Anda di halaman 1dari 118

SESI 7a

PENYAKIT INFEKSI MENULAR

Disusun oleh
dr. Mayang-Anggraini Naga
U-EU (Revisi 2014)

1
DESKRIPSI

Kewaspadaan terhadap faktor-faktor


- mata rantai penyakit menular,
- diagnosis,
- pengendalian penyakit infeksi
menular, dan
- implikasi spesial nosokomial
perlu dikuasai para fisio-terapis

2
KOMPETENSI

MAMPU
Paham tentang proses penyakit infeksi,
faktor-faktor mata rantai transmisi penyakit
infeksi menular di institusi kesehatan dan
masyarakat, diagnosis, cara dan
pengontrolannya, serta implikasi spesial
infeksi nosokomial bagi para fisioterapi

(Nosocomial = refering to hospital)

3
POKOK BAHASAN

Menjelaskan:
- Proses penyakit infeksi, mata rantai
transmisi
- Tanda dan simtoma penyakit infeksi
- Berbagai infeksi penyebab umum
demam pasien rumah sakit
- Infeksi nosokomial
- Line of Defense
- Diagnosis penyakit menular
- Implikasi spesial infeksi nosokomial
bagi para fisioterapi 4
PENYAKIT INFEKSI
(Catherine C. Goodman)

• Setiap personel asuhan kesehatan harus


senantiasa mempertahankan sikap
kewaspadaan terhadap:
- Pencegahan penyakit infeksi -

• Untuk itu perlu tahu tentang:


- Proses penyakit infeksi
- Mata rantai transmisi
- Pemeliharaan aspek kontrol.

5
PENYAKIT INFEKSI (Lanjutan)

Di ruang rawat/operasi rumah sakit,


ditularkan melalui:
- instrumen
- tangan dokter dan
- tenaga medis-kesehatan lain
- udara
- pasiennya sendiri

6
SIMTOMA & TANDA PENYAKIT INFEKSI
(Thompson et. Al 1993)

• Sangat bergantung pada:


- Etiologi (tipe orgnisme penyebab)
- Sistem organ tubuh yang terkena
(CNS, GI, GU, Resp. dst)
- Darah: komposisi jumlah sel berubah
(leukosit)
- Manula, bisa timbul:
- confusion (bingung),
- memory lost (hilang memori),
- sulit konsentrasi.
7
SIMTOMA dan Tanda ... (Lanjutan-1

Simtoma sistemik di antaranya:

- Fever (demam),
- chills (dingin-menggigil),
- sweating (keringat banyak/dingin),
- malaise (lemah),
- nausea & vomiting (mual dan
muntah).

8
SIMTOMA & TANDA ... (Lanutan-2)

• Perubahan suhu badan:


(Ini bisa juga terjadi pada yang non-infeksi.
Contoh: - neoplasma,
- inflamasi non-infeksi,
- imunologikal)

Ada pasien (> manula, saat masuk rumah sakit


 nosokomial)  yang sakitnya dimulai dengan:
- tachypnoe (frekuensi napas pendek),
- confused,
- hypotension sebelum fever timbul.
9
Simtoma & Tanda ... (Lanjutan-3)

• Inflamasi dan Eksudat bisa:

- tetap terlokalisasi di satu site


- menembus jaringan  menyebar ke
sekitarnya
- menyebar luas melalui aliran darah &
limfe menuju ke seluruh tubuh.

10
Simtoma & Tanda ... (Lanjutan-4)

• Infeksi lokal bisa menjadi abses (eksudat


purulent)
Leukosit membentuk dinding mengelilingi
kuman/organisme >> banyak yang mati, >>
jaringan nekrotik atau dilarutkan  bisa
autolysed dan diresorbsi  infeksi dan
inflamasi mengurang.

Bila abses rupture dan mengalir ke lokasi lain


= penyebaran infeksi ke bagian lain.
11
Simtoma & Tanda ... (Lanjutan-5) CONTOH:

- Infeksi abdominal,
- Spondilitis TB,
- Divertikulosis/appendicitis,
- PID,
- Osteomyelitis vertebrae,
- Arthritis septic (sacro-iliac) dan
- Tumor paha
 abses di antara posterior peritoneum, poas
dan fascia iliaca  bisa saja turun sampai ke
daerah pinggul (pantat) dan bagian atas paha.
12
Simtoma & Tanda ...(Lanjutan-6) Skin Rash & Fever
• Ruam Kulit bisa timbul akibat:
- infeksi lokal pada kulit atau
- tidak ada hubungan dengan site kulit.

Contoh Penyakit dengan tanda Ujud Kelainan Kulit:


- Maculopapular (scarlet fever, streptococcal)
- Nodular lesion (measle, rubella, roseola, viral)
- Diffuse erythema
(streptococcal, pseudomonas)
- Vesicobullous eruption
(varcilla, herpes zooster)
- Ptechial purpuric eruption (cytomegaloviral)
13
Simtoma & Tanda ... (Lanjutan-7)

• Red Streaks
Kemerahan yang menyebar (Radiating)
dari site infeksi ke arah limfo nodi regional.
- Lymphangitis, bisa akibat infeksi:
- streptococus haemolyticus,
- staphylococcal atau kedua-duanya
pada limfo-nodi daerah:
- submandibular,
- cervical,
- inguinal,
- axillary nodes.
14
Simtoma & Tanda ... (Lanjutan-8)

• Inflamed Lymph Nodes


Ini bisa timbul akibat gangguan lain.
Mudah dipalpasi di daerah:
- leher, ketiak, inguinal.

Spasm otot, kulit erytematous dan panas.


Bila panasnya unilateral, sakit, membesar dan
fluctuant disertai fever  bisa diikuti pyogenic
infection.
Pembesaran limfe nodi > 4 minggu  periksa
lebih lanjut.
15
Simtoma & Tanda ... (Lanjutan-9)

• Joint Effusion
- Monoarticular arthritis
- bisa akibat infeksi: TB, fungi dan viral.
- streptococcus  suppurating arthritis.
• Lansia (Aging) & Penyakit Infeksi
Banyak infeksi bisa menyerang manula.
Ada kalanya gejala fever timbul tidak
nyata, padahal infeksinya parah.
Ini akibat thermoregulator pada manula yang
sudah usang, atau sedang dalam terapi obat
(aspirin, antipyretika lain-lain) atau
kortikosteroid.
16
Simtoma & Tanda ... (Lanjutan-10)

• Cardiovascular:
- Ptechial lesions
- Tachycardia, hipotensi, perubahan
kecepatan nadi (bisa menurun atau
meningkat tergantung jenis infeksi)

• CNS:
Perubahan kesadaran, confusion,
convulsions.
Sakit kepala, fotofobia, kehilangan
memori, kaku kuduk (meningismus), myalgia.
17
Simtoma dan Tanda... (Lanjutan-11)

• Gastrointestinal:
Nausea, vomiting, diare.

• Genitiurinary:
Dysuria, flank pain, hematuria, oliguria,
urgency, frekuensi meningkat.

• Saluran napas:
Batuk, parau, sore throat, nasal drainage,
sputum production.
18
Simtoma & Tanda ... (Lanjutan-12)

Terbukti 36% manula dengan FUO (fever


unknown origen)  ternyata terserang
endokarditis, intra-abdominal abses, atau TB.

Manula umumnya dalam status imun


deregulation.
Ada involusi thymus, T-cell-mediated imunitas
yang berubah, akibat herpes zoster, TB.

Kematian akibat influenza setelah usia 65 tahun


meninggi sedangkan response pertahanan
tubuh terhadap vaksin flu sangat menurun.

19
Simtoma & Tanda ... (Lanjutan-13)

Proses di tingkat jaringan manula:

Rentan terhadap infeksi akibat:


- atropi kulit
- achlorhydria
- penurunan reflex batuk
- penurunan elastisitas bronkial
- penurunan mucocilliary

20
Simtoma & Tanda ... (Lanjutan-14)

Keadaan yang berpengaruh pada infeksi manula


adalah:
- Mental & physical disability,
- Status nutrisi
- Adanya sakit/kronis gangguan renal,
cardiac atau periferal vascular insufficiency
- Faktor lingkungan,
- Hygiene perorangan
- Kekurangan gerak, vision dsb.
21
Simtoma & Tanda ... (Lanjutan-15)

Kemampuan mikroorganisme menimbulkan


infeksi dibedakan atas dasar sifat kekhususan
masing-masing kuman:
- bentuk, size, struktur,
- komposisi kimiawi,
- make-up genetik,
- keperluan pertumbuhan,
- kemampuan menghasilkan toksin,
- viability yang mantap walau ada yang
sekarat, juga atas dasar
- kemampuan penyesuaian diri terhadap
lingkungan.

22
PENYEBAB UMUM DEMAM
PASIEN RUMAH SAKIT
• Atelectasis
• Catheter-related infection
• Surgical wound infection
• Urinary tract infection
• Drugs
• Pulmonary emboli
• Infected pressure ulcers.

(Andreoli TE, Bennett JC, Carpenter CCJ, et al (eds): Cecil Essentials


of Medicine, ed 3. Philadelphia, WB Saunders, 1993, p. 691)
23
PENYEBAB UMUM DEMAM ... (Lanjutan)

Suhu tidak di atas 102 derajat F (39 derajat C)


umumnya disertai:
- arthralgia umum,
- myalgia dengan keluhan sakit terbatas,
atau
- demam dengan gejala lokal:
- sakit tenggorokan,
- batuk,
- sakit kuadrant kanan dada (banyak
terjadi pada infeksi bakterial). 24
Penyebab Demam yang durasinya lama
• Kondisi yang tidak > suhu 39 derajat C
- Bakteriuria terkait kateter
- Myocardial infarction
- Atelectasis
- Uncomplicated wound infection
- Any malignancy
- Pulmonary emboli
- Cytomegalovirus
- Dehydration
- Hepatitis
- Pancreatitis
- Infectious mononucleosis
- Subacute bacterial endocarditis(Epstein-Barr virus)
- TB 25
Penyebab Demam yang durasinya lama (Lanjutan-1)

• Suhu lebih tinggi dari 39 derajat C, bisa menim-


bulkan delirium dan kejang, utamanya pada
kanak-kanak.
Suhu yang terlampau tinggi bisa merusak sel
secara ireversibel.

Suhu di atas 39 derajat C:


- Malignant hyperthermia (secondary to
anesthesia)
- Transfusion reactions .
- Intravenous (IV) line sepsis.
- Urosepsis
26
Penyebab Demam yang durasinya lama (Lanjutan-2)

- Prosthetic valve endocarditis


- Intra-abdominal/pelvic peritonitis/abscess
- Clostridium difficile colitis
- Procedures-related bacteremia,
Nosocomial pneumonia.
- Drug fever. Heat stroke
- HIV infection.
- Acute bacterial endocarditis
- TB (> disseminated/extrapulmonary)
- Metastasizing carcinoma ke hati dan sistem
CNS 27
CHAIN of TRANSMISSION
of INFECTION DISEASE

(Grimes, 1993) TRANSMISSION FACTORS


CHAIN

Pathogen: Virus,
Mycoplasmata,
Bacteria,
Rikettsiae,
Chlamydiae
agent Protozoa, Fungi.
28
TRANSMISSION FACTORS CHAIN (Cont.-1)

Reservoir
- Human (Clinical cases, subclinical
cases, & carriers)
- Animal,
- arthropod,
- plant,
- soil,
- food,
- organic substance
29
TRANSMISSION FACTORS CHAIN (Cont.-2)

Portal of exit:
- Genitourinary, gastrointestinal
& respiratory tract,
- oral cavity,
- open lesion,
- blood,
- vaginal secretions, semen,
- tears,
- excretions (urine, feces)
30
TRANSMISSION Chain FACTORS

Trasmission

Direct: person to person (fecal-oral, sexual,


bites, contact with discharge from an
ulcer, open-sore, or
respiratory mucous droplets)

Indirect: through a vehicle (animate: animal or


vector such as mosquito or tick bite;
inanimate: food, water, soil, milk, air,
intravenous therapy, or catheters)

31
TRANSMISSION Chain FACTORS (Lanjutan)

Modes of entry  Ingestion, inhalation,


percutaneous injection, transplacental
entry, mucous membranes

Susceptible host  Specific immune


reactions
Nonspecific body defenses
Host characteristics: age, sex, ethnic
group, heredity, behaviors
Environmental and general health status.
32
NOSOCOMIAL INFECTIONS

• Infeksi yang didapat saat dirawat di


- rumah sakit atau
- institusi pelayanan kesehatan lain

• Seringnya transmisi infeksi ini adalah;


- kontak direk.
Yang kurang umum adalah melalui:
- inhalasi,
- kontak dengan peralatan dan cairan.
33
NOSOCOMIAL INFECTIONS (Lanjutan-1)

• Program kontrol infeksi nosokomial rumah sakit


meliputi surveillance, prevensi dan edukasi
(Umumnya dibentuk Panitia Nosokomial Rumah
Sakit)

• Laju infeksi nosokomial: 5-7% pasien.

• Problem saat kini akan diperparah akibat


pasien lansia, dan lebih rentan terhadap infeksi,
mikroorganisme lebih virulen dan lebih resisten
terhadap antibiotika.
34
NOSOCOMIAL INFECTIONS (Lanjutan-2)

• Peningkatan penggunaan dan tindakan invasive,


obat-obat imunosupresan, penggunaan
antibiotika yang irasional, dan kurangnya cuci
tangan/hygiene pasien predisposisi terhadap
infeksi atau superinfeksi.

• Dalam waktu yang bersamaan, makin


banyaknya jumlah kontak person dengan
pasien, mengakibatkan pajanan yang lebih
banyak.
35
LINE OF DEFENSE
• Kerentanan terhadap infeksi juga terpengaruh
oleh pertahanan anatomik dan fisiologik
(Thompson et al. 1993).

• Line pertahanan Pertama:


- adalah eksternal (kulit, selaput lendir, sehat,
minyak dan keringat kulit, cilia saluran napas, reflex
gag dan batuk, peristaltik
usus, air mata, saliva, mukus).
Lini pertama mencegah kuman masuk tubuh
menghalaunya sebelum berkesempatan
menyerang tubuh.
36
LINE OF DEFENSE (Lanjutan-1)

Sekresi tubuh:
- air mata,
- keringat,
- pH saliva,
- sekret vagina,
- urine,
- asam lambung
dapat mencegah pertumbuhan kuman.
Apabila salah satu dari mereka ada yang lemah
 memungkinan inang terkait terserang invasi
kuman.
37
Faktor lain lini pertama adalah:

- flora normal (mikroorganisme) kulit


dan selaput mukus di mulut,
- gastro-intestinal,
- vagina.
Mereka simbiose dengan inang.
Melalui mekanisme “Microbal antagonism”
mengontrol replika kuman yang potensial
patogen.
Ini bisa terganggu dengan adanya antibiotika
yang dikonsumsi pasien  tumbuh jamur
(kandidiasis). 38
Line of Defense (Lanjutan-2)

• Lini pertahanan Sekunder (Kedua)

Respons Inflamasi
Ini ditujukan untuk:
menghambat/mencegah invasi kuman
dengan cara membuat:
- benteng pertahanan,
- menghancurkan atau
- menetralisir
mikroorganisme penyerang.
39
Line of Defense (Lanjutan-3)

Respons inflamasi adalah memproteksi tubuh,


leukositosis, namun bila berlanjut bisa menjurus
kronik, penghancuran jaringan dan akhirnya ke
pembentukan granuloma.
Keadaan Inflamasi kronik memungkinkan
invasi dari kuman lain-lain.

Lini pertama dan lini kedua ini adalah:


Pertahanan Non-Spesifik
40
LINE OF DEFENSE (Lanjutan-4)

• Lini pertahanan tertier (Ketiga)

Respons Imun tubuh.


Ini melalui berbagai aktivitas:
- sistem limfe,
- leukosit, dan
- berbagai zat kimiawi, protein,
ensima
yang semuanya memfasilitasi
pertahanan dalam tubuh.
41
LINE OF DEFENSE (Lanjutan-5)

Lini pertahanan repons imun

Specifik terhadap antigen kuman.


Antigen umumnya adalah:
- protein,
- polysachrida besar,
- komplek lipoprotein besar yang
merangsang respons imun.
Imun respons terpicu saat benda asing di area
inflamasi telah dibersihkan.
42
DIAGNOSIS PENYAKIT MENULAR

• Ada 5 (lima) dasar teknik pemeriksaan laboratoris:

1. Melihat dan mengamati langsung organisme


penyebab.
2. Mendeteksi antigen kuman penyebab infeksi.
3. Mencari jawaban respon imunitas inang terhadap
kuman penyebab infeksi.
4. Mendeteksi sekuens nucleotide mikroba khusus.
5. Mengisolasi mikroba melalui kultur kuman.

Masing teknik memiliki kegunaan khsusus, kelemahan dan


kelebihan.
43
DIAGNOSIS PENYAKIT MENULAR (Lanjutan)

Banyak kuman dapat ditemukan melalui cairan jaringan,


sputum, urine, pus, cairan pleural, peritoneal, feces,
cairan serebro-spinal dsb.

Antigen bisa ditemukan pada meningitis, hepatitis B,


infeksi alat pernapasan, dan genitourinaria.

Histopatologis  menjawab respons inflamasi tubuh,


gambaran sel akibat infeksi virus (Cytologis).

Saat ini mendeteksi sekuens DNA/RNA mikrobial, isolasi


kuman penyebab (Koch Postulats)
44
Special Implicatios for the Therapist:
Penyakit Infeksi
(Baca kopi dari Buku Pathology, Implication for the Physica
Therapist)

Control of Transmission:
• Pedoman standard harus ditaati apapun
jenis infeksinya.
Semua darah dan cairan jaringan pasien
potensial infeksius dan harus ditangani
sesuai protokol pelayanan/perawatan, walau
pasien bisa saja asimtomatik.
Masing rumah sakit umumnya memiliki
peraturan isolasi pasien infeksius, in harus
diterapkan dan ditaati. 45
Fisio-Terapist harus
Memelihara daya tahan tubuhnya terhadap
infeksi. Contoh: imunisasi terhadap:
- hepatitis B
- morbili (campak)
- mumps (gondongan),
- rubella, (campak Jerman)
- polio,
- tetanus,
- diphtheria
dan - varicela (cacar air)
46
Special Implicatios for the Therapist: Penyakit Infeksi (Lanjutan-)

- Ikuti prosedur kontrol infeksi yang baku.


- Ikutilah teknik isolasi pasien.
- Cuci tangan sesuai protokol.
- Perhatikan gejala/tanda infeksi pasien.
- Bila dirinya sedang rentan jangan
menangani pasien infeksi
- Hati-hati terhadap pasien dengan paralatan
medis: - kateter,
- ventilator,
- IV,
- post operasi, dll.
47
Fisio-terapi Infeksi Nosokomial
Protokol Hydrotherapy

• Dulu peralatan hidroterapi diperiksa melalui


prosedur kultur kuman  ini ternyata kurang
efisien.

• Saat ini, berdasarkan outcome falsafah


manajemen bahwa terbukti kontrol infeksi
adalah berbiaya tingggi, maka selama outcome
sesuai harapan dan tidak ada penyimpangan,
cukup dengan menjalankan dan memonitor
dilaksanakannya desinfeksi dan pembersihan
paralatan sesuai protokol yang baku. 48
Fisio-terapi Infeksi Nosokomial (Lanjutan)

• Berbagai jenis kuman hadir di-mana-mana,


apabila tidak ada yang terinfeksi oleh kuman
yang hadir, maka kuman terkait tidak dianggap
sebagai masalah yang mengganggu fungsi.

• Bila ada yang terkena infeksi, baru ditelusuri


asal dari causa timbulnya dan diupayakan
dihilangkan dan dicegah penyebarannya.

49
Fisio-terapi Infeksi ... HOME HEALTH CARE

Terapist harus memberi petunjuk kepada


perawat di rumah sakit atau personel lain
yang akan melayani pasien.
• Mencuci tangan* adalah esensial
• Pakai baju khsusus saat di dalam kamar pasien.
• Peralatan medis yang diperlukan (stetoskop,
termometer dll) tidak dibawa ke luar kamar
pasien (bila sudah tidak diperlukan 
didesinfeksi sesuai protokol).

* (Prosedur mencuci tangan  baca Schaffer et al, 1996)


50
HOME HEALTH CARE (Lanjutan-1)

• Sediakan masker, sarung tangan, celemek


plastik disposable dll, serta ajarkan
keluarga pasien cara merawatnya.
• Paper towel disposible bisa digunakan
(perhatikan cara membuangnya)
• Rencanakan kegiatan secermat mungkin
sebelum masuk ke dalam kamar pasien.
• Usahakan mengurangi efek negatif pada
keluarga pasien akibat pelaksanaan tindakan
isolasi.
51
Home care (lanjutan-2)

• Bila pasien menderita feces-born disease 


beri petunjuk pada keluarga cara membuang
feces (tinja) dll.

• Selalu mengingatkan keluarga dan anda sendiri


untuk mencuci tangan setelah merawat pasien.

• Bila pasien menderita hepatitis A,


salmonellosis, ingatkan keluarga untuk tidak
menyajikan makanan mentah (Lalap, salad dsb.)
bagi anggota keluarga lain.
52
Home Health Care (Lanjutan-3)

• Merawat pasien penderita blood-born disease:


bila pasien luka dsb., linen harus didesinfectan,
alat pencukur jambang, sikat gigi dsb.  jangan
digunakan secara bersama orang lain.

• Terapist harus senantiasa menjaga diri dengan


cermat.
Bila ragu konsultasikan dengan atasan atau
teman sejawat.

53
Home Health Care (Lanjutan-4)

• Stetoskop mudah menyebarkan stafilokokus,


hati-hati bila pasien ada luka (luka bakar =
BURN).

Stetoskop bisa dirawat dengan alkohol atau


ditergent non-toxic lain.

Mencuci dengan sabun antiseptic hanya 75%


efektif.
54
SESI 7b

CARA
PENYAKIT INFEKSI MENULAR

Disusun oleh:
dr Mayang Anggraini Naga
U-IEU (Revisi-2009)

55
DESKRIPSI

Pembahasan materi meliput cara penyakit


infeksi menular, gejala patologis beberapa
penyakit infeksi communicable

56
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Mampu memahami cara penularan penyakit


infeksi menular (communicable) akibat
bakterial, di antaranya:
- TBC, - Leprosy,
- Diphtheria, - bacterial meningitis
- MRSA
dan akibat viral, di antaranya:
- influenza, - haemophillus influenza,
- pertusis, - HIV
- H5N1, H1N1.
57
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
& POKOK BAHASAN
Menjelaskan:
- Cara penyakit infeksi menyebar
- Cara bakteri & virus menimbulkan sakit
- Infeksi TBC, Leprosy, Diphtheria, bacterial
meningitis, MRSA
- Infeksi viral influenza, haemophillus
influenza dan pertusis, HIV, H5N1, H1N1.
- Arti “communicable diseases”

58
CARA PENYAKIT INFEKSI MENYEBAR

1. Cara langsung (Direct)


2. Cara tidak langsung (Indirect)

1. Penyebaran direk
Pada ini infeksi ditransmisi dari seorang
ke
orang lain tanpa stadium perantara

(1) Transmisi melalui DROPLETS


- Batuk, bersin, meludah
Bisa menimbulkan  Epidemi 59
Contoh Penyakit Epidemi
EPIDEMI bisa timbul karena penduduk padat
tinggal berkumpul. Contoh, di antaranya:
- Measle (morbili).
- Smallpox (cacar).
- Common cold (selesma).
- Streptococcal tonsillitis.
- Diphtheria.
- Whooping cough (batuk rejan, Pertusis)
- Meningitis.
- Flu Avian, Mesiko dll.
60
Penyebaran direk (Lanjutan-1)

(2) Transmisi melalui kontak kulit


atau hubungan seksual
Contoh, di antaranya:
- Scabies
- Leprosy
- Veneral diseases:
- Syphilis (Lues),
- GO.
- AIDs
- Herpes genitalia
61
Penyebaran direk (Lanjutan-2)

(3) Transmisi melalui rute Fecal  Oral


Agen infeksi ada di feces, muntah 
masuk ke orang melalui:
- direk atau - inderek lewat makanan,
minuman dan lalat
 EPIDEMI akibat sanitasi yang kurang
baik/jelek. Contoh, di antaranya:
Cholera. Dysentry. Amoebic dysentry.
Poliomyelitis.
Keracunan makanan (yang tercemar
kuman). 62
Cara penyakit infeksi menyebar (Lanjutan-2)

2. Penyebaran INDIREK

Pada ini penularan tidak langsung oleh


si sakit, melainkan:
(A) Melalui perantara:
- Hewan.
- Insekta.
(B) Parasit bertelur di tubuh si sakit
 telur ke luar lewat feces/muntah
si sakit  infektif  ke orang lain.
63
2. Penyebaran INDIREK (Lanjutan-1)

(1) Transmisi oleh parasit:


- Ascariasis (oral)
- Ankylostomiasis (kulit)

(2) Transmisi oleh insekta:


Malaria (nyamuk).
Demam typhus (tifus) (kutu)
Yellow fever (nyamuk)
Bubonic plague (Lalat)
Dengue Hemorrhagin Fever
(nyamuk) 64
2. Penyebaran INDIREK (Lanjutan-2)

(3). Transmisi melalui hewan dengan


stadium tertentu di hewan lain.
Contoh:
- Cacing pita (daging sapi, babi
yang tidak dimasak)
- Keong air,
- Cyclop (cacing)

65
TRANSMISI PENYAKIT DIARE lewat cara FECAL
ORAL

MANUSIA
Fecal/Vomit
Causa:
- Virus, bakteri Flies, Filth, Finger
- Makanan tercemar
- Obat-obat (lalat) (sampah) (jari kotor)
- Gizi jelek
- Hygiene rendah Food & Water
- Sanitasi jelek (Makanan) (Sanitasi-
lingkungan)

MANUSIA

66
CARA BAKTERI &
VIRUS MENIMBULKAN SAKIT
• BAKTERI
Sesuai bentuk tubuhnya dibagi menjadi:
1. Koki (Cocci) bentuk bulat-lonjong
(spheris)
Contoh: - pneumonia,
- tonsillitis,
- endocarditis bakterial,
- meningitis,
- toxic shock syndrome,
- dan berbagai infeksi kulit.
67
BAKTERI (Lanjutan-1)

2. Baksili (Bacilli) bentuk batang (rod-shape)


Contoh:
- leprosy & TB,
- dysentery (typhoid, shigellosis,
campylobacter, samonellosis, - batuk
rejan (whooping cough),
- tetanus,
- diphtheria,
- legionaires disease,
- botulism.

68
BAKTERI (Lanjutan-2)

3. Spiral (Spirilla) bentuk kumparan


(spiral-shaped) ini ukuran yang
terkecil.
Contoh:
- syphilis,
- yaws,
- leptospirosis,
- Lyme disease.

69
GERAK DAN REPRODUKSI

Bakteri yang berkolonisasi di tubuh manusia


gemar hidup di suasana hangat dan lembab.
Terbagi 2 (dua) grup:
- Aerobic (>> di permukaan, kulit dan alat
pernapasan) dan
- An-aerobic (> di jaringan dalam, colon, luka).

Umumnya dalam bentuk statis, bergerak


karena aliran udara atau cairan tubuh.
Grup salmonella memiliki flagela maka sangat
motile.
70
GERAK DAN REPRODUKSI (Lanjutan-1)

Memperbanyak diri dengan cara membelah


jadi 2, bila suhu sesuai, dan nutrisi cukup bagi
semua sel, pembelahan terjadi setiap 20 menit
(laju reproduksi yang sangat cepat)
(setelah 6 jam, satu bakteri bisa mencapai
¼ juta, walau ini jarang terjadi akibat hadirnya
daya imunitas tubuh sebagai penghalang.

71
GERAK DAN REPRODUKSI (Lanjutan-2)

Sebagian bakteri (clostridia) bisa membentuk


spora (keturunan bakteri terkait) sehingga
tahan lama di lingkungan yang:
- kurang menyenangkan baginya,
- panas,
- kering dan
- kurang nutrisi.

72
CARA BAKTERI MASUK TUBUH

Paru: melalui droplets yang keluar bersama


sputum tersebar lewat udara,
batuk dan bersin dari orang
yang sedang sakit
(Contoh: TB. Diphtheria, dan Pertusis).

Saluran pencernaan: melalui tangan dan


makanan yang tercemar, atau
melalui latat.

73
CARA BAKTERI MASUK TUBUH (Lanjutan-1)

Sistem genito-urinaria: termasuk yang lewat


kontak seksual

Kulit: menembus melalui:


- luka,
- abrasi (Contoh: erisepelas),
- folikel rambut (contoh: carbuncle),
- luka dalam (contoh: tetanus)

74
CARA BAKTERI MASUK TUBUH (Lanjutan-2)

• CARA BAKTERI MENIMBULKAN SAKIT


Bakteri menghasilkan racun (toksin-toxin) yang
membahayakan sel inang.
Apabila kadar cukup dan tubuh tidak kebal 
sakit timbul.
Toksin ada yang jenis:
- endotoksin ( demam, hemorrhage dan
shock), ada yang
- eksotoksin ( diphtheria, tetanus dan
toxic shock syndrome).
75
RESISTENSI TUBUH
Bakteri yang dapat menembus lini pertama
pertahanan tubuh

Akan diserang/fagositosis
kelompok sel darah putih neutrophil dan
dinetralisir
antibodi
produk kelompok B-limfosit.

76
RESISTENSI TUBUH (Lanjutan)

Post infeksi antibodi tetap ada, dan dapat


bertahan lama, sehingga bisa menahan
serangan antigen sejenis berikutnya
di antaranya - variola,
- rubella,
- typhoid,
- scarlet fever)
atau bisa juga serangan hanya
menimbulkan gejala ringan.
77
Bakteri (Lanjutan-2)

• TERAPI
Imunitas tubuh yang memadai biasanya cukup
bagi tubuh untuk bisa menyembuhkan sendiri
infeksinya.

Pada beberapa kasus memang harus dibantu


dengan terapi medis, yakni:
- antibiotica atau
- antimikroba
melalui: - oral (mulut) atau
- parenteral (suntikan).

78
Contoh:

Penisilin bisa membunuh bakteri


(bacteriocide)
Tetrasiklin bisa menahan multiplikasi
bakteri (bacteriosttaic) sehingga
memberi kesempatan sistem imun
tubuh mempersiapkan diri untuk
memerangi kumannya.

79
Bakteri (Lanjutan-3)

Pada kasus tertentu, di antaranya:


- diphtheria,
- tetanus,
- botulism dan
- gas gangrene
harus diatasi dengan suntikan antiserum
(= pasif imunisasi)

Luka superfisial (di permukaan kulit) dapat


diatasi dengan larutan antiseptik.
80
PENCEGAHAN (Prevention)

Imunisasi aktif berhasil mencegah infeksi:


diphtheria, typhoid, pertusis, tetanus) (ini
yang diberikan pada bayi).

Pasien yang sedang terinfeksi harus menjaga penularan:


jangan pergi di tempat yang padat (mencegah penularan
droplets), pakai sapu tangan penutup hidung/mulut bila
batuk atau bersin.
Penjaja makanan harus memperhatikan kesehatan dan
hygiene dirinya agar tidak menularkan ke orang lain.
Setiap luka terbuka hendaknya dicucihamakan dengan
antiseptik dan ditutup dengan kasa steril (kering).
81
CONTOH BEBERAPA PENYAKIT INFEKSI

• TUBERCULOSIS
Penyebab: Mycobacterium tuberculosis
Transmisi: melalui airborn-droplets (Batuk, bersin)
dan susu sapi  masuk ke paru dan
menetap dan memperbanyak diri membentuk
focus infeksi.

Pada individu yang sistem imunnya baik bisa


mengatasi infeksi dan sembuh dengan jaringan
parut (fibrosis) pada paru.

82
TB (Lanjutan-1)

Pada 5% kasus infeksi primer tidak menyembuh 


menyebar melalui aliran limfe  limfadenitis TB (> leher)
ada yang masuk aliran darah  menyebar ke usus,
tulang dan organ lain ke seluruh tubuh = miliary TB,
ini bisa fatal.

Pada sebagian kasus bakteri menyebar di jaringan paru,


jaringan lain dan baru setelah beberapa tahun kemudian
kuman menjadi aktif kembali, bisa sampai mengakibat-
kan terjadinya cavietas (lubang) di paru.

83
TB (Lanjutan-2)

Pada pertengahan abad 19, di Europa TB menduduki


laju ¼ dari total kematian, dan dapat diatasi dengan
baik, namun sampai saat ini TB masih menjadi masalah
kesehatan di negara berkembang.

Di USA ditemukan 10 kasus baru/100.000


populasi/tahun (>20.000 kasus baru/tahun).

TB banyak menyerang kasus imunodefisiensi, DM,


alkoholis dan yang kontak dengan pasien TB (aktif).

Ada sekitar 30 juta kasus infektif di dunia dengan laju


kematian 3 juta/tahun.

84
TB (Lanjutan-3)
TB merupakan penyakit infeksi sebab kematian yang
masih tinggi di Indonesia. Resistensi rendah terhadap-
nya terjadi pada malnutrisi dan penyakit-2 lain.
Sifat kuman: bentuk batang (baksil), tahan asam, tidak
berkapsul, t.d. protein, lilin, lemak dan polysacharida,
tidak tahan terhadap sinar matahari, tahan terhadap
pengeringan, mati pada Proses Pasteurilisasi
60 derajat C/30 menit, mendidih selama 2 menit.

Tansmisi:
Manusia
Droplets Droplets
Manusia
Pintu masuk droplets: saluran napas, mulut atau direk
inokulasi.
Inkubasi: beberapa minggu sampai beberapa tahun. 85
TB (Lanjutan-5)

Simtoma:
- Berat badan turun,
- batuk kronik, sesak napas, sakit dada.
- demam, suhu naik > sore/malam.
- malnutrisi (anak).

Diagnosis: Ro foto, Tuberkulin test.


Kultur kuman BTA.
Direk mikroskopik dan Pemeriksaan
jaringan histologik (bronkoskopik-
biopsi).
86
TB (lanjutan-6) KOMPLIKASI:

di paru  Pleural efusi. Pneumotorak.


di otak  meningitis TB
di sendi  arthritis, spondilitis TB
di kulit  skrofuloderma
di kelenjar limfe  limfadenitis TB , dst.

Pencegahan: Sanitasi yang baik.


Vaksinasi (BCG).
Obat anti TB (untuk kontak person).
Tracing (menemukan carrier)

87
Faktor- Faktor yang mempengaruhi:

1. usia, sek
2. hygiene rendah
3. daya tahan tubuh rendah
4. tidak diturunkan.

• Patogenesis:
Infeksi bergantung pada virulensi/jumlah
kuman, daya tahan/imunitas, pada yang
kebal aktif bisa lambat, reaksi hipersensi-
tivitas timbul pada minggu ke 4-6 bulan
(bulan ke 2) setelah invasi.
88
TB (Lanjutan-7)

• Patologi:
- Infiltrat inflamasi  eksudasi
- caseasi mencair cavernae jaringan
nekrosis, menyebarke: Bronkus, ureter,
salphinx dan lain-lain .
Penyebaran bisa langsung, bisa melalui darah
(hematogin) atau limfe (limfogen)
Akibat eksudasi berhenti:
 - resolusi (perbaikan)
- fibrosis = sembuh
- caseasi terbungkus kapsul (terlihat seba-
gai lobang di paru, melalui foto Ro paru)

89
Tuberculosis Paru
(TB Pulmonum) (Koch Pulmonum)

- Manifestasi TB yang terbanyak.


- Infeksi menyerang jaringan parenchym paru,
bronkus, pleura, nodi limfatik dari site
bronkopulmonair.
- Karena TB adalah infeksi menular, maka
perlu:
- diagnosis dini (keluhan sering tidak
mendapat perhatian)
- maka perlu KIE yang lebih ekstensif
dan intensif.
90
TB (Lanjutan-9)

Hal yang perlu diperhatikan:

1. Cari kontak person


2. Tuberkulin test - Mantoux test (1-3 hari)
- Heave gun (1-6 hari) Jarum
(1-7 hari)
3. Sputum test.
4. Ro toraks/tulang.
5. Biopsi kelenjar (Histologik).
6. Darah: LED (laju endap darah), spektrum leukosit
(Leukositosis batang naik pada kasus berat,
monisitosis pada fase granuloma terbentuk)

91
TB (KP) (Lanjutan-10)

Keluhan Koch Pulmonum:

- Batuk kronik (berminggu-minggu, berbulan-bulan)


- Sputum kekuningan, berdarah
(heamaptoe/hemaptysis).
- Nafsu makan jelek, BB (berat badan) turun.
- Kadang tanpa gejala  carrier.
- Erithema nodusum pada kulit.
- Demam, sakit dada.

Sputum: BTA +  > menular


Bila di keluarga ada yang BTA + 
anggota keluarga lain harus diperiksa teliti.

92
(KP) (Lanjutan-11) Bentuk Khusus Infeksi TB:

1. TB abdomen (peritonitis, limfadenitis TB)


2. TB sumsum tulang, > spondilitis TB.
Infeksi menyerang tulang vertebrae 
nyeri tekan, nyeri pukul (ketuk) pada tulang
yang sakit  deformitas  paralisis tungkai.
 Fisio-terapi.
3. TB meningitis, > pada kanak-2  lumbar
punksi untuk pemeriksaan cairan lumbal.
Ada gejala kaku kuduk  kesadaran bisa
menurun.
4. TB kulit/kelenjar limfe.

93
Bentuk Khusus Infeksi TB

PROGNOSA TB:
1. Bergantung pada proses kerusakan
2. Bergantung pada imunitas tubuh
3. Yang tidak parah  mudah diatasi dengan
obat.
4. Kegagalan paru  memburuk (>
hemaptoe)  destroyed lung TB. 
breathing exercises
5. Pemberian obat teratur  dapat memberi
prognosa baik.
94
Terapi TB Paru
- Cavietas dapat mengandung 10-100 juta baksil
TB. 1 promil baksil dapat resisten
terhadap
obat anti-TB.
- Dengan kombinasi obat-obat anti-TB memung-
kinkan resistensi menurun dengan tajam.
- Terapi intensif pada 3 bulan pertama:
Yang umum:
- INH + ethambutol + streptomisin
atau - rimfampisin.
Kemudian 1s/d 1.5 tahun INH + ethambutol
95
Terapi TB Paru (Lanjutan)

- Problem timbul: biaya tinggi.


- Operasi: lobektomi (jarang)

Efek samping obat:


- Streptomisin: pendengaran dan
fungsi ginjal menurun.
- INH  hati terganggu, dan kesemutan.
- Lain-lain: mengakibatkan gangguan pada
mata.
96
LEPROSY (MORBUS HANSEN) (LEPRA)

• Penyakit infeksi kronik oleh kuman


Mycobacterium Leprae.

• Penularan melalui droplets mukus nasal.

• Pasien infeksius hanya pada stadium pertama


penyakit ini. Hanya orang yang kontak dekat
dengan pasien terkait berisiko tertular.

• Ini terbukti hanya 3% populasi yang susceptible


(rentan) terhadap lepra, maka tidak perlu isolasi.
97
Lepra (Lanjutan-1)

• Penyakit ini merusak saraf (>tungkai dan muka)


dan menimbulkan kerusakan kulit.
• Yang tidak diterapi dapat timbul komplikasi
berat  kebutaan dan disfigurement (cacat
tubuh), walau tidak terlalu menular.

Insidens: Terbanyak di:


- Asia,
- Amerika tengah,
- Afrika (kira-kira ada 2 juta),
20% bisa akses untuk terapi.
98
Lepra (Lanjutan-2)

Simtoma dan tanda-tanda:


• Waktu inkubasi lama (3-5 tahun)
• Sebagian besar kerusakan pada saraf adalah
akibat reaksi imunitas tubuh pasien setelah
bakteri mati, bukan oleh pertumbuhan bakteri.

• Ada 2 tipe utama:


(1) lepromatous leprosy dengan kerusakan luas,
progresif dan berat.
(2) tuberculoid leprosy yang lebih ringan.

99
Lepra (Lanjutan-2)

• Tanda pertama ada gangguan pada saraf tepi


 perubahan di kulit  menjadi lebih putih
atau merah kehitaman disertai kurang/hilangnya
sensasi (macula anestesia) dan kurangnya
keringat.

• Penyakit yang berlanjut menimbulkan


pembengkakan pada saraf tepi dan rasa sakit.
Tangan, kaki dan muka menjadi baal serta otot
paralisis.
100
Lepra (Lanjutan-3)

• Komplikasi termasuk: kehilangan sensasi


tangan dan kaki, sehingga mudah terkena
luka bakar atau cedera (tidak merasa) 
menimbulkan jaringan parut yang berat 
deformitas (kehilangan jari dll) akibat paralisis
otot.
• Kerusakan pada saraf muka  mata tidak
bisa menutup  kornea kering  ulcerasi 
kebutaan.
• Sebaliknya bila bakteri invasi langsung ke mata
akan menimbulkan inflamasi bola mata  juga
kebutaan. 101
Lepra (Lanjutan-4)

• Komplikasi ini sangat berat bagi pasien.


• Tulang rawan dan tulang hidung bisa terkena
 erosi, juga tulang di bagian lain tubuh.
• Testes bisa atropi  steril.

• Diagnosis:
• Diagnose dini sangat perlu agar tidak terjadi
cacat tubuh.
• Bakteri ditemukan melalui biopsi kulit.

102
Terapi

Obat dapsone (dapat membunuh kuman dalam


beberapa hari)

• Kerusakan/cacat tubuh adalah ireversibel.

• Pasien tidak infektif setelah terapi dimulai.


Untuk mencegah kumat kembali, maka obat
diminum selama 2 tahun setelah gejala
terakhir nampak.

• Prevensi kerusakan kaki dengan menggunakan


alas kaki yang sesuai dan KIE yang intensif. 103
Lepra (Lanjutan-5)

• Operasi plastik bisa dilakukan untuk muka.


• Transplantasi tendo bisa meningkatkan
kemampuan tungkai.

Umumnya pemerintah menyediakan


terapi bagi penderita lepra.

Outlook:
• Sudah banyak yang resisten terhadap dapsone
 bisa diganti dengan rifampisin dan
clofazimine (lebih mahal).
• Tanpa adanya vaksin, maka perang terhadap
lepra harus mulai dihadapi. 104
DIPHTHERIA

• Penyebab: Corynobacterium Diphtheriae


(bentuk seperti halter)
• Transmisi: (1) direk dan
(2) indirek
• Inkubasi: 1-4 hari (> pada`kanak-2)
• Menyerang selaput lendir mulut, tonsil,
nasofaring dan laring (Nampak selaput putih
kotor bila disentuh  perdarahan)
Dapat menimbulkan komplikasi ke:
- jantung, saraf, hati dan ginjal/adrenal.
105
Diptheria (Lanjutan)

• Diagnosis: Ditegakkan melalui swap faring


 diperiksa di laboratorium kuman.
(Laboratorium Mikrobiologi)
• Terapi: - antibiotika (PP dan erythromycin)
- antitoksin, dan
- isolasi.
• Preventif: imunisasi
- aktif dan
- pasif (Pada kanak-2)

106
HAEMOPHILLUS INFLUENZA

• Penyebab: Bacil influenza (bakteri)


(bisa menjadi pyogenic)
Menduduki peringkat ke-2 setelah viral flu.
• Gangguan berbentuk: - pneumonia,
- meningitis,
- obstructive laryngitis,
- pyarthrosis
• Pada kanak-2: Infeksi ganas  Nasofaringitis
 komplikasi pada:
- telinga, paranasal sinus, laring dan paru.
107
PERTUSIS (Batuk Rejan = Batuk Seratus Hari)

Penyebab: Haemophillus Pertusis

Transmisi melalui droplets/ saluran napas.


Inkubasi: 7-14 hari
Komplikasi: - emphysema,
- bronchiectasis,
- pneumothora,
- pneumonia dan
- gangguan saraf pusat.
Prevensi: imunisasi.
108
BACTERIAL MENINGITIS

• Penyebab: 1. Beberapa jenis bakteri


2. Penyebaran infeksi tubuh bagian
lain  ke meningen otak.
3. Akibat TB
• Tansmisi: Kuman dari luar, bagian tubuh yang
sakit, carrier  tractus respiratorius
 ke meningen otak.
• Terapi: - rawat inap R.S.
- lumbar punktur (untuk diagnostik
dan terapi)
- antibiotika
• Prevensi: - Cegah Epidemi. - Cegah TB.
109
INFLUENZA = FLU
• Ini adalah infeksi viral pada saluran pernapasan.
Gejala: - demam,
- sakit kepala,
- sakit otot-otot dan
- rasa lemah.

• Transmisi melalui droplets (Batuk atau bersin)


dari udara.
Umumnya timbul sebagai KLB epidemik
setiap beberapa tahun sekali.
110
Flu (Lanjutan-1)

Penyebab: Ada 3 tipe utama:


virus A, B dan C
• Seorang yang terkena infeksi salah satu virus
terkait hanya kebal terhadap virus tersebut, tidak
kebal terhadap virus tipe lain.
Post infeksi virus C akan kebal seumur hidup.
Virus A dan B sering menumbuhkan strain baru
yang dapat mengela imunitas tubuh inang yang
pernah terinfeksi olehnya  maka dapat timbul
infeksi baru.
Virus B lebih stabil namun kadang menembus
resistensi  tumbuh strain baru  KLB.
111
Influenza (Lanjutan-1)

• Virus tipe A: sangat tidak stabil, strain baru terus


bermunculan.
Strain ini yang biasanya menimbulkan pandemi.

Contoh: - Spanish flu (tahun 1918)


- Asian flu (tahun 1957)
- Hongkong flu (tahun 1968) dll.
- Abad 21 ini kita dihadapi:
H5N1 (Avian flu)
H1N1 (Flu Mesiko)
112
SIMTOMA

• Yang klasik: - demam menggigil,


- sakit kepala,
- sakit otot-otot,
- hilang nafsu makan,
- rasa lelah.
Virus tipe C < B < A

• Umum bisa timbul infeksi bakteri sekunder,


>> pada manula, pada pasien penyakit paru,
jantung  bisa fatal: bronchitis, bronchiolitis,
penumonia.
113
Prevensi Influenza
• Anti flu-vaccines: A dan B  hanya berhasil 60-70%.

Short lived immunity


Maka harus diulang-ulang setiap tahun (sebelum musim
wabah terjadi). Vaksinasi direkomendasi untuk lansia,
penderita gangguan paru dan jantung.

TERAPI:
• Bed-rest, warm-ventilated room.
• Analgetics, warm fluid, inhaling steam.
• Pada lansia, penderita paru dan jantung  dirawat
dokter.
• Antibiotika perlu untuk mengatasi infeksi sekunder. 114
Influenza (Lanjutan-2)

• Bila demam turun  bangun dari TT  perlu


istirahat  bertahap memulai aktivitas normal.

• Gejala umum (pada dewasa > kanak-2) diikuti batuk


(sakit dada), sakit tenggorokan, hidung meler.

• Setelah 2 hari demam dan gejala lain mulai menghilang.

• Setelah 5 hari semua gejala umumnya hilang.

• Gejala saluran napas tetap ada , yang bersangkutan


akan rasa lemah dan kadang-kadang depresi.

• Penyakit umumnya hilang setelah 7 – 10 hari. 115


Influenza (Lanjutan-3)

• Pada kasus tertentu (jarang), bisa menjadi berat, timbul


pneumonia akut yang bisa saja fatal dalam satu atau
dua hari, walaupun kesehatan orang dewasa terkait baik
(Spanish Flu, Flu burung, Flu Mesiko)

• Tipe B pada kanak-kanak terkadang mirip apendiksitis


(Reye’s sindrom, = kombinasi antara gangguan otak
dan invasi lemak organ dalam post infeksi virus 
skin rash, muntah, confusion, 1 minggu dari sakitnya
timbul  stadium lanjut bisa koma, kejang, apneu)

• Pada bayi, tipe A bisa menimbulkan demam dengan


kejang-kejang.
116
COMMUNICABLE DISEASE

• Istilah untuk penyakit yang bisa dibawa oleh


orang/hewan dan dipindahkan/ditularkan ke
hewan atau manusia lain dengan cara langsung
atau tidak langsung.
• Kontak direk: tangan terkena cairan yang
keluar dari tubuh (ludah) si sakit
• Kontak indirek: melalui benda lain:
- gelas,
- alat main,
- air,
- insekta. 117
COMMUNICABLE DISEASE (Lanjutan)

• Pengontrolan harus mengidentifikasi:


- organismenya, dan cara penularannya
- si sakit diterapi,
- orang lain dilindungi dari kontak
• Banyak penyakit menular diatur undang-undang
untuk dilaporkan.
• Penyakit kelompok ini disebut:
Penyakit menular
(Contagious disease)
118

Anda mungkin juga menyukai