Anda di halaman 1dari 20

TERAPI DIET PADA LUKA BAKAR

Tim ICU
Definisi

• Luka bakar adalah luka pada kulit yang


disebabkan oleh panas baik dari aliran
listrik, api, air panas, zat-zat radio aktif,
zat kimia dll
Klasifikasi
• Berdasarkan dalamnya luka bakar
diklasifikasikan sbb :
– Luka bakar derajat I : hanya mengenai lapisan
permukaan kulit atau epidermis saja
– Luka bakar derajat II : mengenai sebagaian tebal
kulit yaitu pidermis dan korium
– Luka bakar derajat III : mengenai seluruh tebal
kulit, kadang-kadang mengenai pula
jaringan lemak, otot atau tulang
Berdasarkan luas luka bakar
(dewasa)

Kepala 9 %
Dada + perut 18 %
Ekstremitas atas 18 %
Punggung dan bokong 18 %
Ekstremitas bawah kanan 18 %
Ekstremitas bawah kiri 1 %
Luas luka bakar (anak)
Bayi 1 – 5 tahun 6 – 12 tahun
Kepala 21 % 19 % 15 %
Tangan 9,5 % 9,5 % Ki/ka 9,5 %
Badan 16 % 16 % Depan/belakang
16%
Kaki Depan + belakang Ki/ka 15 % Ki/ka 17 %
masing-masing
14 %
Konsekwensi luka bakar
• Kehilangan panas, cairan dan bahan-bahan
yang terlarut di dalam cairan
• Meningkatnya kemugkinan mikroorganisme
untuk memasuki jaringan adipos
Perubahan metabolik yang terjadi pada
penderita luka bakar
1. Kehilangan volume plasma yg harus digantikan oleh
cairan dan elektrolit
2. Ketidakseimbangan homeostatis
3. Perubahan-perubahan hormonal :
― Meningkatnya produksi katekolamine yang berpengaruh
terhadap sistem syaraf dan sistem cardiovaskuler, metabolik
rate, suhu tubuh dan jaringan lunak
― Meningkatnya produksi glukokortikoid yg akan berpengaruh
terhadap perubahan metabolisme Karbohidrat dan protein
― Meningkatnya glukagon yg mengakibatkan peningkatan
katabolisme dan hiperglikemia
4. Perubahan biokimia
- Meningkarnya glukoneogenesis, proteolisis & ureagenesis
- Menurunnya lipolisis & penggunaan keton bodi
5. Perubahan imunologi
- Terjadinya infeksi yg merupakan penyebab kematian dan
kesakitan
- Hilangnya jaringan kulit sebagai pelindung infeksi dan
kehilangan zat-zat gizi
- Infeksi akan menyebabkan kemungkinan malnutrisi
6. Perubahan kebutuhan gizi
- Meningkatkannya penggunaan simpanan tubuh karena
adanya hipermetabolik, hiperkatabolik, mengkatnya
kebutuhan zat gizi, terutama protein, Vit A,Vit C, Zn
- Meningkatnya kehilangan zat gizi melalui urin
CAIRAN DAN ELEKTROLIT
 Terjadinya kehilangan volume sirkulasi akibat
hilangnya volume plasma ke rongga interstitial
dan jaringan cedera luka bakar, yang dapat
menyebabkan burn edema dan merupakan
penyebab utama burn shock.
 24-48 jam pertama setelah cedera luka bakar,
manajemen luka bakar ditujukan untuk
penggantian cairan dan elektrolit.
 Setengah dari volume cairan yang dibutuhkan
selama 24 jam diberikan pada 8 jam pertama.
Lanjutan . . . .
• Kebutuhan cairan dihitung berdasarkan usia,
berat badan, dan luas luka bakar.
• Kehilangan cairan per hari diperkirakan :

2,0 – 3,1 ml / kg BB x 24 jam x (% luka bakar)


Kebutuhan Energi

1. Rumus Curreri (untuk anak > 3 tahun dan


dewasa :
(25 x BB) + (40 x % luas luka bakar)
ket : BB = Berat badan biasa
2. Cara praktis : 40-60 kkal/kgBB/hari.
Harris Benedict Equation
• Harris Benedict : BEE x Aktifitas x Faktor Injury
• Kebutuhan Energi Basal = Basal Energy Expenditure
(BEE)
Pria : 66,47 + (13,75 x BB) + (5 x TB) – (6,76 x
umur)
Wanita : 655,1 + (9,56 x BB) + (1,85 x TB) – (4,67 x
umur)
• Faktor stress (Bassey, 1996)
⁻ Luka Bakar 20-29% = 1,50 – 1,69
⁻ Luka Bakar 30-39% = 1,70 – 1,84
⁻ Luka Bakar 40-49% = 1,85 – 1,99
⁻ Luka Bakar 50-60% = 2,0
Kebutuhan Protein
• Kebutuhan protein pasein luka bakar
meningkat karena adanya kehilangan protein
melalui urin dan luka, proses glukoneogenesis,
serta proses penyembuhan luka bakar.
• Dianjurkan pemberian protein yang bernilai
biologis tinggi.
• Kebutuhan protein = 20-25% total kalori.
• Pada anak = 2,5-3 gr / kgBB/hari.
• Menurut Rumus Davies dan Lilijedahl :

- Dewasa (18th) :
(1gr x kgBBI) x (3gr x % total luas luka bakar)
- Anak-anak (1th) :
(kebutuhan protein menurut umur x kgBBI) +
(3gr x total luas luka bakar)
Kebutuhan Karbohidrat
• Karbohidrat merupakan sumber energi utama
pada pasien luka bakar, supaya protein tidak
digunakan.
• Namun pemberian karbohidrat perlu dibatasi
maksimum 7 mg/kg/menit, selebihnya glukosa
tidak dioksidasi melainkan diubah menjadi
lemak.
Kebutuhan Lemak
• Lemak dapat diberikan mulai dari 12-15% total
kalori.
• Pemberian lemak rantai cabang (MCT) secara
teoritis lebih mudah teroksidasi sehingga
dapat meningkatkan sintesis protein oleh hati
dan mengurangi katabolisme protein serta
memenuhi kebutuhan energi.
Kebutuhan vitamin dan mineral
• Vitamin C mempengaruhi sintesis jaringan
kolagen dan meningkatkan fungsi imun serta
untuk proses penyembuhan luka. Dosis yang
dianjurkan : 2 x 500 mg/hari.
• Vitamin A juga diperluka untuk fungsi imun
dan epitelisasi. Rekomendasi Vit A 5000
IU/1000 kalori zat gizi makan enteral.
• Pasien luka bakar sering mengalami
hiponatremia, hipokaliemia, dan hipokalsemia
(pada luka bakar lebih dari 30%).
• Hipofospatemia sering terjadi pada pasien
luka bakar berat terutama yang mendapat
infus glukosa dan mendapat pengobatan
antasid untuk pencegahan stress ulcer.
• Untuk mencegah iritasi lambung perlu
diberikan suplementasi fosfor dan
magnesium/parenteral.
• Seplementasi Zink Sulfat 220 mg/hari
dianjurkan karena Zink merupakan kofaktor
energi dan sistesi protein.
Metode Pemberian Makanan
 Tergantung dari kemampuan individu pasien.
 Umumnya pasien luka bakar < 20% dapat
menerima makanan dalam diet makanan biasa
tinggi energi dan tinggi protein.
 Pemeberian extra makanan berupa puding,
susu, dll dapat membantu meningkatkan
asupan makanan pasien.
 TPN diberikan pada pasien luka bakar dengan
persisten ileus (peristaltik usu hilang atau
koordinasi yang kurang efektif).
 Pemberian makanan enteral dini (4-12 jam
setelah masuk rumah sakit) terbukti berhasil
menurunkan respon hiperkatabolisme,
mengurangi pelepasan katekolamin dan
glukagon, mengurangi kehilangan berat badan
serta memperpendek masa inap di RS.

Anda mungkin juga menyukai