Anda di halaman 1dari 17

PERMEN LHK NO 7 TAHUN 2021 TENTANG

PERENCANAAN KEHUTANAN , PERUBAHAN


PERUNTUKAN KAWASAN HUTAN DAN PERUBAHAN
FUNGSI KAWASAN HUTAN, SERTA PENGGUNAAN
KAWASAN HUTAN

NAMA : M. SUAIB
NIM : M011201147
KELAS : PERENCANAAN HUTAN B
PERENCANAAN KEHUTANAN
◦ Perencanaan Kehutanan adalah proses penetapan tujuan, penentuan kegiatan, dan perangkat yang
diperlukan dalam Pengurusan Hutan lestari untuk memberikan pedoman dan arah guna
menjamin tercapainya tujuan penyelenggaraan Kehutanan untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat yang berkeadilan dan berkelanjutan.
Perencanaan Kehutanan meliputi:
a)Inventarisasi Hutan
b)Pengukuhan Kawasan Hutan
c)Penatagunaan Kawasan Hutan
d)Pembentukan Wilayah Pengelolaan Hutan
e)Penyusunan Rencana Kehutanan.
◦ Sistem Perencanaan Kehutanan adalah satu kesatuan tata cara perencanaan Kehutanan untuk
menghasilkan rencana-rencana Kehutanan dalam jangka panjang, jangka menengah dan tahunan
yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah.
PEMBAGIAN HUTAN
Hutan berdasarkan kepemilikan terdiri atas :
a)Hutan Negara
b)Hutan Hak
c)Hutan Adat
Kawasan hutan terdiri atas :
d)Hutan Negara
e)Hutan Adat
Dimana fungsi kawasan hutan terbagi atas 3,
yaitu :
f) Konservasi
g)Lindung
h)Produksi
PERENCANAAN KEHUTANAN
◦ Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan adalah perubahan Kawasan Hutan menjadi bukan
Kawasan Hutan.
◦ Perubahan Fungsi Kawasan Hutan adalah perubahan sebagian atau seluruh fungsi Hutan
dalam satu atau beberapa kelompok Hutan menjadi fungsi Kawasan Hutan yang lain.
◦ Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan dan Perubahan Fungsi Kawasan Hutan meliputi:
a) Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan secara parsial;
b)Perubahan Fungsi Kawasan Hutan secara parsial; dan
c) Perubahan Peruntukan dan Perubahan Fungsi Kawasan Hutan untuk Wilayah Provinsi
Perubahan Peruntukan Kawasan
Hutan secara parsial
◦ Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan secara parsial dilakukan melalui Persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan.
◦ Persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan diberikan untuk kegiatan berusaha dan kegiatan nonberusaha.
Persetujuan pelepasan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan diluar kegiatan kehutanan dilakukan
pada kawasan HPK. Kawasan HPK harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a) Fungsi HPK sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
b) Tidak dibebani Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan, Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan dan/atau
persetujuan lainnya dari Menteri, serta tidak berada pada Kawasan Hutan yang ditetapkan sebagai KHDTK
dan KHKP
c) Tidak produktif, kecuali pada provinsi yang sudah tidak tersedia lagi Kawasan HPK yang tidak produktif;
dan
d) kriteria Hutan tidak produktif ditentukan berdasarkan dominasi tutupan lahan tidak berhutan lebih dari
70% (tujuh puluh perseratus) yang terdiri tutupan lahan antara lain semak belukar, lahan kosong, dan kebun
campur.
Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan secara parsial

◦ Permohonan Persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan diajukan oleh:


a) menteri atau pimpinan lembaga;
b)pejabat pimpinan tinggi madya Kementerian;
c) gubernur atau bupati/wali kota;
d)badan otorita;
e) pimpinan badan hukum/badan usaha; atau
f) Perseorangan, kelompok orang, dan/atau
masyarakat.
Perubahan Peruntukan dan Perubahan Fungsi Kawasan Hutan
untuk Wilayah Provinsi
◦ Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan dan Perubahan Fungsi Kawasan Hutan untuk wilayah
provinsi dilakukan berdasarkan usulan dari gubernur kepada Menteri. Usulan Perubahan
Peruntukan Kawasan Hutan dan Perubahan Fungsi Kawasan Hutan untuk wilayah provinsi oleh
gubernur dilakukan dalam rangka peninjauan kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi.
◦ Usulan Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan dan Perubahan Fungsi Kawasan Hutan dalam
rangka peninjauan kembali Rencana Tata Ruang Wilayah provinsi diprioritaskan untuk lokasi
permukiman, fasilitas umum, fasilitas sosial yang telah ada di dalam Kawasan Hutan serta
rencana strategis pembangunan yang terdapat di dalam Kawasan Hutan.
◦ Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan dan Perubahan fungsi Kawasan Hutan untuk Wilayah
Povinsi dapat dilakukan pada:
a) Hutan Konservasi;
b)Hutan Lindung; dan
c) Hutan Produksi.
PENGGUNAAN KAWASAN
HUTAN
◦ Penggunaan Kawasan Hutan adalah penggunaan atas Sebagian Kawasan Hutan untuk
kepentingan pembangunan di luar kegiatan Kehutanan tanpa mengubah fungsi dan peruntukan
Kawasan Hutan.
◦ Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan adalah persetujuan penggunaan atas sebagian
Kawasan Hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan Kehutanan tanpa mengubah
fungsi dan peruntukan Kawasan Hutan.
◦ Penggunaan Kawasan Hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan Kehutanan
hanya dapat dilakukan di dalam Kawasan Hutan Produksi dan Kawasan Hutan Lindung.
◦ Penggunaan Kawasan Hutan dilakukan tanpa mengubah fungsi pokok Kawasan Hutan dengan
mempertimbangkan batasan luas dan jangka waktu tertentu serta kelestarian lingkungan.
PENGGUNAAN KAWASAN
HUTAN
◦ Penggunaan Kawasan Hutan dengan mekanisme Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan dengan
keputusan Menteri meliputi:
a) religi meliputi tempat ibadah, tempat pemakaman nonkomersial dan wisata rohani;
b)pertambangan meliputi pertambangan mineral, batubara, minyak dan gas bumi, pertambangan lain,
termasuk sarana dan prasarana antara lain jalan, pipa, conveyor dan smelter;
c) ketenagalistrikan meliputi instalasi pembangkit, transmisi, distribusi listrik dan gardu induk serta
teknologi energi baru dan terbarukan;
d)fasilitas umum termasuk di dalamnya permukiman masyarakat, sarana dan prasarana untuk umum dan sosial yang
terbangun;
e) telekomunikasi antara lain jaringan telekomunikasi, stasiun pemancar radio, dan stasiun relay televisi serta
stasiun bumi pengamatan keantariksaan;
f) jalan umum, jalan tol, dan jalur kereta api;
g)sarana transportasi yang tidak dikategorikan sebagai sarana transportasi umum untuk keperluan
pengangkutan hasil produksi selain tambang antara lain pembangunan jalan, kanal, pelabuhan atau sejenisnya untuk
keperluan pengangkutan hasil produksi perkebunan, pertanian, perikanan atau lainnya;
PERMEN LHK NO 8 TAHUN 2021 TENTANG TATA
HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA
PENGELOLAAN SERTA PEMANFAATAN HUTAN
LINDUNG DAN HUTAN PRODUKSI
TATA HUTAN

Tata Hutan adalah kegiatan menata ruang Hutan dalam rangka pengelolaan dan
pemanfaatan kawasan Hutan yang intensif, efisien, dan efektif untuk memperoleh
manfaat yang lebih optimal dan berkelanjutan.
Tata Hutan dilaksanakan pada setiap unit KPHL dan/atau unit KPHP oleh kepala KPH.
Pelaksanaan Tata Hutan meliputi:
a) Inventarisasi Hutan;
b) Perancangan Tata Hutan;
c) Penataan batas dalam unit pengelolaan Hutan;
d) Pemetaan Tata Hutan; dan
e) Partisipasi para pihak melalui konsultasi publik.
TATA HUTAN

Perancangan Tata Hutan harus terintegrasi dengan perancangan


areal
yang telah dibuat oleh pemegang PBPH, Hak Pengelolaan,
dan/atau pemegang persetujuan pengelolaan perhutanan sosial.
Perancangan Tata Hutan dilakukan dengan:
a) Perancangan pembagian blok dalam wilayah KPHL atau
KPHP; dan
b) Perancangan pembukaan wilayah Hutan untuk Jalan
Hutan, sarana, dan prasarana.
TATA HUTAN

Pembagian blok memperhatikan:


a) Karakteristik biofisik lapangan;
b) Kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar;
c) Potensi Pemanfaatan Kawasan, jasa lingkungan, Hasil Hutan Kayu dan HHBK;
d) Keberadaan PBPH, persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan, dan persetujuan
pengelolaan perhutanan sosial; dan
e) Rencana Kehutanan Tingkat Nasional (RKTN), Rencana Kehutanan Tingkat
Provinsi (RKTP), PetaArahan Pemanfaatan Hutan Lindung, Peta Arahan
Pemanfaatan Hutan Produksi, Peta Indikatif dan Areal Perhutanan Sosial
(PIAPS), dan Peta Indikatif Penghentian Pemberian Izin Baru (PIPPIB)
UNIT PENGELOLAAN HUTAN
 Penataan batas dalam unit pengelolaan Hutan
dilakukan untuk kegiatan:
Pemanfaatan Hutan;
Penggunaan Kawasan Hutan;
Rehabilitasi dan reklamasi Hutan; dan
Pengelolaan perhutanan sosial.
Penataan batas dalam unit pengelolaan Hutan dilakukan
berdasarkan:
Rancangan Tata Hutan; dan
Jenis pengelolaan yang dapat dilakukan pada unit
pengelolaan Hutan.
 Penataan batas dalam unit pengelolaan Hutan
dilakukan dengan memperhatikan:
Produktivitas dan potensi Kawasan Hutan;
Keberadaan kawasan lindung
Kondisi penggunaan/penutupan lahan sesuai dengan
kemampuan lahan;
Sungai, alur sungai, dan/atau jalan Hutan yang sudah ada
atau yang direncanakan pembukaan jalan Hutan;
Perubahan Sistem Silvikultur dan/atau jenis tanaman
Hutan;
Areal Penggunaan Kawasan Hutan; dan\
Kegiatan rehabilitasi Hutan yang sudah terbangun dan/atau
areal yang diarahkan untuk kegiatan rehabilitasi
RPHJP
 RPHJP paling sedikit memuat:
Deskripsi wilayah;
Visi dan misi;
Potensi sumber daya;
Kondisi yang dihadapi;
Analisis proyeksi;
Strategi serta kelayakan pengembangan pengelolaan Hutan yang meliputi Tata Hutan,
pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan, rehabilitasi Hutan dan reklamasi,
perlindungan dan pengamanan Hutan, serta konservasi alam;
Rencana kegiatan pengelolaan KPHL dan/atau KPHP memuat perencanaan organisasi yang
didalamnya
memuat pengembangan sumber daya manusia, pengadaan sarana dan prasarana, dan
pembiayaan;
Pembinaan, pengawasan, dan pengendalian, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; atau
Kegiatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai