dilakukan pemerintah, dalam rangka mendapatkan dana dan kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah untuk membelanjakan dananya tersebut dalam rangka melaksanakan pembangunan. • Atau kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah yang terkait dengan penerimaan atau pengeluaran negara • Samuel dan Nordhaus : “ Kebijakan fiskal sebagai proses pembentukan perpajakan dan pengeluaran masyarakat dalam upaya menekan fluktuasi siklus bisnis dan ikut berperan dalam menjaga pertumbuhan ekonomi, penggunaan tenaga kerja yang tinggi, dan bebas dari laju inflasi yang tinggi yang selalu berubah ubah. • Tulus TH. Tambunan: “ Kebijakan fiskal memiliki 2 prioritas utama. Pertama mengatasi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ( APBN ). Defisit APBN terjadi apabila penerimaan pemerintah lebih kecil dari pengeluarannya. Kedua untuk mengatasi stabilitas ekonomi makro yang terkait dengan pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, kesempatan kerja dan neraca pembayaran • Nopirin : “ Kebijakan fiskal terdiri dari perubahan pengeluaran pemerintah atau perpajakan dengan tujuan untuk mempengaruhi besar serta susunan permintaan agregat. Indikator yang bisa dipakai adalah Budget defisit, yakni selisih antara pengeluaran pemerintah ( G ) dan pembayaran Transfer ( Tr) dengan penerimaan terutama dari pajak (Tx) • Pengertian lain : Kebijakan fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik, dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Dari sisi pajak jika mengubah pajak yang berlaku akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat dan industri dapat meningkatkan jumlah output. Jika kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat, dan menurunkan output industri • Jadi : Kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang dilakukan pemerintah dalam pengelolaan keuangan negara untuk mengarahkan kondisi perekonomian menjadi lebih baik yang terbatas pada sumber penerimaan, dan alokasi pengeluaran negara yang tercantum dalam APBN TUJUAN KEBIJAKANFISKAL • Tujuan Kebijakan fiskal adalah stabilitas ekonomi yang lebih mantap, artinya secara nasional laju pertumbuhan ekonomi yang layak tetap dapat dipertahankan tanpa adanya angka pengangguran yang signifikan serta menjaga stabilitas harga. • Kebijakan ini untuk memperbaiki keadaan ekonomi, mengusahakan kesempatan kerja ( mengurangi pengangguran ) dan menjaga kestabilan harga secara umum. Hal ini dilakukan dengan jalan memperbesar dan memperkecil pengeluaran konsumsi pemerintah ( G ), jumlah transfer pemerintah ( Tr ) dan jumlah pajak ( Tx ) yang diterima pemerintah sehingga dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nasioal ( Y ) serta tingkat kesempatan kerja . • Dengan kata lain kebijakan fiskal mengusahakan peningkatan penerimaan pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan cara menyesuaikan pengeluaran dan penerimaan pemerintah. Pencegahan timbulnya pengangguran merupakan tujuan paling utama dari kebijakan fiskal, karena perekonomian suatu negara dapat mencapai laju pertumbuhan yang dikehendaki melalui tingkat penggunaan tenaga kerja penuh ( full employment ) • Full employment dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang menunjukan seluruh angkatan kerja memperoleh pekerjaan. Kondisi ini dapat terwujud bila pemerintah menambah lapangan kerja melalui berbagai kebijakan sehingga dapat menampung seluruh TK yang tersedia.Kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk mencapai kondisi ini adalah dengan mengundang investor asing untuk berinvestasi di Indonesia. Dari dalam negeri pemerintah menambah pengeluaran untuk membuka lapangan kerja padat karya, melalui proyek pembangunan inprastruktur fisik
DEFLASI VS INFLASI
• Kondisi penurunan yang tajam dari harga barang dan
jasa secara umum ( deflasi ) dalam jangka panjang dapat memicu timbulnya pengangguran, karena sektor usaha swasta akan kehilangan potensi untuk mendapat keuntungan. Sebaliknya kondisi harga yang meningkat terus ( inflasi ), memiliki akibat tidak baik untuk perekonomian. Karena penghasilan yang diterima masyarakat tidak cukup untuk memenuhi kebtuhan hidup yang harganya naik. Inflasi berkepanjangan akan melemahkan perekonomian karena pemilik modal akan beralih dari investasi produktif ke investasi dlm bentuk barang tahan lama seperti rumah, tanah dan gedung, karena ini lebih menguntungkan dari investasi produktif. Mengatasi deflasi dan Inflasi : • Mengubah pengeluaran pemerintah. Dalam kondisi inflasi uang yang beredar melebihi dari yang diperlukan dalam perekonomian, pemerintah harus mengurangi pengeluaran sehingga mengakibatkan tabungan (pendapatan lebih besar dari pengeluaran ) • Mengubah tingkat pajak. Menaikan tarif pajak, pendapatan masyarakat menurun, sehingga mengakibatkan turunnya tingkat konsumsi masyarakat. • Pinjaman Paksa. Pemerintah memotong gaji PNS, sebagai pinjaman pemerintah untuk mengurangi jumlah uang yang beredar.
INSTRUMEN KEBIJAKAN FISKAL • Instrumen kebijakan fiskal yang paling utama adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Pajak merupakan komponen penting dalam menentukan kondisi makro suatu negara. Mengubah tarif pajak yang berlaku akan mengubah pada ekonomi, jika pajak diturunkan maka daya beli masyarakat akan meningkat dan industri dapat meningkatkan jumlah output. Kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat dan menurunkan output industri. Diantara pilihan instrumen kebijakan fiskal yang lazim dilakukan pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi makro antara lain : • Menaikan atau menurunkan pajak rumah tangga. • Mengatur pengeluaran pemerintah untuk pengusaha tertentu • Memberikan rangsangan fiskal ( insentif atau subsidi ) pada pengusaha tertentu
HUBUNGAN KEBIJAKAN FISKAL DENGAN APBN
• Pengaruh kebijakan fiskal terhadap perekonomian dapat
dianalisis dalam 2 tahap yang berurutan yaitu bagaimana suatu kebijaksanaan fiskal diterjemahkan dalam APBN serta bagaimana APBN tersebut dapat mempengaruhi perekonomian. • Menerjemahkan kebijakan fiskal dalam APBN, artinya dalam mengelola sumber pendapatan terutama pajak dan bea, pemerintah menyatakan kemampuan mengumpulkan pendapatan untuk digunakan mengelola pemerintahan dalam anggaran pendapatan serta janji pemerintah menjalankan pemerintahan dan pembangunan dalam anggaran belanja. • APBN mempunyai dua sisi yaitu , sisi yang mencatat pengeluaran, dan sisi yang mencatat penerimaan. Sisi pengeluaran mencatat semua kegiatan pemerintah yang memerlukan uang untuk pelaksanaannya. • Dalam prakteknya pos pos yang tercantum sangat beraneka ragam dan mencerminkan apa yang ingin dilaksanakan pemerintah dalam programnya. Contoh : program belanja pegawai, belanja barang/jasa, belanja modal maupun transfer serta bebagai pengeluaran lainnya • Sisi penerimaan menunjukan dari mana dana yang diperlukan untuk memperolehnya. Ada 4 sumber utama untuk memperoleh dana diantaranya yaitu : 1. Dari pajak 2. Pinjaman bank central 3. Pinjaman dalam negeri 4. Pinjaman Luar negeri JENIS PEMBIAYAAN DALAM KEBIJAKAN FISKAL Secara umum kebijakan fiskal dapat ditempuh dengan 4 jenis pembiayaan yaitu: 1. Pembiayaan fungsional ( Functional finance ) Kebijakan anggaran pembiayaan fungsional adalah kebijakan yang mengatur pengeluaran pemerintah dengan melihat berbagai akibat tidak langsung terhadap pendapatan nasional dan bertujuan untuk meningkatkan kesempatan kerja. Penerimaan pemerintah dari sektor pajak bukan ditujukan untuk meningkatkan penerimaan pemerintah, tetapi bertujuan untuk mengatur pengeluaran pihak swasta • Oleh karena itu dalam hal terjadi pengangguran, penerimaan pajak tidak terlalu diperlukan. Sedangkan untuk menekan inflasi diatasi dengan kebijakan pinjaman. Jika sektor pajak dan pinjaman tidak berhasil, maka tindakan lain yang dapat dilakukan pemerintah adalah mencetak uang. Jadi dalam hal ini sektor pajak dengan pengeluaran pemerintah menjadi satu hal yang terpisah. 2. Pengelolaan Anggaran ( The finance budget approach ) Kebijakan pengelolaan anggaran adalah kebijakan untuk mengatur pengeluaran pemerintah, perpajakan, dan pinjaman untuk mencapai stabilitas ekonomi yang lebih bagus. Penerimaan dan pengeluaran pemerintah dari perpajakan dan pinjaman adalah satu paket yang tdk dapat dipisahkan dalam rangka menciptakan kestabilan ekonomi 3. Stabilisasi Anggaran Otomatis ( The Stabilizing Budget ) Kebijakan stabilisasi anggaran otomatis adalah kebijakan yang mengatur pengeluaran pemerintah dengan melihat besarnya biaya dan manfaat dari berbagai program. Tujuan kebijakan ini agar terjadi penghematan dalam pengeluaran pemerintah. Dalam hal ini diharapkan terdapat keseimbangan antar penerimaan dan pengeluaran. • Dengan stabilisasi anggaran ini, pengeluaran pemerintah dapat ditekan pada azas manfaat dan biaya relatif dari berbagai program. Pajak ditetapkan sedemikian rupa sehingga terdapat aggaran belanja surplus dalam kesempatan kerja penuh 4. Anggaran Belanja seimbang Cara yang diberlakukan dalam hal ini adalah anggaran yang disesuaikan dengan keadaan. Tujuanya agar tercapai anggaran berimbang dalam jangka panjang. Dalam keadaan terpaksa contoh terjadi ketidak stabilan ekonomi, ditempuh dengan anggaran defisit, sedangkan pada masa inflasi ditempuh anggaran surplus. Kebijakan Anggaran / Politik Anggaran
• Kebijakan anggaran/politik anggaran
digunakan pemerintah dalam menjalankan kebijakan fiskal. Kebijakan tiap negara bisa berbeda bergantung pd tingkat keadaan dan arah yang akan dicapai pd jangka pendek atau jangka panjang. Beberapa macam anggaran yang biasa ditempuh beberapa negara untuk mencapai manfaat tertinggi dalam mengelola anggaran diantaranya adalah: 1. Anggaran Berimbang. Terjadi bila pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar dengan pemasukan. Tujuan politik berimabang yakni terjadi kepastian anggaran serta meningkatkan disiplin anggaran, karena pengeluaran tdk boleh melebihi penerimaan. Pada anggaran berimbang diusahakan pengeluaran dan pendapatan sama. Pengeluaran harus disesuaikan kemampuan suatu negara. Topik utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan pajak. Perubahan tingkat pajak dan pengeluaran pemerintah dapat mempengaruhi permintaan agregat dan aktivitas ekonomi, pola persebaran sumberdaya dan distribusi pendapatan 2. Anggaran surplus. Pada anggaran surplus tidak semua penerimaan dibelanjakan sehingga ada tabungan pemerintah. Azas ini digunakan jika ekonomi dalam keadaan inflasi. Pemasukan harus lebih besar dari pengeluaran. Politik ini dilaksanakan ketika perekonomian pada kondisi ekpansi yang memanas dan menurunkan tekanan permintaan. 3. Anggaran defisit/ Kebijakan fiskal ekpansif. Kebijakan anggaran defisit adalah kebijakan untuk membuat pengeluaran lebih besar dari pemasukan. Ini digunakan jika negara dalam kondisi resesi. Anggaran defisit ini dapat memicu inflasi karena untuk menutup defisit harus dilakukan dengan mengajukan pinjaman/ utang LN/ mencetak uang. JENIS KEBIJAKAN FISKAL
1. Kebijakan fiskal yang disengaja( discretionary).
Adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk menanggulangi turun naiknya kegiatan ekonomi dg memanipulasi anggaran belanja secara sengaja, baik melalui pengubahan perpajakan atau pengeluaran pemerintah. 2. Kebijakan fiskal fasip ( Automatic stabiizer ). Kebijakan ini erat kaitannya dengan penerapan pajak. Realitanya sebagian besar dari pajak yg dikenakan kepada masyarakat berhubungan erat dengan tingginya pendapatan nasional. Semakin tinggi pendapatan nasional semakin tinggi pula penerimaan dari pajak, baik pajak langsung maupun tidak langsung. Contoh pajak langsung diantaranya : pajak pendapatan, pajak perseroan, dan pajak kekayaan. Semuanya memiliki hubungan langsung, dengan pendapatan negara. Dari sudut Ekonomi Makro Kebijakan fiskal dibedakan menjadi 2 :
1. Kebijakan fiskal Ekpansif : adalah kebijakan menaikan
belanja negara dan menurunkan tingkat pajak neto. Kebijakan ini untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Kebijakan ini dilakukan saat perekonomian mengalami resesi dan pengangguran yang tinggi. 2. Kebijakan fiskal kontraktif : Adalah kebijakan untuk menurunkan belanja negara dan menaikan tingkat pajak. Kebijakan ini bertujuan untuk menurunkan daya beli masyarakat dan mengatasi inflasi.
PRAKTIK KEBIJAKAN FISKAL DI INDONESIA
• Adanya kenaikan harga BBM,Apa pengaruhnya terhadap keuangan
negara?Sebagai negara penghasil minyak bumi kenaikan harga BBM dunia akan diuntungkan . Namun keyataannya negara akan dirugikan dengan adanya kenaikan harga tsb, kenapa? Karena jumlah konsumsi minyak dalam negeri lebih besar daripada jumlah yang diproduksi, sehingga negara harus mengimpor kebutuhan dalam negeri. Harga BBM dalam negeri lebih rendah karena adanya subsidi. Subsidi adalah pengeluaran pemerintah. Sehingga kenaikan BBM akan meningkatkan pengeluaran pemerintah, dan ini akan membebani APBN. Apa yg dilakukan pemerintah untuk menekan pengeluaran subsidi? Pemerintah harus mengubah penerimaan dan pengeluaran APBN dengan cara menciptakan kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi, serta keadilan dalam distribusi pendapatan yang disebut kebijakan fiskal. • BLT ( Bantuan Langsung Tunai ). Dibalik itu ada tujuan khusus dari pemerintah secara makro. Dengan BLT diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat secara agregat, supaya daya beli masyarakat meningkat. Dengan meningkatnya daya beli, akan mendorong produksi sehingga diharapkan meningkatkan perekonmian Indonesia. • Proyek membangun jalan raya. Dengan proyek ini menyerap SDM sebagai tenaga kerja, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan meningkatkan daya beli masyarakat. STUDI KASUS KEBIJAKAN FISKAL RRC MENDUKUNG INDUSTRI LOKAL
• Dukungan pemerintah Cina terhadap pengusaha
cukup tinggi sehingga Cina bisa menguasai pertumbuhan ekonomi dunia terutama tektil. Kebijakan Cina dengan menekan biaya produksi sehingga mereka bisa bersaing di pasar internasional. Cina memberlakukan kebijakan fiskal berupa pengembalalian PPN sebesar 13,5% dari nilai ekpor yg dilakukan pengusaha. Kondisi sebaliknya di Indonesia pengusaha diperberat dg aturan dan pajak. Dengan nyata sekarang barang Cina menguasai dunia. TERIMA KASIH
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro