Anda di halaman 1dari 9

Hukum Silogisme

1
A. Hukum Silogisme mengenai Term

1. Jumlah term dalam silogisme tidak boleh


lebih dari tiga: S-M-P

Dalam silogisme, term tengah (M) berfungsi


sebagai pembanding untuk mengetahui
apakah S sama dengan P atau tidak.
- Jika S=M=P, konklusinya S=P
- Jika S=M≠P, konklusinya S ≠ P
2
2. Term tengah, M, tidak boleh terdapat
dalam kesimpulan

Hubungan S dan P dapat diketahui melalui M


yang disebut dua kali dalam premis. M sendiri
tidak boleh masuk dalam kesimpulan, karena
hanya sebagai pengantara (M: Terminus
Medius)

3
3. Term tengah M setidak-tidaknya harus satu
kali universal
Universal berarti:
a. Jika posisi M ada pada subjek kalimat, luas
subjek tersebut harus universal (“Semua”).
b. Jika posisi M ada pada predikat kalimat,
predikat tsb harus negatif.
Dengan demikian, sekurang-kurangnya 1x dalam
Premis Maior atau Premis Minor, M harus
universal.
4
4. Term S dan P dalam kesimpulan tidak
boleh lebih luas daripada dalam premis

Karena konklusi diturunkan dari premis,


konklusi tidak boleh lebih luas dari premis →
pelanggaran hukum Latius hos.

5
B. Hukum Silogisme mengenai Premis

1. Apabila kedua premis afirmatif, maka


kesimpulannya harus afirmatif

6
2. Kedua premis tidak boleh sama-sama
negatif.

Kalau kedua premis negatif, tidak ada term


yang berfungsi sebagai term tengah yang
menghubungkan S dengan P. Tidak mungkin
ditarik kesimpulan dari:
S≠M dan M≠P.

7
3. Kesimpulan mengikuti premis yang lemah

- Jika salah satu premisnya partikular,


kesimpulannya harus partikular.
- Jika salah satu premisnya negatif,
kesimpulannya harus negatif.

8
4. Kedua premis tidak boleh sama-sama
partikular. Salah satu harus universal.

Anda mungkin juga menyukai