Anda di halaman 1dari 37

KONSEP KEGAWAT

DARURATAN SERTA ETIKA


DAN LEGAL KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT
Definisi
 Kegawatdaruratan berasal dari kata gawat dan darurat, gawat artinya
mengancam nyawa, sedangkan darurat merupakan kondisi dimana harus
segera mendapatkan penanganan atau tindakan segera karena adanya
ancaman nyawa korban (Musliha, 2010). Keadaan darurat juga bisa
diartikan suatu keadaan yang serius dan tidak terduga yang
melibatkan penyakit dan cedera (Jeff Solheim, 2016)
Sehingga Kegawatan adalah Keadaan yang mengancam
nyawa ddengan kondisi harus mendapatkan penanganan atau
tindakan segera karena penyakit atau cedera yang
mengancam nyawa.

2
 Prinsip kegawat daruratan : Fokus pemberian pelayanan secara
episodic kepada para korban dan pasien yang mencari intervensi
baik yang mengancam kehidupan dan non critical illness atau
cedera.
 Upaya pertolongan terhadap korban atau pasien gawat-darurat
dalam meningkatkan kualitas hidup sangat bergantung pada apa
yang sudah diupayakan pada periode pre hospital stage bukan
hanya tergantung pada bantuan fasilitas di pelayanan kesehatan
saja. Karena waktu yang dibutuhkan untuk melakukan intervensi
berpacu dengan kondisi korban kedepan. Angka kejadian,
kematian dan kecacatan dapat dicegah dan diturunkan bila kita
memahami penanggulangan kegawatdaruratan.

3
Ruang lingkup
 Assesment/ Pengkajian : Aiway (Kepatenan jalan
nafas), Breathing (Respirasi, suara nafas, Gerakan
dinding dada, cedera dada, posisi trachea), Circulation
(denyut nadi, tekanan darah, perdarahan, CRT, warna
kulit, irama jantung), Disability (Penilaian neurologis,
tingkat kesadaran, pupil, fungsi motoric dan fungsi
sensorik), Expopsure dan Environment (mengeksplor
cedera/luka dan memberikan lingkuan yang hangat)
 Tiage : Pemilahan pasien berdasarkan kondisi
kegawatdaruratan (P1 (merah), P2 (kuning), P3 (hijau))
 Vdiagnosisi dan Perencanaan
 Kolaborasi Tindakan keperawatan
 Edukasi dan Promosi kesehatan

4
 Undang-undang no 38 tahun 2014 tentang keperawatan lebih lanjut menjabarkan
tugas dan kewenangan perawat dalam lingkup gawat darurat di pasal 35, yakni :
1. Dalam keadaan darurat untuk memberikan pertolongan pertama, perawat dapat
melakukan tindakan medis dan pemberian obat sesuai dengan kompetensinya.
2. Pertolongan pertama sebagaimana yang dimaksud ayat 1 tujuan untuk
menyelamatkan nyawa klien dan mencegah kecacatan lebih lanjut.
3. Keadaan darurat sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 merupakan keadaan
yang mengancam nyawa atau kecacatan klien.
4. Keadaan darurat sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 di tetapkan oleh
perawat sesuai dengan hasil evaluasi berdasarkan keilmuannya.

5
 Pelaksanaan praktek keperawatan diatur kewenangan oleh undang-
undang RI no 38 tahun 2018 pasal 30 yakni :
1. Melakukan pengkajian keperawatan secara holistic;
2. Menetapkan diagnosis keperawatan;
3. Merencanakan tindakan keperawatan;
4. Melaksanakan tindakan keperawatan;
5. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan;
6. Melakukan rujukan;
7. Memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai dengan kompetensi;
8. Memberikan konsultasi keperawatan dan berkolaborasi dengan dokter;
9. Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling;
10. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada klien sesuai dengan resep
tenaga

6
PRAKTIK PERAWAT
 PRAKTIK PROFESI  PROFESSIONAL
 Adalah Praktik yang BAIK & BENAR
 Baik => Ukurannya Norma Kebaikan :
ETIKA
 Benar => Ukurannya Norma Kebenaran
Hukum & Disiplin
 SEBAGAI PROFESI => TANGGUNG
JAWAB
BENTUK TANGGUNG
JAWAB NAKES/PERAWAT
Tanggung jawab Profesional
(Responsibility)
kode Etik
sumpah perawat
standar profesi
Tanggung Jawab Hukum
(Liability)
Hk Pidana, Hk Perdata, Hk Adm
AKUNTABILITAS PROFESI

ORGANISASI Profesi
MKEK, KOMITE ETIK
LEMBAGA DISIPLIN
PWT INSTITUSI
MKDKI
SANKSI ETIK
MDTK
SANKSI DISIPLIN

PENEGAK HUKUM
POLISI, JAKSA, ADVOKAT,
HAKIM
SANKSI HUKUM
PIDANA, PERDATA, ADM
LANDASAN ETIK/MORAL
PERILAKU PERAWAT
 OTONOMI:
mandiri & bersedia menanggung resiko dan
bertanggung gugat terhadap keputusan dan
tindakan. Otonomi juga diartikan penghargaan
terhadap otonomi klien dlam mengambi keputusan.

 BENEFICIENCE:
tiap keputusan dibuat berdasarkan keinginan untuk
melakukan yang terbaik & tidak merugikan klien.

10
LANDASAN ETIK/MORAL
PERILAKU PERAWAT……

 NONMALEFICENCE:
Tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik &
psikologik.

 ADIL:
tidak mendiskriminasikan klien,
memperlakukannya berdasarkan keunikan
klien, kebutuhan spiritual klien.
11
LANDASAN ETIK/MORAL
PERILAKU PERAWAT……

 FIDELITY:
“caring”, selalu berusaha menepati janji,
memberikan harapan memadai, komitmen
moral & peduli, didalamnya ada Confidenciality

 VERACITY:
mengatakan tentang kebenaran, tidak
berbohong dan menipu, (termasuk penyediaan
data-data )

12
KODE ETIK KEPERAWATAN
INDONESIA

 MUKADDIMAH
 PERAWAT-KLIEN
 PERAWAT- PRAKTIK
 PERAWAT – MASYARAKAT
 PERAWAT – TEMAN SEJAWAT
 PERAWAT - PROFESI
1. Perawat dlm memberikan pelkep menghargai harkat &
martabat manusia, keunikan klien & tdk terpengaruh oleh
pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur,
jenis kelamin, aliran politik dan agama yg dianut serta
kedudukan
2. Perawat dlm memberikan pelkep senantiasa memelihara
suasana lingkungan yg menghormati nilai2 budaya, adat
istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari klien
3. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka
yang membutuhkan asuhan keperawatan
4. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yg diketahui
sehubungan dg tugas yg dipercayakan kepadanya, kecuali
jika diperlukan oleh yg berwewenang sesuai dng
ketentuan hukum yg berlaku
1. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi di
bidang keperawatan melalui belajar terus menerus
2. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan
keperawatan yg tinggi disertai kejujuran professional
dalam menerapkan pengetahuan serta ketrampilan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien
3. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada
informasi yg adekuat dan mempertimbangkan
kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan
konsultasi, menerima delegasi dan memberikan
delegasi kepada orang lain.
4. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik
profesi keperawatan dengan selalu menunjukkan
perilaku professional.
Perawat mengemban tanggun jawab bersama masyarakat
untuk memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan
dalam memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat.

Perawat dan teman sejawat

1. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama


perawat maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam
memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam
mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
2. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak
etis dan illegal.
1. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan
standar pendidikan dan pelayanan keperawatan serta
menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan
pendidikan keperawatan

2. Perawat beperan aktif dalam berbagai kegiatan


pengembangan profesi keperawatan

3. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk


membangun dan memelihara kondisi kerja yang kondusif
demi terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu
tinggi.
PRAKTIK KEPERAWATAN
ETIK LEGAL

KEWENANGAN
KEBAIKAN KEAHLIAN FORMIL
MATERIIL

BERETIK/
BERMORAL KOMPETEN BERIZIN

PENERAPAN KODE PROSES Proses sesuai per


ETIK DAN NILAI PENGAKUAN uuan
MORAL
UU KEPERAWATAN
 DISYAHKAN DALAM SIDANG
PARIPURNA DPR RI TGL 25
SEPTEMBER 2014 PK 12.04
 UPAYA MAKSIMAL : MENGINGAT
PADA AWALNYA DUKUNGAN POLITIK
YANG KECIL BAIK PEMERINTAHJ
MAUPUN DPR
 DENGAN MODAL KEBERSAMAAN,
SOLIDITAS DAN KONSISTENSI
PERJUANGAN PERAWAT INDONESIA
19
UNDANG UNDANG
KEPERAWATAN
ANATOMI
 Ketentuan umum
 Jenis perawat
 Pendidikan tinggi keperawatan
 Registrasi, izin praktik dan Registrasi Ulang
 Praktik Keperawatan
 Hak dan Kewajiban
 Organisasi Profesi
 Kolegium Keperawatan
 Konsil Keperawatan
 Pengembangan, Pembinaan dan Pengawasan
 Sanksi Administratif
 Ketentuan Peralihan
 Ketentuan Penutup
20
UMUM
KEPERAWATAN : KEGIATAN PEMBERIAN ASUHAN
KEPADA INDIVIDU, KELUARGA, KELOMPOK, ATAU
MASYARAKAT BAIK DALAM KEADAAN SAKIT
MAUPUN SEHAT.
PERAWAT : SESORANG YANG TELAH LULUS
PENDIDIKAN TINGGI KEPERAWATAN, BAIK DI DALAM
MAUPUN DI LUAR NEGERI YANG DIAKUI OLEH
PEMERINTAH SESUAI DENGAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN

KLIEN : perseorangan, keluarga, kelompok,


ataumasyarakat yang menggunakan jasa
Pelayanan Keperawatan
UMUM
PELAYANAN KEPERAWATAN : SUATU BENTUK
PELAYANAN PROFESIONAL YANG MERUPAKAN BAGIAN
INTEGRAL DARI PELAYANAN KESEHATAN YANG
DIDASARKAN PADA ILMU DAN KIAT KEPERAWATAN
DITUJUKAN KEPADA INDIVIDU, KELUARGA, KELOMPOK,
ATAU MASYARAKAT BAIK SEHAT MAUPUN SAKIT

PRAKTIK KEPERAWATAN : PELAYANAN YANG


DISELENGGARAKAN OLEH PERAWAT DALAM BENTUK
ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN : RANGKAIAN INTERAKSI


PERAWAT DENGAN KLIEN DAN LINGKUNGANNYA UNTUK
MENCAPAI TUJUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DAN
KEMANDIRIAN KLIEN
REGISTSI, IZIN PRAKTIK,
REREGISTRASI
REGISTRASI : antara lain
• Praktik wajib STR
• Str dikeluarkan oleh konsil Keperawatan
• Pernyataan mematuhi Etika Profesi
• Berlaku 5 tahun dan dpt di registrasi ulang
• Diatur oleh Perkonsil

IZIN PRAKTIK : antara lain


• Bentuk izin SIPP
• SIPP dikeluarkan oleh Pemda Kab/Kota
• Berlaku hny 1 tempat Praktik  paling banyak 2 tempat
• Praktik Mandiri harus pasang papan nama
• Rekomendasi OP

23
PRAKTIK KEPERAWATAN
• DILAKSANAKAN DI
 FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
 TEMPAT LAIN SESUAI DENGAN KLIEN
SASARAN
• TERDIRI ATAS : PRAKTIK KEPERAWATAN
 MANDIRI
 DI FASYANKES
• PRAKTIK DIDASARKAN:
 KODE ETIK, STANDAR PELAYANAN, STANDAR
PROFESI, SPO

24
TUGAS DAN WEWENANG
TUGAS
– Pemberi Askep
– Penyuluh dan Konselor Klien
– Pengelola Pelayanan
– Peneliti Keperawatan
– Pelaksanatugas berdasar Pelimpahan
wewenang
– Pelaksana tugas dlm keterbatasan tertentu
• Tugas secara bersama atau sendiri
• Pelaksanaan tugas harus bertanggung
jawab dan bertanggung gugat

25
TUGAS DAN WEWENANG
Wewenang ..
 Melakukan Pengkajian
 Menetapkan Diagnosis Keperawatan
 Merencanakan tindakan Keperawatan
 Melaksanakan tindakan keperawatan
 Mengevaluasi tindakan keperawatan
 Melakukan Rujukan
 Memberi tindakan gadar sesuai dg Kompetensi
 Memberi Konsultasi keperaswatan dan berko;laborasi dg
nakes lain
 Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling
 Melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada klien
sesuai dengan resep tenaga medis atau obat bebas dan
bebas terbatas.
26
TUGAS DAN WEWENANG
Wewenang …Peneliti Keperawatan
 Melakukan penelitian sesuai dengan Standar
dan etika
 Menggunakan sumber daya pada fasilitas
pelayanan Kesehatan atas izin Pimpinan
 Menggunakan pasien sebagai subjek
penelitian sesuai dengan etika profesi dan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
PELIMPAHAN
WEWENANG
 Tertulis, suatu tindakan medis, dan
dievaluasi pelaksanaannya
 Secara : Delegatif  (Perawat Profesi atau
vokasi terlatih), sesuai
kompetensi
: Mandat  dibawah pengawasan
 Memberikan pelayanan sesuai program
pemerintah
DALAM KEADAAN
DARURAT
 Untuk Pertolongan pertama perawat dpt
melkukan tindakan medis dan
pemberian obat sesuai dg
kompetensinya
 Keadaan mengancam nyawa atau
kecacatan Klien
 Ditetapkan oleh Perawat berdasarkan
keilmuannya
UNDANG UNDANG
KEPERAWAT
JENIS PERAWAT :
 PERAWAT PROFESI
NERS
NERS SPESIALIS
 PERAWAT VOKASI

30
UNDANG UNDANG
KEPERAWATAN
REGISTRASI :
 Praktik wajib STR
 Str dikeluarkan oleh konsil Keperawatan
 Berlaku 5 tahun dan dpt di registrasi ulang
 Diatur oleh Perkonsil

IZIN PRAKTIK
 Bentuk izin SIPP
 SIPP dikeluarkan oleh Pemda Kab/Kota
 Berlaku hny 1 tempat Praktik => paling banyak 2 tempat
 Praktik Mandiri harus pasang papan nama

31
PELAYANAN GAWAT
DARURAT
A true emergency is any condition
clinicall determined to require
immediate medical care. Such
conditions range from those requiring
extensive immediate care and
admission to the hospital to those that
are diagnostic problems and may or
may not require admission after work-
up and observation.”
32
Nakes dilindungi hukum
 Selama tujuan :
menyelematkan nyawa
Mencegah cacat
Demi kepentingan terbaik pasien

 Selama sesuai kemampuan yang


dimiliki
Ada aspek pembuktian
kemampuan/keahlian

33
Pasal 85

(1) Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan


kesehatan, baik pemerintah maupun swasta wajib
memberikan pelayanan kesehatan pada bencana
bagi penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan
kecacatan.

(2) Fasilitas pelayanan kesehatan dalam


memberikan pelayanan kesehatan pada bencana
dilarang menolak pasien dan/atau meminta uang
muka terlebih dahulu.

34
SANKSI
Pasal 190 (1)
Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan yang
melakukan praktik atau pekerjaan pada fasilitas pelayanan kesehatan
yang dengan sengaja tidak memberikan pertolongan pertama terhadap
pasien yang dalam keadaan gawat darurat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 32 ayat (2) atau Pasal 85 ayat (2) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

Pasal 190 (2)

Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


mengakibatkan terjadinya kecacatan atau kematian, pimpinan fasilitas
pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan tersebut dipidana
dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan
denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)

35
MASALAH MEDIKOLEGAL
GADAR
 Persepsi keadaan gawat darurat pasien dan
Nakes
 Penerapan standar Pelayanan Gadar
termasuk Rujukan
 Informed consent
 Dokumentasi : Rekam Medik
 Kematian di IGD
 Pembiayaan
 RAHASIA PASIEN vs KEPENTINGAN PUBKLIK

36
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai