Anda di halaman 1dari 33

KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG

PENYELENGGARAAN KLINIK

Oleh:
Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer

Disampaikan pada:
Pertemuan Koordinasi dan Verifikasi Klinik dan Laboratorium Medis Terstandar
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan
Hotel Palm Banjarmasin, 8 November 2022
1 Pendahuluan
2 Klinik
TOPIK
3 Perizinan dan Registrasi Klinik
PEMBAHASAN
4 Kebijakan tentang DFO dan RME
5 Penutup
1. PENDAHULUAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN

 Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat


dan/atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan
Pemerintah pemerintah kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
daerah
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
FASYANKES masyarakat
 Pemerintah bertanggung jawab atas
ketersediaan akses fasilitas pelayanan
kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
 Ketentuan persyaratan fasilitas pelayanan
kesehatan ditetapkan oleh Pemerintah,
sedangkan ketentuan perizinan fasilitas
pelayanan kesehatan ditetapkan oleh
Pemerintah dan pemerintah daerah

Masyarakat 4
JENIS FASILITAS KESEHATAN
1. Tempat Praktik Mandiri

MANDIRI - TERINTEGRASI – PEMERINTAH -


TERDIRI DARI BEBERAPA JENIS
Tenaga Kesehatan
DASAR REGULASI
2. Puskesmas PERIZINAN
3. Klinik FASYANKES
PP No. 47 tahun 2016

4. Rumah Sakit

FASYANKES
5. Unit Transfusi Darah

SWASTA
6. Laboratorium Kesehatan
1. PP No 5 Tahun 2021 tentang
7. Apotek Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Berbasis Risiko
8. Optikal 2. Permenkes No 14 tahun 2021
tentang Standar Kegiatan
9. Fasyanked untuk Usaha Dan Produk
Pada Penyelenggaraan
kepentingan hukum Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko Sektor Kesehatan &
10. Fasyankes Tradisional Perubahannya pada Permenkes
No 8 Tahun 2022
11. Fasyankes lain yang 3. Permenkes dan Peraturan
lainnya
ditetapkan oleh Menteri
5
2. KLINIK
KLINIK
Penggolongan Usaha Klinik

Status
Kemampuan Penyelenggaraa
Penanaman
Pelayanan n Pelayanan
Modal

Fasilitas pelayanan kesehatan


Klinik
yang menyelenggarakan pelayanan Klinik
kesehatan yang menyediakan
Pratama
Rawat PMDN
pelayanan medik dasar dan/atau Jalan
spesialistik secara komprehensif.

Klinik
Klinik
KBLI Aktivitas Klinik Utama
Rawat PMA
86104 Pemerintah Inap
KBLI Aktivitas Klinik
86105 Swasta Sumber: Permenkes No.14 Tahun 2021
7
Klinik Swasta dengan
Klinik Swasta dengan
pelayanan rawat jalan
Klinik Pemerintah pelayanan rawat inap Klinik dengan PMA
dapat berbentuk orang
berbentuk badan dapat berbentuk badan hanya berbentuk badan
perseorangan, badan
hukum publik usaha atau badan badan hukum PT
usaha atau badan
hukum
hukum

BENTUK KLINIK

Sumber: Permenkes No.14 Tahun 2021


8
STRUKTUR ORGANISASI SEBAGAI KLINIK (minimal)
Struktur organisasi Klinik paling Penanggung jawab Klinik:
sedikit terdiri dari:  Klinik Pratama: harus dokter,
 Penanggung jawab Klinik yang dokter spesialis di bidang
juga merupakan pimpinan Klinik layanan primer, atau dokter gigi
 Penanggung jawab  Klinik Utama: harus dokter,
kegawatdaruratan, dan dokter gigi, dokter spesialis, atau
 Penanggung jawab kefarmasian dokter gigi spesialis
 Hanya dapat menjadi
penanggung jawab untuk satu
Penanggung jawab kegawatdaruratan Klinik
di Klinik adalah dokter  Harus memiliki Surat Izin Praktik
Penanggung jawab kegawatdaruratan (SIP) di Klinik, dan dapat
di Klinik gigi dan mulut adalah dokter merangkap sebagai pemberi
gigi atau dokter gigi spesialis pelayanan

Penanggung jawab
Penanggung jawab di Klinik kefarmasian di Klinik adalah
harus Warga Negara Indonesia apoteker
9
STANDAR KETENAGAAN MINIMAL DI KLINIK PRATAMA

SDM Klinik Pratama SDM Klinik Pratama yang


Paling sedikit dapat dengan menyelenggarakan pelayanan
pilihan : medik dasar dan pelayanan
2 dokter kesehatan gigi dan mulut
2 dokter spesialis di bidang
layanan primer Paling sedikit dapat dengan pilihan:
2 dokter atau dokter spesialis di bidang
1 dokter dan 1 dokter layanan primer, dan 1 dokter gigi
spesialis di bidang layanan
primer
1 dokter, 1 dokter spesialis di bidang
layanan primer, dan 1 dokter gigi
2 dokter gigi.
2 dokter gigi, dan 1 dokter atau dokter
spesialis di bidang layanan primer
 Jumlah dan kualifikasi ketenagaan disesuaikan dengan hasil analisis beban kerja, serta kebutuhan dan kemampuan pelayanan
Klinik.
 Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Klinik harus memiliki surat tanda registrasi (STR) dan surat ijin praktek (SIP).
Sumber :
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor 10
Kesehatan
STANDAR KETENAGAAN MINIMAL DI KLINIK UTAMA

SDM Klinik Utama SDM Klinik Utama yang


menyelenggarakan pelayanan
Paling sedikit memiliki medik spesialistik gigi dan mulut
2 dokter spesialis
Paling sedikit memiliki 2 dokter spesialis
gigi

SDM Klinik Utama yang


menyelenggarakan pelayanan
medik spesialistik dan pelayanan Klinik Utama dapat memiliki
medik spesialistik gigi dan mulut ketenagaan dokter
Paling sedikit memiliki 1 dokter spesialis
dan 1 dokter spesialis gigi

 Jumlah dan kualifikasi ketenagaan disesuaikan dengan hasil analisis beban kerja, serta kebutuhan dan kemampuan pelayanan
Klinik.
 Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Klinik harus memiliki surat tanda registrasi (STR) dan surat ijin praktek (SIP).

Sumber :
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor 11
Kesehatan
SDM KLINIK DENGAN RAWAT INAP

Paling sedikit terdiri atas:


1. Tenaga medis
a. Klinik Pratama: dokter, dokter spesialis di bidang
layan primer dan/atau dokter gigi
b. Klinik Utama: dokter spesialis dan/atau dokter gigi
spesialis ditambah dokter sebagai dokter jaga
2. Tenaga kesehatan lain, paling sedikit meliputi:
a. Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian
b. Tenaga Keperawatan;
c. Tenaga Gizi
d. Tenaga Ahli Teknologi Laboratorium Medik
3. Tenaga Nonkesehatan
12
PERSYARATAN BANGUNAN KLINIK
1 Mudah diakses Klinik terletak di kantor  Menyediakan fasilitas dan
6 Pintu masuk klinik harus 10 aksesbilitas bagi penyandang
disabilitas dan lansia
terpisah dan tidak boleh
bergabung dengan ruang
Bangunan kuat, kokoh lain
2 dan stabil
11 Kawasan klinik bebas rokok
Klinik terletak di dalam
Bangunan bersifat 7 gedung perbelanjaan, tidak
3 permanen dan tidak melayani rawat inap, Memiliki papan nama dengan
mencantumkan jenis klinik,
bergabung dengan operasi. 12 Klinik
nama klinik, kekhususan
tempat tinggal Pratama klinik dan jam operasional
perorangan
8 Tata letak ruang pelayanan
memperhatikan zona
Memperhatikan fungsi klinik
13
4 keamanan,
kenyamanan dan
Nama dokter dicantumkan di
ruang tunggu
kemudahan dalam
memberi pelayanan 9 Komponen
bangunan dan Klinik dengan layanan
material harus 13 farmasi wajib memasang
Tata ruang kuat papan nama apoteker.
5 memperhatikan fungsi
sebagai fasilitas
pelayanan kesehatan. 13
PERSYARATAN MINIMAL PRASARANA KLINIK

Sistem penghawaan (ventilasi)


Sistem pencahayaan
Sistem air dan sanitasi
Pengolahan limbah cair
Sistem kelistrikan
Sistem gas medis
Sistem proteksi kebakaran
Sistem proteksi petir
• Prasarana Klinik harus dalam
Ambulans keadaan terpelihara dan
berfungsi dengan baik
Sistem komunikasi
14
PERSYARATAN RUANGAN KLINIK
Ruang TAMBAHAN PERSYARATAN RUANGAN
Pendaftara KLINIK RAWAT INAP
n
Ruang lain
Ruang Ruang Rawat Inap
sesuai
Administrasi
kebutuhan
Ruang Gawat Darurat

Ruang Staf Klinik


Kamar Ruang
mandi/WC Tunggu Instalasi/ Ruang Farmasi

Ruang Laboratorium

Ruang/ Ruang Ruang Dapur Gizi


Pojok ASI Konsultasi
Klinik rawat inap harus memiliki tempat tidur
Ruang minimal 5 (lima) TT dan paling banyak 10
Tindakan (sepuluh) TT
PERSYARATAN MINIMAL PERALATAN KLINIK
Peralatan meliputi peralatan kesehatan dan nonkesehatan
pada jenis-jenis ruang yang ada dalam bangunan sesuai area
fungsional Klinik sebagaimana tercantum dalam tabel dalam
Standar Usaha Klinik pada PMK No. 14 Tahun 2021
1. Peralatan pada ruang pemeriksaan umum/ konsultasi
2. Peralatan pada ruang pelayanan kesehatan gigi & mulut
3. Peralatan pada ruang persalinan
4. Peralatan pada ruang ASI
5. Peralatan pada ruang rawat inap
6. Peralatan pada ruang/ instalasi farmasi
7. Peralatan pada ruang sterilisasi
8. Peralatan pada ruang laboratorium

16
JENIS PELAYANAN DI KLINIK Pelayanan
Pengobatan &
Tindakan Pelayanan
Pelayanan Medis kesehatan
Radiologi gigi &
PELAYANAN PROMOTIF & mulut
PREVENTIF DI KLINIK
Pelayanan Pelayanan
Kegiatan Kefarmasian persalinan
KIE kepada yang
pasien &
Konseling
medik
Deteksi
dini
mendukung PELAYANAN
klg program
nasiona KURATIF &
Pelayanan
Laboratorium
REHABILITATIF Pelayanan
gawat darurat
DI KLINIK

Pelayanan
Pelayanan
rehabilitasi
Gizi
medik dasar
Pelayanan
rehabilitas
Pelayanan
i medik
rujukan
pecandu
NAPZA
3. PERIZINAN DAN
REGISTRASI KLINIK
JENIS PERIZINAN TERKAIT KLINIK DALAM PENYELENGGARAAN
PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO SEKTOR KESEHATAN

Perizinan Berusaha Perizinan Berusaha


(PB) Klinik Untuk Menunjang
Kegiatan Usaha (PB-
UMKU) Klinik

Klinik PMDN  Bupati/ Izin/ Penetapan Penyelenggaraan Pelayanan


Walikota Dialisis  Kemenkes
Klinik PMA  Kemenkes  Penetapan penyelenggaraan
 pemeriksaan kesehatan Calon Pekerja
Migran Indonesia (CPMI) di klinik utama
 Gubernur
 Izin Radiologi Diagnostik untuk Pesawat
Gigi Intraoral  Kepala Bapeten
 Izin Fasilitas Radiologi Diagnostik
dan/atau Intervensional  Kepala
Bapeten
 Izin Radiologi Diagnostik untuk
Pengukuran Densitas Tulang  Kepala
Bapeten

19
KEWENANGAN PEMERINTAH/ PEMDA DALAM PERIZINAN BERUSAHA KLINIK
Lampiran I. PP No. 5 Tahun 2021
Kode KBLI:
 86104. Aktivitas Klinik Pemerintah Waktu Perizinan Berusaha Klinik
 86105. Aktivitas Klinik Swasta  Jangka waktu pengurusan perizinan: 20 hari
 Masa berlaku perizinan: 5 tahun
Tingkat Risiko
Bupati/
MENENGAH Persyaratan Perizinan Berusaha Klinik
Walikota 1. Administrasi
TINGGI 2. Teknis:
a. Bangunan, sarana, prasarana, peralatan, obat-
Perizinan Klinik obatan dan bahan habis Klinik
Pemerintah b. SDM & struktur organisasi Klinik
• Klinik Pratama Dokumen Perizinan
c. Bentuk & jenis pelayanan kesehatan pada Klinik
• Klinik Utama Klinik:
1. NIB
2. Sertifikat Permohonan Perizinan Berusaha Klinik
Perizinan Klinik Standar (SS)  Dilakukan melalui sistem Online Single Submission/
Swasta OSS: https://oss.go.id/
• Klinik Pratama  Bagi Klinik Pemerintah selain BLU/ BLUD dilakukan
• Klinik Utama
di luar sistem OSS (melalui mekanisme perizinan di
di daerah nya masing-masing)
Perizinan Berusaha Klinik PMA
 Kewenangan Pemerintah Pusat melalui
Kemenkes 20
DOKUMEN PERSYARATAN PERIZINAN KLINIK

Profil Klinik
Self assessment Klinik
Daftar obat-obatan
Sertifikat standar usaha Klinik atau surat
Daftar nama SDM Klinik izin operasional Klinik sebelumnya yang
Surat Izin Praktik (SIP) semua tenaga masih berlaku (perpanjangan atau
kesehatan yang bekerja di Klinik perubahan perizinan)

Perjanjian kerja sama pembuangan Surat pernyataan penggantian badan


limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) hukum, nama klinik, kepemilikan modal,
jenis klinik dan/ atau alamat klinik yang
Izin Mempekerjakan Tenaga Asing
(IMTA) (bila ada Tenaga Kerja Warga ditandatangani oleh pemilik klinik
Negara Asing (TK-WNA) (perubahan perizinan)

Surat keterangan dari dinas kesehatan Dokumen perubahan NIB (perubahan


kabupaten/kota mengenai pertimbangan perizinan terkait penggantian badan
persetujuan pendirian Klinik (perizinan hukum)
baru)

21
PENILAIAN KESESUAIAN KLINIK
1. Penilaian Kesesuaian Klinik Pratama dan Klinik Utama
dilakukan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota dengan
membentuk tim yang terdiri dari:
a. Dinas PMPTSP kabupaten/ kota; dan
b. Dinas kesehatan kabupaten/ kota;

2. Penilaian Kesesuaian Klinik Utama Penanaman Modal Asing


(PMA) dilakukan oleh Kementerian Kesehatan melalui Direktur
Jenderal, dengan membentuk Tim yang terdiri dari:
Penilaian Kesesuaian dilakukan a. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian
Kesehatan;
terhadap pemenuhan standar
sesuai ketentuan Peraturan Menteri ini b. Dinas Kesehatan kabupaten/kota;dan
untuk mendapatkan sertifikat standar yang c. Dinas Kesehatan Provinsi.
efektif sesuai dengan jenis kemampuan
pelayanan yang diusulkan. 3. Dalam melakukan penilaian kesesuaian, Pemerintah Daerah
kabupaten/kota dapat melibatkan organisasi profesi/ asosiasi
Mekanisme Penilaian Kesesuaian fasilitas kesehatan
meliputi Verifikasi Administrasi dan
Verifikasi Lapangan
22
PENGAWASAN DALAM PERIZINAN KLINIK
Pengawasan dilakukan oleh Kementerian Pengawasan dapat dilakukan bersama
Kesehatan, Pemerintah Daerah provinsi, dan dengan organisasi profesi/asosiasi fasilitas
Pemerintah Daerah kabupaten/kota sesuai pelayanan kesehatan, kementerian/lembaga,
dengan kewenangan masing-masing. dan lintas sektor terkait lainnya.
Kementerian Kesehatan, Pemerintah Daerah Pengawasan rutin dilakukan melalui:
provinsi, dan Pemerintah Daerah 1. laporan hasil kegiatan Klinik
kabupaten/kota dalam melakukan
2. inspeksi lapangan yang dilakukan
pengawasan dapat menugaskan tenaga
dalam rangka pemeriksaan
pengawas yang dilaksanakan sesuai dengan
administratif dan/atau fisik atas
Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
pemenuhan standar serta pembinaan.
pengawasan bidang kesehatan.
Inspeksi lapangan dilakukan paling
Pengawasan dilakukan terhadap banyak 1 (satu) tahun sekali.
pemenuhan standar sesuai dengan
Pengawasan insidental dapat dilakukan
ketentuan Peraturan Menteri ini dan
melalui inspeksi lapangan dalam bentuk
kewajiban Klinik yang diatur dalam
kunjungan fisik.
Peraturan Pemerintah yang mengatur
mengenai Perizinan Berusaha Berbasis Pengawasan insidental dilaksanakan
Risiko. berdasarkan pengaduan dari
masyarakat dan/atau pemilik klinik.
Pengawasan terhadap perizinan berusaha
klinik dilakukan dalam bentuk pengawasan
rutin dan insidental.

23
SE MENKES NO. HK.02.01/MENKES/652/2022 TENTANG PENYELENGGARAAN
PERIZINAN BERUSAHA BIDANG YANKES DAN AKREDITASI FASYANKES
1. Perizinan berusaha di bidang yankes (PB dan PB-UMKU) dilaksanakan melalui
sistem OSS dan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Klinik harus segera memproses perizinan berusaha dalam jangka waktu 6 bulan
sejak SE ini berlaku (maksimal 4 Maret 2023).
3. Klinik milik pemerintah pusat, pemda, TNI/POLRI yang belum menerapkan PPK
BLU/BLUD, perizinan berusahanya dilakukan di luar system OSS atau diterbitkan
secara manual oleh instansi pemberi izin sesuai kewenangan.
4. Klinik harus segera melakukan persiapan dan survei akreditasi sesuai peraturan
5. Sertifikat akreditasi dan pernyataan komitmen untuk menjaga dan melakukan
upaya peningkatan mutu Klinik masih tetap berlaku sampai dengan 31 Desember
2023.
6. Pernyataan komitmen penyelenggaraan/ operasional Klinik dan pernyataan
komitmen menjaga dan melakukan upaya peningkatan mutu Klinik masih dapat
digunakan sebagai:
a. Persyaratan kerja sama dengan BPJS Kesehatan, badan usaha, atau
lembaga lain
b. Persyaratan untuk perpanjangan/perubahan izin usaha.
7. Dalam rangka pembinaan dan pengawasan perizinan berusaha, dinkes
prov/kab/kota mensosialisasikan kepada fasyankes di wilayah masing-masing 24
mengenai pelaksanaan perizinan berusaha sesuai peraturan.
DASAR HUKUM REGISTRASI KLINIK
UU N0.23 tahun 2014
Urusan Pemerintah Pusat : Penyelenggaraan registrasi,
akreditasi, dan standardisasi fasilitas pelayanan kesehatan
publik dan swasta (Lampiran)

PP No. 5 Tahun 2021


Salah satu kewajiban perizinan berusaha untuk Klinik
Pemerintah maupun Swasta adalah melakukan Registrasi
Klinik dimana jangka waktunya 3 bulan (Lampiran II)

Permenkes No. 14 Tahun 2021


Registrasi Klinik dilakukan dalam jangka waktu 3 (tiga)
bulan sejak Sertifikat Standar Usaha Klinik diperoleh SE DIRJEN YANKES No. HK.02.02/II/4392/2020
(Lampiran Standar Usaha Klinik).
Tanggal 27 November 2020
tentang Registrasi Klinik
Kepmenkes No. HK.01.07/MENKES/223/2022
Kode referensi sebanyak 11 digit diberikan kepada Setiap klinik yang telah memiliki izin operasional
fasyankes termasuk Klinik bertujuan untuk memberikan melakukan registrasi.
identitas unik fasyankes dan memudahkan proses
interoperabilitas Sistem Informasi Kesehatan di fasyankes 25
ALUR REGISTRASI KLINIK
https://registrasifasyankes.kemkes.go.id/ PENERBITAN
VALIDASI
DATA YANG KODE
VERIFIKASI KLINIK KLINIK LOGIN
TELAH REGISTRASI
USER KLINIK MELAKUKAN DENGAN USER
DIINPUT FASYANKES
KLINIK MENDAFTAR DALAM AKTIVASI YANG TELAH
KLINIK SECARA
USER AKUN PADA APLIKASI USER VIA DIVALIDASI &
DALAM OTOMATIS
APLIKASI REGISTRASI REGISTRASI EMAIL MENGINPUT
APLIKASI DALAM
FASYANKES TERDAFTAR DATA KLINIK
(Dinkes REGISTRASI APLIKASI
UNTUK BISA YANG
Kab/Kota) REGISTRASI &
LOGIN DIMINTA (Dinkes DIKIRIM VIA
Kab/Kota) EMAIL

MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN REGISTRASI KLINIK OLEH KEMENTERIAN KESEHATAN, DINAS KESEHATAN PROVINSI DAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA SECARA BERJENJANG

1. Apabila pelayanan Klinik dihentikan maka pemilik Klinik wajib


mengirimkan surat pemberitahuan kepada Kementerian Kesehatan terkait
pemberhentian layanan tersebut dan ditembuskan kepada dinas kesehatan
provinsi/kabupaten/kota yang membina Klinik tersebut.
2. Klinik wajib melakukan verifikasi data pada registrasi klinik secara
berkala dan melakukan pembaharuan bila ada perubahan data. 26
PEMBAHARUAN DATA KLINIK TEREGISTRASI DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

50
Jumlah klinik teregistrasi: 149 46
45
Klinik Pratama 133
40 Klinik Utama 16
35

30

25
20 19
20

15
11 12
10
5 5 5 4 5
5 3
2 1 1 0 2 1 2 1 1 1 2
0 0 0 0
0
T U R A IN N A G
U R JA AL P A AH R N BU AN S IN R
U
LA BA N A AT G TA LO M G A BA
BA KU T L N U A BU
N M
AH TA O SE IT
E
AI AB AL
A R R
AN
O IT AH JA JA
T
K R AI G
A
N
G T N B N N
BA N
G N SU TA BA BA
SU SU TA TA
LU
LU LU U K O K O
U U H
H H

KLINIK PRATAMA KLINIK UTAMA

(Sumber : Data Aplikasi Registrasi Klinik Kemenkes per 07 November 2022)


4. KEBIJAKAN TENTANG
DFO DAN RME
DATA FASYANKES ONLINE (DFO)

https://dfo.kemkes.go.id/

29
KEBIJAKAN TENTANG PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS KEGIATAN PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS ELEKTRONIK

Kepmenkes No. HK. 01.07/MENKES/1423/2022 tentang


Pedoman Variabel dan Meta Data pada Penyelenggaraan
Rekam Medis Elektronik
 SIMRS GOS diberikan secara gratis ke RS dan
fasyankes lainnya yang membutuhkan sistem
PERMENKES NO. 24 TAHUN 2022 TENTANG REKAM MEDIS informasi untuk penyelenggaraan RME melalui
Ditjen Pelayanan kesehatan
Setiap Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib menyelenggarakan
Rekam Medis Elektronik  SIMRS GOS dikembangkan mengacu pada
Seluruh Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus menyelenggarakan acuan pedoman data variabel dan meta data
Rekam Medis Elektronik sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan pada penyelenggaraan RME dan sudah berhasil
30
Menteri ini paling lambat pada tanggal 31 Desember 2023 terintegrasi dengan platform SATUSEHAT
5. PENUTUP
KESIMPULAN

 Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang


menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang HARAPAN
menyediakan pelayanan medik dasar dan/atau
spesialistik secara komprehensif.
 Peserta PERTEMUAN diharapkan meningkat
 Pemenuhan persyaratan penyelenggaraan Klinik pengetahuannya mengenai kebijakan pemerintah tentang
mengacu pada Standar Usaha Klinik dalam Permenkes penyelenggaraan Klinik
No. 14 Tahun 2021.
 Bagi pemilik/ pengelola Klinik yang telah memiliki izin
operasional Klinik sebelum berlakunya perizinan
 Perizinan Klinik berada dalam kewenangan Bupati/ berusaha melalui sistem OSS-RBA dan masih berlaku
Walikota kecuali Klinik Penanaman Modal Asing. maka diharapkan segera melakukan registrasi Kliniknya
untuk mendapatkan kode faskes dari Kemenkes dan
 Registrasi Klinik wajib dilakukan pasca memperoleh melakukan pembaharuan data melalui aplikasi DFO
perizinan yang sah, paling lambat 3 bulan sejak
mendapatkan perizinan tersebut.  Persiapan RME di Klinik sebaiknya dimulai sedini
mungkin

 Setelah teregistrasi, Klinik dapat melakukan  Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan beserta
pembaharuan data melalui aplikasi DFO dinas kesehatan kabupaten/ kota diharapkan dapat
terus melakukan sosialisasi lebih lanjut terkait hasil
 Klinik wajib menyelenggarakan Rekam Medis pertemuan ini
Elektronik paling lambat 31 Desember 2023

Anda mungkin juga menyukai