Teori Rotating
Teori Rotating
Pendahuluan.
Peralatan Rotating pada unit proses ibarat jantung bagi tubuh manusia, berfungsi
untuk mengalirkan bahan – bahan (cair dan gas) yang akan diproses atau diolah
menuju tempat – tempat pemrosesan, dan mengalirkan hasil produksinya ke
tempat – tempat penyimpanan. Kegalan pada peralatan rotating dapat
menyebabkan penurunan kualitas hasil produksi, penurunan jumlah produksi,
atau bahkan sama sekali tidak dapat berproduksi. Dibandingkan peralatan non-
rotating, peralatan rotating umumnya memiliki banyak komponen, sebagian
komponen diam (statis) dan sebagian lainnya bergerak (dinamis), akibatnya
akan terjadi keausan pada komponen – komponen yang saling bergesekan dan
tidak jarang sebagian komponen mengalami kerusakan fatal karena terjadinya
saling-benturan
Gambar 2.2
Arah aliran pada pompa centrifugal
2.1.1. 3 Pengelompokan Pompa Centrifugal
Ada beberapa cara yang dipergunakan orang untuk mengelompokkan pompa
centrifugal, ditinjau dari : arah aliran, konstruksi sudu, jumlah sudu, konstruksi
casing, maupun orientasi (posisi) pemasangannya.
A. Berdasarkan arah alirannya pompa centrifugal dikelompokkan menjadi :
Pompa Radial: arah aliran pada saat meninggalkan pompa tegak lurus
terhadap garis sumbu poros pompa. Pompa jenis ini umumnya memiliki head
yang tinggi dan kapasitas rendah
Pompa Mixed Flow: arah aliran pada saat meninggalkan pompa membentuk
sudut terhadap sumbu poros pompa. Pompa jenis ini menghasilkan head yang
lebih rendah dibanding pompa radial namun kapasitasnya lebih besar.
Pompa axial atau propeller: arah aliran pada saat meninggalkan pompa sejajar
dengan sumbu poros pompa. Pompa jenis ini memiliki ciri head rendah tetapi
kapasitasnya besar. Sesuai dengan sifatnya, Pompa jenis ini banyak
dipergunakan pada instalasi pengendali banjir
B. Berdasarkan konstruksi sudu – sudunya pompa centrifugal
dikelompokkan menjadi:
Closed Impeller, pada pompa jenis ini sudu – sudu pompa diapit oleh
piringan (disk) pada sisi muka maupun belakangnya, sehingga celah antar
sudunya relative sempit. Pompa jenis ini cocok untuk memompakan cairan –
cairan yang relative bersih. Kotoran yang terikut dalam aliran akan berpotensi
menyumbat celah antar sudu pompa sehingga kinerja pompa terganggu.
Semi Open Impeller, pada pompa jenis ini sudu – sudu pompa menempel
pada satu piringan saja yang berada pada sisi belakang. Dengan demikian
celah antar sudu menjadi lebih besar, sehingga tidak mudah terhambat oleh
kotoran – kotoran yang terikut dalam aliran pompa.
Open Impeller, pada pompa jenis ini sudu – sudu pompa tidak dilengkapi
dengan piringan sehingga celah antar sudunya sangat lebar. Pompa jenis ini
dapat dipergunakan untuk memompakan cairan yang mengandung kotoran,
bahkan dalam bentuk potongan – potongan kayu sekalipun
Hukum Boyle.
Pada temperature yang tetap, volume gas ideal akan berkurang sejalan dengan
kenaikan tekanan.
Hukum Charles.
Pada tekanan yang tetap, volume gas ideal akan bertambah sejalan dengan
kenaikan temperature
Hukum Amonton.
Pada vulome yang tetap, tekanan gas ideal akan naik sejalan dengan kenaikan
temperature
3.1 Prinsip kerja dan pengelompokan Kompresor
Berdasarkan prisip kerjanya kompresor dikategorikan menjadi dua kelompok
yaitu, intermittent flow (aliran terputus-putus) dan continuous flow ( aliran
kontinyu). Kompresor dengan aliran terputus – putus disebut kompresor
positive displacement, sedang yang alirannya kontinyu disebut kompresor
dinamik (dynamic compressor).
Kompresor Positif Displacement, dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok
yaitu Kompresor Rotary dan Kompresor Reciprocating, sedangkang kompresor
dinamik dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu, Ejector, kompresor
radial, dan kompresor axial. Kompresor rotary dapat dikelompokkan lagi menjadi
empat yaitu, Vane compressor, Liquid Ring Compresor, Screw Compresor, dan
Roots Compresor. Sedang kompresor Reciprocating terdiri dari lima kelompok
yaitu, Trunk Compressor, Croshead Compressor, Free Piston Compressor,
Labyrinth Compresor, dan Diaphragm Compresor.
Dari berbagai jenis kompersor tersebut di atas yang akan dibahas lebih lanjut
pada tulisan ini adalah Reciprocating compressor jenis Free Piston, yang untuk
selanjutnya disebut Kompresor reciprocating, dan kompresor dinamik jenis radial
yang untuk selanjutnya disebut Kompresor Centrifugal.
Return bend, berfungsi untuk membalik arah aliran gas yang keluar dari
diffuser memasuki return channel.
Return channel, berfungsi untuk mengarahkan aliran gas dari return bend ke
sudu berikutnya
Casing, berfungsi untuk
mewadahi komponen –
komponen internal sehingga
dapat terintegrasi.
Shaft seal/penyekat,
berfungsi untuk
mengendalikan bocoran gas
yang mengalir melalui celah
antara poros dan casing
N = f X 60 X 2
p
Turbine gas biasanya dirancang untuk beroperasi pada putaran tinggi sehingga
menghasilkan penggerak yang lebih ramping dibandingkan dengan turbin uap.
Gambar dibawah adalah gambar susunan gas turbine. Agar dapat beroperasi
gas turbine memerlukan perangkat starter untuk memberikan pasokan udara
kedalam ruang bakar sebelum terjadinya pembakaran, mirip seperti mesin
mobil. Pengaturan kecepatan pada turbine gas juga dilakukan oleh governor
yang mengatur laju alir gas yang masuk kedalam ruang bakar
BAB V
BANTALAN, SISTEM PELUMASAN DAN SHAFT SEALING
Semua peralatan rotating memerlukan bantalan untuk mencegah agar komponen yang
bergerak tidak bergesekan dengan komponen yang diam, sedangkan system pelumasan
diperlukan untuk menghindari terjadinya gesekan langsung antara bantalan dengan
poros. Dengan adanya lapisan pelumas pada bantalan koefisien geseknya menjadi lebih
kecil, hal ini akan mengurangi timbulnya panas pada bantalan serta memperkecil
kerugian energi akibat gesekan.
Peralatan rotating juga dihadapkan pada bocoran fluida yang secara melekat akan terjadi
(kecuali yang telah secara khusus didesain untuk tidak terjadi kebocoran) melalui celah
antara komponen yang berputar (poros) dengan komponen yang diam (casing). Agar
bocoran pada peralatan rotating dapat dikendalikan dan tidak menimbulkan dampak
terhadap lingkungan, bahaya kebakaran, maupun kesehatan diperlukan adanya
perangkat sealing system.
5.1 Bantalan (bearing).
Hampir semua peralatan rotating memerlukan bearing untuk dapat beroperasi dengan
normal. Bearing adalah komponen yang berfungsi untuk menyangga beban radial
maupun axial, sehingga peralatan dapat beroperasi dengan aman. Ada beberapa macam
desain bearing yang masing – masing dengan kelebihan dan kekurangannya, sehingga
para perancang peralatan akan memilih jenis bearing yang paling sesuai dengan
kebutuhannya. Berdasarkan fungsinya bantalan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
radial bearing yang berfungsi untuk menahan beban arah radial dan thrust bearing
yang berfungsi untuk menahan beban arah axial, sedangkan berdasarkan prinsip
kerjanya dapat dikelompokkan menjadi bantalan luncur (plain bearing) dan bantalan
peluru (anti-friction bearing)
Bantalan Luncur
Desain umum bantalan luncur adalah berupa selongsong yang berdiameter
sedikit lebih besar dari pada diameter poros yang ditopang. Cara kerja bantalan
luncur adalah pada saat poros berputar akan terjadi pembentukan lapisan
pelumas pada celah antara permukaan poros dengan permukaan bantalan yang
akan mampu menumpu poros dan mencegah terjadinya kontak langsung antara
kedua permukaan tersebut akibat adanya beban radial. Material yang
dipergunakan sebagai bantalan luncur umumnya memiliki sifat agak lunak dan
berongga sehingga dapat menyerap pelumas yang ada pada permukaannya,
seperti babbit dan bronze. Namun dapat juga dipergunakan bahan – bahan
yang memiliki sifat pelumasan sendiri (selft lubrication) seperti Teflon dan
karbon
Adanya banyak variasi bentuk bantalan luncur seperti dapat dilihat pada gambar
5.3 berikut.
Sejalan dengan perkembangan teknologi dan semakin tingginya tuntutan untuk menjaga
kualitas lingkungan, penyekat bocoran pada pompa khususnya pompa sentrifugal telah
banyak beralih menggunakan mechanical seal. Kelebihan mechanical seal dibanding
packing adalah kemampuan penyekatannya yang lebih baik sehingga bocoran yang terjadi
lebih sedikit hingga mencapai beberapa tetes saja tiap jamnya. Mechanical seal juga
mampu melakukan fungsi penyekatan pada putaran, tekanan, dan temperature yang lebih
tinggi yang tidak dapat dilakukan oleh penyekat paking. Namun demikian penggunaan
penyekat paking masih dipergunakan dengan pertimbangan cairan yang dipompa tidak
berbahaya terhadap lingkungan ataupun tidak terlalu mahal. Penggunaan penyekat model
paking pada pompa – pompa torak / plunger masih dilakukan karena memang tidak dapat
digantikan oleh mechanical seal
5.3.2 Sistem Sealing pada Kompresor
Sistem sealing atau penyekatan pada kompresor pada prinsipnya hampir sama dengan
penyekatan pada pompa, namun karena media yang disekat berupa gas, desain system
sealingnya sedikit agak berbeda.
Pada kompresor reciprocating perangkat sealingnya menggunakan paking yang terbuat
dari material Teflon yang dicampur dengan graphite atau bahan lainnya, sedang pada
kompresor sentrifugal dapat menggunakan Labyrinth seal, Mechanical shaft seal, Iso-
sleeve seal atau dry-gas seal. Pada labyrinth seal dan dry gas seal media penyekatnya
menggunakan gas sedangkan pada mechanical shaft seal dan Iso-sleeve seal media
penyekatnya menggunakan pelumas.
Gambar 5.12 dibawah adalah contoh sealing system pada kompresor reciprocating yang
disebut piston rod packing
Sistem penyekat yang menggunakan media oil akan memerlukan perangkat
pendukung yang berfungsi untuk memasok kebutuhan pelumas, termasuk
kebutuhan untuk mengatur tekanan dan laju alir yang diperlukan. Simplifikasi
perangkat sealing system yang menggunakan Iso-Sleeve seal dapat dilihat
pada gambar 5.15 di bawah
BAB VI
CONDITION MONITORING
Istilah Condition Monitoring mencakup Aktivitas, Teknik, dan alat – alat yang
diperlukan untuk mengetahui kondisi / kesehatan mekanis peralatan yang
sedang beroperasi dengan mencatat dan menganalisa parameter yang relevan.
Dikaitkan dengan metode pemeliharaan yang banyak diterapkan oleh berbagai
perusahaan saat ini, condition monitoring merupakan perkembangan terkini
metode perawatan.