Anda di halaman 1dari 30

Kelompok 5

Modul 7

1. Fatkhan Ariyanto
2. Rio Dwi
3. Muftikhatul Khoeriyah
Kegiatan Belajar 1

Definisi, Klasifikasi, Penyebab, dan Dampak


Tunadaksa
A. Definisi Tunadaksa
Istilah Tunadaksa berasal dari kata“Tuna“ yang berarti rugi, kurang
dan“daksa“berarti tubuh.

Tunadaksa adalah anank yang memiliki anggota tubuh yang tidak


sempurna, sedangakan istilah cacat tubuh dan cacat fisik dimaksudkan
untuk menyebut anak cacat pada anggota tubuhnya, bukan cacat
indranya.
Ciri-Ciri Anak Tunadaksa
• Anggota gerak tubuh kaku/lemah, lumpuh
• Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna,tidaklentur/tidak terkendali)
• Terdapat bagian angggota gerak yang tidaklengkap/tidak
sempurna/lebih kecil dari biasanya
• Terdapat cacat pada alat gerak
• Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam
• Kesulitan pada saat berdiri/berjalan/duduk, danmenunjukkan sikap
tubuh tidak normal
• Hiperaktif/tidak dapat tenang
B.Penyebab Tunadaksa
Tunadaksa menurut saat terjadinya :
a. Sebelum kelahiran, penyakit ibu hamil (sipilis, rubela)- bayi kena
radiasi- mengalami kecelakaan.
b. Saat kelahiran, proses lahir terlalu lama- rusaknya jaringan otak
karena dipaksa lahir sebelum waktu (prematur)
c. Setelah proses kelahiran, kecelakaan yg merusak otak bayi, tumor
otak, virus polio yg menyerang sungsum tulang belakang
C. Klasifikasi Anak Tunadaksa
1. Kelainan pada sistem cerebral
Kelainan terletak pada sistem syaraf pusat, seperti Celebral Palsy atau
kelumpuhan otak. Ditandai dengan adanya kelainan gerak, sikap atau
bentuk tubuh, gangguan koordinasi.
2. Kelainan pada sistem otot dan rangka :
Kelainan ditandai kaku pada sebagian otot ( gerak tidak terkontrol)
(kaku seluruh tubuh dan sulit dibengkokkan) Tremor getaran kecil
yang terus menerus pada mata, tangan (gangguan keseimbangan)
Penggolongan anak tunadaksa dalam kelompok kelainan
sistem otot
1. Poliomyelitis
yaitu infeksi pada sungsum tulang belakang akibat virus polio
• Tipe spinal (lumpuh pada otot leher )
• Tipe bulbaris (lumpuh pada syaraf tepi)
• Tipe bulbospinalis gabungan antara spinal dan bulbaris
• Encephalitis (kesadaran menurun)
2. Muscle Dystropy
yaitu jenis penyakit yang menyebabkan otot tidak berkembang karena lumpuh yang sifatnya
progresif (turunan)
3. Spina Bifida
Kelainan akibat terbukanya ruas tulang belakang akibatnya syaraf terganggu dan akibatnya
mengalami kelumpuhan.
D. Dampak Tunadaksa
1.Dampak Akademik
Anak Tunadaksa mengalami kelainanan:
a. Persepsi, karena saraf penghubung jaringan syaraf ke otak terganggu
b. Kemampuan kognisi, karena adanya kerusakan otak sehingga mengganggu fungsi
penglihatan,pendengaran, bicara,rabaan
c. Simbolisasi, disebabkan adanya kesulitan dalam menterjmahkan apa yang didengar dan dilihat. Semua
kelainan ini dapat mempengaruhi prestasi akademik
2. Dampak Sosial ekonomi
Anak merasa dirinya cacat, tidak bergunadan menjadi bebanorang lain, tidakditerima
keluarganyamenimbulkanproblem emosimudah tersinggung,marah, rendah diri dll.
3. Dampak Fisik
Anak tunadaksa mengalami cacat juga mengalami
gangguan lain :
- Sakit gigi
- Kurang dengar
- Gangguan bicara
.

Kegiatan Belajar 2

Kebutuhan Khusus dan Profil Pendidikan


Anak Tunadaksa
A. Kebutuhan Khusus anak Tunadaksa
1. Kebutuhan akan keleluasaan gerak
anak tunagrahita membutuhkan kursi roda,tongkat, alat penopang dll.

2. Kebutuhan komunikasi
Anak tunadaksa cerebral palsy memerlukan alat
komunikasi khusus misalnya papan komunikasi.

3. Kebutuhan keterampilan memelihara diri


Anak tunadaksa memerlukan latihan untuk membina diri.

4. Kebutuhan psikososial
Anak tunadaksa memerlukan motivasi dari orang lain
agar memiliki kepercayaan diri dalam bergaul.
B. Profil Pendidikan Anak Tunadaksa

1. Tujuan Pendidikan
Connor (1975) pendidikan anak tunadaksa
perlu dikembangkan 7 aspek yang
diadaptasikan sbb:
a. Pengembangan intelektual dan akademik
b. Membantu perkembangan fisik
c. Meningkatkan perkembangan emosi
d. Mematangkan aspek sosial
e. Meningkatkan ekspresi diri
f . Mempersiapkan masa depan anak
2. Sistem Pendidikan

a. Pendidikan integrasi
yaitu layanan pendidikan yang dilakukan secara bergabung di sekolah umum
b. Pendidikan segregasi (terpisah)
yaitu layanan pendidikan yg dilakukan secara terpisah di sekolah khusus anak
tunadaksa (SLB-D)
c. Sistem inklusif
yaitu layanan pendidikan anak tunadaksa yang
bersama sama dengan anak reguler. Mereka akan
diberikan layanan pendidikan sesuai dengan
kebutuhannya.
3. Pelaksanaan Pembelajaran

a. Perencanaan KBM
Langkahnya :
- membentuk tim PPI( Penilai Program Pendidikan)
- menilai kekuatan dan kelemahan dan
minat siswa
- mengembangkan tujuan, metode dan
evaluasi
b. Prinsip Pembelajaran
- Prinsip multisensori
- Prinsip individualisasi
4. Penataan Lingkungan Belajar

a. Tersedia bermacam macam ruangan khusus


b. Jalan menuju sekolah rata agar kursi roda mudah dijalankan
c. Tangga dibuat landai
d. Lantai bangunan tidak licin
e. Pintu lebar
f. Toilet mudah dijangkau
g. Dipasang cermin besar
h. Dipasang WC duduk
i. Disediakan meja kursi yang nyaman
5. Personel
a. Guru yang berlatar belakang
pendidikan PLB
b. Guru yg memiliki keahlian khusus
c. Guru sekolah biasa
d. Dokter umum
e. Dokter ahli ortopedi
f. Neurolog
6. Evaluasi

Evaluasi Belajar dilakukan sesuai dengan berat atau ringannya


kelainan.Seperti:
a. Anak yang kelainnanya ringan dapat mengikuti pembelajaran
regulerdan hanya membutuhkan program khusus, maka evaluasinya
akan mengikuti evaluasi yang berlaku secara regular dan bagi
program khusunya harus dievaluasi secara khusus;
b. Anak yang kelainnanya berat tentu saja harus dievaluasi sesuai
dengan kebutuhan dan program yang diperuntukan kepadanya,
serta berlangsung secara terus menerus dengan memaknai sistem
penilaian yang khsusu pula.
Kegiatan Belajar 3

Definisi, Klasifikasi, Penyebab, dan


Dampak Ketunalarasan
A. Definisi Anak Tunalaras
Anak tunalaras adalah anak-anak yang mengalami gangguan emosi dan gangguan
perilaku.
Anak dengan hambatan emosional atau kelainan perilaku, apabila menujukkan adanya
beberapa hal berikut :
- Tidak mampu belajar bukan disebabkan karena faktor intelektual, sensori atau
kesehatan;
- Tidak mampu untuk melakukan hubungan baik dengan teman-teman dan guru-guru;
- Bertingkah laku atau berperasaan tidak pada tempatnya;
- Secara umum mereka selalu dalam keadaan tidak gembira atau depresi; dan
- Bertendensi ke arah simptom fisik seperti merasa sakit atau ketakutan yang berkaitan
dengan orang atau permasalahan di sekolah
B. Klasifikasi Ketunalarasan
Menurut Samuel A. Kirk dan James J. Gallager (1989) :
a. Anak yg mengalami gangguan perilaku yang kacau
b. Anak yang cemas menarik diri
c. Dimensi ketidakmatangan mengacu pada anak
yang tidak ada perhatian
d. Anak yang agresi sosialisasi
C. Penyebab Ketunalarasan
1. Faktor Keturunan
berasal dari turunan orang tua
2. Faktor Kerusakan Fisik
karena: kelainan syaraf, cidera, penyakit
3. Faktor Lingkungan
terjadi karena lingkungan keluarga tidak harmonis,
interaksi guru dan murid kurang baik, tertekan
di masyarakat dsb.
4. Faktor lain misalnya narkoba, alkohol
D. Dampak Anak Tunalaras
1. Dampak Akademik
a. Prestasi akademik dibawah rata rata
b. Kurang disiplin
c. Sering membolos
d. Sering tidak naik kelas
e. Ortu sering dipanggil
f. Ortu sering berurusan dng polisi
g. Sering melanggar hukum

2. Dampak Sosial
a. Melanggar norma budaya
b. Tidak mengikuti aturan
c. Memiliki sikap membangkang, mengganggu orang lain
d. Melakukan kejahatan remaja
e. Tekanan batin dan cemas
f. Gelisah, malu, rendah diri
3. Dampak Fisik/ Kesehatan
a. Susah tidur
b. Gangguan makan
c. Gangguan gerak
d. Mudah mendapat kecelakaan
e. Gagap, buang air tidak terkendali
Kegiatan Belajar 4

Kebutuhan Khusus dan Profil Pendidikan


Anak Tunalaras
A. Kebutuhan Khusus Anak Tunalaras
1. Kebutuhan akan penyesuaian lingkungan belajar
2. Mengembangkan kemampuan fisik
3. Penguasaan keterampilan khusus
4. Kebutuhan rasa aman
5. Suasanya yang nyaman
B. Profil Pendidikan Anak Tunalaras
1. Tujuan pelayanan:
Menghilangkan kondisi yang kurang menguntungkan
seperti :
a. Lingkungan fisik yang kurang persyaratan:
kelas kecil, sanitasi buruk
b. Disiplin yang kaku dan tidak konsisten
c. Guru yang tidak simpatik
d. Kurikulum yang tidak berdasarkan kebutuhan
e. Metode pengajaran yang tidak mengaktifkan siswa
2. Model/Strategi Pembelajaran
A. Model layanan
1. Metode biogenetik : gangguan perilaku disebabkan oleh kecacatan
genetik shg penyembuhannya dng olahraga, diet
2. Behavioral : tidak mampu menyesuaikan diri
3. Psikodinamika: penyimpangan perkembangan kepribadian akibat
konflik batin
4. Ekologis : adanya disfungsi interaksi antara anak dengan lingkungan
3. Tempat Layanan
a. Tempat khusus
Tempat ini dikenal dengan Sekolah Luar Biasa Anak Tunalaras SLB-E
b. Di sekolah inklusi
Anak tuna laras ada 3 :
1. Hiperaktif
- gerakannya terlalu aktif
- suka mengacau teman
- sulit memperhatikan dengan baik
2. Distrakbilitas : gangguan dalam perhatian pada stimulus
3. Impulsivitas : cenderung mengikuti kemauan hatinya
dan terbiasa bereaksi cepat.
Metode untuk mengendalikan impulsif:
- melatih verbalisasi
- modifikasi perilaku
- melatih ketrampilan memusatkan perhatian
- wawancara dengan anak
4. Sarana
Sarana pendidikan anak tuna laras memerlukan
ruangan
khusus, misalnya :
a. ruang konsultasi psikologi
b. bimbingan dan konseling,
c. ruang pemeriksaan kesehatan
d. ruang terapi fisik
5. Personil
Lembaga pendidikan anak tunalaras membutuhkan personil:
a. Psikolog
b. Konselor
c. Psikiater
d. Neurolog
e. Pekerja sosial

6. Evaluasi
Evaluasi pada dasarnya sama dengan evaluasi di sekolah reguler.
Yang paling penting dievaluasi adalah aspek kesehatan mentalnya dengan cara diobservasi
terus-menerus.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai