Anda di halaman 1dari 9

FILSAFAT SOSIAL #4:

OTORITAS DAN
KEBEBASAN INDIVIDU
Syarif Maulana
JOHN LOCKE DAN LATAR
BELAKANGNYA
• John Locke (1632 – 1704) hidup di zaman yang kurang lebih sama dengan Thomas Hobbes.
Sama-sama berasal dari Inggris, keduanya turut menjadi saksi dieksekusinya Charles I.
• Hobbes, lewat pemikiran-pemikirannya, cenderung membela pihak Charles I dengan
menunjukkan bahwa raja seharusnya memiliki kekuasaan absolut (dalam Leviathan).
Sebaliknya, Locke cenderung membela kaum Roundhead atau Parlementarian yang
menginginkan kebebasan bagi rakyat.
• Di masa Locke tersebut, kelompok pedagang mulai berkuasa, feodalisme mulai dihapuskan,
dan hak kepemilikan menjadi penting.
• Pemikiran Locke menjadi peletak dasar paradigma liberalisme, dan berpengaruh besar pada
perkembangan negara Inggris serta Amerika Serikat.
• Karya-karya pentingnya: An Essay Concerning Human Understanding, Two Treatises of
Government, dan A Letter Concerning Toleration. Ketiganya terbit di tahun yang sama, yaitu
1689.
PEMIKIRAN-PEMIKIRAN JOHN LOCKE
• Empirisme Locke dalam An Essay Concerning Human Understanding: Menolak ide
bawaan Descartes dan menganggap bahwa manusia lahir seperti kertas kosong atau
tabula rasa. Seluruh pengetahuan kita bersifat a posteriori.
• Kehidupan beragama menurut Locke dalam A Letter Concerning Toleration:
• Alih-alih diseragamkan, kehidupan beragama yang beragam justru penting bagi kehidupan
bermasyarakat.
• Gereja yang baik, menurut Locke, adalah gereja yang lebih banyak melakukan tindak persuasif
daripada kekerasan.
• Kekuatan eksternal tidak bisa memaksa iman seseorang dan bahkan tindakan (memaksa)
semacam itu adalah sesuatu yang menjijikkan secara moral, tidak efektif, dan tidak masuk akal.
• Bagaimana dua pemikiran tersebut di atas dapat memberi landasan bagi pemikiran
liberalisme Hume (kita belum masuk pada pemikiran Hume tentang kontrak sosial)?
STATE OF NATURE MENURUT LOCKE
• Manusia bebas dan setara, dan bukan saling berperang seperti anggapan Hobbes.
• Kebebasan ini terbatas karena keharusan untuk menghormati hak orang lain,
sekurang-kurangnya: hak untuk hidup dan hak atas hasil kerja.
• Masing-masing individu mempunyai hak yang tidak boleh dirampas yaitu
kebebasan individu.
• Di dalam kebebasan individu, kita memiliki kewajiban untuk menjaga diri dari
sesuatu yang mengancam hidup kita sendiri dan kita boleh bertindak apapun,
selama tidak melanggar hak-hak alami atas hidup, kebebasan, dan milik orang lain.
• Kebebasan individu adalah komitmen moral yang harus dipahami secara internal
dan tidak bisa dipaksakan oleh kekuatan eksternal.
JADI, UNTUK APA ADA OTORITAS?
• Kan, manusia sudah dari dalam dirinya sendiri menyadari kebebasannya
sendiri dan orang lain? Kan, manusia, dalam kondisi alamiahnya, sudah
tertib dan nyaman?
• Otoritas diperlukan untuk menjamin kebebasan dan kesetaraan individu itu.
Memang iya bahwa setiap orang memiliki hak yang sama atas kesehatan,
kebebasan, dan harta benda, tapi harus ada pihak yang mampu memberikan
perlindungan bagi hak-hak tersebut.
• Otoritas adalah pihak yang dimaksud tersebut, karena asumsinya, sesama
individu belum tentu mampu secara tepat melindungi dan menghukum si
pelanggar.
• Otoritas diperlukan untuk melindungi kepemilikan.
JADI, UNTUK APA ADA OTORITAS? (2)
• Meski kita mempunyai hak dan kewajiban alamiah, keberadaan otoritas
membuat kita lebih efektif dalam menikmati hak dan kewajiban tersebut.
• Otoritas harus ada karena manusia tidak bisa dipercaya untuk seterusnya
baik. Harus ada otoritas resmi yang menjamin keamanan masyarakat,
yang tugas pokoknya adalah menjaga serta melindungi hak milik pribadi.
• Otoritas ini harus benar-benar menjamin kebebasan masyarakat yang
ada di bawahnya, dan tidak mencampuri urusan pribadi, termasuk agama
dan keyakinan seseorang – kecuali bila agama atau keyakinan tersebut
bertentangan dengan tujuan negara -.
OTORITAS BISA DIPERCAYA?
• Lagi-lagi berbeda dengan Hobbes, Locke menganggap otoritas ini
punya kecenderungan korup dan bisa jadi malah merampas hak serta
kebebasan individu.
• Kekuasaan ini harus dibatasi dengan cara adanya pemisahan. Ini
sebentuk kritik terhadap sosok Leviathan-nya Hobbes yang tegas,
berkuasa penuh dan absolut.
UNTUK DIRENUNGKAN
• Apakah menurut Anda memang kondisi asali manusia itu bebas dan
setara?
• Jika Anda menjadi Locke, kira-kira bagaimana pandangan Anda
tentang perbudakan?
• Bagaimana Anda mengaitkan pemikiran Locke dengan kolonialisme
Inggris yang sedang hangat-hangatnya di masa itu?
• Apakah liberalisme, sebagai pemikiran yang diturunkan dari gagasan-
gagasan Locke, adalah paradigma terbaik untuk diterapkan pada
kondisi masyarakat sipil, atau Anda punya pemikiran lain atau bahkan
kritik terhadapnya?
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai