Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN PAGI

KAMIS
29 September 2022
IDENTITAS

• Nama : Tn. R
• Usia : 18 tahun
• Pendidikan : SMA
• Pekerjaan : Petugas keamanan sekolah
• MRS : 26 September 2022
ANAMNESIS
KU : Tangan bengkak digigit ular
• 3 jam SMRS (22.30) pasien digigit ular pohon warna hijau di ibu jari tangan kanan. Ular Penyakit Komorbid
berukuran sedang dengan panjang 30 cm. Pasien digigit ular di halaman Masjid di area • DM (-)
tempat kerja ketika pasien sedang piket malam. Dikatakan area belakang masjid
berbatasan dengan sawah dan kebun yang rimbun. • HT (-)
• CHF (-)
• Pasien mengatakan ketika digigit ular dikeluhkan • Pasien sempat di bawa ke klinik
• Penyakit ginjal (-)
nyeri pada ibu jari tangan kanan VAS 6, kebas untuk penanganan awal, luka • Alergi (-)
dirasakan di area gigitan, lalu bengkak (+) dibersihkan dan dilakukan Riwayat Penyakit Keluarga
sampai setinggi lengan bawah tangan kanan imobilisasi pada daerah bekas
(dibawah siku). gigitan ular. Kemudian pasien • Riwayat DM (+) kakek dari pihak ayah
• Mual (-), muntah (-), nyeri perut (-), nyeri otot (-), dibawa ke IGD RSUP Dr. Sarjito • Riwayat HT (+) kakek dari pihak ayah
perdarahan aktif di bekas gigitan (-), mimisan (-), untuk penatalaksanaan lebih lanjut (+) dan ayah
gusi berdarah (-), demam (-), pusing (-),
pandangan kabur (-), lemas badan (-), sesak • Riwayat Hipertiroid (+) ayah
nafas (-), kelemahan anggota gerak (-). BAK 5-6x • Riwayat penyakit ginjal disangkal
sehari, kuning jernih, BAK darah (-), dan BAB
tidak ada keluhan. • Riwayat penyakit jantung disangkal
ANAMNESIS
Riwayat Kebiasaan:
-Pasien makan teratur 3 kali sehari sebelum sakit dan konsumsi air putih +- 1-1,5 L /hari
-Riwayat minum obat-obatan sendiri dan jamu-jamuan disangkal
-Riwayat merokok disangkal
-Riwayat minum minuman beralkohol disangkal

Riwayat Keluarga dan Psikososial


Pasien tinggal sendiri di Yogyakarta selama 1 tahun terakhir karena bekerja. Keluarga pasien tinggal di Purwokerto. Pasien adalah seorang
petugas keamanan sekolah Tidak ada masalah dalam keuangan, sosial, hukum, dan keluarga. Pasien memiliki sifat terbuka, sebelumnya
pasien tidak diketahui memiliki penyakit apapun. Keluarga mendukung penuh proses pengobatan pasien.
PEMERIKSAAN FISIK
U: CM, sedang
D: 121/74 mmHg
Kepala
N: 72 x/menit, reg
R: 20 x/menit Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik
: 36.7 (-/-) Abdomen
po2: 99% RA I : dinding dada lebih tinggi dari dinding
VAS 6 -> 4 (post Leher perut
njeksi ketorolac) A : bising usus (+) 10 x/menit
JVP 5+2 cmH2O, lnn.tidak teraba P : timpani (+)
B: 53Kg P : nyeri tekan -, hepar ttb, lien ttb
B: 171 CM
MI: 18.13 Paru Ekstremitas
Akral hangat, nadi kuat, crt<2dtk, edema
I : Simetris, retraksi (-) ext inferior (-/-)
P : fremitus taktil +/+ simetris
P : sonor +/+
A : Vesikuler +/+, RBB (-/-) , RBK (-/-), Status lokalis
Wheezing (-/-) Tampak luka tertutup perban terfiksasi
digiti 1 (+), udem (+) setinggi
Jantung
antebrachii dekstra, kemerahan (-), nyeri
tekan (+), ptekie di dorsum manus dan
volar
I : Ictus cordis (+) di SIC VI linea midclavicularis
sinistra
P : Ictus cordis (+) teraba di SIC VI linea
midclavicularis sinistra
P : Batas atas: SIC II parasternal sinistra
Batas kanan :SIC II parasternal dextra
Batas kiri : SIC VI linea midclavicularis sinistra
A : S1-S2 tunggal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
26/09/2022 Pemeriksaan 26/09/2022 Satuan Nilai Rujukan
Darah Lengkap : Satuan Nilai Rujukan PPT 11.8(11) 9.4-12.5
01:42
APTT 30.2(31.2) 25.1-36.5
Hemoglobin 15.8 g/dL 14.0 - 18.0 INR 1.08 0.9-1.1
Leukosit 7.2 10^3/µL 4.50 - 11.50 D-dimer 334 <250
Trombosit 204 10^3/µL 150 - 450 Fibrinogen 224 238-498
Albumin 4.9 g/dL 3.97 - 4.94
Hematokrit 46.4 % 40.0 - 54.0
SGOT/AST 16 U/L 10--35
MCV 85.6 fL 80.0 - 94.0 SGPT/ALT 8 U/L 10--35
MCH 29.2 pg 26.0 - 32.0 BUN 13 mg/dL 6-20
Kreatinin 0.91 mg/dL 0.51 - 0.95
Eritrosit 5.42 10^6/µL 4.60 - 6.00
Glukosa Sewaktu 127 mg/dL 74 - 106
Leukosit 7.2 10^3/µL 4.50 - 11.50 Natrium (Na) 140 mmol/L 136 - 145
Netrofil % 59 % 50.0 - 70.0 Kalium (K) 3.6 mmol/L 3.5 - 5.1
Limfosit % 29.7 % 18.0 - 42.0 Klorida (Cl) 103 mmol/L 98 – 107

Monosit % 9.7 % 2.0 - 11.0


Pemeriksaan 26/09/2022 Satuan Nilai Rujukan
Eosinofil % 1.5 % 1.0 - 3.0
HBsAg NR NR
Basofil % 0.1 % 0.0 - 2.0
Neutrofil 4.24 10^3/ul 2.30 – 8.60 Kesan:
- Darah rutin: peningkatan d-dimer dan penurunan
Limfosit 2.14 10^3/ul 1.62 – 5.37 fibrinogen (DIC Score :2 not overt DIC)
Monosit 0.7 10^3/ul 0.16 – 1.00
PEMERIKSAAN PENUNJANG
26/09/2022
Darah Lengkap : Satuan Nilai Rujukan
09:26
Hemoglobin 11 g/dL 14.0 - 18.0
Leukosit 8.2 10^3/µL 4.50 - 11.50
Trombosit 135 10^3/µL 150 - 450
Hematokrit 32.8 % 40.0 - 54.0
MCV 87.5 fL 80.0 - 94.0
MCH 29.3 pg 26.0 - 32.0
Eritrosit 3.75 10^6/µL 4.60 - 6.00
Leukosit 8.2 10^3/µL 4.50 - 11.50
Netrofil % 75 % 50.0 - 70.0
Limfosit % 17.7 % 18.0 - 42.0
Monosit % 6.1 % 2.0 - 11.0
Eosinofil % 1.2 % 1.0 - 3.0
Basofil % 0.0 % 0.0 - 2.0 Kesan:
Neutrofil 6.16 10^3/ul 2.30 – 8.60
- Darah rutin: anemia normositik normokromik,
trombositopenia, limfositopenia dan eosinopenia
Limfosit 1. 45 10^3/ul 1.62 – 5.37
Monosit 0.5 10^3/ul 0.16 – 1.00
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Urin Rutin 26/09/2022 Satuan Nilai Rujukan
pH 6.0 4.5-8
BJ 1.027 1.010-1.030
Kekeruhan Jernih Jernih
Color Kuning pucat Colorless
Urobilinogen Normal Normal
Blood/darah Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Protein Negatif Negatif
pH 6.0 4.5-8
Nitrit Negatif Negatif
LE Negatif Negatif
Kreatinin 200 mg/dL Normal (<50 mg/dL)
Albumin 10 mg/L Normal (< 30 mg/L)
PCR Normal Normal (<150 mg/gCr)
ACR Normal Normal (<30 mg/gCr)
Eritrosit 1.4 /µL <23
Leukosit 7.5 /µL <25 Kesan:
Bakteri 30.7 /µL <125 - Urin rutin: dalam batas normal
Yeast 0.3 /µL <1
Kristal 0.0 /µL <10
FOTO KLINIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG – Rontgen Thorax
di RSUP Dr Sardjito, 26/09/2022
Uraian
Foto toraks, proyeksi AP, posisi supine, asimetris, inspirasi
cukup, kondisi cukup. Hasil:
- Tampak kedua apex pulmo bersih
- Tampak corakan bronchovaskular normal
- Tak tampak pemadatan limfonodi hilus bilateral
- Tak tampak pelebaran pleural space bilateral
- Tampak sinus costophrenicus bilateral lancip
- Tampak hemidiafragma bilateral licin dan tak mendatar
- Cor, CTR = 0.5
- Sistema tulang yang tervisualisasi intak

Kesan
- Pulmo tak tampak kelainan
- Besar cor normal
EKG (26/09/2022)

Frekuensi : 66 x/menit, reguler


Irama : sinus rythm
Aksis : Normo axis
Zona transisi : V2
Interval PR : 0.15
Interval QRS : 0.9
Gel P : normal
Kesimpulan : Normal sinus
rhytm, HR 66x/menit, normo-
axis
PROBLEM

Problem pada pasien:


1. TERAPEUTIK
Snake bite
IDENTIFIKASI TEMUAN BERMAKNA
Tn R,18 tahun
ANAMNESIS Assessment:
KU: Tangan bengkak digigit ular
Riwayat Penyakit Sekarang 1. Snake bite gr IIII suspek
Pasien datang di IGD RSUP Dr. Sardjito dengan keluhan nyeri pada ibu jari tangan kanan VAS 6, kebas dirasakan di area
gigitan, lalu bengkak (+) sampai setinggi lengan bawah tangan kanan (dibawah siku). Mual (-), muntah (-), nyeri ulu hati (-), hematotoxin
perdarahan aktif di bekas gigitan (-), mimisan (-), gusi berdarah (-), demam (-), pusing (-), pandangan kabur (-), lemas badan
(-), sesak nafas (-), kelemahan anggota gerak (-). BAK dan BAB dalam batas normal

PEMERIKSAAN FISIK Kepala: konjungtiva pucat (-), sklera ikterik (-)


Leher: JVP 5+2 cmH2O, lnn.ttb
• KU: CM, Thorax:
sedang • VAS 6 -> 4 I : Retraksi (-/-), ketinggalan gerak (-)
• TD: 121/74 (post injeksi P : fremitus taktil (+/+)
mmHg ketorolac) P : sonor +/ +
• N: 72 x/menit, A : Vesikuler +/+, RBB (-/-), RBK (-/-) wheezing (-/-)
reg • BB: 53Kg Abdomen: supell, NTE (-), BU 12 kpm, NT (-)
• RR: 20 x/menit • TB: 171 CM Ekstremitas: edem -/-, WPK <2s, hangat, kering
• T: 36.7 • BMI: 18.13 Status lokalis : Tampak luka tertutup perban terfiksasi digiti 1 (+), udem (+)
• setinggi antebrachii dekstra, kemerahan (-), nyeri tekan (+), ptekie di dorsum
Spo2: 99% RA
manus dan volar
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Lab 26/09/2022 RSS Sardjito
• Ddimer 334 (<250)
• Fibrinogen 224 (238-498)
• DIC Score :2 not overt DIC
TERAPI PLAN
• Diet TKTP • Rawat bangsal nonintensive nonisolasi
• Infus NaCl 0.9% 20 tpm • Cukupi kebutuhan cairan 30cc/kgbb/24jam
• Monitor KU, VS, UOP, tanda perdarahan
• SABU 10 vial dalam NaCl 0.9%
• Cek urin rutin di bangsal
500cc (40 tpm)
• PO cefadroksil 500mg/12 jam
• Inj ketorolac 1A/8 jam (KP nyeri)

STASE TERKAIT

• Tropmed
• HOM
FOLLOW UP BANGSAL
CARE PLAN

KEBUTUHAN PASIEN DAN


No. MASALAH RENCANA
TUJUAN TERUKUR
1. Snake bite gr II • Memberikan antibody antivenom • Imobilisasi
• Nyeri teratasi • Pemberian SABU
• Tidak didapatkan komplikasi toxin • Pemberian analgetik
• Mengawasi KU, VS, dan tanda perdarahan
• Pemberian antivenom terlaksana • Evaluasi DIC score/ hari atau sesuai klinis
• VAS <2 • Awasi tanda alergi SABU
• Perdarahan (-), diastase dalam batas
normal
26/09/22 27/09/22 28/09/22 Plan 26/09/22
• Cukupi kebutuhan cairan 30cc/kgBB/24jam
• Monitor KU, VS, UOP, tanda perdarahan
• Cek urinalisis
• Melanjutkan SABU 5 vial dalam Nacl 0.9% 500cc (40 tpm) (Total
10 vial)
• Inj. Methylprednisolon 20 mg/8jam
• Evaluasi DIC score setiap hari

Plan 27/09/22
• Melanjutkan SABU 5 vial dalam Nacl 0.9% 500cc (40 tpm) ((Total
15 vial)
• Inj Lovenox 0.6 cc/ 24 jam
• Ibuprofen 3x400mg PO
• Amoxicilin cap 500mg/8jam PO
ASSESSMENT : Bengkak (+) Bengkak (+) Bengkak • Evaluasi score setiap hari
nyeri (+) pada bertambah berkurang
1. Snake bite gr II - IIII suspek luka gigitan nyeri (+) pada nyeri pada luka
hematotoxin Kesemutan (+) luka gigitan gigitan (-) Plan 28/09/22
perdarahan (-) berkurang Kesemutan (-) • Evaluasi DIC score setiap hari
mual (-) Kesemutan (+) berkurang
muntah (-) berkurang perdarahan (-) Terapi:
nyeri kepala (-) perdarahan (-) mual (-)
mual (-) muntah (-) •Diet TKTP
muntah (-) nyeri kepala (-)
•Inf NaCl 0.9% 20 tpm
nyeri kepala (-)
•SABU 5 Vial dalam Nacl 0.9% 500cc (40 tpm)
•Inj Ketorolac 1 A/8jam (KP nyeri)
VAS: 4-5 VAS: 2-3 VAS: 0-1 •Cefadroxil caps 500mg/12 jam (TAP)  Amoxicilin cap
DIC score: 2 DIC score: 5 DIC Score 3 500mg/8jam PO
•Inj. Methylprednisolon 20 mg/8jam
Bengkak Bengkak Bengkak
setentang 37 setentang 53 setentang 46.5 • Inj Lovenox 0.6 cc/ 24 jam
cm dari ibu jari cm dari ibu jari cm dari ibu jari • Ibuprofen 3x400mg PO
tangan kiri tangan kiri tangan kiri
Pemeriksaan Penunjang – Laboratorium
RSUP Dr. Sardjito (26/09/2022)
Urin Rutin 26/09/2022 Satuan Nilai Rujukan
pH 6.0 4.5-8
BJ 1.027 1.010-1.030
Kekeruhan Jernih Jernih
Color Kuning pucat Colorless
Urobilinogen Normal Normal
Blood/darah Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Protein Negatif Negatif
pH 6.0 4.5-8
Nitrit Negatif Negatif
LE Negatif Negatif
Kreatinin 200 mg/dL Normal (<50 mg/dL)
Albumin 10 mg/L Normal (< 30 mg/L)
PCR Normal Normal (<150 mg/gCr)
ACR Normal Normal (<30 mg/gCr)
Eritrosit 1.4 /µL <23
Leukosit 7.5 /µL <25 Kesan:
Bakteri 30.7 /µL <125 - Urin rutin: peningkatan kreatinin dan albumin
Yeast 0.3 /µL <1
Kristal 0.0 /µL <10
Pemeriksaan Penunjang – Laboratorium
RSUP Dr. Sardjito (27/09/2022 – 28/09/2022)
Nama 26/09/22 26/09/22 27/09/22 28/09/22 Satuan Nilai
Pemeriksaa (01.42) (09.26) Rujuka
n n
Nama 26/09/22 26/09/22 27/09/22 28/09/22 Satua Nilai
Pemeriksaa (01.42) (09.26) n Rujukan
n
Hemoglobin 15.8 11 8.1 12.8 g/dL 13.0 -
18.0

Netrofil % 59 75 67.6 81.4 % 50.0 -


Leukosit 7.2 8.2 4 15.1 10^3/ 4.50 -
70.0
µL 11.50

Trombosit 204 135 98 181 x10^3/ 150 - Limfosit % 29.7 17.7 22.1 10.5 % 18.0 -
µL 450 42.0

Hematokrit 46.4 32.8 25.1 38 % 40.0 -


Monosit % 9.7 6.1 8 7.9 % 2.0 - 11.0
54.0

MCV 85.6 87.5 90 87 fL 80.0 -


94.0 Eosinofil % 1.5 1.2 2.3 0.1 % 1.0 - 3.0

MCH 29.2 33.5 29 29.3 pg 26.0 -


32.0
Basofil % 0.1 0 0 0 % 0.0 - 2.0

Eritrosit 5.42 3.75 2.79 4.37 10^6/ 4.60 -


µL 6.00
Pemeriksaan Penunjang – Laboratorium
RSUP Dr. Sardjito (26/09/2022 – 28/09/22)
Evaluasi Hb - Trombosit
250

200 204
181

150
135 Hb

• SABU 5 vial (total 15


AT
100 • SABU 5 vial • SABU 5 vial (total 10 98
(total 5 vial) vial) vial)
• Inj. MP 20mg/8jam • Inj. MP 20mg/8jam
• Inj Lovenox 0.6 cc/24
jam
50 • Ibuprofen 3x400mg

15.8 11 12.8
0
8.1
26/09/22 (01.42) 26/09/22 (09.26) 27/09/22 28/09/22
Pemeriksaan Penunjang – Laboratorium
RSUP Dr. Sardjito (26/09/2022 – 28/09/2022)
NILAI
HEMOSTASIS SATUAN RUJUKAN
26/09/22 27/09/22 28/09/22

PT 11.8 17.4 11.5 Detik 9.4 – 12.5


11 11
PT (Kontrol) 11 Detik

APTT 30.2 42.8 27.9 Detik 25.1 – 36.5

APTT (Kontrol) 31.2 31.2 31.2 detik

INR 1.08 1.59 1.05 0.9 – 1.1

D-Dimer 334 656 1258 Ng/mL DDU <250

Fibrinogen 224 111 224 mg/DL 238 - 498


Stase Tropmed
JENIS-JENIS ULAR BERBISA (PAPDI, 2014)
4 Famili utama:
1. Famili Colubridae: ular pohon
2. Famili Elapidae: ular weling, ular welang, ular sendok, ular
anang, ular kobra, dan ular laut
3. Famili Viperidae – gigi taring di bagian atas depan geraham,
besar, dan melengkung ke arah tenggorokan : ular tanah, ular
hijau
4. Famili Atractaspididae: ular stiletto, viper

Laki-laki 18 tahun, digigit ular pohon warna hijau di ibu jari tangan kanan. Ular berukuran sedang
dengan panjang 30 cm.
JENIS ULAR BERBISA BERDASARKAN DAMPAK
(PAPDI, 2014)
• Hematotoksik: ular hijau, ular tanah
• Bisa ular viperidae  perdarahan spontan dan kerusakan endotel

• Neurotoksik: ular welang, ular sendok, ular kobra, ular laut


• Neurotoksin fofolipase A2 mencegah pelepasan asetilkolin
KOMPOSISI, SIFAT, DAN MEKANISME KERJA BISA ULAR
(PAPDI, 2014)
• Bisa ular (venom) : 90% protein, polipeptida non-enzimatik, dan protein non toksik.
• Enzim ecarin, glikoprotein serine protease  prokoagulan  aktivasi protrombin
• Histamin dan 5-hidroksitriptamin  rasa nyeri
• Fosfolipase A  neurotoksik presinaptik, rhabdomyolisis, dan kerusakan endotel vaskuler.
• Dampak: neurotoksik, hemoragik, trombogenik, hemolitik, sitotoksik, antifbrin, antikoagulan, kardiotoksik, dan gangguan
vaskular
GAMBARAN KLINIS (PAPDI, 2014)
1. Lokal: (30 menit – 24 jam): edema, nyeri tekan, ekimosis
2. Sistemik: hipotensi, mual, muntah, kelemahan otot, nyeri kepala, hipersalivasi, pandangan kabur
3. Gejala Khusus
• Hematotoksik: perdarahan, DIC
• Neurotoksik: hipertonik, fasikulasi, paresis, paralisis, kejang, koma
• Kardiotoksik
• Sindrom kompartemen: 5P (pain, pallor, paresthesia, paralysis, pulselesness)

Pasien mengatakan ketika digigit ular dikeluhkan nyeri pada ibu jari tangan kanan VAS 6, kebas
dirasakan di area gigitan, lalu bengkak (+) sampai setinggi lengan bawah tangan kanan
(dibawah siku).
GIGITAN VIPERIDAE
• Efek lokal: 15 menit-jam: bengkak, nyeri, menyebar
• Efek sistemik: 5 menit-jam: muntah, perdarahan
• Beberapa hari: memar, melepuh, kerusakan jaringan, ginjal, edema
paru, hipotensi, takikardi
• Keracunan berat; pembengkakan dalam waktu 2 jam disertai
perdarahan hebat

Pasien digigit oleh ular berwarna hijau


MEKANISME KERJA
BISA ULAR YANG
BERSIFAT
PROKOAGULAN
(PAPDI, 2014)
• Aktivasi factors V, X, prothrombin dan
factor pembekuan lain.
• Stimulasi pembentukan fibrin
• “consumption coagulopathy”
Klasifikasi
Envenomasi
TATALAKSANA
• Tujuan:
1. Menghalangi/memperlambat absorbsi bisa ular
2. Menetralkan bias ular yang sudah masuk ke dalam sirkulasi darah
3. Mengatasi efek lokal dan sistemik
Tatalaksana awal sebelum ke Rumah Sakit
• Penderita diistirahatkan dalam posisi horizontal terhadap luka gigitan
• Jangan memanipulasi daerah gigitan
• Penderita dilarang berjalan
• Apabila gejala timbul secara cepat dan belum tersedia antivenin, ikat daerah proksimal dan distal dari gigitan dengan tujuan
untuk menahan aliran limfe bukan untuk menahan aliran vena atau arteri
Antivenom /Serum Anti Bisa Ular (SABU)
Ada dua metode pemberian antivenom yang direkomendasikan
(Warrell 2010):
1. Injeksi “push” intravena: Antivenom diberikan secara injeksi
intravena lambat (tidak lebih dari 2 mL/menit).
2. Infus intravena: Antivenom dilarutkan sekitar 5-10 mL cairan
isotonik per kg berat badan (seperti 250-500 mL saline
isotonik atau dekstrosa 5% pada orang dewasa) dan diinfus
dengan kecepatan konstan diatas sekitar 1 jam.

Di Indonesia antivenom polivalen (Calloselasma


rhodostoma, B fasciatus, N sputatrix) yang
diproduksi oleh Bio Farma dengan sediaan
ampul 5 mL
Pedoman terapi SABU menurut Luck (Depkes,
2001) dan WHO SEARO

• Pantau keseimbangan cairan dan elektrolit


• Ulangi pemeriksaan darah 3 jam setelah pemberian
SABU
• Jika koagulopati tidak membaik: ulangi SABU, evaluasi
ulang 1 dan 3 jam berikutnya
• Jika koagulopati membaik: pemantauan dilanjutkan 2x24
jam. Untuk gigitan viperidae tidak boleh menjalani operasi
minimal hingga 2 minggu setelah gigitan.
TERAPI SUPORTIF
• Gangguan neurotoksik: Neostigmin 10 mg iv selama 3-4 menit
• Gangguan koagulasi berat: ulangi SABU sesuai kadar envenomasi dalam 1-2 jam
• Bila terjadi infeksi bacterial beri 1 dosis Gentamisin atau Kloramfenicol bersamaan dengan 1 booster dosis anti tetanus. Jika
luka haru dioperasi, untuk menghindar infeksi bacterial beri amoksisilin atau sefalosporin ditambah dengan gentamisin dan
metronidazole
• Sindrom kompartemen: fasciotomi
• Perdarahan: tranfusi komponen darah, vitamin K
• Hipotensi: infus kristaloid
Terapi profilaksis
• Pemberian antibiotika spektrum luas. Kuman yang banyak dijumpai adalah P. Aeroginosa, Proteus sp, Clostridium sp, B.
fragilis
• Berikan tetanus toksoid
• Pemberian serum anti tetanus sesuai indikasi
Evaluasi respon antivenom
1. Umum: pasien mengalami perbaikan. Nausea, sakit kepala dan nyeri menyeluruh berkurang secara cepat.
2. Perdarahan sistemik spontan: biasanya berhenti dalam 15-30 menit.
3. Koagulabilitas darah: biasanya kembali normal dalam 3-9 jam. Perdarahan dari luka baru dan lama biasanya berhenti
lebih cepat.
4. Syok: tekanan darah meningkat dalam 30-60 menit pertama dan aritmia mengalami perbaikan.
5. Envenomasi neurotoksik pada tipe post-sinaptik (tipe kobra) dapat dijumpai perbaikan dalam 30 menit setelah antivenom,
tetapi biasanya membutuhkan beberapa jam. Envenomasi dengan toksin presinaptik (krait dan ular laut) tidak berespons.
6. Hemolisis dan rhabdomiolisis aktif dapat berhenti dalam beberapa jam dan urine kembali menjadi warna normal.
Sintesa Stase
Anamnesis Pemeriksaan Penunjang
3 jam SMRS (22.30) pasien digigit ular pohon warna hijau di ibu jari tangan kanan. Ular
berukuran sedang dengan panjang 30 cm. Pasien mengatakan ketika digigit ular
dikeluhkan nyeri pada ibu jari tangan kanan VAS 6, kebas dirasakan di area gigitan,
Evaluasi Hb - Trombosit
lalu bengkak (+) sampai setinggi lengan bawah tangan kanan (dibawah siku). 250

Pemeriksaan Fisik
VAS 6 200 204
Status lokalis 181
Tampak luka tertutup plester terfiksasi digiti 1 (+), udem (+) setinggi antebrachii
dekstra, kemerahan (-), nyeri tekan (+). 150
135
H
100 98• SABU 5 vial (total b
ASESMEN • SABU 5
• SABU 5 vial
15 vial)
vial (total 5 (total 10 vial)
Snake Bite Grade III suspek hematotoksin vial) • Inj. MP • Inj. MP 20mg/8jam
• Inj Lovenox 0.6
50 20mg/8jam cc/24 jam

15.8 11 8.1 12.8


Plan 0
• Monitor KU, VS, UOP, tanda perdarahan 26/09/22 26/09/22 27/09/22 28/09/22
(01.42) (09.26)
• Evaluasi DR, diastase, DIC score setiap hari
• Pemberian terapi supportif
Stase HOM
SINTESA STASE
Sdr R, 18 tahun
Digigit ular di jempol tangan kanan 3 jam SMRS  bengkak pada jari, tangan, sampai
dengan lengan bawah. Mimisan/ batuk darah/ gusi berdarah/ BAB hitam/ BAK darah/
perdarahan spontan lain (-).
Problem Pasien :
1. Snake Bite Grade III suspek Hematotoksik

Plan dan Terapi:


Ext: Edema non pitting pada manus dextra s/d antebrachia dextra, eritema (-) teraba
Evaluasi DLO dan DIC score/24 jam
hangat (+) nyeri (+) VAS 6  membaik dengan Inj Ketorolac
Monitor klinis perdarahan
Terapi SABU sesuai klinis

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hb 15,8  8,1  12,4


AT 204  98  181
PT 11.8  17.4  11.5
APTT 30.2  42.8  27.9
D Dimer 334  656  1258
Fibrinogen 224  111  224
DIC Score 253

Anda mungkin juga menyukai