Anda di halaman 1dari 19

MECONIUM

DALAM AMNION
dr. Yuniarty Amra, Sp.OG., M.Kes
Cairan Amnion
Air ketuban, atau cairam amnion ad/ cairan yg terdapat dalam
ruangan yg diliputi selaput janin. Bobot jenis cairan ini sekitar 1.080.
makin tua kehamilan, makin turun berat jenisnya, hingga menjadi
1.025-1.010.

Fungsi :
1.Sebagai proteksi terhadap injury janin
2.Membantu mempertahankan temperature
3.Mencegah kulit fetus dri pergesekan amnion, untuk pergerakan bayi
4.Sebagai medium apabila terjdi perubahan kimiawi & membantu
mempertahankan supply oksigen fetus.
Meconium
Meconium mrupkn hasil pengeluaran saluran cerna (isi usus
janin), yg dpt diamati pd BBL mempunyai konsistensi sangat
kental, berwarna hijau tua terdiri dri sel epitel skuamosa,
lanugo, mukosa, empedu, enzim, protein plasma, mineral,
lipid, debris seluler, benang mucus, darah & vernik.

Meconium mulai terbentuk pertama kali di ileum fetus kira2


minggu ke 10 & 16 khmilan. Sekresi mukosa, sel mukosa &
elemen padat yg ada merupakan komponen padat utama dri
meconium, walaupun demikian air merupakan komponen
cairan utama 85-95% meconium.
Penyebab Ketuban bercampur
Meconim
Keadaan hipoksia kronik intra uterine dapat menyebabkan
keluarnya meconium kedalam air ketuban. Faktor tersebut meliputi:
1.Insufisiensi plasenta
2.Hipertensi ibu
3.Preeklampsia
4.Ibu dengan penyakit jantung
5.Oligohidramnion
6.Penggunaan obat2 pd ibu, misalnya drug abuse (kokain)
7.Ibu merokok, ibu dengan infeksi uterin, sepsis maternal &
penyakit paru kronik.
Penyebab Ketuban bercampur
Meconim
Keadaan tersebut dpat menyebabkan aliran darah maternal ke
janin terganggu sehingga janin dalam keadaan hipoksi &
terjdi pengeluaran meconium sehingga air ketuban bercampur
meconium.

Selain itu keluarnya meconium -> stimulasi kematangan saraf


saluran cerna ( >30% UK >42 mgg). Jarang sekali pada UK
<34 mgg.
Komplikasi Meconium dalam Amnion
1. Mengurangi aktifitas antibakteri (menyebabkan
peningkatan resiko infeksi bacterial perinatal)
2. Meconium menyebabkan iritasi kulit janin sehingga
meningkatnya kejadian eritema toksikum.
3. Komplikasi paling serius -> aspirasi meconium sebelum,
selama, & setelah kelahiran. Dapat memperberat hipoksia
melalui 3 efek pulmonari mayor:
a. Obstruksi jalan nafas
b. Disfungsi surfaktan
c. Pneumonitis kimiawi
SINDROM ASPIRASI MEKONIUM

DEFINISI
Aspirasi mekonium adalah
sekumpulan gejala disfungsi
pernafasan yang terjadi karena
cairan amnion yang mengandung
meconium terinhalasi oleh janin,
aspirasi mekonium merupakan
suatu keadaan serius yang
menjadi salah satu penyebab
kematian bayi baru lahir
ETIOLOGI
• Adanya tekanan intrauterin mempengaruhi bagian
dalam rahim. Faktor yang mempengaruhi bagian
dalam rahim termasuk insufisiensi plasenta, hipertensi
ibu, preeklamsi, oligohidramnion, dan penyalah
gunaan obat ibu terutama tembakau dan kokain.
• Cairan mekonium terutama ketuban dapat disedot oleh
janin selama persalinan dan kelahiran, sehingga
menyebabkan gangguan pernafasan bayi, karena
mekonium jarang ditemukan dalam cairan ketuban
pada kehamilan sebelum 34 minggu, aspirasi
mekonium terutama mempengaruhi bayi pada
kehamilan lewat bulan.
FAKTOR RESIKO
• Hamil lebih bulan
• Ibu pre-eklamsi/eklamsi
• Ibu hipertensi
• Ibu DM
• Ibu perokok berat, penyakit saluran kronik, kelainan jantung
• Bunyi jantung anak abnormal
• Bayi KMK
• Oligohidroamnion
• Infeksi maternal (Chorioamnionitis)
• Pembersihan mekonium yang tidak adekuat
MANIFESTASI KLINIK
• Cairan ketuban yang berwarna kehijauan atau jelas terlihat
adanya mekonium didalam cairan ketuban
• Mekonium mengotori kulit, tali pusat, dan kuku
• Bayi tampak lemas dan lemah
• Sianosis
• Hiperekspansi dada
• Takipnea, Apnea
• Frekuensi denyut jantung rendah sebelum kelahiran
• Hipoksia
• Retraksi intercosta
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan kultur darah
• Pemeriksaan sinar X dada yang memperlihatkan adanya
bercak infiltrat, corakan kedualapang paru kasar dan
ateletaksis
• Oksimetri nadi yaitu tehnik noninvasive untuk mengukur
saturasi oksigen yang biasanya berkaitan dengan tekanan
oksigen parsial arterial (PaO2)
• Analisa gas Darah yaitu untuk mengetahui status oksigenasi
kardiopulmonal serta mengidentifikasi asidosis metabolik atau
respiratorik dengan penururnan PO2 dan peningkatan PCO2
KRITERIA DIAGNOSIS
• Anamnesa :
• Riwayat janin tumbuh lambat
• Riwayat kesulitan persalinan dan riwayat gawat janin
• Riwayat persalinan dengan air ketuban bercampur mekonium
• Riwayat persalinan yang mengalami asfiksia berat
• Pemeriksaan fisik :
• Cairan amnion tercemar mekonium baik encer maupun kental, bayi
diliputi mekonium
• Tali pusat dan kulit bayi berwarna hijau kekuningan
• adanya obstruksi jalan lahir besar yang ditandai dengan apneu, dan
adanya staining pada umbilikal bayi.
• Selain itu didapatkan tanda distres respirasi sekunder
karena peningkatan retensi jalan nafas
• Penurunan compliance dan adanya air trapping yaitu
takipnea, nafas cuping hidung, dan retraksi pada subcostal.
• Biasanya disertai tanda bayi lebih bulan
• Analisis gas darah : asidosis metabolik, asidosis
respiratorik, hipoksemia dan hiperkapnea
• Foto thoraks : hiperinflasi diseluruh lapang paru,
diafragma yang mendatar, dan infiltrat yang berbatas tidak
jelas yang memberi kesan terjadinya aspirasi mekonium
pada bayi
PENATALAKSANAAN
1. Tindakan resusitasi
2. Medikamentosa
3. Bedah
4. Suportif
MONITORING
• Terapi
• Setelah bayi melewati masa krisis dan kebutuhan
oksigen sudah terpenuhi dengan oksigen
ruangan/atmosfer, suhu tubuh bayi sudah stabil
diluar inkutabor, bayi dapat minum sendiri
persepen/menetek, ibu bisa merawat dan
mengenali tanda sakit pada bayi dan tidak ada
komplikasi atau penyulit maka bayi dapat berobat
jalan
• Tumbuh kembang
Bila bayi yang berhasil bisa bertahan hidup tanpa
komplikasi maka proses tumbuh kembang anak
selanjutnya tidak mengalami gangguan. Tetapi apabila
timbul komplikasi (hipoksia serebri, gagal ginjal,
keracunan oksigen, epilepsi maupun komplikasi palsi
serebral) maka tumbuh kembang anak tersebut akan
mengalami gangguan dari yang ringan sampai yang
berat termasuk gangguan penglihatan, sehingga
diperlukan pemantauan berkala pada masa balita.
KOMPLIKASI
• Pneumothoraks
• Bronkopneumonia
• Hipertensi pulmonal
• Sepsis
• Emfisema intestinal paru
• Hemoragik paru
• Edema paru
• Hipertensi paru
• Kerusakan otak akibat kekurangan oksigen
• Anemia
LANGKAH PROMOTIF
• Mencegah persalinan postmatur
• Mencegah IUGR (Intra Uterine Growth
Retardation)
• Melakukan pertolongan persalinan yang bersih
dan aman
• Mencegah asfiksia neonatorum
• Melakukan resusitasi dengan benar
• Melakukan tindakan pencegahan infeksi
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai