1. Faktor biotik
▪ Bentuk jasad
▪ Sifat jasad, toleransi terhadap perubahan
▪ Kemampuan jasad dalam menyesuaikan diri dan tumbuh
Berkembang
2. Faktor abiotik
▪ Jumlah dan susunan nutrien
▪ Lingkungan, seperti temperatur, cahaya, dan kelembaban
▪ Keberadaan senyawa toksik terhadap jasad
Adaptasi pada kondisi kelaparan
1. Perubahan ukuran sel Volume sel menjadi
lebih kecil, sehingga penyebaran menjadi
lebih besar.
2. Perubahan permukaan sel Membran sel
bersifar hidrofob. Vibrio mensintesis fimbriae
sehingga sel-sel berkumpul
3. Perubahan aktivitas metabolisme dan komposisi kimia Pada
tahap ini terjadi:
▪ Turn over metabolisme protein dan RNA.
▪ Degradasi protein.
▪ Pada E.coli, mengubah asam lemak jenuh pada membran sel
menjadi derivat siklopropil.
▪ Pada kelaparan C (karbon), akan membentuk 20-50 protein
untuk fisiologis pada kondisi rendah nutrien.
▪ Pada kelaparan P (fosfor), akan membentuk porin POE untuk
mengambil fosfat anorganik dari luar. Kekurangan N anorganik
akan memfiksasi N2.
4. Stringent response Pada tahap ini terjadi:
▪ Penurunan laju sintesis protein.
▪ Penghentian sementara replikasi DNA, supaya tidak
terjadi pembelahan sel.
▪ Sintesis asam amino meningkat. Pada saat S (sulfur)
menurun, maka E. coli akan mensintesis enzim-
enzim untuk metabolisme metionin dan FeS.
▪ Penurunan sintesis fosfolipid nukleotida,
peptidoglikan, dan karbohidrat.