KELOMPOK 7 (3B)
NAMA KELOMPOK
• PUTU GITHA PREMA PRAMESARI (1909484010082)
• NI PUTU AYU TRESNA PRADANI (1909484010083)
• NI KADEKMIOSIS DAN MIDRIASIS
PUTRI HANDAYANI (1909484010084)
• ANGRENI KONGA RIJA (1909484010085)
• NI MADE RATNA DEWI (1909484010086)
Memahami efek
obat terhadap
diameter pupil
Sistem saraf otonom adalah bagian Iris dan pupil mata adalah
sistem saraf yang mengatur fungsi bagian dari otonomi mata
visceral tubuh. Sistem saraf yang saling berhubungan
otonom disebut dengan sistem saraf satu sama lain. Iris berfungsi
tak sadar, karena bekerja bekerja mengatur sejumlah cahaya
di luar kesadaran. Struktur yang masuk ke mata dan
jaringan yang dikontrol oleh sistem menyesuaikan dengan
saraf otonom yaitu otot jantung, bukaan pupil. Ketika diterpa
pembuluh darah, pupil mata, organ cahaya terang iris akan
thorakalis, abdominalis dan menutup atau menyempit
kelenjar tubuh. Secara umum dan membuat pupil
sistem saraf otonom dibagi menjadi membuka kecil untuk
dua bagian yaitu sistem saraf mengatasi jumlah cahaya
simpatis dan sistem saraf yang masuk ke mata.
parasimpatis. ( Cahyono,2013) (Himawan,2009)
Obat miotikum adalah obat yang menyebabkan miosis (konstriksi dan
pupil mata). Obat miotikum bekerja dengan cara membuka sistem
saluran di dalam mata dimana sistem saluran tidak efektif karena
kontraksi atau kejang pada otot di dalam mata yang dikenal dengan otot
siliari. Contoh obat miotikum yaitu : pilokarpin dan betaxolol. Obat
midriatikum adalah obat yang digunakan untuk membesarkan pupil
mata, juga digunakan untuk siklopegia dengan melemahkan otot siliari
sehingga memungkinkan mata untuk fokus pada obyek yang dekat. Obat
midriatikum menggunakan tekanan pada efeknya dengan memblokade
inervasi dari pupil spingter dan otot siliari. (Gunawan,2012).
Prosedur kerja
Percobaan A
a. Maksud percobaan
Memahami beberapa efek obat pada system saraf parasimpatis
b. Hewan percobaan
Kelinci albino
c. Alat alat yang digunakan
1. Penggaris dengan skala milimeter
1. Pipet tetes
2. Lampu senter
d. Obat
3. Fisostigmi salisat 0.023%
4. Pilokarpin hidroklorida 0,001%
5. Atropine sulfat 0.025%
f. Jalannya percobaan
6. Perlakukan kelinci dengan baik agar tenang
7. Ukur diameter pupil horizontal vertical baik pada waktu disinari maupun tidak . catat hasilnya
8. Teteskan fisostigmin sebanyak dua tetes pada sakus konjungtivalis kanan dan pilokarpin 2 tetes pada mata
kiri .catat perubahan yang terjadi
9. Teteskan atropine sulfat sebanyak 2 tetes pada mata kanan kelinci lain amati perubahan yang terjadi.
Percobaan B
a) Maksud percobaan
Memahami efek obat pada system simpatis
b) Hewan percobaan
Kelinci
c) Alat alat yang digunakan
1. Penggaris dengan skala millimeter
2. Pipet tetes
3. Lampu senter
d) Obat
1. Efidrim 0.036%
2. Epinefrin 0.086%
3. Preostigmin 0.023%
a. Jalannya percobaan
1. Perlakukan kelinci dengan baik dan tenang
2. Tetesi mata kanan dengan 2 tetes efidrin , lima menit kemudian bandingkan mataa
kanan dengan mata kiri . kemudian mata kiri ditetesi dengan epirefin 2 tetes da
tunggu 15-20 menit kemudian bandingkan antara mata kanan dan kiri (reflex, cahaya ,
refleksi kornea keadaan biasa darah pada konjungtiva)
3. Dua puluh menit kemudian tetesi mata kanan dengan prostigmin 2 tetes catat apa
yang terjadi
4. Sepuluh menit kemudian teteskan 2 tetes efedrin pada mata kiri lalu catat apa yang
terjadi.
Hasil pembahasan