Anda di halaman 1dari 21

KRIM & LOTION

Kelompok V

01 Serli Amelia 02 Rahma Ria


210205134 210205140

03 Rani Ravena 04 Shania Farnatha Putri


210205143 210205159
KRIM
KRIM
Krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi
mengandung air tidak kurang dari 60% dan
dimaksudkan untuk pemakaian luar. Ada dua tipe
krim yaitu krim tipe Minyak-Air (M/A) dan krim
Air-Minyak (A/M)
(FI ED III Hal 8)
Menurut Farmakope Indonesia edisi ke IV, Krim
adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung
satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi
dalam bahan dasar yang sesuai.
Tipe Krim
Tipe Air Minyak (A/M) digunakan sabun polivalen,
Tipe Minyak Air (M/A) digunakan sabun span, adeps lanae, koleterol, dan cera. ( Moh.Anif 1997
monovalen seperti : trietanolamin Hal 72)
stearat, natrium stearat, kuning telur,
gelatinum, caseinum, CMC, tween,dan
emulgidum. (Moh.Anif 1997 Hal 72)
Fungsi Krim

Krim berfungsi sebagai bahan pembawa substansi obat untuk


pengobatan kulit, sebagai bahan pelumas untuk kulit, dan sebagai
pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak permukaan kulit
dengan larutan berair dan rangsangan kulit (Anief, 2007).

Selain itu, menurut British Pharmacopoeia, krim diformulasikan


untuk sediaan yang dapat bercampur dengan sekresi kulit.Sediaan
krim dapat diaplikasikan pada kulit atau membran mukosa untuk
pelindung, efek terapeutik, atau profilaksis yang tidak
membutuhkan efek oklusif (Marriot, John F., et al., 2010)
Kualitas Dasar Krim (Anief, 2005)
Kualitas dasar krim, yaitu:

1. Stabil, selama masih dipakai mengobati. Maka


krim harus bebas dari inkopatibilitas, stabil
pada suhu kamar, dan kelembaban yang ada
dalam kamar.
2. Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus
dan seluruh produk menjadi lunak dan
homogen.
3. Mudah dipakai, umumnya krim tipe emulsi
adalah yang paling mudah dipakai dan
dihilangkan dari kulit.
4. Terdistribusi merata, obat harus terdispersi
merata melalui dasar krim padat atau cair pada
penggunaan.
Komponen Krim
Bahan-bahan yang digunakan mencakup emolien, zat sawar, zat humektan, zat pengemulsi, zat pengawet
(Ditjen POM, 1995).
Emolien Zat yang paling penting untuk bahan pelembut kulit adalah turunan dari lanolin dan
derivatnya, hidrokarbon, asam lemak, lemak alkohol.

Zat sawar Bahan-bahan yang biasa yang digunakan adalah paraffin wax, asam stearat

Humektan Suatu zat yang dapat mengontrol perubahan kelembaban di antara produk dan udara,
baik didalam kulit maupun diluar kulit.Biasanya bahan yang digunakan adalah gliserin
yang mampu menarik air dari udara dan menahan air agar tidak menguap.

Zat pengemulsi Zat pengemulsi adalah bahan yang memungkinkan tercampurnya semua bahan-bahan
secara merata (homogen), misalnya gliseril monostearat, trietanolamin

Pengawet Bahan yang dapat mengawetkan kosmetika dalam jangka waktu selama mungkin agar
dapat digunakan lebih lama.Pengawet dapat bersifat antikuman sehingga menangkal
terjadinya tengik oleh aktivitas mikroba sehingga kosmetika menjadi stabil.Selain itu juga
dapat bersifat antioksidan yang dapat menangkal terjadinya oksidasi
Contoh Resep

R/ Acid Stearinic 15 Cara pembuatan :


Cera alba 2 - Cera alba, Vaselin dan Acidum Stearinicum dilebur
Vaselin album 8 dalam cawan penguap diatas penangas air
Trietanolamin 1,5 - Larutkan trietanolamin (TEA), Propilenglikol dalam
air panas
Propilenglikol 8 - Hasil leburan yang panas, tuang kedalam lumpang
Aqua dest 65,5 panas, kemudian tambahkan larutan TEA +
S Basis Vanishing Cream Popilenglikol yang panas
- Gerus sampai terbentuk masa krim
R/ Emulgid 6 Cara pembuatan :
Ol. Arachid. 9
Cetaceum 3 - Emulgid, Oleum Arachidis dan Cetaceum
Nipagin 0,3 dilebur dalam cawan penguap diatas
Aq ad 58 penangas air
Sulfur Praecip. 2 - Larutkan Nipagin dengan sedikit alkohol,
S.u.e kemudian tambahkan dalam air panas
- Hasil leburan yang panas, tuang ke dalam
lumpang panas, kemudian tambahkan larutan
nipagin yang panas
- Gerus sampai terbentuk masa krim yang
homogen
R/ Betamethasoni Valeras Equiv
Betamethason 10 mg Cara pembuatan :
Asam sitrat 50 mg
Dinatii Hidrogenfosfat 250 mg - Vaselin, parafin cair dan Cetosteari alkohol dilebur
Klorkresol 10 mg dalam cawan penguap diatas penangas air
Vaselin album 1,5 g - Larutkan Asam sitrat, Dinatrium Hidrogenfosfat ,
Cetomakrogoli 1000 180 mg Cetomakrogol 1000 dan Klorkresol dalam air panas
Cetostearil alkohol 720 mg - Hasil leburan yang panas, tuang kedalam lumpang
Parafin Liquid 600 mg panas, kemudian tambahkan larutan campuran Asam
Aqua dest ad 10 g sitrat yang panas
- Gerus sampai terbentuk masa krim yang homogen
LOTION
Lotion (Losio)
Losio adalah sediaan cair berupa suspensi atau dispersi,
digunakan sebagai obat luar. Dapat berbentuk suspensi zat
padat dalam bentuk serbuk halus dengan bahan
pengsuspensi yang cocok atau emulsi tipe minyak dalam air
dengan surfaktan yang cocok.
(FI ED III Hal 19-20)
Lotion didefinisikan sebagai dua fase
yang tidak bercampur,distabilkan dengan sistem emulsi
dan berbentuk cairan yang dapat dituang jika
ditempatkan pada suhu ruang ( Schmitt 1996)
Fungsi dari lotion adalah untuk mempertahankan kelembaban kulit, membersihkan,
mencegah, kehilangan air atau mempertahankan bahan aktif. Komponen-komponen
yang menyusun lotion adalah pelembab, pengemulsi, bahan pengisi, pembersih,
bahan aktif, pelarut, pewangi dan pengawet (Setyaningsih dkk., 2007).

Hal yang membedakan antara lotion dan krim secara fisik adalah krim mempunyai
viskositas yang tinggi dan tidak mudah dituang, sedangkan losion dapat mudah
dituang jadi dengan kata lain losion adalah bentuk emulsi yang cair (Barel dkk.,
2002).
Komponen Lotion
Asam stearat Merupakan asam lemak yang terdiri dari rantai hidrokarbon, diperoleh dari
(C16H32O2) lemak dan minyak yang dapat dimakan dan berbentuk serbuk berwarna
putih. Asam stearat mudah larut dalam kloroform, eter, etanol dan tidak larut
dalam air. Bahan ini berfungsi sebagai pengemulsi dalam sediaan kosmetik
(Departemen Kesehatan, 1993). Asam stearat dapat menghasilkan kilauan
yang khas pada produk skin lotion (Mitsui, 1997).
Setil alkohol Merupakan butiran yang berwarna putih, berbau khas lemak, rasa tawar dan
(C16H33OH) melebur pada suhu 45-50 °C. Setil alkohol larut dalam etanol dan eter
namun tidak larut dalam air. Bahan ini berfungsi sebagai pengemulsi,
penstabil dan pengental (Departemen Kesehatan, 1993).
Gliserin (C3H8O3) disebut juga gliserol atau gula alkohol, merupakan cairan yang kental, jernih,
tidak berwarna, sedikit berbau dan mempunyai rasa manis. Gliserin larut
dalam alkohol dan air tetapi tidak larut dalam pelarut organik (Doerge,
1982).
Triethanolamin Merupakan cairan tidak berwarna atau berwarna kuning pucat, jernih, tidak
((CH2OHCH2)3N) atau TAE berbau atau hampir tidak berbau dan higroskopis. Cairan ini dapat larut air dan
etanol tetapi sukar larut dalam eter. TEA berfungsi sebagai pengatur pH dan
pengemulsi pada fase air dalam sediaan skin lotion (Departemen Kesehatan,
1993). TEA merupakan bahan kimia organik yang terdiri dari amine dan
alkohol dan berfungsi sebagai penyeimbang pH pada formulasi skin lotion.
TEA tergolong dalam basa lemah (Anonim, 2008).

Metil paraben (C8H8O3) Merupakan zat berwarna putih atau tidak berwarna, berbentuk serbuk halus
dan tidak berbau. Zat ini mudah larut dalam etanol 95 %, eter dan air tetapi
sedikit larut benzen dan karbontetraklorida (Departemen Kesehatan, 1993).

Propil Paraben Merupakan suatu salah satu bahan yang paling sering digunakan sebagai
pengawet. Propil paraben efektif pada rentang pH yang luas dan memiliki
aktivitas antimikroba spektrum luas. Konsentrasi yang digunakan dalam
penggunaan sebagai pengawet sediaan topikal 0,01 – 0,6 % (Rowe dkk., 2009).
Parafin liquidum Minyak mineral (parafin cair) adalah campuran hidrokarbon cair yang berasal
dari sari minyak tanah. Minyak ini merupakan cairan bening, tidak berwarna,
tidak larut dalam alkohol atau air, jika dingin tidak berbau dan tidak berasa
namun jika dipanaskan sedikit berbau minyak tanah. Minyak mineral berfungsi
sebagai pelarut dan penambah viskositas dalam fase minyak (Departemen
Kesehatan, 1993).
Oleum Rosae Minyak mawar adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan uap
bunga segar Rosa galica L., Rosa dramascena Miller, Rosa alba L. dan varietas
rosa lain. Oleum Rosae dimanfaatkan sebagai pewangi (Ditjen POM, 1997).

Akuades Merupakan cairan jernih yang tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau.
Aquades digunakan sebagai pelarut (Ditjen POM, 1997).
Contoh Resep
Dr. Ridwan, Sp. KK
Jl. Cimareme no 64 Kel.Utama, Kec Penimbangan bahan :
Cimahi
Selatan, Kota Cimahi
SIP : 2212/DEPKES/2010 Kalamin : 100 mg
Lact Sulf : 10% = 10/100 x 60 ml = 6 ml
Gliserin : 10% = 10/100 x 60 ml = 6 ml
No : 01                                     Tgl :
14/12/2013 Bentonit : 1% = 1/100 x 60 ml = 0,6 gr
R / Calamin                             100 mg Air untuk bentonit = 20 x 0,6 = 12 ml
   Lact.sulfur
   Glycerin                  aa        10 %
Aquadest = 60 ml – ( 0,1+6+6+0,6+12)
   Bentonit                              q.s = 35,3 ml
   Mds.Lotio 60 ml
s.ue
Pro : Imas
Perbedaan krim dan lotion dengan sediaan
semisolid lainnya
TERIMA KASIH 
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 2005. Farmasetika Cetakan III. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Anonim, 1987. Kimia Organik. Penerbit Erlangga, Jakarta
Barel,A.,Poye, M., dan Malbach, H,. 2002. Handbook of Cosmetic Science And Technology. Marcrel dekker inc,
New York
Departemen Kesehatan RI. 1993. Kodeks kosmetik Indonesia, Edisi ke-2. Direktorat Jenderal Pengawas Obat dan
Makanan. Jakarta
Ditjen POM. 1997. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI. Jakarta
Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI. Jakarta
Doerge,R. 1982. Serbaneka Senyawa Organik Untu Farmasi. Di Dalam Wilson,Gisvold. 1982. Buku Teks Wilson
dan Gisvold Kimia Farmasi Dan Medisinal Organik Bagian II. Fatah AM, Penerjemah. Semarang, IKIP
Semarang Press.
Marriott, John F, dkk. 2010. Pharmaceutical Compounding and Dispensing. London: Pharmateutical Press
Mitsui, T. 1997. New Cosmetic Science. Amsterdam: Elsevier Science B.V

Anda mungkin juga menyukai