common Law. Hingga abad 19,
pembedaan kedua sistem hukum tersebut yang ketat masih relevan namun dengan
berjalannya waktu,sekarang tampak bahwa Common Law yang kelihatan lebih agresif
merambah dan memasuki wilayah negara-negara yang semula menganut Civil Law.

 Dalam perkembangannya, beberapa negara memberlakukan modifikasi sistem hukumnya


(lebih 1 sistem hukum yang berlaku di negara tersebut : HYBRID LEGAL SYSTEM, antara
lain sistem hukum far east laws/sistem hukum Timur Jauh (perpaduan kompleks antara
sistem civil law, common law, dan hukum Islam), legal mix system atau sistem hukum
campuran, yaitu sistem hukum yang juga memberlakukan hukum adat.
SISTEM HUKUM CIVIL LAW
 sumbernya dari kodifikasi kekaisaran Romawi dan dianut oleh Jerman, Perancis, Belanda
dan negara Eropa Daratan, Amerika Latin dan Indonesia
 Sumber hukum Civil Law dari teori kedaulatan negara, sehingga negara mempunyai
penguasaan atau disebut state monopoly on law making
 Dalam sisten hukum ini, Hukum dipositifkan dalam bentuk rigid (tertulis) atau dituangkan
dalam undang-undang (prinsip legisme). Hukum identik dengan undang-undang, sedangkan
hukum tidak tertulis tidak diakui oleh sebagai hukum, jadi hukum yang tidak dibuat oleh
negara bukan sebagai hukum.
 Prinsip utama sistem hukum ini adalah hukum memperoleh kekuatan mengikat karena
berupa peraturan yang berbentuk undang-undang yang tersusun secara sistematis dalam
kodifikasi. Sumber hukum utamanya adalah undang-undang yang dibentuk legislatif
 Peraturan yang digunakan sebagai pegangan oleh eksekutuf adalah peraturan yang dibuat
olehnya berdasarkan kewenangan dan kebiasaan yang hidup dalam masyarakat yang tidak
bertentangan dengan undang-undang dan diakui pula sebagai sumber hukum;
 Sumber hukumnya terdiri atas status (undang-undang),regulation (produk legislatif dan
eksekutif), dan costums (kebiasaan yang dipraktekkan dalam masyarakatyang dituangkan
dalam hukum tertulis yang tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku.
SISTEM HUKUM COMMON LAW
 Dikenal pula dengan istilah Unwritten Law
 Awal berkembangnya di negara Inggris dan dianut di negara persemakmuran Inggris,
Amerika Utara, Canada dan AS);
 Pada hakekatnya Common Law aalah sebuah judge made law artinya hukum dibentuk oleh
pengadilan
 Sumber hukum utama adalah putusan pegadilan atau yurisprudensi kebiasaan dan
peraturan hukum tertulis diakui juga karena bersumber dari putusan pengadilan . Kebiasaan
dan peraturan hukum tertulis tidak tersusun secara sistematis dalam kodifikasi sebagaimana
dalam sistem hukum Civil Law. Oleh karena itu hakim terikat pada pada prinsip hukum
dalam putusan pengadilan yang sudah ada dalam perkara sejenis (asas doctrine of
precedent). Apabila dalam putusan pengadilan yang terdahulu tidak ditemukan prinsip
hukum yang dicari, hakim berdasarkna prinsip keadilan, kebenaran, dan akal sehat dapat
memutuskan perkara dengan menggunakan metode penafsiran hukum;
 Sistem hukum Common Law penerapnnya lebih mudah terutama pada masyarakat di
negara berkembang karena sesuai dengan perkembangan zaman , pendapat ahli dan
praktisi hukum lebih menonjol digunakan oleh hakim dalam memutus perkara.
PERBEDAAN SISTEM HUKUM CIVIL LAW DAN
SISTEM HUKUM COMMON LAW
1. Civil Law
 Sistem peraturan :
 Hukum tertulis (kodifikasi)
 ada pemisahan secara tegas dan jelas antara hukum publik dan privat
 Sistem Peradilan :
 tidak menggunakan juri sehingga tanggung jawab hakim adalah memeriksa kasus,
menentukan kesalahan , serta menerapkan hukuman sekaligus menjatuhkan putusan
 Hakim tidak terikat dan tidak wajib mengikuti putusan hakim sebelumnya (asas bebas)
 Hanya dalam perkara perdata yang elihat adanya dua belah pihak yang bertentangan
(penggugat dan tergugat), sedangkan dalam perkara pidana, keberdaan terdakwa
bukan sebagai pihak penantang
Lanjutan PERBEDAAN SISTEM HUKUM CIVIL LAW DAN
SISTEM HUKUM COMMON LAW
2. Common Law
 Sistem peraturan :
 Didominasi oleh Hukum tidak tertullis atau hukum kebiasaan melalui putusan hakim;
 Tidak ada pemisahan secara tegas dan jelas antara hukum publik dan privat
 Sistem Peradilan :
 menggunakan juri sehingga yang memeriksa kasus, menentukan kesalahan sedangkan
hakim hanya menerapkan hukum hukuman serta menjatuhkan putusan
 Hakim terikat pada putusan hakim sebelumnya dalam perkara sejenis melalui asas the
binding of precedent
 Adversary system : pandangan bahwa dalam pemeriksaan peradilan selalu ada dua
pihak yang saling bertentangan baik perkara perdata maupun perkara pidana.
SISTEM HUKUM ADAT
 Sistem hukum adat hanya terdapat dalam lingkungan sosial masyarakat Idonesia dan
negara –negara Asia lainnya seperti Cina, Jepang, India dll.
 Istilahnya adat recht yang pertama kali dikemukakan oleh Snouck Hurgronje
 Sistem Hukum Adat bersumber pada peraturan-peraturan hukum tidak tertulis yang tumbuh
dan berkembang serta dipertahankan dengan kesadaran huum masyarakatnya
 Sistem hukum adat merupakan pencerminan dari kehidupan masyarakat dan masyarakat
selalu berkembang dengan tipe yang mudah dan elastis
SISTEM HUKUM ISLAM
 Sistem hukum Islam semula dianut oleh masyarakat Arab sebagai awal penyebaran agama
Islam ke berbagai negara lain di Asia, Afrika, Eropa dan Amerika baik secara individu atau
kelompok.
 Sumber sistem hukum islam adalah Al Qur’an, Sunnah Rasul (Hadist), Ijma (kesepakatan
ulama besar tentang suatu hal dalam cara bekerja) dan qiyas (analogi dalam mencari
sebanyak mungkin persamaan antara dua kejadian. Cara ini dilakukan melaui metode ilmu
hukum berdasarkan deduksi
SISTEM HUKUM CIVIL LAW SISTEM HUKUM COMMONLAW

1.Dianut negara eropa kontinental 1. Dianut negara anglo saxon;


2.Berasal dari kodifikasi hukum kaisar 2. Sumber hukum utama : putusan hakim
romawi masa Kaisar Yustianus; 3. Prinsip dan kaidah hukum dibentuk dan
3.Corpus Juris Civilis (kumpulan kaidah mengikat umum melalui putusan hakim;
hukum yang ada sebelum Kaisar 4. Putusan hakim, kebiasaan dan
Yustianus memerintah) dijadikan prinsip peraturan tertulis tidak tersusun dalam
dasar dalam perumusan dan kodifikasi satu kodifikasi;
hukum di negara-negara Eropa Daratan; 5. Hanya mempunyai kebebasan
4.Prinsip utama : hukum memperoleh menciptakan hukum dan menafsirkan
kekuatan mengikat karena peraturan peraturan hukum;
yang berbtk UU yg tersusun dalam 6. Hakim terikat pada prinsip hukum
kodifikasi; dalam putusan pengadilan yang sejenis
5.Sumber hukum utamanya : UU; (asas doctrine of precedet);
6.Tujuan hukum : kepastian hukum; 7. Jika dalam putusan pengadilan tidak
7.Adagium : tidak ada hukum selain UU; ditemukan prinsip hukum yang dicari,
8.Hakim hanya menerapkan dan hakim berdasarkan prisip keadilan,
menafsirkan uu, tdk bebas menciptakan kebenaran dan akal sehat dapat
hukum baru ; memutus perkara dengan meggunakan
9.Putusan haim tidak mengikat umum, metode penafsiran hukum
hanya berlaku bagi yang berperkara;
10.Ada pemisahan tegas antara hukum
privat dan hukum publik ( skrg batasan
mulai kabur)
SISTEM HUKUM ADAT SISTEM HUKUM SOSIALIS

1.Dianut di negara Indonesia dan beberapa 1. negara yang menganut sistem hukum ini
negara Asia; dikelompokkan 2 kategori utama yaitu
2.Sumber hukum utama : hukum tidak yurisdiksi sosialis kuno (Polandia,
tertulis atau kebiasaan; Hungaria, Tiongkok, dll) dan sistem hkm
3.Sifat hukum tradisional dengan sosialis terbaru (Kamboja, Laos, dll) ;
berpangkal pada kehendak nenek moyang 2. Pokok ajaran : hukum yg dijiwai ajaran
4.Tolak ukurnya kehendak suci dari nenek Marxisme Leninist dan ajaran
moyang; materialisme teori evolusi;
5.Sifatnya elastis karena mudah berubah; 3. Mengutamakan asas kolektvitas dalam
6.Yang berperan menjalankan sistem bentuk mutlak, kepentingan umum
hukum adat : pemuka adat yang paling utama;
4. Hanya mengenal konsep hukum publik ;
5. Menolak prinsip pembagian kekuasaan
dalam sistem pemerintahan;
6. hukum adalah penguasa negara , ukum
membela kelas sosial rendah;
7. Parpol tunggal;
8. Hukumnya lebh bersifat prerogratif dari
pada normatif;
9. Hukumnya memeliki karakter pseudo
religius.
SISTEM HUKUM KANONIK SISTEM HUKUM ISLAM

1.Dianut di negara-egara yang tunduk pada 1. Dianut di negara-negara arab;


peraturan gereja; 2. Sumber hukum utama : Al Qur’an.
2.Sumber hukum utama : Kitab Hukum Sunnah/ Hadist DAN IJTIHAD
Kanonik; 3. ketentuannya didasarkan pada AKHLAK
3.Sifat hukum tradisional dengan agama ;
berpangkal pada kehendak nenek moyang 4. Sanksi dunia dan akhirat dari Allah
4.Tolak ukurnya kehendak suci dari nenek SWT;
moyang; 5. Tujuan agar manusia selamat dunia dan
5.Sifatnya elastis karena mudah berubah; akhirat
6.Yang berperan menjalankan sistem
hukum adat : pemuka adat
SISTEM HUKUM INDONESIA

17
SISTEM HUKUM YANG BERLAKU DI INDONESIA
 Indonesia yang pernah dijajah Belanda sekitar 350 tahun dengan nama pemerintahan Hindia
Belanda. Saat itu Belanda memberlakukan sistem hukumnya yaitu Civil Law untuk
diberlakukan di Hindia Belanda berdasarkan asas konkordansi, dan juga memberlakukan
sistem hukum adat dan sistem hukum Islam
 Setelah merdeka, pemerintah Indonesia mengganti sistem hukum dan tata hukum Hindia
Belanda dengan sistem Hukum Indonesia. Namun pengaruh sistem sebelumnya tidak dapat
dihilangkan begitu saja. Sampai sekarang yang berlaku dan berpengaruh di Indonesia
adalah ketiga sistem Hukum tersebut.
 Selain ketiga sistem hukum tersebut dalam perkembangannya karena pengaruh pergaulan
dan globalisasi dan tuntutan kebutuhan, beberapa lembaga hukum yang berasal dari
Common Law juga diadopsi di Indonesia,
SISTEM HUKUM INDONESIA

CORPUS
JURIS CODE NAPOLEON BELANDA
(PERANCIS) INDONESIA
CIVILIES (NETHERLAND)
(ROMAWI)

CODE BURGERLIJKE KUHPerdata


CIVIL WETBOEK/BW

CODE PENAL WETBOEK VAN


STRAFRECHT KUHPidana

WETBOEK VAN
CODE COMMERCE KUHDagang
KOOPHANDEL
lanjutanSISTEM HUKUM YANG BERLAKU DI INDONESIA

1. Sistem hukum Civil Law


 Sistem hukum ini masih banyak mempengaruhi tata hukum Indonesia maupun
peradilan Indonesia, misalnya hukum tata negara, hukum administrasi negara, hukum
pidana, hukum perdata, hukum dagang dan sistem peradilan;
 Sistem peradilan khas Civil Law, misalnya kedudukan hakim sebagai penerap hukum,
sistem nonjuri dan asas non binding force precedent.
 Sumber hukum Indonesia yang mengutamakan sumber hukum yang berbentuk tertulis
(peraturan perundang-undangan) merupakan pengaruh Civil Law.
 Di Indonesia, banyak peraturan dari Belanda yang diadopsi dan berlaku di Indonesia
sampai saat ini, misalnya KUHP, BW, KUHD. Terjadilah legal gab (keterpisahan nilai-
nilai masyarakat Indonesia dengan nilai peraturan perundang-undangan) menjadi
persoalan yang mendasar dan substantif hukum Indonesia yang selalu akan membawa
konsekuensi lanjutan yang sulit dihindari sehingga tidak ada keterkaitan erat dengan
jiwa bangsa Indonesia. Friederich von Savigny mengemukakan bahwa jiwa bangsa
harus menjadi civil law dalam proses legislasi yang tidak dapat dihindari dari proses
pergulatan berbagai kepentingan politik, ekonomi, sosial, budaya dll
lanjutanSISTEM HUKUM YANG BERLAKU DI INDONESIA
2. Sistem hukum common Law
 Karena pengaruh pergaulan, globaliasi dan kebutuhan dan tuntutan hukum maka
lahirlah bidang-bidang hukum baru yang merupakan adopsi dari sistem hukum
Common Law. Perkembangan ini merupakan akulturasi hukum dari Common Law
sehingga terciptalah bidang hukum yang sering disebut sebagai hukum bisnis
kontemporer yang merupakan fenomena baru dalam Civil Law tetapi kini semakin
mantap dan kokoh.
 Sejak tahun 1995, di Indonesia mulai bermuncukan pengaturan baru yang
mengakomodasi unsur-unsur sistem hukum Common Law yang secraa khusus
mengatur bidang-bidang hukum seperti hukum tentang perseroan terbatas, HAKI,
persaingan usaha, strict liability (tanggung jawab mutlak), class action, franchising,
leasing, dll

3. Sistem hukum agama


 Sistem hukum agama (Islam, Kristiani, Hindu, Budha dan Kong Huchu) juga
mempengaruhi sistem hukum Indonesia terutama dalam hukum perkawinan
 Sistem hukum islam banyak mempengaruhi sistem hukum perkawinan, waris terutama
berlaku bagi pemeluknya dan perdagangan,.
lanjutanSISTEM HUKUM YANG BERLAKU DI INDONESIA
4. SISTEM HUKUM ADAT
 Sistem hukum adat merupakan sistem hukum asli bangsa Indonesia dan bersifat
pluralistik .
 Menurut hasil penelitian Van Vollen Hoven yang dilakukan sekitar abad 18, ada 19
lingkungan hukum adat yang berbeda di Indonesia. Perlu ada penelitian sekarang
apakah 19 lingkungan hukum adat tersebut masih berlaku atau sudah mengalami
perubahan.
 Sistem hukum adat berpengaruh bagi WNI yang keterkaitan pada masyarakat
persekutuan hukum adat baik yang masih kuat atau sudah lemah
 Sistem hukum adat mempengaruhi bidang HTN, (misalnya dikenal istilah desa di jawa
Bali, Kuria di Tapanuli Selatan, nagari di Minangkabau) hukum pidana (penerapan uang
adat bagi korban, paksaan untuk menikahi gadis yang sudah dicemari, mengasingkan
orang, selamatan, minta maaf dll) dan hukum perdata (hukum waris adat dan hukum
kekerabatan adat)
KOMPONEN SISTEM HUKUM

STRUKTUR SUBSTANSI KULTUR HUKUM JIWA


HUKUM HUKUM BANGSA

BUDAYA HKM : HATI, PIKIRAN,


INTISARI HKM
ORGAN YANG PERILAKU UTK BATIN BGS
MEMPUNYAI MEMATUHI HUKUM
KEWENANGAN
• ASAS HKM
• NORMA HKM
• PERATURAN
HKM KONKRIT
• TUJUAN HKM PROSES FAKTOR YANG
• DLL PEMBUDAYAAN MEMPENGARUHI
1. PEMBENTUK HKM ; HKM BUDAYA HKM
2. PELAKSANA HKM;
3. PENEGAK HUKUM;

1. PSIKOLOGIS;
 KESADARAN FUNGSI HKM 2. RATIO ;
 KEPENTINGAN; 3. SISTEM KEPERCAYAAN
 PERNYATAAN KEHENDAK 4. KESADARAN MORAL
NEGARA 5. TRADISI
KOMPONEN SISTEM HUKUM INDONESIA

JIWA SUBSTANSI STRUKTUR KULTUR


BANGSA HUKUM HUKUM HUKUM

BUDAYA HUKUM:
HUKUM LEMBAGA NEGARA YG
PANCASILA POSITIF/TATA HKM MENYELENGGARAKAN
KEKUASAAN NEGARA :
LEGISLATIF,EKSEKUTIF
YUDIKATIF
1.Hukum
tertulis/PUU PROSES FAKTOR YANG
1.dasar negara MEMPENGARUHI
2.Pandangan 2.Hukum tidak PEMBUDAYAAN
BUDAYA HKM
tertulis : HKM
hidup
3.falsafah jurisprudensi, 1.Disebut dalam
4. ideologi Hkm Kebiasaan UUD 1945
5.kaidah & Hkm Adat 2.Berdasar UU 1. psikologis;
3.Berdasar PP  kesadaran 2. ratio ;
fundamental
4.Berdasar fungsi hkm 3. sistem
6.Cita hukum  kepentingan; kepercayaan
7.Sumber dr sgl Perpres  pernyataan 4. kesadaran
sumber hkm 5.Berdasar kehendak
moral
5. tradisi
8.Jati diri bgs 1.Asas hukum Permen negara
9.Budaya bgs 2.Norma hukum 6.dll
10.dll 3.Peraturan
hukum konkrit
4.Tujuan hukum
5.DLL
SISTEM PERADILAN

25
SISTEM ?

 Sistem adalah suatu susunan atau tatanan yang teratur, suatu keseluruhan
yang terdiri atas bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain, tersusun
menurut suatu rencana atau pola untuk mencapai suatu tujuan;
 Dalam suatu sistem yang baik tidak boleh ada benturan, pertentangan, atau
kontradiktif , duplikasi dan tumpang tindih antar bagian

 Sifat sistem itu menyeluruh dan berstruktur yang keseluruhan komponennya


bekerjasama dalam hubungan fungsional
 Setiap sistem mengandung beberapa asas yang menjadi pedoman dalam
pembentukannya. Dengan kata lain suatu sistem tidak terlepas dari asas-asas
yang mendukungnya
DEFINISI PERADILAN
 judiciary (Bahasa Inggris); rechspraak (Bahasa Belanda)
 segala sesuatu yang berhubungan dengan tugas negara dalam menegakan hukum
dan keadilan.
 peradilan berasal dari kata adil, artinya segala sesuatu mengenai perkara pengadilan.
 suatu proses pemberian keadilan disuatu lembaga.
 R.Subekti dan R. Tjitrosoedibio : peradilan adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan tugas Negara untuk menegakkan hukum dan keadilan. Penggunaan istilah
Peradilan menunjuk kepada proses untuk memberikan keadilan dalam rangka
menegakan hukum.
 Sjachran Basah : segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas dalam memutus
perkara dengan menerapkan hukum, menemukan hukum in concreto dalam
mempertahankan dan menjamin ditaatinya hukum materil, dengan menggunakan
cara procedural yang ditetapkan oleh hukum formal.
 sebuah proses dalam rangka menegakkan hukum dan keadilan atau suatu proses
mencari keadilan itu sendiri.”
DEFINISI PENGADILAN

 pengadilan ditujukan kepada badan atau wadah yang memberikan peradilan.


 badan atau instansi resmi yang melaksanakan sistem peradilan berupa memeriksa,
mengadili, dan memutus perkara berdasarkan hukum acara yang berlaku di
Indonesia.
 Badan atau instansi yang akan melaksanakan sistem peradilan berupa memeriksa,
mengadili dan memutus perkara guna menegakkan hukum dan keadilan di Indonesia.
 lembaga tempat subjek hukum mencari keadilan
PERADILAN PENGADILAN

1. suatu proses yang dijalankan di pengadilan


yang berhubungan dengan tugas memeriksa, 1. badan atau instansi resmi yang melaksanakan sistem
memutus dan mengadili perkara peradilan berupa memeriksa, mengadili, dan memutus
perkara.
SISTEM PERADILAN

tatanan yang terdiri dari beberapa


bagian /unsur yang saling terkait • segala sesuatu yang berhubungan
menjadi satu kesatuan yg tidak dengan tugas negara dalam
terpisahkan, masing-masing bagian menegakan hukum dan keadilan,
tsb memiliki fungsi yang berbeda- • proses untuk memberikan keadilan
beda untuk mencapai tujuan dalam rangka menegakan hukum.
bersama

SISTEM PERADILAN

keseluruhan komponen peradilan, yang masing-masing komponen memiliki fungsi yang berbeda-beda
namun saling berkaitan sebagai satu kesatuan, untuk mencapai tujuan yaitu menegakkan hukum dan
keadilan.
Komponen peradilan antara lain : aturan hukum, pihak-pihak dalam proses peradilan, hirarki
kelembagaan peradilan, maupun aspek aspek yang bersifat procedural/beracara.

Anda mungkin juga menyukai