Anda di halaman 1dari 34

KEBIJAKAN FISKAL

Pert.11.
 
PENGERTIAN KEBIJAKAN FISKAL

• Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang


dilakukan pemerintah, dalam rangka
mendapatkan dana dan kebijakan yang
ditempuh oleh pemerintah untuk
membelanjakan dananya tersebut dalam
rangka melaksanakan pembangunan.
• Atau kebijakan fiskal adalah kebijakan
pemerintah yang terkait dengan penerimaan
atau pengeluaran negara
• Samuel dan Nordhaus : “ Kebijakan fiskal
sebagai proses pembentukan perpajakan dan
pengeluaran masyarakat dalam upaya
menekan fluktuasi siklus bisnis dan ikut
berperan dalam menjaga pertumbuhan
ekonomi, penggunaan tenaga kerja yang
tinggi, dan bebas dari laju inflasi yang tinggi
yang selalu berubah ubah.
• Tulus TH. Tambunan: “ Kebijakan fiskal
memiliki 2 prioritas utama. Pertama mengatasi
defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara ( APBN ). Defisit APBN terjadi apabila
penerimaan pemerintah lebih kecil dari
pengeluarannya. Kedua untuk mengatasi
stabilitas ekonomi makro yang terkait dengan
pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi,
kesempatan kerja dan neraca pembayaran
• Nopirin : “ Kebijakan fiskal terdiri dari
perubahan pengeluaran pemerintah atau
perpajakan dengan tujuan untuk
mempengaruhi besar serta susunan
permintaan agregat. Indikator yang bisa
dipakai adalah Budget defisit, yakni selisih
antara pengeluaran pemerintah ( G ) dan
pembayaran Transfer ( Tr) dengan penerimaan
terutama dari pajak (Tx)
• Pengertian lain : Kebijakan fiskal adalah suatu
kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan
kondisi perekonomian untuk menjadi lebih
baik, dengan jalan mengubah penerimaan dan
pengeluaran pemerintah. Dari sisi pajak jika
mengubah pajak yang berlaku akan
berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak
diturunkan kemampuan daya beli masyarakat
akan meningkat dan industri dapat
meningkatkan jumlah output. Jika kenaikan
pajak akan menurunkan daya beli masyarakat,
dan menurunkan output industri
• Jadi : Kebijakan fiskal adalah kebijakan
ekonomi yang dilakukan pemerintah dalam
pengelolaan keuangan negara untuk
mengarahkan kondisi perekonomian menjadi
lebih baik yang terbatas pada sumber
penerimaan, dan alokasi pengeluaran negara
yang tercantum dalam APBN
TUJUAN KEBIJAKANFISKAL
• Tujuan Kebijakan fiskal adalah stabilitas ekonomi yang lebih
mantap, artinya secara nasional laju pertumbuhan ekonomi
yang layak tetap dapat dipertahankan tanpa adanya angka
pengangguran yang signifikan serta menjaga stabilitas
harga.
• Kebijakan ini untuk memperbaiki keadaan ekonomi,
mengusahakan kesempatan kerja ( mengurangi
pengangguran ) dan menjaga kestabilan harga secara umum.
Hal ini dilakukan dengan jalan memperbesar dan
memperkecil pengeluaran konsumsi pemerintah ( G ), jumlah
transfer pemerintah ( Tr ) dan jumlah pajak ( Tx ) yang
diterima pemerintah sehingga dapat mempengaruhi tingkat
pendapatan nasioal ( Y ) serta tingkat kesempatan kerja .
• Dengan kata lain kebijakan fiskal
mengusahakan peningkatan penerimaan
pemerintah dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan rakyat dengan cara
menyesuaikan pengeluaran dan penerimaan
pemerintah. Pencegahan timbulnya
pengangguran merupakan tujuan paling utama
dari kebijakan fiskal, karena perekonomian
suatu negara dapat mencapai laju pertumbuhan
yang dikehendaki melalui tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh ( full employment )
• Full employment dapat diartikan sebagai suatu
keadaan yang menunjukan seluruh angkatan
kerja memperoleh pekerjaan. Kondisi ini dapat
terwujud bila pemerintah menambah lapangan
kerja melalui berbagai kebijakan sehingga dapat
menampung seluruh TK yang tersedia.Kebijakan
yang dilakukan pemerintah untuk mencapai
kondisi ini adalah dengan mengundang investor
asing untuk berinvestasi di Indonesia. Dari dalam
negeri pemerintah menambah pengeluaran
untuk membuka lapangan kerja padat karya,
melalui proyek pembangunan inprastruktur fisik
 
DEFLASI VS INFLASI

• Kondisi penurunan yang tajam dari harga barang dan


jasa secara umum ( deflasi ) dalam jangka panjang dapat
memicu timbulnya pengangguran, karena sektor usaha
swasta akan kehilangan potensi untuk mendapat
keuntungan. Sebaliknya kondisi harga yang meningkat
terus ( inflasi ), memiliki akibat tidak baik untuk
perekonomian. Karena penghasilan yang diterima
masyarakat tidak cukup untuk memenuhi kebtuhan
hidup yang harganya naik. Inflasi berkepanjangan akan
melemahkan perekonomian karena pemilik modal akan
beralih dari investasi produktif ke investasi dlm bentuk
barang tahan lama seperti rumah, tanah dan gedung,
karena ini lebih menguntungkan dari investasi produktif.
Mengatasi deflasi dan Inflasi :
• Mengubah pengeluaran pemerintah. Dalam kondisi
inflasi uang yang beredar melebihi dari yang
diperlukan dalam perekonomian, pemerintah harus
mengurangi pengeluaran sehingga mengakibatkan
tabungan (pendapatan lebih besar dari pengeluaran )
• Mengubah tingkat pajak. Menaikan tarif pajak,
pendapatan masyarakat menurun, sehingga
mengakibatkan turunnya tingkat konsumsi masyarakat.
• Pinjaman Paksa. Pemerintah memotong gaji PNS,
sebagai pinjaman pemerintah untuk mengurangi
jumlah uang yang beredar.
 
INSTRUMEN KEBIJAKAN FISKAL
• Instrumen kebijakan fiskal yang paling utama adalah penerimaan
dan pengeluaran pemerintah. Pajak merupakan komponen
penting dalam menentukan kondisi makro suatu negara.
Mengubah tarif pajak yang berlaku akan mengubah pada
ekonomi, jika pajak diturunkan maka daya beli masyarakat akan
meningkat dan industri dapat meningkatkan jumlah output.
Kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat dan
menurunkan output industri. Diantara pilihan instrumen
kebijakan fiskal yang lazim dilakukan pemerintah dalam menjaga
stabilitas ekonomi makro antara lain :
• Menaikan atau menurunkan pajak rumah tangga.
• Mengatur pengeluaran pemerintah untuk pengusaha tertentu
• Memberikan rangsangan fiskal ( insentif atau subsidi ) pada
pengusaha tertentu
 
HUBUNGAN KEBIJAKAN FISKAL DENGAN APBN

• Pengaruh kebijakan fiskal terhadap perekonomian dapat


dianalisis dalam 2 tahap yang berurutan yaitu bagaimana
suatu kebijaksanaan fiskal diterjemahkan dalam APBN serta
bagaimana APBN tersebut dapat mempengaruhi
perekonomian.
• Menerjemahkan kebijakan fiskal dalam APBN, artinya dalam
mengelola sumber pendapatan terutama pajak dan bea,
pemerintah menyatakan kemampuan mengumpulkan
pendapatan untuk digunakan mengelola pemerintahan dalam
anggaran pendapatan serta janji pemerintah menjalankan
pemerintahan dan pembangunan dalam anggaran belanja.
• APBN mempunyai dua sisi yaitu , sisi yang
mencatat pengeluaran, dan sisi yang mencatat
penerimaan. Sisi pengeluaran mencatat
semua kegiatan pemerintah yang memerlukan
uang untuk pelaksanaannya.
• Dalam prakteknya pos pos yang tercantum
sangat beraneka ragam dan mencerminkan
apa yang ingin dilaksanakan pemerintah dalam
programnya. Contoh : program belanja
pegawai, belanja barang/jasa, belanja modal
maupun transfer serta bebagai pengeluaran
lainnya
• Sisi penerimaan menunjukan dari mana dana
yang diperlukan untuk memperolehnya.
Ada 4 sumber utama untuk memperoleh dana
diantaranya yaitu :
1. Dari pajak
2. Pinjaman bank central
3. Pinjaman dalam negeri
4. Pinjaman Luar negeri
JENIS PEMBIAYAAN DALAM KEBIJAKAN FISKAL
Secara umum kebijakan fiskal dapat ditempuh dengan
4 jenis pembiayaan yaitu:
1. Pembiayaan fungsional ( Functional finance )
Kebijakan anggaran pembiayaan fungsional adalah
kebijakan yang mengatur pengeluaran pemerintah
dengan melihat berbagai akibat tidak langsung
terhadap pendapatan nasional dan bertujuan untuk
meningkatkan kesempatan kerja.
Penerimaan pemerintah dari sektor pajak bukan
ditujukan untuk meningkatkan penerimaan
pemerintah, tetapi bertujuan untuk mengatur
pengeluaran pihak swasta
• Oleh karena itu dalam hal terjadi
pengangguran, penerimaan pajak tidak terlalu
diperlukan. Sedangkan untuk menekan inflasi
diatasi dengan kebijakan pinjaman. Jika sektor
pajak dan pinjaman tidak berhasil, maka
tindakan lain yang dapat dilakukan
pemerintah adalah mencetak uang. Jadi
dalam hal ini sektor pajak dengan pengeluaran
pemerintah menjadi satu hal yang terpisah.
2. Pengelolaan Anggaran ( The finance budget
approach )
Kebijakan pengelolaan anggaran adalah
kebijakan untuk mengatur pengeluaran
pemerintah, perpajakan, dan pinjaman untuk
mencapai stabilitas ekonomi yang lebih bagus.
Penerimaan dan pengeluaran pemerintah dari
perpajakan dan pinjaman adalah satu paket
yang tdk dapat dipisahkan dalam rangka
menciptakan kestabilan ekonomi
3. Stabilisasi Anggaran Otomatis ( The Stabilizing
Budget )
Kebijakan stabilisasi anggaran otomatis adalah
kebijakan yang mengatur pengeluaran
pemerintah dengan melihat besarnya biaya
dan manfaat dari berbagai program. Tujuan
kebijakan ini agar terjadi penghematan dalam
pengeluaran pemerintah. Dalam hal ini
diharapkan terdapat keseimbangan antar
penerimaan dan pengeluaran.
• Dengan stabilisasi anggaran ini, pengeluaran
pemerintah dapat ditekan pada azas manfaat
dan biaya relatif dari berbagai program. Pajak
ditetapkan sedemikian rupa sehingga terdapat
aggaran belanja surplus dalam kesempatan
kerja penuh
4. Anggaran Belanja seimbang
Cara yang diberlakukan dalam hal ini adalah
anggaran yang disesuaikan dengan keadaan.
Tujuanya agar tercapai anggaran berimbang
dalam jangka panjang. Dalam keadaan
terpaksa contoh terjadi ketidak stabilan
ekonomi, ditempuh dengan anggaran defisit,
sedangkan pada masa inflasi ditempuh
anggaran surplus.
Kebijakan Anggaran / Politik Anggaran

• Kebijakan anggaran/politik anggaran


digunakan pemerintah dalam menjalankan
kebijakan fiskal. Kebijakan tiap negara bisa
berbeda bergantung pd tingkat keadaan dan
arah yang akan dicapai pd jangka pendek atau
jangka panjang. Beberapa macam anggaran
yang biasa ditempuh beberapa negara untuk
mencapai manfaat tertinggi dalam mengelola
anggaran diantaranya adalah:
1. Anggaran Berimbang. Terjadi bila pemerintah
menetapkan pengeluaran sama besar dengan
pemasukan. Tujuan politik berimabang yakni
terjadi kepastian anggaran serta meningkatkan
disiplin anggaran, karena pengeluaran tdk boleh
melebihi penerimaan. Pada anggaran berimbang
diusahakan pengeluaran dan pendapatan sama.
Pengeluaran harus disesuaikan kemampuan suatu
negara. Topik utama kebijakan fiskal adalah
pengeluaran dan pajak. Perubahan tingkat pajak
dan pengeluaran pemerintah dapat mempengaruhi
permintaan agregat dan aktivitas ekonomi, pola
persebaran sumberdaya dan distribusi pendapatan
2. Anggaran surplus. Pada anggaran surplus
tidak semua penerimaan dibelanjakan
sehingga ada tabungan pemerintah. Azas ini
digunakan jika ekonomi dalam keadaan inflasi.
Pemasukan harus lebih besar dari
pengeluaran. Politik ini dilaksanakan ketika
perekonomian pada kondisi ekpansi yang
memanas dan menurunkan tekanan
permintaan.
3. Anggaran defisit/ Kebijakan fiskal ekpansif.
Kebijakan anggaran defisit adalah kebijakan
untuk membuat pengeluaran lebih besar dari
pemasukan. Ini digunakan jika negara dalam
kondisi resesi. Anggaran defisit ini dapat
memicu inflasi karena untuk menutup defisit
harus dilakukan dengan mengajukan
pinjaman/ utang LN/ mencetak uang.
JENIS KEBIJAKAN FISKAL

1. Kebijakan fiskal yang disengaja( discretionary).


Adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah
untuk menanggulangi turun naiknya kegiatan
ekonomi dg memanipulasi anggaran belanja
secara sengaja, baik melalui pengubahan
perpajakan atau pengeluaran pemerintah.
2. Kebijakan fiskal fasip ( Automatic stabiizer ).
Kebijakan ini erat kaitannya dengan penerapan
pajak. Realitanya sebagian besar dari pajak yg
dikenakan kepada masyarakat berhubungan erat
dengan tingginya pendapatan nasional. Semakin
tinggi pendapatan nasional semakin tinggi pula
penerimaan dari pajak, baik pajak langsung
maupun tidak langsung. Contoh pajak langsung
diantaranya : pajak pendapatan, pajak perseroan,
dan pajak kekayaan. Semuanya memiliki hubungan
langsung, dengan pendapatan negara.
Dari sudut Ekonomi Makro Kebijakan fiskal
dibedakan menjadi 2 :

1. Kebijakan fiskal Ekpansif : adalah kebijakan menaikan


belanja negara dan menurunkan tingkat pajak neto.
Kebijakan ini untuk meningkatkan daya beli
masyarakat. Kebijakan ini dilakukan saat
perekonomian mengalami resesi dan pengangguran
yang tinggi.
2. Kebijakan fiskal kontraktif : Adalah kebijakan untuk
menurunkan belanja negara dan menaikan tingkat
pajak. Kebijakan ini bertujuan untuk menurunkan daya
beli masyarakat dan mengatasi inflasi.
 
PRAKTIK KEBIJAKAN FISKAL DI INDONESIA

• Adanya kenaikan harga BBM,Apa pengaruhnya terhadap keuangan


negara?Sebagai negara penghasil minyak bumi kenaikan harga
BBM dunia akan diuntungkan . Namun keyataannya negara akan
dirugikan dengan adanya kenaikan harga tsb, kenapa? Karena
jumlah konsumsi minyak dalam negeri lebih besar daripada jumlah
yang diproduksi, sehingga negara harus mengimpor kebutuhan
dalam negeri. Harga BBM dalam negeri lebih rendah karena
adanya subsidi. Subsidi adalah pengeluaran pemerintah. Sehingga
kenaikan BBM akan meningkatkan pengeluaran pemerintah, dan
ini akan membebani APBN. Apa yg dilakukan pemerintah untuk
menekan pengeluaran subsidi? Pemerintah harus mengubah
penerimaan dan pengeluaran APBN dengan cara menciptakan
kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi, serta keadilan dalam
distribusi pendapatan yang disebut kebijakan fiskal.
• BLT ( Bantuan Langsung Tunai ). Dibalik itu ada
tujuan khusus dari pemerintah secara makro.
Dengan BLT diharapkan dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat secara agregat,
supaya daya beli masyarakat meningkat.
Dengan meningkatnya daya beli, akan
mendorong produksi sehingga diharapkan
meningkatkan perekonmian Indonesia.
• Proyek membangun jalan raya. Dengan proyek
ini menyerap SDM sebagai tenaga kerja,
diharapkan dapat meningkatkan pendapatan
dan meningkatkan daya beli masyarakat.
STUDI KASUS KEBIJAKAN FISKAL RRC MENDUKUNG INDUSTRI LOKAL

• Dukungan pemerintah Cina terhadap pengusaha


cukup tinggi sehingga Cina bisa menguasai
pertumbuhan ekonomi dunia terutama tektil.
Kebijakan Cina dengan menekan biaya produksi
sehingga mereka bisa bersaing di pasar
internasional. Cina memberlakukan kebijakan
fiskal berupa pengembalalian PPN sebesar 13,5%
dari nilai ekpor yg dilakukan pengusaha. Kondisi
sebaliknya di Indonesia pengusaha diperberat dg
aturan dan pajak. Dengan nyata sekarang barang
Cina menguasai dunia.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai