Anda di halaman 1dari 47

TERAPI OKSIGEN

PENDAHULUAN
 Pada bayi proses henti kardiopulmonal jarang terjadi
secara mendadak,
 Kegagalan sistem pernafasan, sirkulasi  hipoksia 
henti jantung  mati
 Gangguan ventilasi  hipoksia  tanda & klinis
 Gangguan ventilasi :

- Kelainan intrinsik paru


- Sumbatan jalan nafas
- Usaha nafas yang tidak memadai
TEKNIK PEMBERIAN OKSIGEN

 Kanul hidung
 Head box

 Bag and mask

 Nasal Continuous Positive Airway Pressure (CPAP)

 Ventilasi mekanik
… PEMBERIAN OKSIGEN
 Kanul hidung
 Baik untuk bayi yang membutuhkan oksigen inspirasi
dengan level yang rendah (FiO2 24 – 40%)
 Flow oksigen 1-3 liter/menit
 Memungkinkan gerakan yang lebih bebas bagi bayi,
orang tua, dan pengasuh tanpa menggangu pasokan
oksigen
 Memerlukan pemantauan ketat karena pada bayi yang
aktif, kanul mudah tergeser dari hidung
TERAPI OKSIGEN
T PIECE RESUSCITATOR
… PEMBERIAN OKSIGEN
 Head box
 Untuk bayi yang bernapas spontan, penggunaan kotak kecil
mencegah fluktuasi pada oksigen inspirasi ketika inkubator
dibuka
 Memberikan oksigen konsentrasi 80-90%
 Aliran ke head box harus sekurang-kurangnya 5 L/mnt untuk
mencegah akumulasi CO2  biasanya 5-7 L/mnt
… pemberian oksigen
BAYI DENGAN HEADBOX
Tidak direkomendasikan
… PEMBERIAN OKSIGEN

 Bag and mask


 Seorang bayi yang mendapat
ventilasi tambahan dengan bag and mask,
harus diberi O2 saat mereka dirawat.
EVALUASI TERAPI OKSIGEN

 Evaluasi dilakukan dengan pemeriksaan fisik sistem


kardiovaskular dan analisis gas darah
 Penilaian sistem kardiovaskular : kesadaran, laju
jantung, laju nadi, perfusi perifer, tekanan darah
 Analisis gas darah  instrumen penilaian terapi
oksigen paling tepat
 Pulse oxymeter dapat menunjukkan saturasi oksigen
secara berkesinambungan dalam memantau insufiensi
respirasi
CPAP
(CONTINOUS POSITIVE AIRWAY
PRESSURE)
Definisi CPAP
 Continuous positive airway pressure (CPAP) merupakan
suatu alat yang mempertahankan tekanan positif pada
saluran napas neonatus selama pernapasan spontan.
Water-Seal CPAP
CPAP
Komponen CPAP- I
 Sebuahsirkuit untuk aliran terus menerus gas
yang kemudian dihisap oleh bayi
 Sumber O dan udara bertekanan menghasilkan gas
2
yang dihisap. Sebuah pencampur O2 memungkinkan gas
FiO2 yang sesuai diberikan. Sebuah flow meter
mengontrol kecepatan aliran terus-menerus dari gas
yang dihisap (biasanya dipertahankan pada kecepatan 5-
7 L/menit). Sebuah humidifier menghangatkan dan
melembabkan gas yang dihisap.
BUBBLE GENERATOR DAN BLENDER
Komponen CPAP- II
 Sebuah alat untuk menghubungkan sirkuit ke saluran
napas neonatus.
 Untuk tujuan dalam prosedur ini, nasal prong merupakan
metode yang lebih disukai untuk penerapan CPAP.
Komponen CPAP- III
 Sebuah alat untuk menghasilkan tekanan positif pada
sirkuit
 Tekanan positif dalam sirkuit dapat dicapai dengan perendaman
selang ekspirasi distal dalam larutan asam asetat 0,25% sampai
kedalaman yang diharapkan (5 cm) atau katup CPAP.
SIRKUIT KE BAYI / INTERFACE
Karakteristik CPAP yang baik
 Selang fleksibel dan ringan yang memungkinkan neonatus
mengubah posisinya dengan mudah
 Mudah untuk dipasang dan dilepas
 Resistensi rendah sehingga neonatus dapat bernapas secara
spontan
 Relatif tidak invasif
 Sederhana dan mudah dipahami oleh semua pemakai
 Aman dan efektif dari segi biaya
CPAP YANG NYAMAN UNTUK BAYI
EFEK CPAP

 Meningkatkan FRC
 Mencegah kolaps alveolar

 Meningkatkan compliance

 Mempertahankan surfaktan

 Mendukung jalan napas dan diafragma

 Menstimulasi pertumbuhan paru


SIAPA YANG DIUNTUNGKAN DENGAN CPAP?

 Neonatus prematur dengan sindrom gawat pernafasan


(RDS)
 Neonatus dengan transient tachypnea of the newborn (TTN)

 Neonatus dengan meconium aspiration syndrome (MAS)

 Neonatus dengan apnea yang sering terjadi dan


bardikardia prematuritas
PROSEDUR KLINIS CPAP
PROSEDUR KLINIS
 Mulailah CPAP segera setelah bayi lahir
 Pada saat datang dari ruang bersalin
 Neonatus harus segera ditimbang, dikeringkan, dan
ditempatkan di tempat tidur dengan penghangat dan probe servo
dipasang pada kulit di atas hati.
 Pulse-oximeter harus dipasang (lebih disukai pada lengan
kanan).
MEMPERTAHANKAN CPAP
 Memantau neonatus pada CPAP
 Neonatus dengan CPAP nasal harus menjalani pemeriksaan
sistem setiap 2-4 jam
 Gastrointestinal: amati keberadaan kembung pada perut,
lingkaran usus yang terlihat dan auskultasi bunyi usus.
 Jaga agar ujung peralatan CPAP tidak mengenai nasal
septum dalam keadaan apapun.
MEMPERTAHANKAN CPAP
 Isaprongga hidung, mulut, faring dan perut setiap
2-4 jam dan sesuai dengan kebutuhan.
 Meningkatkan upaya respirasi, meningkatkan kebutuhan
akan O2 dan episode-episode apnea/bradikardia mungkin
merupakan indikasi untuk dilakukannya pengisapan.
Perhatikan jumlah, konsistensi dan warna sekresi. Untuk
mengencerkan sekresi kental yang telah mengering, gunakan
beberapa tetes larutan salin steril 0,9%.
MEMPERTAHANKAN CPAP
 Periksa integritas seluruh sistem CPAP.
 Apakah mesin pencampur telah dipasang pada persentase yang
sesuai?
 Apakah flow meter telah diset pada kecepatan 5 dan 7 liter/menit?
 Apakah humidifier berisi air dalam jumlah yang benar?
 Apakah suhu gas yang dihisap telah sesuai?
 Apakah selang korugasi tidak berisi air?
 Apakah ujung selang pada botol outlet berada pada ketinggian 5
cm dan asam asetat ?
 Apakah botol outlet mengeluarkan gelembung?
PEMBERIAN ASUPAN DENGAN CPAP
 CPAP nasal bukan kontraindikasi untuk pemberian
asupan secara enteral.
 Mungkin perlu dilakukan tindakan aspirasi kelebihan
udara dari perut sebelum pemberian asupan.
 Jika stabil secara klinis, neonatus yang dipasang CPAP
dapat diberi asupan dengan cara disusui, dengan
metode sonde, atau pemberian asupan secara
berkesinambungan.
PEMBERIAN ASUPAN BAYI DENGAN
CPAP
MELEPAS CPAP
 Setelah pemasangan CPAP, neonatus harus dapat
bernapas dengan mudah dengan adanya
penurunan kecepatan respirasi dan retraksi yang
terlihat jelas.
 FiO harus diturunkan secara bertahap dengan
2
penurunan 2-5% secara bertahap dipandu oleh
pembacaan pulse-oximeter atau hasil pemeriksaan
gas darah. Kebutuhan akan FiO2 akan menurun
hingga ke tingkat udara kamar.
MELEPAS CPAP
 Jika neonatus bernafas dengan nyaman dengan
menggunakan CPAP dengan FiO2 sejumlah 21%, ia harus
diberikan dicoba untuk lepas dari CPAP
 Nasal prong harus dilepas dari selang korugasi dengan selang
melekat pada tempatnya.
 Neonatus harus dinilai selama percobaan tersebut untuk
keberadaan takipnea, retrasi, desaturasi oksigen atau apnea.
 Jika tanda-tanda ini teramati maka percobaan dianggap
gagal. Neonatus harus segera dipasang CPAP kembali untuk
setidaknya satu hari sebelum percobaan pelepasan CPAP
dilakukan kembali.
MELEPAS CPAP
 Jangan menukar CPAP dengan FiO2
 Jika terdapat keraguan mengenai gangguan pernafasan
selama proses pelepasan, jangan melepas CPAP
 Merupakan hal yang bijak untuk mengantisipasi dan
mencegah kolaps paru daripada menangani paru-paru
yang sudah mengalami kolaps.
KEGAGALAN CPAP
KEGAGALAN CPAP
 Neonatusdengan CPAP nasal H2O 5 cm akan
memerlukan ventilasi mekanik jika salah satu
di bawah ini terjadi:
 FiO pada CPAP >60%
2
 PaCO >65 mm Hg
2
 Asidosis metabolik yang terus bertahan dengan
defisit basa > -10
 Retraksi yang jelas teramati ketika sedang
diterapi CPAP
 Sering terjadi episode apnea dan/atau bradikardia
KEGAGALAN CPAP
 Sebelum memulai ventilasi mekanik periksa:
 Apa sistem CPAP telah diset dengan baik dan dipasang pada
hidung neonatus?
 Bagaimana penampilan neonatus secara klinis? Jika ia terlihat
sehat, ulangi pemeriksaan gas darah untuk menyisihkan
kemungkinan kesalahan laboratorium.
PENANGANAN MASALAH
 Botol tidak mengeluarkan gelembung. Keadaan ini mungkin
disebabkan oleh kebocoran udara di suatu tempat dalam
sirkuit. Lepaskan prong dari hidung dan tutup atau sumbat
prong tersebut.
 Jika sistem mengeluarkan gelembung, ini berarti bahwa Anda
menggunakan ukuran prong yang salah (mungkin terlalu kecil)
atau tidak pas pada hidung atau kurang erat. Kadang-kadang,
jika neonatus membuka mulutnya sistem dapat berhenti
mengeluarkan gelembung. Keadaan ini dapat dikoreksi dengan
memasang “chin strip”.
 Jika botol tidak mengeluarkan gelembung maka berarti
masalahnya berada dalam sirkuit. Periksa setiap komponen
dalam sirkuit secara sistematis.
PENANGANAN MASALAH
 Prongtidak dapat tetap berada di posisinya.
Periksa hal-hal berikut:
 Apakah Anda menggunakan prong dengan ukuran
yang benar?
 Apakah bagian tudung berada di posisi yang tepat?
 Apakah selang korugasi terpasang dengan tepat
pada tudung di kedua sisinya pada sudut yang benar
terhadap prong ?
 Apakah Velcro moustache perlu diganti?
PENANGANAN MASALAH

 Neonatus tidak pernah tenang:


 Periksa sekresi jalan nafas
 Berikan pacifier (dot) dan tenangkan BBL.
 Aspirasi gas berlebihan dari perut bayi jika perlu
PENANGANAN MASALAH

 Kerusakan septum nasal. Disebabkan oleh tekanan


dan/atau friksi terus menerus pada septum nasal.
Pencegahan merupakan strategi kunci:
 Gunakan prong dengan ukuran yang benar
 Eratkan prong dengan tudung yang pas dan pin serta tali
karet yang diposisikan dengan benar pada selang korugasi
 Gunakan Velcro moustache
PENANGANAN MASALAH
 Kerusakan nasal septum. Disebakan oleh tekanan
dan/atau friksi terus menerus pada septum nasal.
Pencegahan merupakan strategi kunci (lanj.):
 Jangan biarkan bagian bridge dari prong menyentuh
septum nasal dalam keadaan apapun
 Gunakan bantalan hidung (douderm!)
 Jangan biarkan prong memelintir. Ini dapat
menyebabkan tekanan lateral terhadap septum.
Kesimpulan
 Pemakaian dini CPAP dikaitkan dengan insidensi
BPD yang lebih rendah serta masa rawat inap di
rumah sakit yang lebih pendek
 Ventilasi mekanik, bahkan untuk waktu yang
singkat, memiliki hubungan dengan risiko BPD
yang meningkat
 Sistem CPAP saat ini memerlukan waktu dan
pengalaman untuk dapat mencapai tingkat
keberhasilan yang memuaskan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai