Anda di halaman 1dari 29

Pengubahan posisi pasien secara medis

By : Rika Dwi Sunarti, Str.Keb


Perubahan posisi
Perubahan posisi atau posturing adalah merubah
posisi pasien dengan baik, teratur dan sistematik. Hal
ini termasuk aspek keperawatan utama yang perlu
dipelajari oleh perawat bahkan bagi tenaga kesehatan
yang lain
Tujuan pengubahan posisi pasien
1. mempertahkan tonus otot dan reflek
2. mencegah kontraktur otot
3. memudahkan suatu tindakan keperawatan atau
medis
4. mencegah terjadinya nyeri otot
5. mengurangi tekanan pada sisi tubuh
6. mencegah kerusahkan syafar dan pembuluh darah
superficial
Macam-macam posisi pasien
1. Posisi Supinasi
2. Posis Pronasi
3. Posisi Lateral
4. Posisi Fowler
5. Posisi Sims
6. Posisi Trendelenberg
7. Posisi Litotomi
8. Posisi Dorsal Recumbent
9. Posisi Orthopneu
10. Posisi Jackknife
11. Posisi Knee-Chest (Lutut-Dada)
12. Posisi Kidney
Posisi Supinasi
Merupakan posisi paling sederhana yaitu
pasien berbaring terlentang dengan
kepala, leher dan tulang belakang berada
di posisi netral dan lengan berposisi
lurus berada di samping kanan-kiri
pasien
Tujuan,
untuk meningkatkan kenyamanan pasien
memfasilitasi penyembuhan dalam
proses antestesi tertentu
Indikasi,
pasien dengan pre atau post operasi
tertentu
pasien dalam kondisi lemah atau koma
pasien saat tindakan anestesi tertentu
Posisi Pronasi

Merupakan posisi pasien dengan tidur telungkup dan


wajah menghadap bantal atau bisa juga menghadapa ke
samping kanan-kiri.
Tujuanya,
mengoptimalkan ekstensi pada sendi lutut dan
pinggang
mencegah fleksi dan kontraktur pinggang atau lutut
Indikasi,
pasien dengan pemeriksaan area punggung atau pantat
pasien yang menjalani bedah mulut atau kerongkongan
Posisi Lateral
Posisi Lateral Posisi lateral yaitu posisi berbaring dimana
pasien bersandar ke samping dengan berat tubuh berada di
pinggul dan bahu.
Tujuanya,
mengurangi komplikasi akibat immobilisasi
mengurangi tekanan pada tubuh yang sering menetap
mempertahankan body aligment
Indikasi,
pasin pasca operasi bagian perut
pasien yang mengalami kelemahan tirah baring
pasien dengan posisi dorsal recumbent yang terlalu lama
Posisi Fowler
Posisi Fowler (atas) dan Semi Fowler (bawah) Merupakan posisi yang
nyaman untuk pasien beristirahat dengan posisi kepala naik antara 60-90
derajat dan lutut kaki tegak lurus atau sedikit ditekuk (biasa disebut posisi
setengah duduk). Sedangkan untuk variasinya, ada posisi Semi Fowler yang
sudutnya lebih rendah yakni 30-45 derajat.
Tujuanya,
menurunkan risiko aspirasi
mendorong diafragma pernafasan sehingga dapat mengoptimalkan ekspansi
dada dan ventilasi paru
mengurangi komplikasi akibat immobilisasi
menghindari tekanan lama pada tubuh akibat posisi yang terlalu sering
menetap
Indikasi,
pasien dengan gangguan pernafasan ringan sampai sedang
pasien yang mengalami immobilisasi
pasien yang terpasang selang orogastrik atau nasogastrik
Posisi Sims

Posisi Sims Posisi sims adalah posisi miring ke kanan atau ke kiri dengan sedikit
menekuk pada bagian kaki serta salah satu tangan berada di belakang
punggung. Biasanya posisi ini dikhususkan untuk mengurangi tekanan pada
bagian tubuh tertentu.
Tujuanya,
meningkatkan drainage dari mulut pasien dan mencegah aspirasi
mengurangi tekanan pada trochanter mayor otot pinggang dan tulang secrum
mencegah terjadinya dekubitus
untuk pemberian obat supositoria (melalui anus)
Indikasi
pasien dengan paralisis sebagian atau penuh
ibu hamil
pemeriksaan dan pengobatan daerah perineal
pasien yang akan dihuknah (memasukkan suatu larutan ke dalam rectum)
Posisi Trendelenberg

Posisi Trendelenburg (atas) dan Trendelenburg Terbalik (bawah) Posisi


trendelenberg merupakan posisi pasien diatas tempat tidur dengan
bagian kepala lebih rendah daripada kaki. Asumsinya, bahwa posisi
tersebut akan membuat gradient hidrostatik demi meningkatkan
aliran balik vena ke jantung maupun ke kepala.
Tujuanya,
untuk mencegah terjadinya syok hipovolemik
meningkatkan curah jantung
menstabilkan hemodinamik pasien
Indikasi,
pasien dengan syok hipovolemik
pasien yang menderita hipotensi
pasien dengan tindakan pembedahan di area perut
Posisi Litotomi
Posisi Litotomi Adalah posisi berbaring terlentang dengan
kaki abduksi (gerakan menjauh dari titik tengah tubuh) 30-
45 derajat dari garis tengah, lutut kaki ditekuk keatas dan
ditopang penyangga khusus di tempat tidur tersebut.
Tujuanya,
mengurangi ketegangan pada punggung belakang
memberikan posisi yang nyaman saat tindakan tertentu
Indikasi,
pemeriksaan alat genetalia
proses persalinan
pemasangan alat kontrasepsi
pasien dengan operasi ambeien
untuk pemeriksaan genekologis
Posisi Dorsal Recumbent
Posisi Dorsal Recumbent Adalah posisi pasien
berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik
atau diregangkan) dan ujung jari kaki masih
menyentuh alas tempat tidur.
Tujuanya,
meningkatkan kenyamanan pasien
mengurangi ketegangan punggung belakang.
Indikasi
untuk pemeriksaan pada bagian pelvic, vagina
ataupun anus
untuk proses perawatan area genetalia
Posisi Orthopneu

Posisi Orthopneu Merupakan adaptasi dari posisi


fowler tinggi dengan menempatkan meja overbed di
depan pasien dilengkapi bantal untuk bersandar atau
beristirahat
Tujuanya,
memudahkan untuk ekspansi paru saat kesulitan
bernafas yang ekstrim
Indikasi,
pasien dengan sesak berat
pasien yang mengalami ekhalasi
Posisi Jackknife
Posisi Jackknife Posisi jackknife ini biasa dikenal dengan
menungging yang artinya pasien diposisikan telungkup
diatas tempat tidur, kemudian bagian tengah tempat tidur
ditekuk keatas sehingga pinggul terangkat dan posisi
kepala maupun kaki lebih rendah.
Tujuanya,
memudahkan dalam tindakan medis dan tindakan operasi
tertentu
Indikasi,
pasien dengan operasi yang melibatkan anus, rektum,
tulang ekor
pengobatan di daerah rectum hemorrhoidectomy sacrum
Posisi Kidney
Posisi Kidney Dalam posisi kidney, pasien mengasumsikan posisi lateral yang
dimodifikasi di mana perut diletakkan di atas lift di meja operasi yang
menekuk tubuh.
Pasien diposisikan di sisi kontralateral dengan punggung diletakkan di tepi
meja. Ginjal kontralateral diletakkan di atas meja atau di atas kidney body
elevator (aksesoris tambahan meja operasi). Lengan paling atas ditempatkan
menekuk fleksi tidak lebih dari 90º.
Tujuanya,
meningkatkan stabilitas selama proses tindakan medis atau operasi
memudahkan dalam pemeriksaan organ tertentu di area perut dan sekitarnya
meminimalkan interferensi pada pergerakan diafragma bagian bawah
Indikasi,
untuk pemeriksaan lanjutan pada bagian retroperitoneal atau organ ginjal
pasien dengan tindakan operasi ginjal, pyelum, ureter pronmal, ureter 1/3
tengah
Posisi Knee-Chest (Lutut-Dada)
Posisi Knee Chest Ada dua posisi dalam hal ini, yaitu keadaan lutut-
dada lateral lalu pasien berbaring miring, badan berada di atas
tempat tidur secara diagogal dan pinggul maupun lutut dilipat.
Kedua, pasien dalam posisi lutut-dada pronasi, kemudian berlutut
diatas meja dan menurunkan bahunya sehingga wajah beserta
dada menempel di alas tidur (biasa disebut posisi Genu
Pectrocal)
Tujuanya,
memudahkan dalam tindakan medis dan tindakan operasi
tertentu
Indikasi,
pasien dengan tindakan operasi vesico/rektovaginal fistel
pasien yang akan dilakukan anesteri melalui tulang belakang
pasien yang dilakukan tindakan sigmoidescopy dan endoscopy
untuk pemeriksaan ginekologis dan dubur

Anda mungkin juga menyukai