Anda di halaman 1dari 42

ASUHAN KEPERAWATAN

LEUKIMIA DAN
HEMOFILIA PADA ANAK
DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :

1. YOAN CORNIUSELLA DEWI (202001054)


2. SHELLY DWI ARIZKY (202001055)
3. AFIKA FEBIANA (202001056)
4. ENI MAKRUFAH (202001082)
5. SIGIT TRIO PANGESTU (202001089)

Dosen Pembimbing :TRI PENI.,S.KEP.NS.,M.KES


DEFINISI LEUKIMIA
Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat
sel darah berupa proliferasi patologis sel
hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya
kegagalan sum-sum tulang dalam membetuk sel
darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan
tubuh yang lain. (Arief Mansjoer, dkk, 2001 :495)
 
ETIOLOGI

Penyebab yang pasti belum ● Radiasi.


diketahui, akan tetapi terdapat factor ● Obat-obat imunosupresif, obat-obat
predisposisi yang menyebabkan kardiogenik seperti diethylstilbestrol.
terjadinya leukia, yaitu : ● Factor herediter, misalnya pada kembar
● Factor genetic : virus tertentu monozigot.
menyebabkan terjadinya ● Kelainan kromosom, misalnya pada
perubahan struktur gen (Tcell down sindrom.
Leukimia – Lhymphoma
Virus/HLTV).
MANIFESTASI
Gejala klinis yang KLINIS
khas adalah pucat, panas, dan
perdarahan disertai splenomegaly dan kadang-kadang
hepatomegaly, serta limfadenopati. Perdarahan berupa
ekimosis, peteki, epistaksis, dan perdarahan gusi.
Gejlaa yang tidak khas adalah sakit sendi atau sakit
tulang. Gejala lain dapat timbul sebagai akibat
infiltrasi sel leukemia pada alat tubuh, seperti lesi
purpura pada kulit, efusi pleura, kejang leukemia
serebral.
PATOFISIOLOGI
Jika dilihat dari proses diferensiasi sel darah
penggolongan leukemia limfoblastik dan
mieloblastik dapat dilihat pada bagan
dibawah ini :
Leukemia limfositik akut (LLA), paling sering menyerang anak-anak dibawah 15 tahun
dan mencapai puncaknya pada umur 2-4 tahun.Manifestasi LLA berupa proliferasi
limfoblas abnormal dalam sum-sum tulang dan tempat ekstra medular seperti kelenjar
limfe dan limpa.Tanda dan gejala dikaitkan dengan penekanan pada unsur – unsur sum-
sum tulang normal.Karena itu, infeksi, perdarahan dan anemia merupakan manifestasi
utama. Tanda lain berupa limfadenopati, hepatosplenomegali, nyeri tulang, sakit kepala,
muntah, kejang, gangguan penglihatan. Data laboratorium berupa leukositosis,
limfositosis, trombosit dan sel darah merah rendah, hiperseluler sum-sum tulang
belakang.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
● Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan CBC kurang dari
10.000/mm³ saat didiagnosis memiliki prognosis paling baik ; jumlah leukosit
>50.000/mm³ adalah tanda prognosis kurang baik pada anak sembarang umur.
● Fungsi lumbal untuk mengkaji keterlibatan susunan saraf pusat.
● Foto thoraks untuk mendeteksi keterlibatan mediastinum.
● Aspirasi susum tulang. Ditemukannya 25% sel blas memperkuat diagnosis.
● Pemindaian tulang atau survei kerangka untuk mengkaji keterlibatan tulang.
● Pemindaian ginjal, hati, limpa untuk mengkaji infiltrate leukemik.
● Jumlah trombosit menunjukkan kapasitas pembekuan. (Betz, Cecily L. 2002. hal :
301-302).
KOMPLIKASI
1. Gagal sum-sum tulang.
2. Infeksi.
3. Hepatomegaly.
4. Splenomegaly.
5. Linfadenopati.
PENATALAKSANAAN
● Tranfusi darah : biasanya diberikan pafda kadar Hb < 6 gr%, pada
trombositopenia yang berat dan perdarahan massif dapat diberikan transfuse
trombosit.
● Kortikosteroid (prednisone, kortison, deksametasol).
● Sitostatika.
● Infeksi sekunder dihindarkan, dirawat dikamar isolasi.
● Transplantasi sum-sum tulang.
PENGKAJIAN

A. IDENTITAS
KONSEP
ASUHAN Meliputi, nama, usia, jenis kelamin,
suku , agama, alamat. Leukemia banyak
KEPERAWAT menyerang laki-laki dari pada wanita dan
menyerang pada usia lebih dari 20 tahun
AN khususnya pada orang dewasa. Bisa juga
LEUKIMIA terjadi pada anak-anak.
B. KELUHAN UTAMA
D. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Lemas, sesak napas, demam, sakit kepala,
lemah, nyeri tulang dan sendi. Pada riwayat kesehatan dahulu pada klien
dengan leukemia, kaji adanya tanda-
tanda anemia yaitu pucat, kelemahan,
C. RIWAYAT KESEHATAN sesak, nafas cepat. Adanya tanda-tanda
SEKARANG leucopenia yaitu demam dan adanya
infeksi. Kaji adanya tanda-tanda
Riwayat kesehatan sekarang pada penyakit trombositopenia yaitu ptechiae,
leukemia klien biasanya lemah, lelah, purpura, perdarahan membran mukosa.
wajah terlihat pucat, anemis, sakit
kepala, anoreksia, muntah, sesak, nafas
cepat.
E. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU

Dari riwayat kesehatan keluarga, adanya keluarga yang mengalami gangguan


hematologis serta adanya faktor herediter misal kembar monozigot.

F. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL

Pada pengkajian psikososial perlu dikaji tentang bagaimana respon klien


terhadap penyakit leukemia yang sedang dialaminya. Apakah ada perubahan
gambaran peran dan fungsinya terhadap penyakit yang dialaminya sekarang.
Kemudian tanyakan bagaimana cara keluarga memberikan dukungan ketika
pasien dengan keadaannya sekarang.
PEMERIKSAAN FISIK
1. KEADAAN UMUM
Keadaan umum pada penderita leukemia tampak lemah, kesadaran bersifat
composmentis selama belum terjadi komplikasi.

2. TTV
Tekanan darah : tidak normal (TD normal 120/80 mmHg) Suhu : meningkat
jika terjadi infeksi RR : Dispneu, takhipneu

3. PEMERIKSAAN B1-B6

B1 (Breath):
RR 37x/menit, sesak napas, menggunakan otot bantu pernapasan yaitu otot
sternokleidomastoid.
B2 (Blood):
TD 80/50 mmHg, CRT >3detik, akral dingin, HR 80x/menit, Hb 6,7 gr/dl,
leukosit 70.500 ml3, trombosit 44.000ml3

B3 (Brain):
sakit kepala

B4 (Bladder):
Apakah ada masalah dalam pengeluaran urine. Mengkaji apakah menggunakan
alat bantu untuk berkemih.

B5 (Bowel):
BB turun, mual, muntah, pembesaran limfa, pembesaran hati

B6 (Bone):
Nyeri tulang dan sendi
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :

1. Ketidakseimbangan perfusi jaringan perifer b.d penurunan suplai


darah ke perifer (anemia)
2. Resiko infeksi b.d penurunan sistem kekebalan tubuh
3. Resiko perdarahan b.d trombositopenia
4. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum (anemia)
5. Nyeri b.d agen cedera biologis (efek fisiologis dari leukemia)
6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
faktor biologi (anoreksia)
7. Kerusakan integritas kulit b.d zat kimia (kemoterapi, radioterapi)
INTERVENSI
KEPERAWATAN
TRIGGER CASE
LEUKIMIA
Klien masuk RSUP DR. M. Djamil tanggal 3 April
Klien sudah menderita penyakit ini semenjak 10
bulan yang lalu. Semenjak didiagnosa
2020 dengan keluhan klien tampak pucat, penyakit LLA, klien sering dirawat di RS
rewel tak menentu, dan nyeri kepala, klien untuk menjalani kemoterapi. Riwayat
meringis kesakitan dan memegang kepalanya. imunisasi klien lengkap. Klien tidak pernah
Klien juga tidak mau makan serta muntah- mengalami kecelakaan atau trauma
muntah. Pada saat dilakukan pengkajian sebelumnya dan tidak ada riwayat alergi. Hasil
tanggal 4 Mei 2020. Ibu klien mengatakan pemeriksaan TTV : , suhu : 38,5°C,
anaknya sering menangis karena mengeluh pernapasan : 28x/menit, nadi : 90x/menit, DLP
sakit kepala. Klien masuk RS dengan keluhan tanggal 06/05/12. Leukosit 1500/mm³, Hb
klien sering merasa pusing, muntah dan nyeri 10,5gr/Dl, trombosit 10.000. Hasil BMP
sendi, orang tua klien juga mengatakan Megakariosit : tidak ditemukan, Lymphocyte :
anaknya semakin hari semakin pucat. 6,5% jumlah sel leukosit >1 juta.
PENGKAJIAN

IDENTITAS PASIEN

Nama : An. A
Usia : 2,6 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : Temangung
Agama : Islam
Suku : Jawa
Dx Medis : Leukimia
No RM : 6666
Tgl pengkajian: 4 Mei 2020
KELUHAN UTAMA
Klien masuk RS dengan keluhan klien sering merasa pusing, muntah, dan nyeri
sendi, orang tua klien juga mengatakan anaknya semakin hari semkain pucat.

RIWAYAT KESEHATAN DAHULU


Klien sudah menderita penyakit ini semenjak 10 bulan yang lalu. Semenjak
didiagnosa penyakit LLA, klien sering dirawat di RS untuk melakukan
kemoterapi. Riwayat imunisasi klien lengkap. Klien tidak pernah mengalami
kecelakaan atau trauma sebelumnya. Klien juga tidak ada riwayat alergi.
RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Klien masuk RSUP DR. M. Djamil tanggal 3 April 2020 dengan keluhan klien
tampak pucat, rewel tak menentu, dan nyeri kepala, klien meringis kesakitan dan
memegang kepalanya. Klien juga tidak mau makan serta muntah-muntah. Pada
saat dilakukan pengkajian tanggal 4 Mei 2020. Ibu klien mengatakan anaknya
sering menangis karena mengeluh sakit kepala.

RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Ibu klien mengatakan tidak ada yang menderita penyakit ini sebelumnya atau
jenis kanker lainnya, serta juga tidak ada riwayat penyakit menular dan
menurun.
RIWAYAT SOSIAL

Klien diasuh oleh orang tuanya, bersikap manja dengan anggota


keluarganya, seperti sering menangis dan meminta kebutuhannya harus
terpenuhi. Klien tampak tidak bersemangat untuk bermain dengan teman-
teman satu kamar dengannya karena mengeluh nyeri kepala, capek, dan
lelah.

a
an B uda y
osial d
Psikos
PEMERIKSAAN FISIK

TTV
Suhu : 37,5°C
Pernapasan : 28x/menit
Nadi : 90x/menit

TB : 79 cm
BB : 10 kg
LIKA : 48 cm
Gigi pertama : seri bawah 6 bln
BB/TB : 89,28% (gizi sedang)

- Rambut dan kepala


Rambut tidak ada sejak dikemoterapi. Kepala klien bersih.
- Mata
Simetris kanan dan kiri.
Palpebra : tidak oedem
Konjungtiva : anemis
Sklera : tidak ikterik
Pupil : isokor

- Telinga
Simetris kanan dan kiri
Pinna telinga tidak ada peradangan, liang telinga lapang, serumen tidak ada, dan
tes pendengaran tidak terganggu.

- Hidung
Septum ada, simetris kanan dan kiri. Tidak ada secret, polip tidak ada. Epitaksis
tidak ada.
- Mulut dan gigi
Gigi klien lengkap dan masih gigi susu, mulut bersih, mukosa mulut kering dan
terlihat pucat. Lidah terlihat sedikit kotor.

- Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar getah bening. JVP 5-2 cm
H₂O

- Tenggorokan
Tonsil dan faring tidak hiperemis.

- Thoraks
Jenis pernapasan : abdominal torasikal
I : simetris kanan dan kiri
P : fremitus kanan dan kiri
P : sonor kanan dan kiri
A : vesikuler
- Jantung
I : iktus tidak terlihat
P : iktus cordis teraba 1 jari medial lmcs RIC V
P : batas jantung atas RIC II, kanan : LSC, kiri : 1 jari Mid LMCS RIC V
A : irama teratur, mur-mur tidak ada

- Abdomen
I : tidak membuncit
P : hati/lien sukar dinilai
P :-
A : bising usus + (normal)
- Punggung
Bentuk punggung normal

- Ekstremitas
Akral, reflex fisiologis baik pada kedua ekstremitas, reflex patologis tidak ada
kedua teraba panas, pengisian kapiler <2 detik ekstremitas, klien mengatakan
terasa nyeri pada tangan yang terpasang infus.

- Genetalia
Penis normal dari ukuran serta bentuknya.

- Kulit
Tidak ada sianosis, turgor kulit baik, pengisian kapiler <2 detik.
ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : Penyakit kronik, kimia Nyeri
Klien mengatakan kepalanya misalnya pengobatan anti
terasa sakit. leukemia (kemoterapi).
Klien mengatakan nyeri pada
tangan yang terpasang infus
skala 6.

DO :
Tampak gelisah dan meringis
kesakitan.
Tampak memegang daerah
yang nyeri dengan hati-hati.
Menggerakkan kedua tangan
dengan hati-hati.
TTV : suhu 38,5°C,
pernapasan 28x/menit, nadi
90x/menit.
DATA ETIOLOGI MASALAH

DS : Ketidakmampuan untuk Ketidakseimbangan nutrisi :


Ibu klien mengatakan napsu memasukkan atau mencerna kurang dari kebutuhan tubuh.
makan anaknya menurun. nutrisi karena factor biologis
Ibu klien mengatakan anaknya dan psikologis.
sering muntah.
Ibu klien mengatakan anaknya
sering rewel, tampak Lelah dan
tidak bersemangat.

DO :
Klien hanya menghabiskan
seperempat sampai setengah
porsi makan dari yang
diberikan.
Hb 10,5 gr%
Klien terlihat pucat
Konjungtiva anemis
Klien terlihat lemah.
DATA ETIOLOGI MASALAH

DS : - Tidak adekuat pertahanan Risiko tinggi infeksi


DO : sekunder : gangguan dalam
Suhu 37,5°C kematangan SDP
DPL tgl 06/05/12
Leukosit 1500 gr/dL
Trombosit 10.000
Hasil BMP
Megakariosit : tidak ditemukan
Limfosit : 65%
Jumlah sel leukosit >1 juta.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri kronik bd penyakit kronik dd Klien mengatakan kepalanya
terasa sakit. Klien mengatakan nyeri pada tangan yang terpasang
infus skala 6. Tampak gelisah dan meringis kesakitan. Tampak
memegang daerah yang nyeri dengan hati-hati. Menggerakkan
kedua tangan dengan hati-hati.

2. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh bd


Ketidakmampuan untuk memasukkan atau mencerna nutrisi karena
factor biologis dan psikologis dd Ibu klien mengatakan napsu makan
anaknya menurun. Ibu klien mengatakan anaknya sering muntah.
Klien hanya menghabiskan seperempat sampai setengah porsi
makan dari yang diberikan. Hb 10,5 gr% Klien terlihat pucat
INTERVENSI
KEPERAWATAN
DEFINISI
HEMOFILIA
Hemofilia merupakan penyakit pembekuan darah
congenital yang disebabkan karena kekurangan
faktor pembekuan darah , yakni faktor VII dan
faktor IX. Faktor tersebut merupakan protein
plasma yang merupakan komponen yang sangat
dibutuhkan oleh pembekuan darah khususnya
dalam pembentukan bekuan fibrin pada daerah
trauma.
ETIOLOGI
Hemofilia disebabkan oleh adanya efek salah satu gen yang
bertanggung jawab terhadap produksi faktor pembekuan darah VII
atau IX. Gen tersebut berlokasi di kromosom X.

Laki-laki yang memiliki kelainan genetika di kromosom X-nya akan


menderita hemofilia. Perempuan harus memiliki kelainan genetika
di kedua kromosom X-nya untuk dapat menjadi hemofilia (sangat
jarang). Wanita menjadi karier hemofilia jika mempunyai kelainan
genetika pada salah satu kromosom X, yang kemudian dapat
diturunkan kepada anak –anaknya.
KLASIFIKAS
I
● Hemofolia B
Hemofilia B ( penyakit Christmas , hemofilia
● Hemofilia A faktor IX ) merupakan penyakit gangguan pembekuan
Hemofilia A ( hemofilia klasik, hemofilia faktor VII) darah yang diturunkan akibat berkurangnya faktor
adalah defisiensi faktor pembekuan herediter yang koagulasi IX. Faktor IX dikode oleh gen yang terletak
paling banyak ditemukan. Prevalensia adalah sekitar dekat gen umtuk faktor VII dekat ujung lengan panjang
30-100 tiap sejuta populasi. Pewarisannya berkaitan kromosom X.
dengan jenis kelamin , tetapi hingga 33% pasien tidak Kebanyakan kasus jumlah faktor IX berkurang
mempunyai riwayat dalam keluarga dan terjadi akibat secara kuantitatif , namun pada sepertiga kasus terdapat
mutasi spontan. Hemofilia A ( hemofilia klasik, fungsi yang abnormal dari faktor IX melalui
hemofilia defisiensi faktor VII ) merupakan kelainan pemeriksaan imunoassay. Jumlah kasus hemofilia
yang diturunkan di mana terjadi perdarahan akibat defisiensi faktor IX adalah sebanyak sepertujuh dari
defisiensi faktor koagulasi VII. jumlah kasus hemofilia defisiensi faktor VII, namun
dilihat secara klinis dan pola penurunannya identik.
MANIFESTASI
KLINIS
1. Perdarahan berkepanjangan pada setiap tempat dari atau di dalam tubuh
2. Perdarahan akibat trauma tanggalnya gigi susu,sirkumsisi, luka tersayat,
epistaksis, injeksi
3. Memar yang berlebihan bahkan akibat cedera ringan seperti terjatuh
4. Perdarahan subkutan dan intramuscular
5. Hemartropis ( perdarahan kedalam rongga sendi ), khususnya sendi lutut.
Pergelangan kaki, dan siku
6. Hematoma nyeri, pembengkakan,dan gerakan terbatasi Hematuria spontan
( Wong,2008)
KOMPLIKASI
Komplikasi terpenting yang timbul pada hemofilia A dan B adalah :
1. Timbulnya inhibitor. Suatu inhibitor terjadi jika sistem kekebalan tubuh melihat
konsentrat faktor VII atau faktor IX sebagai benda asing dan menghancurkannya.
2. Kerusakan sendi akibat perdarahan berulang. Kerusakan sendi adalah kerusakan yang
disebabkan oleh perdarahan berulang di dalam dan di sekitar rongga sendi. Kerusakan yang
menetap dapat disebabkan oleh satu kali perdarahan yang berat ( hemarthrosis ). Namun
secara normal, kerusakan merupakan akibat dari perdarahan berulang ulang pada sebdi yang
sama selama beberapa tahun. Makin sering perdarahan dan makin banyak perdarahan makin
besar kerusakan.
3. Infeksi yang ditularkan oleh darah seperti HIV, hepatitis B, dan hepatitis C yang
ditularkan melalui konsentrat faktor pada waktu sebelumnya.
PATOFISIOL
OGI
Perdarahan kedalam jaringan dapat terjadi dimana
saja, tetapi perdarahan ke dalam rongga sendi dan otot
merupakan tipe perdarahan internal yang paling sering
Efek dasar pada hemofilia A adalah defisiensi ditemukan. Perubahan tulang dan deformitas yang
faktor VIII ( faktor antihemofilik ) (AHF). AHF menimbulkan cacat fisik terjadi sesudah pasien mengalami
episode perdarahan yang berulang selama selama beberapa
diproduksi oleh hati dan sangat diperlukan untuk
tahun. Perdarahan dalam leher, mulut atau toraks
pembentukan tromboplastin dan fase 1 koagulasi
merupakan keadaan yang serius karena jalan nafas dapat
darah. Semakin sedikit AHF yang ditemukan alam terobstruksi. Perdarahan intrakranial dapat berakibat fatal
darah, semakin berat penyakit. Pasien hemofilia dan merupakan salah satu penyebab kematian. Perdarahan
memiliki dua dari tiga faktor yang diperlukan untuk di sepanjang saluran GI dapat menimbulkan anemia, dan
koagulasi, yaitu : pengaruh vaskular dan trombosit. perdarahan ke dalam rongga retroperitoneum ( dibelakang
Oleh karena itu, pasien dapat mengalami perdarahan peritoneum ) merupakan keadaan yang sangat berbahaya
dalam jangka waktu lebih lama tetapi tidak dengan karena darah dapat berkumpul di dalam rongga yang luas
laju yang lebih cepat. tersebut. Hematoma pada medula spinalis dapat
menyebabkan paralisis. ( wong, 2008 ).
PEMERIKSAAN DIASNOGTIK

Thanks You
Do You Have Any Question ?

Anda mungkin juga menyukai