Anda di halaman 1dari 20

MATERI PAI SEMESTER 1

NAMA : NYIMAS FITRI NUR AMALIA


KELAS : X PERAWAT
Bab 1 Kajian Q.S Al-Anfal/8:72 Dan Hadits Tentang
Pentingnya Mengendalikan Diri (Mujahadah an Nafs)

Berdasarkan Surat Al Anfal Ayat 72, ada berapa hal yang bisa
kita lakukan untuk melakukan kontrol diri (mujahadah an-
nafs), antara lain :

1)  Bersabar atau menyisihkan waktu yang lebih lama untuk


mengambil keputusan dari perbuatan yang akan dilakukan,
2) Memikirkan akibat dari perbuatan yang dilakukan,
3) Berdzikir kepada Allah,
4) Berdoa kepada Allah. Nah, untuk lebih memahami tentang
isi kandungan Surat Al Anfal Ayat 72, berikut ini akan kami
sampaikan Isi Kandungan, Asbabun Nuzul, Kajian Ilmu
Tajwid, Terjemahan (Arti), dan sikap dan perilaku yang
mencerminkan QS Al Anfal : 72
Asbabun Nuzul Surat Al Anfal Ayat 72

Menurut Ibnu Munzir, ayat ini turun sebagai jawaban dari pertanyaan kaum muslim, "Bagaimana
kalau kami memberi dan menerima harta waris dari saudara kami yang musyrik?" Ayat ini
diturunkan sebagai penjelasan bahwa antara mukmin dan kafir tidak saling mewarisi harta

Riwayat lain yang disampaikan oleh Ibnu Sa'ad, menyebutkan bahwa Rasulullah saw telah
mempersaudarakan Zubair bin Awam dengan Ka'ab bin Malik. Zubair berkata, "Saat perang Uhud,
aku melihat Kaab terluka parah. Kemudian aku berkata, Jika dia meninggal, dia terputus hubungan
keluarganya dan aku yang menjadi pewarisnya."Lalu ayat ini turun dan menjadi dasar dalil bahwa
warisan itu diberikan bagi orang yang memiliki hubungan kerabat, pernikahan, dan satu agama.
Bacaan Surat Al Anfal Ayat 72

ِ ‫اجرُوا َو َجاهَ ُدوا بَِأ ْم َوالِ ِه ْم َوَأنفُ ِس ِه ْم فِي َسبِي ِل هَّللا‬ َ َ‫ين آ َمنُوا َوه‬ َ ‫ِإ َّن الَّ ِذ‬
‫ين آ َمنُوا‬ ٍ ‫ضهُ ْم َأ ْولِيَا ُء بَع‬
َ ‫ْض ۚ َوالَّ ِذ‬ ُ ‫ك بَ ْع‬ َ ‫صرُوا ُأو ٰلَِئ‬ َ َ‫آووا َّون‬َ ‫ين‬ َ ‫َوالَّ ِذ‬
‫صرُو ُك ْم‬
َ ‫اجرُوا ۚ َوِإ ِن ا ْستَن‬ ِ َ‫َولَ ْم يُهَا ِجرُوا َما لَ ُكم ِّمن َواَل يَتِ ِهم ِّمن َش ْي ٍء َحتَّ ٰى يُه‬
‫ين فَ َعلَ ْي ُك ُم النَّصْ ُر ِإاَّل َعلَ ٰى قَ ْو ٍم بَ ْينَ ُك ْم‬
ِ ‫فِي ال ِّد‬
‫صي ٌر‬ ِ َ‫ون ب‬ َ ُ‫ق ۗ َوهَّللا ُ بِ َما تَ ْع َمل‬
ٌ ‫ َوبَ ْينَهُم ِّميثَا‬-

Terjemahan QS Al Anfal 72 yaitu : "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan


berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang
memberikan tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada Muhajirin), mereka itu
satu sama lain saling melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman tetapi
belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sediki pun bagimu melindungi mereka,
sampai mereka berhijrah. (Tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam
urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap
kaum yang telah terikat perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat
apa yang kamu kerjakan."
Sikap dan Perilaku yang Mencerminkan Ayat Surat Al Anfal Ayat
72
Ada beberapa perilaku dan sikap yang mencerminkan QS Al Anfal : 72 yang
bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain :
a. Untuk meraih kesuksesan dibutuhkan komitmen yang tinggi dari seluruh
komponen umat, baik pikiran, tenaga, harta, bahkan jiwa dan raga

b. Tradisi diaspora, menjelajahi kawasan dunia, ekspedisi, dan eksplorasi


harus ditumbuhkembangkan di kalangan umat Islam, mengikuti tradisi
umat Islam dahulu. Mereka sering melakukan hal-hal tersebut sehingga
mereka dapat mencapai apa yang kita rasakan sekarang ini, yaitu titik-titik
keberadaan umat Islam dapat kita temukan di belahan bumi (benua/area)
mana pun juga

c. Kontrol diri, menata keluarga dan umat yang dilakukan secara sungguh-
sungguh menjadi kunci keberhasilan dan kesuksesan umat Islam, baik
untuk masa kini dan esok
‫‪Bab 2 Kajian Q.S Al-Hujurat/49: 12 Dan‬‬
‫‪Hadits‬‬ ‫‪Tentang‬‬ ‫‪Berprasangka‬‬ ‫‪Baik‬‬
‫)‪(Husnuzzan‬‬

‫‪Surat al hujurat 49: 12‬‬

‫اجتَنِب ُۡوا َکثِ ۡی ًرا ِّم َن الظَّ ِّن ۫ اِ َّن‬ ‫اَیُّہَا الَّ ِذ ۡی َن ٰا َمنُوا ۡ‬
‫ض الظَّ ِّن اِ ۡث ٌم َّو اَل تَ َج َّسس ُۡوا َو اَل یَ ۡغتَ ۡب‬ ‫بَ ۡع َ‬
‫ضا ؕ اَی ُِحبُّ اَ َح ُد ُکمۡ اَ ۡن ی َّۡا ُک َل لَ ۡح َم‬
‫ض ُکمۡ بَ ۡع ً‬ ‫ب َّۡع ُ‬
‫ہّٰللا‬ ‫ہّٰللا‬
‫اَ ِخ ۡی ِہ َم ۡیتًا فَ َک ِر ۡہتُ ُم ۡوہُ ؕ َو اتَّقُوا َ ؕ اِ َّن َ تَ َّوابٌ‬
‫َّح ۡی ٌم‬
‫ر ِ‬
terjemahan

Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari


prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan
janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah
ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain.
Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati?
Tentu kamu merasa jijik.
Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Penerima tobat, Maha Penyayang
Kandungan QS. Al Hujurat (49): 12

1.    Menggambarkan betapa buruknya menggunjing.


2.    Ayat ini mencerminkan apa yang pada hakekatnya tidak disenangi.
3.    Ayat ini juga mempertanyakan kepada setiap orang “sukakah salah seorang
diantara kamu memakan daging saudaranya sendiri.
4.    Ayat ini juga menegaskan bahwa saudara itu dalam keadaan mati yakni
tidak bisa membela diri.

5.    Allah swt. Melarang hamba-hambanya yang beriman berprasangka buruk


pada keluarganya dan terhadap orang lain. Karena sebagian prasangka itu
merupakan perbuatan yang mengakibatkan dosa dan
6.    Dan janganlah kamu mencari – cari kesalahan orang lain, Allah
memperumpamakan orang yang menggungjing selain saudaranya yang
mukmin seperti orang yang memakan daging saudaranya yang sudah mati.
Tentu tak seoorangpun diantara kamu suka berbuat demikian maka
bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat
lagi Penyayang.
Bab 3Kajian Q.S Al-Hujurat/49:10 Dan Hadits
Tentang Indahnya Persaudaraan (Ukhuwwah)

َ ‫ َوا َّتقُ ْوا‬ ‫ِإ َّن َما ْالمًْؤ ِم ُن ْو َن ِإ ْخ َوةٌ َفَأصْ ِلح ُْوا َبي َْن َأ َخ َو ْي ُك ْم‬
[‫هللا َل َعلَّ ُك ْم ُترْ َحم ُْو َن‬
Sesungguhnya orang-orang Mukmin adalah bersaudara. Karena itu, damaikanlah kedua saudara kalian,

 dan bertakwalah kalian  kepada Allah supaya kalian  mendapatkan rahmat.

Ayat ini merupakan kelanjutan sekaligus penegasan perintah dalam ayat


sebelumnya untuk meng-ishlâh-kan kaum Mukmin yang bersengketa.[1] Itu
adalah solusi jika terjadi persengketaan. Namun, Islam juga memberikan langkah-
langkah untuk mencegah timbulnya persengketaan. Misal, dalam dua ayat
berikutnya, Allah Swt. melarang beberapa sikap yang dapat memicu pertikaian,
seperti saling mengolok-olok dan mencela orang lain, panggil-memanggil dengan
gelar-gelar yang buruk (QS al-Hujurat [49]: 11); banyak berprasangka, mencari-
cari kesalahan orang lain, dan menggunjing saudaranya (QS al-Hujurat [49]: 12).
Perwujudan Ukhuwah
Islamiyah
Ukhuwah Islamiyah harus diwujudkan secara nyata. Syariat telah menjelaskan
banyak sekali sikap dan perilaku sebagai perwujudannya. Misal, sikap saling
mencintai sesama Muslim.  Rasul saw. bersabda:

»... ‫ون ْال َج َّن َة َح َّتى ُتْؤ ِم ُنوا َوالَ ُتْؤ ِم ُنوا َح َّتى َت َحابُّوا‬
َ ُ‫الَ َت ْد ُخل‬
Kalian tidak masuk surga hingga kalian beriman dan
belum sempurna keimanan kalian hingga kalian saling
mencintai … (HR Muslim).

Kaum Muslim juga harus saling bersikap dzillah; meliputi kasih-sayang, welas asih,
dan lemah lembut (QS al-Maidah [5]: 54); bersikap rahmah terhadap umat Islam (QS
al-Fath [48]: 29); dan  rendah hati kepada kaum Mukmin (QS al-Hijr [15]: 88).
Mereka juga diperintahkan untuk tolong-menolong; membantu kebutuhan dan
menghilangkan kesusahan saudaranya; melindungi kehormatan, harta, dan darahnya;
menjaga rahasianya; menerima permintaan maafnya; dan saling memberikan nasihat.
Masih sangat banyak manfestasi ukhuwah lainnya.
Harus dicatat, wujud ukhuwah islamiyah tidak hanya bersifat individual, namun juga
harus diwujudkan dalam tatanan kehidupan yang dapat menjaga
keberlangsungannya.
Bab 4 Kajian Q.S Al-Isra/17:32 ,Q.S An-Nur/24:2 Dan Hadits Tentang
Menjaga Diri Dari Pergaulan Bebas Dan Perbuatan Mendekati Zina

Q.S. AL- ISRA/ 17.32


  walaa taqrabuu alzzinaa innahu kaana faahisyatan wasaa-a sabiilaan 
Artinya:
32. Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.

(Dan janganlah kalian mendekati zina) larangan untuk melakukannya jelas lebih
keras lagi (sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji) perbuatan
yang buruk (dan seburuk-buruknya) sejelek-jelek (jalan) adalah perbuatan zina
itu. 
Secara umum QS. Al-Isra’ ayat 32 mengandung pesan-pesan sebagai
berikut:                      
a.       Laranganmendekatizina                                                                                                        
b.      Zina merupakan perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk
Zina adalah melakukan hubungan biologis layaknya suami isteri di luar tali
pernikahan yang sah. Rasululah saw telah memberikan peringatan bahwa
merebaknya
DAMPAK NEGATIF

Adapun 3 hal yang akan menimpa di dunia


ialah :

(1)   Menghilangkan wibawa.
Pelaku zina akan kehilangan kebersihan jiwanya dan kesucian dirinya, yang
keduanya merupakan sumber kebahagiaan dan ketenangan hidupnya

(2)   Mengakibatkan kefakiran,
Perbuatan zina juga akan mengakibatkan pelakunya menjadi miskin. Sebab,
pelakunya akan selalu mengejar kepuasan birahinya, yang sudah barang tentu akan
memakan energi dan waktu bagi dirinya. Di samping itu, ia pun harus mengeluarkan
biaya untuk memenuhi nafsu birahinya, yang pada dasarnya tidaklah sedikit.

(3)   Mengurangi umur.
Perbuatan tersebut juga akan mengakibatkan umur pelaku zina berkurang lantaran
akan terserang penyakit yang dapat mengakibatkan kematian. Saat ini banyak sekali
penyakit berbahaya yang diakibatkan oleh perilaku seks bebas, seperti HIV/AIDS,
infeksi saluran kelamin, dan sebagainya.
HUKUMAN BAGI PENZINA

Ini adalah tujuan hidup seorang Muslim: yaitu melaksanakan kehendak hukum Allah
dalam masyarakat. Sebab menurut Islam, sumber hukum Allah dan Rasul, yang dinamai
Syari'at. Tetapi tidaklah dapat kita melupakan bahwasanya keadaan adalah terbagi dua.
Yaitu tujuan (Ghayah) dan taktik untuk mencapai tujuan (Wasilah). Kadang-kadang dia
jatuh karena ke - salahan taktik, yang karena hebatnya rintangan atau karena belum
adanya pengalaman
Tetapi kesalahan taktik atau kegagalan haruslah dijadikannya pengajaran melanjutkan
lagi mencapai yang ditujunya.
Perbuatan zina dikategorikan menjadi 2 macam :
1)      Muhsan, yaitu pezina sudah baligh, berakal, merdeka, sudah pernah menikah.
Hukuman terhadap zina muhsan adalah didera seratus kali dan rajam (dilempari
dengan batu sederhana sampai meninggal).
2)      Ghairu Muhsan, yaitu pezina masih lajang, belum pernah menikah. Hukumannya
adalah didera seratus kali dan diasingkan selama satu tahun.
Bab 5 Meneladani Allah Swt. Melalui
Asma'ul Husna
Cara Meneladani Asmaul Husna Dan Manfaatnya
Allah SWT memiliki 99 nama-nama yang baik dan indah atau di
sebut dengan Asmaul husna. Asma artinya nama sedangkan
husna artinya baik. Asmaul husna sebutan gelar Allah yang baik
dan agung sesuai sifat-sifat-Nya.
Meneladani Asmaul Husna Dan Manfaatnya

Nama-nama Allah yang mulia merupakan suatu kesatuan yang


menyatu dalam kebesaran dan kehebatan milik Allah. Karena dari
sudut maknanya, tersembunyi sejumlah sifat yang mencerminkan
kualitas kebaikan, keindahan, dan kesempurnaan Allah. Nama
Allah yang mulia merupakan kebesaran dan kekuasaan Allah
sebagai pencipta serta pemelihara alam semesta beserta segala
isinya ini.
Cara Meneladani Asmaul Husna Dalam Kehidupan
Sehari-Hari

Cara meneladani asmaul husna dalam kehidupan sehari-hari


adalah mencintai ilmu pengetahuan, selalu gigih dalam
mencari ilmu, teliti dalam berbuat, dalam melakukan
pekerjaan dengan yang sempurna, mendengarkan kritikan
orang lain, dan selalu melihat dan mengamati dampak yang
akan terjadi dan mampu mengatasinya.
Memberikan keselamatan di dunia

Allah maha memberikan keselamatan atau di sebut


as-salam. Keselamatan di dunia akan membuat
manusia selalu hidup dalam kemudahan. Dirinya
tidak gampang terperosok dalam kubangan ujian
yang sulit yang terkadang membuat manusia itu
menderita dan berpaling dari-nya.
Mengampuni dosa
Mendorong untuk taubat nasuha
Meningkatkan rasa tawakkal
Membuat diri jadi bertanggung jawab
Melatih sabar dan ikhlas
Membangkitkan sikap bijaksana
Membuat jiwa raga sehat
Membuat diri lebih pandai bersyukur
Memberikan ketenangan mental
Mencegah sombong
Melapangkan dada.
Bab 6Menghadirkan Malaikat Dalam
Kehidupan Sehari-hari

Pengertian Iman Kepada Malaikat


Iman kepada malaikat adalah mempercayai dan meyakini bahwa Allah
swt telah menciptakan malaikat yang diberi tugas untuk mengatur dan
mengurus perjalanan alam semesta.

Sifat-sifat lain dari malaikat yang harus diyakini oleh umat


Islam adalah sebagai berikut :
a. Selalu bertasbih siang dan malam tanpa henti
b. Suci dari sifat-sifat manusia dan jin
c. Mempunyai sifat malu
d Tidak makan dan tidak minum
e. Mampu mengubah wujudnya
Jumlah Malaikat 
Jumlah malaikat hanya Allah yang
mengetahui. Akan tetapi ketika
Rasulullah dibawa oleh Jibril ke Baitul
Ma'mur pada peristiwa Isra Mi'raj,
beliau menyaksikan (70.000) malaikat Kedudukan Manusia dan Malaikat
yang sedang shalat setiap hari secara Manusia dan malaikat sama-sama
bergantian, dan yang sudah keluar makhluk Allah swt, tetapi memiliki
tidak kembali lagi. perbedaan bila ditinjau dari segi
keberadaannya. Bila manusia
menempuh jalan ketaqwaan, maka
derajatnya akan melebihi derajat
malaikat sebagai makhluk mulia, karena
manusia bila akan berbuat baik harus
melawan hawa nafsunya terlebih
dahulu, namun sebaliknya bila manusia
mampu menempuh jalan kebatilan,
maka derajatnya akan lebih rendah dari
binatang, karena manusia memiliki akal
dan hati nurani.
Tanda-tanda Beriman Kepada Perilaku Orang yang beriman kepada
Malaikat Malaikat
1. Mengimani keberadaan para 1. Selalu taat kepada Allah
malaikat, yakni para malaikat itu 2. Selalu berhati-hati dalam segala macam
termasuk makhluk gaib, namun perbuatan
nyata adanya 3. Selalu berbuat positif
2. Para malaikat itu juga memiliki 4. Rajin mempelajari ilmu pengetahuan
fisik/jasad, sebagaimana 5. Menghiasi diri dengan akhlak yang
dinyatakan dalam Q.S. Fatir [35]:1 mulia
3. Mengimani sifat-sifat malaikat 6. Hati-hati dan penuh perhitungan dalam
sebagai makhluk yang mulia, kat, menjalani hidup, karena sekecil apapun
terpercaya, dan memiliki bentuk yang diperbuat pasti ada balasannya
yang indah 7. Penuh optimis dalam menghadapi
kehidupan, karena yakin ada pelindung
dan penolong
Bab 7Meningkatkan Martabat Diri Dengan
Berpakaian Syar'i
Islam mewajibkan seorang wanita untuk dijaga dan dipelihara dengan
sesuatu yang tidak sama dengan kaum laki-laki. Wanita dikhususkan dengan
perintah untuk berhijab (menutup diri dari laki-laki yang bukan mahram).
Baik dengan mengenakan jilbab, maupun dengan betah tinggal di rumah dan
tidak keluar rumah kecuali jika ada keperluan, berbeda dengan batasan hijab
yang diwajibkan bagi laki-laki.
Allah ta‘ala telah menciptakan wanita tidak sama dengan laki-laki. Baik
dalam postur tubuh, susunan anggota badan, maupun kondisi kejiwaannya.
Dengan hikmah Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal, kedua
jenis ini telah memunculkan perbedaan dalam sebagian hukum-hukum
syar‘i, tugas, serta kewajiban yang sesuai dengan penciptaan dan kodrat
masing-masing sehingga terwujudlah kemaslahatan hamba, kemakmuran
alam, dan keteraturan

Anda mungkin juga menyukai