Kelompok V
Zat sawar Bahan-bahan yang biasa yang digunakan adalah paraffin wax, asam stearat
Humektan Suatu zat yang dapat mengontrol perubahan kelembaban di antara produk dan udara,
baik didalam kulit maupun diluar kulit.Biasanya bahan yang digunakan adalah gliserin
yang mampu menarik air dari udara dan menahan air agar tidak menguap.
Zat pengemulsi Zat pengemulsi adalah bahan yang memungkinkan tercampurnya semua bahan-bahan
secara merata (homogen), misalnya gliseril monostearat, trietanolamin
Pengawet Bahan yang dapat mengawetkan kosmetika dalam jangka waktu selama mungkin agar
dapat digunakan lebih lama.Pengawet dapat bersifat antikuman sehingga menangkal
terjadinya tengik oleh aktivitas mikroba sehingga kosmetika menjadi stabil.Selain itu juga
dapat bersifat antioksidan yang dapat menangkal terjadinya oksidasi
Contoh Resep
Hal yang membedakan antara lotion dan krim secara fisik adalah krim mempunyai
viskositas yang tinggi dan tidak mudah dituang, sedangkan losion dapat mudah
dituang jadi dengan kata lain losion adalah bentuk emulsi yang cair (Barel dkk.,
2002).
Komponen Lotion
Asam stearat Merupakan asam lemak yang terdiri dari rantai hidrokarbon, diperoleh dari
(C16H32O2) lemak dan minyak yang dapat dimakan dan berbentuk serbuk berwarna
putih. Asam stearat mudah larut dalam kloroform, eter, etanol dan tidak larut
dalam air. Bahan ini berfungsi sebagai pengemulsi dalam sediaan kosmetik
(Departemen Kesehatan, 1993). Asam stearat dapat menghasilkan kilauan
yang khas pada produk skin lotion (Mitsui, 1997).
Setil alkohol Merupakan butiran yang berwarna putih, berbau khas lemak, rasa tawar dan
(C16H33OH) melebur pada suhu 45-50 °C. Setil alkohol larut dalam etanol dan eter
namun tidak larut dalam air. Bahan ini berfungsi sebagai pengemulsi,
penstabil dan pengental (Departemen Kesehatan, 1993).
Gliserin (C3H8O3) disebut juga gliserol atau gula alkohol, merupakan cairan yang kental, jernih,
tidak berwarna, sedikit berbau dan mempunyai rasa manis. Gliserin larut
dalam alkohol dan air tetapi tidak larut dalam pelarut organik (Doerge,
1982).
Triethanolamin Merupakan cairan tidak berwarna atau berwarna kuning pucat, jernih, tidak
((CH2OHCH2)3N) atau TAE berbau atau hampir tidak berbau dan higroskopis. Cairan ini dapat larut air dan
etanol tetapi sukar larut dalam eter. TEA berfungsi sebagai pengatur pH dan
pengemulsi pada fase air dalam sediaan skin lotion (Departemen Kesehatan,
1993). TEA merupakan bahan kimia organik yang terdiri dari amine dan
alkohol dan berfungsi sebagai penyeimbang pH pada formulasi skin lotion.
TEA tergolong dalam basa lemah (Anonim, 2008).
Metil paraben (C8H8O3) Merupakan zat berwarna putih atau tidak berwarna, berbentuk serbuk halus
dan tidak berbau. Zat ini mudah larut dalam etanol 95 %, eter dan air tetapi
sedikit larut benzen dan karbontetraklorida (Departemen Kesehatan, 1993).
Propil Paraben Merupakan suatu salah satu bahan yang paling sering digunakan sebagai
pengawet. Propil paraben efektif pada rentang pH yang luas dan memiliki
aktivitas antimikroba spektrum luas. Konsentrasi yang digunakan dalam
penggunaan sebagai pengawet sediaan topikal 0,01 – 0,6 % (Rowe dkk., 2009).
Parafin liquidum Minyak mineral (parafin cair) adalah campuran hidrokarbon cair yang berasal
dari sari minyak tanah. Minyak ini merupakan cairan bening, tidak berwarna,
tidak larut dalam alkohol atau air, jika dingin tidak berbau dan tidak berasa
namun jika dipanaskan sedikit berbau minyak tanah. Minyak mineral berfungsi
sebagai pelarut dan penambah viskositas dalam fase minyak (Departemen
Kesehatan, 1993).
Oleum Rosae Minyak mawar adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan uap
bunga segar Rosa galica L., Rosa dramascena Miller, Rosa alba L. dan varietas
rosa lain. Oleum Rosae dimanfaatkan sebagai pewangi (Ditjen POM, 1997).
Akuades Merupakan cairan jernih yang tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau.
Aquades digunakan sebagai pelarut (Ditjen POM, 1997).
Contoh Resep
Dr. Ridwan, Sp. KK
Jl. Cimareme no 64 Kel.Utama, Kec Penimbangan bahan :
Cimahi
Selatan, Kota Cimahi
SIP : 2212/DEPKES/2010 Kalamin : 100 mg
Lact Sulf : 10% = 10/100 x 60 ml = 6 ml
Gliserin : 10% = 10/100 x 60 ml = 6 ml
No : 01 Tgl :
14/12/2013 Bentonit : 1% = 1/100 x 60 ml = 0,6 gr
R / Calamin 100 mg Air untuk bentonit = 20 x 0,6 = 12 ml
Lact.sulfur
Glycerin aa 10 %
Aquadest = 60 ml – ( 0,1+6+6+0,6+12)
Bentonit q.s = 35,3 ml
Mds.Lotio 60 ml
s.ue
Pro : Imas
Perbedaan krim dan lotion dengan sediaan
semisolid lainnya
TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 2005. Farmasetika Cetakan III. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Anonim, 1987. Kimia Organik. Penerbit Erlangga, Jakarta
Barel,A.,Poye, M., dan Malbach, H,. 2002. Handbook of Cosmetic Science And Technology. Marcrel dekker inc,
New York
Departemen Kesehatan RI. 1993. Kodeks kosmetik Indonesia, Edisi ke-2. Direktorat Jenderal Pengawas Obat dan
Makanan. Jakarta
Ditjen POM. 1997. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI. Jakarta
Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI. Jakarta
Doerge,R. 1982. Serbaneka Senyawa Organik Untu Farmasi. Di Dalam Wilson,Gisvold. 1982. Buku Teks Wilson
dan Gisvold Kimia Farmasi Dan Medisinal Organik Bagian II. Fatah AM, Penerjemah. Semarang, IKIP
Semarang Press.
Marriott, John F, dkk. 2010. Pharmaceutical Compounding and Dispensing. London: Pharmateutical Press
Mitsui, T. 1997. New Cosmetic Science. Amsterdam: Elsevier Science B.V