Anda di halaman 1dari 52

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

LANSIA (GHOUT ATHRITIS)


Disusun Oleh:
1. Ayu Niara Kaiwa (20021004)
2. Dien Septyarlen Dwi Utami (20021008)
3. Febby Adelia Putri (20021013)
4. Gevin Ariska Apiolita (20021014)
5. Prananda Agusti (20021026)
6. Safna (20021027)
7. Wanda Hamida (20021030)
8. Irma Dela Jayanti (20021034)
Definisi Asam Urat
Asam urat merupakan hasil akhir dari metabolisme purin yang
merupakan salah satu komponen penyusun dalam asam nukleat
yang terdapat pada inti sel tubuh. Purin adalah turunan dari protein
yang terkandung di dalam tubuh dan dari makanan yang
dikonsumsi. Hiperurisemia yang tidak ditangani akan menyebatkan
asam urat dalam darah berlebihan sehingga menimbulkan terjadinya
penumpukan kristal asam urat. Apabila kristal dalam cairan sendi
maka akan menyebabkan penyakit gout. Selain dapat menyebabkan
penyakit gout, juga merupakan salah satu prediktor kuat terhadap
terjadinya kematian karena kerusakan kardiovaskuler
(Juliantini and Jiwantoro 2022).
Anatomi dan Fisiologi
Sendi merupakan pertemuan dua tulang, tetapi tidak semua
pertemuan tersebut memungkinkan terjadinya pergerakan. Ada tiga
jenis sendi pada manusia dan gerakan yang dimungkinkan yaitu,
sendi fibrosa, kartilaginosa dan synovial (Sriwiyati & Noviyanti,
2018)
a.Sendi fibrosa atau sendi mati Terjadi bila batas dua buah tulang
bertemu membentuk cekungan yang akurat dan hanya dipisahkan
oleh lapisan tipis jaringan fibrosa. Sendi seperti ini terdapat di
antara tulang-tulang kranium.
b.Sendi kartilaginosa atau sendi yang bergerak sedikit (sendi tulang
rawan) Sendi tulang rawan terjadi bila dua permukaan tulang
dilapisi tulang rawan hialin dan dihubungkan oleh sebuah bantalan
fibrokartilago dan ligamen yang tidak membentuk sebuah kapsul
sempurna disekeliling sendi tersebut. Sendi tersebut terletak
diantara badan-badan vertebra dan antara manubrium dan badan
sternum.
Anatomi dan Fisiologi
c.Sendi sinovial atau sendi yang bergerak bebas Terdiri dari dua atau
lebih tulang yang ujung-ujungnya dilapisi tulang rawan hialin sendi.
Terdapat rongga sendi yang mengandung cairan sinovial, yang
memberi nutrisi pada tulang rawan sendi yang tidak mengandung
pembuluh darah dan keseluruhan sendi tersebut dikelilingi kapsul
fibrosa yang dilapisi membran sinovial. Membran sinovial ini
melapisi seluruh interior sendi, kecuali ujung-ujung tulang,
meniskus, dan diskus. Tulang-tulang sendi sinovial juga
dihubungkan oleh sejumlah ligamen dan sejumlah gerakan selalu
bisa dihasilkan pada sendi sinovial meskipun terbatas, misalnya
gerak luncur (gliding) antara sendi-sendi metakarpal..
Etiologi
Gout Primer
Penyebab kebanyakan belum diketahui (idiopatik). Hal ini diduga
berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal
yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat
mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat. Hiperurisemia
atau berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh dikatakan dapat
menyebabkan terjadinya gout primer. Hiperurisemia primer adalah
kelainan molekular yang masih belum jelas diketahui. Berdasarkan
data ditemukan bahwa 99% kasus adalah gout dan hiperurisemia
primer. Gout arthritis primer yang merupakan akibat dari
hiperurisemia primer, terdiri dari hiperurisemia karena penurunan
ekskresi (80-90%) dan karena produksi yang berlebih (10-20%).
Etiologi
Gout Sekunder
Gout sekunder dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu kelainan menyebabkan peningkatan
biosintesis de novo, kelainan yang menyebabkan peningkatan degradasi ATP atau pemecahan
asam nukleat dan kelainan yang menyebabkan sekresi menurun. Hiperurisemia sekunder
karena peningkatan biosintesis de novo terdiri dari kelainan karena kekurangan menyeluruh
enzim HPRT pada syndome Lesh-Nyhan, kekurangan enzim glukosa-6 phosphate pada
glycogen storage disease dan kelainan karena kekurangan enzim fructose-1 phosphate
aldolase melalui glikolisis anaerob. Hiperurisemia sekunder karena produksi berlebih dapat
disebabkan karena keadaan yang menyebabkan peningkatan pemecahan ATP atau pemecahan
asam nukleat dari dari intisel. Peningkatan pemecahan ATP akan membentuk AMP dan
berlanjut membentuk IMP atau purine nucleotide dalam metabolisme purin, sedangkan
hiperurisemia akibat penurunan ekskresi dikelompokkan dalam beberapa kelompok yaitu
karena penurunan masa ginjal, penurunan filtrasi glomerulus, penurunan fractional uric acid
cleasarence dan pemakaian obat-obatan.
Penyakit artritis gout memiliki faktor
resiko, antara lain:
Genetik

Kondisi Kesehatan
Faktor
Obat-obatan Resiko
Jenis kelamin dan usia

Diet
Penyakit artritis gout memiliki faktor
resiko, antara lain:
Alkohol

Soda
Faktor
Obesitas Resiko
Operasi Bypass
Tanda dan Gejala
Nyeri di sendi. Rasa nyeri Sendi yang paling sering
bisa terasa sangat pada terkena adalah sendi jempol
saat disentuh dan terlihat kaki,pergelangan kaki,
merah atau ungu lutut,siku, pergelangan tangan
dan jari-jari tangan.

Nyeri yang tiba-tiba Kekakuan pada


dan parah pada sendi, sendi
biasanya di tengah menyebabkan
malam atau dini hari terbatasnya
pergerakan
Tahapan artritis gout dan perbedaan gejala pada tiap
tahapan
a.Hiperurisemia asimtomatik adalah periode sebelum serangan asam urat pertama. Tidak ada gejala, tetapi kadar
asam urat darah tinggi dan kristal mulai terbentuk di sendi.
b.Artritis gout akut atau serangan asam urat terjadi ketika sesuatu (seperti makan dan minum) menyebabkan kadar
asam urat untuk melonjak dan menyebabkan berdesakannya kristal yang telah terbentuk di sendi yang memicu
serangan. Peradangan dan rasa sakit yang ditimbulkan biasanya menyerang pada malam hari dan berlangsung
selama delapan sampai 12 jam berikutnya. Gejala mereda setelah beberapa hari dan kemungkinan hilang dalam
seminggu hingga 10 hari. Beberapa orang tidak pernah mengalami serangan kedua, tetapi diperkirakan 60 persen
orang yang mengalami serangan asam urat akan mengalami serangan kedua dalam setahun. Secara keseluruhan,
84 persen mungkin memiliki serangan lain dalam tiga tahun.
c.Artritis gout interval adalah waktu antara serangan. Meskipun tidak ada rasa sakit, tetapi asam urat tidak hilang.
Peradangan walau dalam tingkat rendah, tetapi dapat merusak sendi. Ketika seseorang mengidap artritis gout
interval, maka merubah gaya hidup dan menjalani pengobatan yang sesuai bisa dilakukan untuk mengelola gout.
Selain itu, untuk mencegah serangan di masa depan atau terjadinya gout kronis.
d.Artritis gout kronis berkembang pada orang dengan gout yang kadar asam uratnya tetap tinggi selama beberapa
tahun. Serangan menjadi lebih sering dan rasa sakit mungkin tidak hilang seperti dulu. Kerusakan sendi dapat
terjadi, sehingga dapat menyebabkan hilangnya mobilitas. Dengan manajemen dan perawatan yang tepat, tahap ini
dapat dicegah.
Pathway
Asam urat merupakan hasil akhir dari metabolisme purin yang
merupakan salah satu komponen penyusun dalam asam nukleat
yang terdapat pada inti sel tubuh. Purin adalah turunan dari protein
yang terkandung di dalam tubuh dan dari makanan yang
dikonsumsi. Hiperurisemia yang tidak ditangani akan menyebatkan
asam urat dalam darah berlebihan sehingga menimbulkan terjadinya
penumpukan kristal asam urat. Apabila kristal dalam cairan sendi
maka akan menyebabkan penyakit gout. Selain dapat menyebabkan
penyakit gout, juga merupakan salah satu prediktor kuat terhadap
terjadinya kematian karena kerusakan kardiovaskuler
(Juliantini and Jiwantoro 2022).
Pemeriksaan Penunjang Gout Arthritis
a. Pemeriksaan Laboratorium
1. Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = > 6 mg % normalnya pada pria 8 mg% dan
pada wanita 7 mg%.
2. Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk pemeriksaan diagnosa yaitu cairan berwarna putih seperti
susu dan sangat kental sekali.
3. Pemeriksaan darah lengkap
4. Pemeriksaan ureua dan kratinin
• kadar ureua darah normal : 5-20 ,mg/dl
• kadar kratinin darah normal :0,5-1 mg/dl
b. Pemeriksaaan fisik
1) Inspeksi
✓ Deformitas
✓ Eritema
2) Palpasi
✓ Pembengkakan karena cairan / peradanagn
✓ Perubahan suhu kulit
✓ Perubahan anatomi tulang/ jaringan kulit
✓ Nyeri tekan
✓ Krepitus
✓ Perubahan range of motion
Penatalaksanaan Secara Umum
Penanganan gout artritis adalah memberikan edukasi, pengaturan diet,
istirahat sendi dan pengobatan. Pengobatan dilakukan secara dini agar
tidak terjadi kerusakan sendi ataupun komplikasi lain. Pengobatan gout
arthritis akut bertujuan menghilangkan keluhan nyeri sendi dan
peradangan dengan obat-obat, antara lain: kolkisin, obat antiinflamasi
nonsteroid (OAINS), kortikosteroid atau hormon ACTH. Obat penurun
gout arthritis seperti alupurinol atau obat urikosurik tidak dapat
diberikan pada stadium akut. Namun, pada pasien yang secara rutin
telah mengkonsumsi obat penurun gout arthritis, sebaiknya tetap
diberikan. (Lansia et al., 2019) Pada stadium interkritik dan menahun,
tujuan pengobatan adalah menurunkan kadar asam urat, sampai kadar
normal, guna mencegah kekambuhan. Penurunan kadar asam urat
dilakukan dengan pemberian diet rendah purin dan pemakaian obat
alupurinol bersama obat urikosurik yang lain.(Simamora & Saragih,
2019)
Konsep Asuhan Keperawatan Lansia
2.1.1Pengkajian Keperawatan
Pada langkah pengkajian data keperawatan klien dengan Gout
Arthritis. hal yang dilakukan adalah dengan melakukan pengumpulan
data:
a.Identitas klien yang meliputi : nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan, agama,pekerjaan, suku/bangsa, status perkawinan, alamat,
tanggal masuk, ruangan, no.register, diagnosa medis.
b.Riwayat penyakit
1)Keluhan utama
2)Riwayat penyakit sekarang Mencakup data sejak kapan dirasakan
keluhan sampai keluhan yang dirasakan saat ini.
3)Riwayat penyakit dahulu Perlu ditanyakan riwayat klien pernah
mengalami sakit apa saja dan usahakan / tindakan klien untuk
mengurangi dan mengantisipasi penyakit.
4)Riwayat penyakit keluarga Perlu ditanyakan apakah ada anggota
keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini
c.Dasar Data Pengkajian Klien
d.Pemeriksaan Diagnostik
Konsep Asuhan Keperawatan Lansia

1.Nyeri akut berhubungan dengan agen pencederaan


fisik (mis.abses,amputasi,
terbakar,terpotong,mengangkat berat, prosedur operasi,
trauma,latihan fisik berlebihan) dibuktikan dengan
mengeluh nyeri
2.Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
kekakuan sendi dibuktikan dengan mengeluh sulit
ekstremitas
3.Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
perubahan fungsi tubuh dibuktikan dengan
fungsi/struktur tubuh berubah
Konsep Asuhan Keperawatan Lansia

1.Nyeri akut berhubungan dengan agen pencederaan


fisik (mis.abses,amputasi,
terbakar,terpotong,mengangkat berat, prosedur operasi,
trauma,latihan fisik berlebihan) dibuktikan dengan
mengeluh nyeri
2.Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
kekakuan sendi dibuktikan dengan mengeluh sulit
ekstremitas
3.Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
perubahan fungsi tubuh dibuktikan dengan
fungsi/struktur tubuh berubah
Konsep Asuhan Keperawatan Lansia

1.Nyeri akut berhubungan dengan agen pencederaan


fisik (mis.abses,amputasi,
terbakar,terpotong,mengangkat berat, prosedur operasi,
trauma,latihan fisik berlebihan) dibuktikan dengan
mengeluh nyeri
2.Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
kekakuan sendi dibuktikan dengan mengeluh sulit
ekstremitas
3.Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
perubahan fungsi tubuh dibuktikan dengan
fungsi/struktur tubuh berubah
Konsep Asuhan Keperawatan Lansia

1.Nyeri akut berhubungan dengan agen pencederaan


fisik (mis.abses,amputasi,
terbakar,terpotong,mengangkat berat, prosedur operasi,
trauma,latihan fisik berlebihan) dibuktikan dengan
mengeluh nyeri
2.Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
kekakuan sendi dibuktikan dengan mengeluh sulit
ekstremitas
3.Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
perubahan fungsi tubuh dibuktikan dengan
fungsi/struktur tubuh berubah
Konsep Asuhan Keperawatan Lansia

1.Nyeri akut berhubungan dengan agen pencederaan


fisik (mis.abses,amputasi,
terbakar,terpotong,mengangkat berat, prosedur operasi,
trauma,latihan fisik berlebihan) dibuktikan dengan
mengeluh nyeri
2.Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
kekakuan sendi dibuktikan dengan mengeluh sulit
ekstremitas
3.Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
perubahan fungsi tubuh dibuktikan dengan
fungsi/struktur tubuh berubah
Konsep Asuhan Keperawatan Lansia

1.Nyeri akut berhubungan dengan agen pencederaan


fisik (mis.abses,amputasi,
terbakar,terpotong,mengangkat berat, prosedur operasi,
trauma,latihan fisik berlebihan) dibuktikan dengan
mengeluh nyeri
2.Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
kekakuan sendi dibuktikan dengan mengeluh sulit
ekstremitas
3.Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
perubahan fungsi tubuh dibuktikan dengan
fungsi/struktur tubuh berubah
Konsep Asuhan Keperawatan Lansia

1.Nyeri akut berhubungan dengan agen pencederaan


fisik (mis.abses,amputasi,
terbakar,terpotong,mengangkat berat, prosedur operasi,
trauma,latihan fisik berlebihan) dibuktikan dengan
mengeluh nyeri
2.Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
kekakuan sendi dibuktikan dengan mengeluh sulit
ekstremitas
3.Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
perubahan fungsi tubuh dibuktikan dengan
fungsi/struktur tubuh berubah
Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Untuk sesuksesan
pelaksanaan implementasi keperawatan agar sesuai dengan rencana
keperawatan, perawat harus mempunyai kemampuan kognitif
(intelektual), kemampuan dalam hubungan interpersonal, dan
keterampilan dalam melakukan tindakan.
Komponen tahap implementasi antara lain :
a. Tindakan keperawatan mandiri.
b. Tindakan keperawatan kolaboratif.
c. Dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap
tindakan keperawatan.
Evaluasi
Evaluasi adalah langkah kelima dalam proses keperawatan dan
merupakan dasar pertimbangan yang sistematis untuk menilai
keberhasilan tindakan keperawatan dan sekaligus dan merupakan
alat untuk melakukan pengkajian ulang dalam upaya melakukan
modifikasi/revisi diagnosa dan tindakan. dilakukan berdasa=kan
SOAP.
Discharge Planning
Discharge planning merupakan suatu proses yang dinamis dan
sistematis dari penilaian, persiapan, serta koordinasi yang dilakukan
untuk memberikan kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan
dan pelayanan sosial sebelum dan sesudah pulang.
Discharge planning didapatkan dari proses interaksi ketika
keperawatan professional, pasien dan keluarga berkolaborasi untuk
memberikan dan mengatur kontinuitas keperawatan yang diperlukan
oleh pasien saat perencanaan harus berpusat pada masalah pasien
yaitu pencegahan, terapeutik, rehabilitatif, serta keperawatan rutin
yang sebenarnya (Nursalam, 2018)
Askep Kasus
A.Pengkajian
Tanggal Pengkajian :28 Desember 2021 Jam :09.10 Tanggal Masuk Panti:20 Desember 2021
Ruang / Kamar :A11

A.IDENTITAS / BIODATA

Nama :Tn.D Jenis Kelamin :L


Umur :70 tahun StatusPerkawinan :menikah
Agama :Islam Pendidikan :SMA
Pekerjaan :Pensiun Alamat:Jl.panjaitan
Suku / Bangsa :jawa

B.RIWAYAT KESEHATAN
Dikirim dari :Rumah sendiri ke panti wardha

1.Alasan datang ke panti werdha :Tidak ada yang merawat


2.Riwayat penyakit yang lalu:Tidak Ada
3.Riwayat kesehatan keluarga:Sehat Masalah Kep:Tidak Ada
Askep Kasus
A. Pola Aktivitas/Latihan

Kemampuan melakukan aktivitas


No Aktifitas Keterangan
Bantuan Bantuan
Mandiri
minimal total
1 Makan / minum √
2 Mandi √
3 Berpakaian √
4 Ke kamar mandi / WC √
5 Pindah tempat / √
mobilisasi

Alat yang digunakan :sendok,piring,gelas,tongkat


Askep Kasus
Masalah Kep. : Tidak ada

C. Pola Nutrisi
Diet tertentu :Tidak ada
Nafsu maka Anoreksia √ Meningkat
Mual Muntah
Stomatitis Sensasi Rasa
Menurun
Perubahan BB selama 6 bulan terakhi:
65 Kg Kesulitan menelan : Tidak
Gigi : utuh √ Tidak utuh, Jelaskan:Gigi
taring Keluhan Lansia :Tidak ada
Masalah Kep. : Tidak ada
Askep Kasus
Masalah Kep. : Tidak ada

C. Pola Nutrisi
Diet tertentu :Tidak ada
Nafsu maka Anoreksia √ Meningkat
Mual Muntah
Stomatitis Sensasi Rasa
Menurun
Perubahan BB selama 6 bulan terakhi:
65 Kg Kesulitan menelan : Tidak
Gigi : utuh √ Tidak utuh, Jelaskan:Gigi
taring Keluhan Lansia :Tidak ada
Masalah Kep. : Tidak ada
Askep Kasus
Masalah Kep. : Tidak ada

C. Pola Nutrisi
Diet tertentu :Tidak ada
Nafsu maka Anoreksia √ Meningkat
Mual Muntah
Stomatitis Sensasi Rasa
Menurun
Perubahan BB selama 6 bulan terakhi:
65 Kg Kesulitan menelan : Tidak
Gigi : utuh √ Tidak utuh, Jelaskan:Gigi
taring Keluhan Lansia :Tidak ada
Masalah Kep. : Tidak ada
Askep Kasus
Masalah Kep. : Tidak ada

C. Pola Nutrisi
Diet tertentu :Tidak ada
Nafsu maka Anoreksia √ Meningkat
Mual Muntah
Stomatitis Sensasi Rasa
Menurun
Perubahan BB selama 6 bulan terakhi:
65 Kg Kesulitan menelan : Tidak
Gigi : utuh √ Tidak utuh, Jelaskan:Gigi
taring Keluhan Lansia :Tidak ada
Masalah Kep. : Tidak ada
Askep Kasus
Askep Kasus
Askep Kasus
Askep Kasus
K. Pola Konsep Diri (Koping)
Apa pendapat lansia tentang tinggal di panti werdha: lebih senang karenaa
banyak teman
Kehilangan / perubahan dalam satu tahun terakhir

Pola Hubungan – Peran


Bagaimana menurut keluarga lansia tentang lansia yang
tinggal di panti tresna werdha: Lebih baik dipanti
karenadirumah tidak ada meng menggurusi nya.
Bagaimana menurut teman lansia tentang tinggal di panti
tresna werdha: Keluhan Lansia :Tidak ada
Masalah Kep. : Tidak ada Pola Kepercayaan
Agama : Islam
Kegiatan rutin keagamaan: Sholat 5 waktu Keluhan Lansia
:Tidak ada
Masalah Kep. : Tidak ada Daftar Masalah Keperawat
Analisis Masalah
B.Analisis Masalah
Inisial Klien :Tn.D Umur :70 Tahun Jenis Kelamin :Laki-laki
Ruang :A11
Analisis Masalah
C.Prioritas masalah
1.Nyeri Akut
2.Gangguan mobilisasi fisik

D.Diagnosa
1.Nyeri akut berhubungan dengan agen pencederaan fisik
(mis.abses,amputasi, terbakar,terpotong,mengangkat berat, prosedur
operasi, trauma,latihan fisik berlebihan) dibuktikan dengan
mengeluh nyeri
2.Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan sendi
dibuktikan dengan mengeluh sulit ekstremitas
Intervensi
Intervensi
Intervensi
Intervensi
Intervensi
Intervensi
Implementasi
Implementasi
Implementasi
Implementasi
Implementasi
G. Discharge Planning
1.meminum obat secara teratur sesuai resep dokter
2.jika nyeri kambu bisa dilakukan dengan kompres hangat
3.melakukan terapi asam urat.
4.tidak memakan makanan pantangan
5.makan makanan yang sehat
6.jika semakin parah bisa konsultasi kedokteran
Kesimpulan
1.Telah melakukan Pengkajian terhadap Tn.D dan keluarga nya di panti aswadha pada tanggal 27 januari
2022
2.Diagnosis yang didapatkan setelah melakukan pengkajian pada Tn.D
a.Nyeri akut berhubungan dengan agen pencederaan fisik (mis.abses,amputasi,
terbakar,terpotong,mengangkat berat, prosedur operasi, trauma,latihan fisik berlebihan) dibuktikan
dengan mengeluh nyeri
b.Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan sendi dibuktikan dengan mengeluh sulit
ekstremitas
3.Intervensi yang didapat adalah:
a.DX: Nyeri akut Intervensi:manajemen nyeri
b.DX: Gangguan mobilitas fisik Intervensi: Dukungan mobilisasi
4.Implementasi yang dilakukan adalah :
a.DX: Nyeri akut Implementasi: Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri.Identifikasi skala nyeri. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri.Kontrol
lingkungan yang memperberat rasa nyeri.Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri,kompres hangat.
b.DX:Gangguan mobilisasi Fisik Implementasi: Identifikasi toleransi fisik melalui ambulansi Monitor
frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum melalui ambulans:Fasilitasi aktivitas ambulansi dengan alat
bantu (mis. Tongkat, kruk.Fasilitasi melakukan mobilitas fisik, jika perlu Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam meningkatkan ambulansi Ajarkan sederhana yang harus dilakukan (mis.
Berjalan dari tempat tidur ke kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi, berjalan sesuai
toleransi
Kesimpulan
5.Hasil yang didapatkan setelah dilakukan implementasi adalah bertambahnya pengetahuan tentang
penyakit TB Paru, pernapasan yang baik, mengetahui teknik napas dalam, saturasi oksigen
normal .Dokter menyatakan pasien sudah membaik dan dapat pulang namun masih harus menebus resep
obat untuk diminum agar dapat sembuh total
Thanks!!!

Anda mungkin juga menyukai