Anda di halaman 1dari 6

Menghitung

frekuensi alel
ganda

Dipresentasikan oleh : Jamallaili safitri


Bila satu lokus memiliki lebih dari dua alel maka keadaan ini disebut alel ganda. Contoh yang
paling dikenal adalah Contoh yang paling dikenal adalah golongan darah ADO. Pada sistem
golongan darah ini fenotipnya ditentukan oleh tiga alel, yaitu A, B dan O. Golongan darah A
memiliki genotip AA atau AO: golongan darah B genotipnya BB atau BO ,golongan darah AB
genotipnya AB dan golongan darah O genotipnya OO Untuk imenghitung frekuensi alel pada sitem
alel ganda maka persamaan p + q = 1 diluaskan menjadi p+ q +r =1
Selanjutnya
(p + + q +r )2=1
P2 + q2 + r2 + 2pq+2pr+2qr =1

Bila frekuensi alel A=p, B=q dan O=r maka proporsi masing-masing golongan darah dalam populasi
dapat ditentukan sebagaimana disajikan pada Tabel 12.1
Berdasarkan Tabel 12.1 dapat dilihat bahwa untuk menghitung frekuensi alelnya harus
dimulai dari menghitung frekuensi alel O, yaitu alel resesif sebab walaupun golongan darah
AB memiliki fenotip dan genotip yang dapat dibedakan dari lainnya tetapi proporsinya
ditentukan oleh dua alel yang sebenarnya belum diketahui frekuensinya.

Contoh 12.5
Dalam suatu populasi diketahui bahwa jumlah individu yang bergolongan darah A=135,
B=39, AB=18 dan O=108. Berapakah frekuensi alel A, B dan O pada populasi tersebut.

Pemecahan
Jumlah individu = 135+ 39+18+108 = 300
Frekuensi yang berfenotip O = r2 = 108/300 = 0,36
Frekuensi alel O = r = √0,36 = 0,6
Frekuensi yang berfenotip A = p2+2pr = 135/300 = 0,45
AA+AO+O = p²+2pr + r² = 0,45+0,36 = 081
p + r = √0,81= 0,9
Frekuensi alel A = p = 0,9 – r = 0,9 – 0,6 = 0,3
Fenotipe golongan darah B bergenotipe BB dan BO
Frekuensi golongan darah B = 39/300 = 0,13
BB + BO + OO = q² + 2qr + r²
= ( q + r )= 0,13 + 0,36 = 0,49
q + r = √0,49 = 0,7
Frekuensi alel B= q = 0,7- r = 0,7 – 0,6 = 0,1

Dalam menghitung frekuensi alel pada sistem alel ganda sering kali hitingan kita akan
memberi hasil p+q+r tidak sama dengan satu. Hal ini disebabkan bilangan yang ada
tidak selalu habis dibagi oleh bilangan lainnya. pembulatan sering kali juga sukar
dilakukan. Cara mengoreksinya adalah dengan membagi frekuensi masing-masing alel
yang didapat dengan jumlah seluruh frekuensi. Contoh berikut akan memberi
gambaran yang nyata.
Contoh 12.6 (diambil dari Hartl dan Clark, 1989)
Duri 2060 orang Kroasia yang diteliti fenotipnya diperoleh
data sebagai berikut Maurant dkk, 1976 sebagaimana
dikutip oleh Hartl dan Clark, 1989)

Orang2 masing bergolongan darah O: 702, A: 862, B: 365


dan AB 131.
Dengan persamaan 129 akan diperoleh
r=0,5838
p=0,2875
q=0,1358
kalau dijumlah maka p+q+r=1,0071, jadi lebih dari satu.
Dalam keadaan seperti ini bila dilakukan pembulatan
hasilnya juga akan menjadi lebih besar, maka cara yang
dianjurkan adalah membagi masing-masing frekuensi
dengan 1,0071 sehingga
r=0,5838/1,0071= 0,57968 atau dibulatkan 0,5797
p=0,2875/1,0071= 0,28547 atau dibulatkan 0,2855
q=0,1358/1,0071= 0,13484 atau dibulatkan 0,1348
Angka-angka hasil pembagian di atas lebih mudah dibulatkan dan hasil
pembulatan bila dijumlah akan sama dengan satu. Tentu saja cara ini tidak
perlu lakukan bila pada hitungan awal tidak ada kesulitan dalam pembulatan.

Ada satu hal yang perlu diperhatikan dalam pembulatan ini, hasil pada. Contoh
12.6 dapat dibulatkan menjadi r=0,6: p=0,3; q=0,1. Bila hal ini lakukan akan
mengurangi tingkat ketelitian dari empat angka di belakang koma menjadi
hanya satu angka di belakang koma atau dari 1/10.000 menjadi 1/10. Dalam
genetika populasi biasanya digunakan empat angka di belakang koma kecuali
kalua memang hasilnya tepat sattu angka dibelakang koma maka tidak perlu
ditambah ditambah angka nol.

Anda mungkin juga menyukai