Anda di halaman 1dari 46

POLA-POLA HEREDITAS

 Hereditas adalah pewarisan sifat dari


induk kepada keturunannya
 Cabang ilmu yang mempelajari hereditas :
GENETIKA
Istilah istilah genetika
 Genotip : susunan genetik suatu sifat pada
individu yang menentukan sifat fenotip
 Fenotip : sifat lahiriah yang dapat diamati.
Sering muncul sebagai akibat dari interaksi
antara genotip dengan lingkungannya
 Dominan : gen yang pengaruhnya lebih kuat
sehingga menutupi pengaruh pasangan alelnya
 Resesif : gen yang kalah, ditutupi oleh
pengaruh gen lain yang merupakan pasangan
alelnya
 Homozigot : pasangan alel dengan gen yang
sama, kedua gen dominan atau resesif
 Heterozigot : pasangan alel dengan gen
berbeda, yang satu gen dominan dan yang lain
gen resesif.
 Parental (P) : berarti induk atau orang tua
 Filial (F) : berarti keturunan dari hasil
perkawinan parental
 Hibrid : keturunan hasil persilangan dengan
sifat-sifat yang berbeda.
• E.g : monohibrid (hasil persilangan dengan satu sifat
beda), dihibrid (hasil persilangan dengan dua sifat
beda)
Hukum Mendel
 Hukum Mendel I
• Pada pembentukan sel gamet, dua gen yang
berpasangan akan memisah ke dalam dua sel
anak secara bebas.
• E.g : persilangan monohibrid, backcross, dan
testcross
Monohibrid
 Adalah persilangan yang menghasilkan pewarisan
satu karakter dengan dua sifat beda.
 E.g :
P1 : BB (besar) >< bb (kecil)
Gamet : B b
F1 : Bb (besar)
P2 : F1 ><F1
Bb >< Bb
Gamet : B, b B, b
F2 : BB, 2Bb, bb
Rasio fenotip F2 = besar : kecil = 3 : 1
Rasio genotip F2 = BB : Bb : bb = 1 : 2 : 1
Backcross
 Adalah persilangan antara anakan F1 yang
heterozigot dengan induknya yang homozigot.
 E.g :
P : Bb >< BB
Gamet : B,b B
F : BB, Bb
hasil backcross = 100 % besar
Testcross
 Adalah persilangan individu F1 dengan salah
satu induknya yang homozigot resesif.
 E.g :
P : bb >< F1
(kecil) (besar)
Gamet : b ?
Hasil : Bb (50% besar) dan bb (50% kecil)
Karena hasilnya besar : kecil = 1 : 1, maka F1 bergenotip
Bb
 Hukum Mendel II
• Pada persilangan antara dua individu dengan
dua sifat beda atau lebih, penurunan sifat
yang satu tidak tergantung pada sifat
yang lain
• E.g : persilangan dihibrid.
Dihibrid
 Adalah persilangan yang menghasilkan pewarisan
dua karakter yang berlainan.
 E.g :
P1 : BBKK >< bbkk
(bulat, kuning) (keriput, hijau)
Gamet : BK bk
F1 : BbKk (bulat, kuning)
P2 : BbKk >< BbKk
Gamet : BK, Bk, bK, bk
F2 : BBKK, BBKk, BbKK, BbKk, BBkk, Bbkk, bbKK,
bbKk, bbkk
Rasio fenotip F2 = bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning :
keriput hijau = 9 : 3 : 3 : 1
Buatlah gamet dari genotif berikut

1. AaBBCcDd
2. PPqqRrSsTT
3. HhIIJjKKLl
4. mmNnOOppQq
5. VvXxYyZZ
Penyimpangan semu Hukum Mendel
 Peristiwa perbandingan fenotip yang tidak sama
dengan perbandingan fenotip yang dihasilkan
saat perkawinan monohibrid heterozigot dan
dihibrid heterozigot terjadi karena adanya
penyimpangan semu hukum mendel
 terjadi karena :
• Interaksi alel
• Interaksi genetik
• Tautan gen
• Pindah silang
• Nondisjunction / gagal berpisah
 Interaksi alel meliputi :
• Dominasi tidak sempurna
• Kodominan
• Alel ganda
• Alel letal
 Interaksi genetik
• Atavisme
• Polimeri
• Kriptomeri
• Epistasis dan hipostasis
• Komplementer
Jenis
Ciri-ciri perbandingan
penyimpangan
Interaksi alel

1. Dominasi tidak semp Hasil persilangan memiliki sifat 1:2:1


urna setengah dominan, setengah resesif

2. Kodominan Timbul sifat baru yang berbeda dari 1:2:1


kedua induknya
3. Alel ganda Timbul polimorfisme

4. Alel letal
a. Alel letal dominan Yang mempunyai alel dominan 1:2:1
homozigot akan mati

b. Alel letal resesif Yang mempunyai alel resesif 1:2:1


homozigot akan mati
Jenis
Ciri-ciri perbandingan
penyimpangan
Interaksi gen `
1. Atavisme Muncul sifat akibat interaksi beberapa 9:3:3:1
gen
2. Polimeri Interaksi beberapa gen yang bersifat 15 : 1
menambah (kumulatif)
3. Kriptomeri Gen dominan tersembunyi, tp apabila ada 9:3:4
interaksi dengan gen dominan lain akan
muncul sifat dominan tersebut

4. Epistasis Hipostasis
a. Epistasis dominan Gen dominan menutup kerja gen lain 12 : 3 : 1
Gen resesif menutup kerja gen lain
b. Epistasis resesif 9:3:4
2 gen dominan atau lebih bekerja untuk
c. Epistasis dominan munculnya 1 sifat baru 15 : 1
rangkap Interaksi beberapa gen yang saling
d. Epistasis resesif melengkapi 9:7
rangkap
(komplementer)
Dominasi tidak sempurna
 Terjadi karena alel dominan tidak dapat
menutupi alel resesif sepenuhnya
 Akibatnya individu yang heterozigot memiliki
sifat setengah dominan dan setengah resesif
 E.g :
P1 : BB >< bb
F1 : Bb (sedang)
P2 : Bb >< Bb
Gamet : B, b
F2 : BB, Bb, Bb, bb
Rasio fenotip F2 = besar : sedang : kecil = 1 : 2 : 1
Kodominan
 Adalah dua alel suatu gen yang menghasilkan
produk berbeda dengan alel yang satu tidak
dipengaruhi alel lain.
 E.g :
Alel ganda
 Merupakan fenomena adanya tiga atau lebih
alel dari suatu gen
 Pada umumnya satu gen tersusun dari dua alel
alternatifnya
 Terjadi akibat mutasi
 Contoh : gen pengatur warna rambut kelinci
yang memiliki 4 alel yaitu : C, cch, ch , c
Chinchilla Abu-abu muda
Abu-abu tua
ch c h cchch dan chc
CC, Cc , Cc , Cc
ch h

Alel ganda pada kelinci


yang mempengaruhi warna
bulu

Himalaya Albino
chch dan chc cc
Alel letal
 Merupakan alel yang dapat menyebabkan
kematian bagi individu yang memilikinya
 Gen letal akan membuat pertumbuhan karakter
atau bagian individu vital terganggu sehingga
menyebabkan kematian
 Dibedakan menjadi 2
• Alel letal resesif
• Alel letal dominan
Alel letal resesif
pada tumbuhan

Alel letal dominan


pada ayam
berjambul
Atavisme
 Adalah munculnya suatu
sifat sebagai akibat
interaksi dari beberapa gen
 Misalnya bentuk jengger
ayam
 Perbandingan fenotip yg
dihasilkan adalah walnut :
rose : pea : single = 9 : 3 :
3:1
Polimeri
 Adalah persilangan heterozigot dengan banyak
sifat beda yang berdiri sendiri tetapi
mempengaruhi bagian yang sama dari suatu
organisme
 Misalnya persilangan gandum berbiji merah
dan putih
 Perbandingan fenotip yang dihasilkan adalah
merah : putih = 15 : 1
Kriptomeri
 Adalah persilangan dengan faktor dominan
tertutup oleh faktor dominan lainnya dan baru
tampak jika tidak bersama dengan faktor
penutup itu
 Misalnya persilangan tanaman bunga Linaria
maroccana merah dan putih
 Perbandingan fenotip yang dihasilkan adalah
ungu : merah : putih = 9 : 3 : 4
Epistasis dan Hipostasis
 Adalah peristiwa dimana gen dominan
menutupi gen dominan lain yang bukan
alelnya.
 Faktor pembawa sifat yang menutupi disebut
epistasis
 Sifat yang tertutup disebut hipostasis
 Macamnya :
• Epistasis dominan
• Epistasis resesif
• Epistasis gen dominan rangkap
• Epistasis gen resesif rangkap (komplementer)
Epistasis dominan
 Terjadi jika alel dominan menutupi kerja alel
lain
 Alel lain yang tertutupi akan dapat terekspresi
apabila alel dominan tersebut berada pada
kondisi homozigot resesif
 Misalnya persilangan labu putih dengan labu
hijau
 Perbandingan fenotip yang dihasilkan adalah
putih : kuning : hijau = 12 : 3 : 1
Epistasis resesif
 Terjadi jika gen dengan alel homozigot resesif
mempengaruhi gen lain
 Alel lain yang terpengaruh akan dapat
terekspresi bila alel yang mempengaruhinya
berada dalam kondisi selain homozigot resesif.
 Misalnya pada persilangan antara tikus warna
hitam dengan tikus warna putih
 Perbandingan fenotip yang dihasilkan adalah
abu-abu : hitam : putih = 9 : 3 : 4
Epistasis gen dominan rangkap
 Adalah peristiwa dua gen dominan atau lebih
yang bekerja untuk munculnya satu fenotip
tunggal
 Jika dalam genotif tidak ada gen dominan
satupun, fenotif resesif akan muncul
 E.g : pada persilangan tanaman kantong
gembala berbiji segitiga dengan berbiji
membulat
 Perbandingan yang akan dihasilkan adalah biji
segitiga : biji bulat = 15 : 1
Epistasis gen resesif rangkap (komplementer)
 Adalah gen gen yang berinteraksi dan saling
melengkapi.
 Jika salah satu gen bersifat homozigot resesif,
maka pemunculan karakter gen lainnya
menjadi tidak sempurna atau terhalang.
 E.g : persilangan bunga Lathyrus odoratus
warna putih (CCpp) dengan warna putih
(ccPP)
 Perbandingan fenotip yang dihasilkan adalah
ungu : putih = 9 : 7
Tautan
 Terjadi jika gen gen yang terletak pada
kromosom yang sama tidak memisahkan diri
pada saat pembelahan meiosis.
 Terjadi pada :
• Kromosom tubuh (tautan non-kelamin / tautan
autosomal)
• Kromosom seks (tautan seks)
Tautan autosomal
 Jika dalam satu kromosom terdapat lebih dari 1 gen
yang mengendalikan sifat yang berbeda (bukan
alelnya)
 E.g : disilangkan lalat betina warna kelabu sayap
panjang dengan lalat jantan warna hitam sayap pendek
P : BbVv >< bbvv
abu-abu normal hitam vestigial
G : BV, bv bv
F : BV bv
bv BbVv bbvv
Tautan gonosom / sex
 Jika suatu sifat tertentu hanya dibawa oleh salah
satu kromosom (X / Y)
E.g : Thomas Hunt Morgan menemukan bahwa gen
warna mata tertaut pada kromosom kelamin X. Pada
kromosom kelamin Y, tidak terdapat alel warna
mata.
P : XMXm >< XMY
mata merah mata merah
G : XM, Xm XM, Y
F :
 F: XM Xm
XM XMXM XMXm
♀ mata merah ♀ mata merah
Y XMY XmY
♂ mata merah ♂ mata putih

 Lalat buah yang bermata putih selalu berjenis


kelamin jantan.
Pindah silang
Pindah silang adalah bertukarnya gen-gen yang
terdapat dalam suatu kromosom dengan gen-gen yang
terletak pada kromosom lainnya yang sehomolog
maupun yang bukan homolog.
Pindah silang menyebabkan terjadinya rekombinan
(RK). Nilai pindah silang (Nps) dapat diketahui dari
perbandingan antara jumlah rekombinan dengan
jumlah seluruh keturunan yang dihasilkan.
 Contoh :
Persilangan antara jagung berbiji licin dan
berwarna kuning dengan jagung berbiji kisut
berwarna putih, didapatkan data hasil keturunan
sebagai berikut :
Fenotip Licin, Licin, Kisut, Kisut,
kuning putih kuning putih
Junlah 3.025 210 240 3.045

Berapa persentase KP, RK, dan NPS pada hasil


penyilangan tersebut ?
 KP =(licin, kuning + kisut, putih)
= 3.025 + 3.045 = 6.070
 RK = (licin, putih + kisut, kuning)
= 210 + 240 = 450
 Jumlah total keturunan = 6.070 + 450
= 6. 520
 Persentase KP =

 Persentase RK =

 NPS =
Gagal berpisah / nondisjunction
Gagal berpisah adalah peristiwa gagalnya satu
kromosom atau lebih untuk berpisah ke arah
kutub yang berlawanan pada saat anafase
meiosis I maupun meiosis II, yang disebabkan
oleh mutagen.
Pada manusia, gagal berpisah dapat
menyebabkan sindrom Down (45A + XX atau
XY), sindrom Turner (44A + X), sindrom
Klinefelter (44A + XXY), sindrom X tripel atau
wanita super (44A + XXX), sindrom Jacobs
(44A + XYY), dan sindrom Y (44A + Y).

Anda mungkin juga menyukai