Anda di halaman 1dari 21

KELOMPOK

4
Kelompok
4
1. Deni Novriyanto (PO7120321069)
2. Ronald Alfazio (PO7120321054)
3. Annisa Afrizaliyanti (PO7120321067)
4. Nurtiana (PO7120321046)
5. Triana Purnama Sari
(PO7120321060)

Kelas: TK 2b
Mata kuliah : Keperawatan Medikal Bedah I (KMB
I) Dosen Pengampu : Ns. Sapondra Wijaya,
M.Kep
Penyakit paru obstruksi
kronis
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan penyakit yang dapat
dicegah dan diobati, ditandai oleh keterbatasan aliran udara persisten,
bersifat progresif, dan disertai dengan respons inflamasi kronik pada saluran
napas paru akibat gas atau partikel berbahaya. Eksaserbasi dan komorbid
berkontribusi terhadap perburukan penyakit. Penyakit paru obstruktif kronik
merupakan proses inflamasi paru kronik, termasuk bronkitis kronis dengan
fibrosis disertai obstruksi saluran napas kecil, dan emfisema dengan
pelebaran rongga udara disertai destruksi parenkim paru, penurunan
elastisitas paru, dan obstruksi saluran napas kecil (Suradi et al., 2015).
Lanjutan...

Secara definisi Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) adalah penyakit pernafasan
yang bersifat kronis progresif. PPOK merupakan permasalahan global yang terjadi di
masyarakat hingga sekarang yang disebabkan oleh karena angka kejadian serta
angka kematian yang terus meningkat dari tahun ke tahun di seluruh dunia.1 PPOK
saat ini berada di urutan ke empat penyebab kematian terbanyak di dunia setelah
penyakit jantung, kanker, serta penyakit serebrovaskular, dan memiliki potensi
untuk naik ke urutan ke tiga terbanyak pada tahun 2020 pada pria maupun
wanita.2 Pada tahun 2012 angka kematian yang disebabkan PPOK mencapai 3 juta
jiwa atau secara proporsi sekitar 6% dari angka seluruh kematian dunia.
Etiologi
Merokok merupakan resiko utama terjadinya Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK).
Sejumlah zat iritan yang ada didalam rokok menstimulasi produksi mukus
berlebih, batuk, merusak fungsi silia, menyebabkan inflamasi, serta kerusakan
bronkiolus dan dinding alveolus.
1.Kebiasaan Merokok
2.Usia
3.Paparan Pekerjaan
4.Polusi udara
5.Infeksi berulang saluran respirasi
6.Kepekaan jalan nafas dan PPOK
Patofisiologi
1.Bronkitis kronis
Bronkitis obstruksi kronis merupakan akibat dari inflamasi bronkus, yang merangsang peningkatan produksi
mukus, batuk kronis, dan kemungkinan terjadi luka pada lapisan bronkus.
2. Emfisima
Emfisema adalah gangguan yang berupa terjadinya kerusakan pada dinding alveolus. Kerusakan tersebuat
menyebabkan ruang udara terdistensi secara permanen. Akibatnya aliran udara akan terhambat, tetapi bukan
karena produksi mukus yang berlebih seperti bronchitis kronis.
Diagnosis
1. Anamnesis
·Batuk yang sudah berlangsung sejak lama dan berulang, dapat dengan produksi sputum pada awalnya sedikit
dan berwarna putih kemudian menjadi banyak dan kuning keruh.
·Adanya riwayat merokok atau dalam lingkungan perokok, riwayat paparan zat iritan dalam jumlah yang cukup
banyak dan bermakna.
·Riwayat penyakit emfisema pada keluarga, terdapat faktor predisposisi pada masa kecil, misalnya berat badan
lahir rendah (BBLR), infeksi saluran pernafasan berulang, lingkungan dengan asap rokok dan polusi udara.
·Sesak napas yang semakin lama semakin memberat terutama saat melakukan aktivitas berat (terengah-engah),
sesak berlangsung lama, hingga sesak yang tidak pernah hilang sama sekali dengan atau tanpa bunyi mengi.
Diagnosis
2.Pemeriksaan fisik
>Inspeksi
>Palpasi Pada palpasi dada didapatkan vokal fremitus melemah dan sela
iga melebar. Terutama dijumpai pada pasien dengan emfisema dominan.
>Perkusi Hipersonor akibat peningkatan jumlah udara yang terperangkap,
batas jantung mengecil, letak diafragma rendah, hepar terdorong ke
bawah terutama pada emfisema.
>Auskultasi Suara nafas vesikuler normal atau melemah, terdapat ronki
dan atau mengi pada waktu bernafas biasa atau pada ekspirasi paksa,
ekspirasi memanjang, bunyi jantung terdengar jauh.
Diagnosis
3. Pemeriksaan Penunjang
•Uji Faal Paru dengan Spirometri
dan Bronkodilator (post-
bronchodilator)
• Foto Torak PA dan Lateral
• Analisa Gas Darah (AGD)
• Analisa Gas Darah (AGD)
• Pemeriksaan sputum
• Pemeriksaan Darah rutin
• Pemeriksaan penunjang lainnya
Seperti EKG
Komplikasi
1. Infeksi saluran nafas
Biasanya muncul pada pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK). Hal tersebut sebagai akibat terganggunya mekanisme
pertahanan normal paru dan penurunan imunitas. Oleh karena
status pernafasan sudah terganggu, infeksi biasanya akan
mengakibatkan gagal nafas akut dan harus segera mendapatkan
perawatan di rumah sakit (Black, 2014).
Komplikasi
2. Pneumothoraks Spontan
Pneumothoraks spontan dapat terjadi akibat pecahnya belb (kantong udara dalam alveoli) pada
penderita emfisema. Pecahnya belb itu dapat menyebabkan pneumothoraks tertutup dan
membutuhkan pemasangan selang dada (chest tube) untuk membantu paru mengembang
kembali (Black, 20014).
Komplikasi
3. Dypsnea

Seperti asma, bronchitis obstruktif kronis, dan emfisema dapat memburuk pada
malam hari. Pasien sering mengeluh sesak nafas yang bahkan muncul saat tidur (one
set dyspnea) dan mengakibatkan pasien sering terbangun dan susah tidur kembali di
waktu dini hari. Selama tidur terjadi penurunan tonus otot pernafasan sehingga
menyebabkan hipoventilasi dan resistensi jalan nafas meningkat, dan akhirnya pasien
menjadi hipoksemia (Black, 2014).
Pengobatan
1. Membersihkan sekret bronkus
2. Bronkodilator
3. Mendorong olahraga
4. Meningkatkan kesehatan secara
umum
5. Diet (Makanan)
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
ØTinggalkan kebiasaan merokok segera
ØHindari faktor-faktor yang bisa menurunkan daya tahan
tubuh, terutama untuk penderita yang sudah berusia lanjut.
ØHindari faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya infeksi.
Asuhan Keperawatan
1.Pengkajian
a. Identitas klien
Meliputi : nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, suku, bangsa, pendidikan, pekerjaan, tanggal
masuk rumah sakit, diagnosa medis, nomor registrasi.
b. Keluhan utama
Biasanya pasien PPOK mengeluh sesak nafas dan batuk yang disertai sputum.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya pasien PPOK mengeluhkansesak napas, kelemahan fisik,batuk yang disertai dengan
adanya sputum.
d. Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya ada riwayat paparan gas berbahaya seperti merokok, polusi udara, gas hasil pembakaran dan
mempunyai riwayat penyakit seperti asma (Ikawati 2016).
e. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya ditemukan ada anggota keluarga yang mempunyai riwayat alergi (asma) karna asma
merupakan salah satu penyebab dari PPOK.
2. Diagnosa
keperawatan
Diagnosa yang biasa ditemukan pada pasien dengan PPOK menurut NANDA
(2015) adalah sebagai berikut :
a.Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus berlebihan,
batuk yang tidak efektif
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ventilasi-perfusi
c.Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan otot
pernafasan, penggunaan otot bantu pernafasan
d.Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan suplai O2 ke sel
dan jaringan kurang
Lanjutan...

e. Ketidakseimbangan nutrisi berhubungan dengan kurang asupan makanan


f.Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
g.Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan kerja siliaris
h.Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian i. Defisiensi pengetahuan
berhubungan dengan kurang pajanan
3. Rencana
Keperawatan
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus berlebihan, batuk
yang tidak efektif
NOC:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapakan manajemen diri : penyakit
paru obstruktif kronis dengan kriteria hasil :
a)Secara konsisten menunjukkan menerima diagnosis
b) Secara konsisten mencari informasi tentang cara mecegah komplikasi
c)Secara konsisten menunjukkan menjalankan aturan pengobatan sesuai resep
d)Secara konsisten menunjukkan berpartisipasi dalam aturan berhenti merokok
e)Secara konsisten menunjukkan memantau perburukan gejala
Lanjutan... NIC
Manajemen Asam Basa :
a) Pertahankan kepatenan jalan nafas
b) Posisikan klien untuk mendapatkan ventilasi yang adekuat
c)Monitor kecenderungan pH arteri, PaCO2 dan HCO3 dalam rangka
mempertimbangkan jenis ketidakseimbangan yang terjadi ( misalnya, respiratorik atau
metabolic) dan kompensasi mekanisme fisiologis yang terjadi (misalnya, kompensasi
paru atau ginjal dan penyangga fisiologis)
d)Pertahankan pemeriksaan pH arteri dan plasma elektrolit untuk membuat
perencanan perawatan yang akurat
e) Monitor gas darah arteri, level serum serta urin elektrolit jika diperlukan
f) Monitor pola pernafasan
g) Monitor penentuan pengangkutan oksigen ke jarinagn (misalnya rendahnya PaO2)
h)Monitor intake dan output i) Monitor status hemodinamik, meliputilevel CVP, MAP,
PAP dan PCWP jika tersedia Terapi oksigen
Penutup
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah sekelompok penyakit paru-paru yang memblokir aliran udara
napas Anda dan membuat Anda semakin sulit untuk bernapas. Emfisema dan asma bronkitis kronis
adalah dua kondisi utama yang membentuk PPOK. Dalam semua kasus, kerusakan pada saluran udara
Anda akhirnya mengganggu pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam paru-paru Anda.
PPOK adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia. Kebanyakan PPOK disebabkan oleh merokok
dalam jangka panjang dan dapat dicegah dengan tidak merokok. Kerusakan paru-paru ini tidak dapat
disembuhkan, sehingga pengobatan berfokus pada pengendalian gejala dan meminimalkan kerusakan lebih
lanjut. Keterbatasan aliran udara hanya sedikit dapat dibantu dengan bronkodilator.
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai