Anda di halaman 1dari 10

PENGELOLA OPERASIONAL

INTERNAL PERUSAHAAN PT. TELKOM

INDONESIA
Kelompok 1
1.023102111055 - Arvi Hermawan
2.023102111030 - Sri Anjani
3.023102111032 - Ferdian Budi Susanto
4.023102111053 - Aldhika Yusnar Fahmie
5.023102111007 - Citra Puspitadewi
6.023102111013 - Riko
7.023102111035 - Sylvia Nurmawanti
8.023102111049 - Muhamad faris dwinugroho
9.023102111004 - Max Dewar Rivedo
Alokasi Sumberdaya dalam Mengupayakan
Pelaksanaan Strategi

 PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) adalah Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang bergerak di bidang jasa layanan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) dan jaringan telekomunikasi di Indonesia. PT Telkom juga
menyediakan pengadaan bahan dan pelayanan untuk pemasangan perangkat
jaringan internet.
 Pada PT. Telkom sudah memiliki sebuah aplikasi bernama SCMT (Supply Chain
Management Telkom).
 Supply Chain Management Telkom (SCMT) digunakan oleh PT Telkom agar
mempermudah Costumer untuk melakukan transaksi pembelian barang - barang
material dengan jumlah banyak dan dengan pengirimanan barang material
berkualitas tinggi cepat dan aman. SCMT lebih memudahkan pemasok untuk
mengetahui barang yang akan di pesan oleh costumer. Pada aplikasi tersebut
pemasangan perangkat jaringan internet kerap mengalami gangguan pemesanan
dan pengiriman barang. Sehinggah menyebabkan keterlambatan dalam
pemesanan dan pengiriman barang, serta aplikasi tersebut belum memiliki
aplikasih untuk melihat data aktivasi pemasangan barang material pelanggan.
Permasalahan tersebut perlu adanya peningkatan akan pengembangkan aplikasi
untuk melihat data aktivasi pemasangan barang material pelanggan. Sehingga
memudahkan admin untuk melihat data aktivasi pemasangan barang material ke
pelanggan. Adapun tujuan yang di buat dari sistem aplikasi
 Adapun tujuan yang di buat dari sistem aplikasi yaitu: Pengembangan sistem
aplikasi pengecekan aktivasi pemasangan barang material ke pelanggan dan dapat
membantu admin dalam melakukan proses pengecekan aktivasi pemasangan
barang material ke pelanggan. Adapun manfaat yang di dapat dari sistem aplikasi
yaitu: Pengembangan sistem aplikasi dapat membantu Admin dalam melakukan
pengecekan aktivasi pemasangan barang material ke pelanggan
Mengunakan Alat – Alat Manajemen Proses
Menjalankan Perbaikan Terus Menerus

Continuous Improvement adalah usaha atau upaya berkelanjutan yang dilakukan untuk
mengembangkan dan memperbaiki produk, pelayanan maupun proses. Usaha-usaha tersebut
bertujuan untuk mencari dan mendapatkan bentuk terbaik dari improvement yang dihasilkan.
Perbaikan system secara berkesinambungan yang dilakukan PT Telkom adalah Setiap produk
dan jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses-proses tertentu di dalam suatu system serta
menjadikan perusahaan yang berkualitas dan mampu mempertahankan konsumen pada
perisahaan. Tidak hanya melakukan penelitian proses bisnis pada level operasional, tetapi
melakukan penelitian di level strategis. Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa
ternyata tidak ada proses bisnis yang bertujuan untuk mengontrol atau mengendalikan proses
bisnis pelaksanaan penanganan gangguan. Selain itu juga dilakukan identifikasi mengenai
kemampuan perusahaan, yaitu sumber daya manusia, fasilitas dan teknologi yang dimiliki
perusahaan yang berperan dalam pelaksanaan proses penanganan gangguan. Penelitian ini
memberikan usulan perbaikan dengan memperhitungkan pengendalian dan evaluasi pada
proses yang dilaksanakan
Sistem-system Operasional dan Informasi
PT Telkom
 Operation Support System Sistem informasi selalu dibutuhkan untuk memproses
data yang dihasilkan oleh dan digunakan dalam operasi bisnis.Sistem pendukung
operasi semacam ini menghasilkan berbagai produk informasi yang paling dapat
digunakan oleh para manajer.Pemrosesan lebih jauh oleh sistem informasi
manajemen biasanya dibutuhkan. Peran dari sistem pendukung operasi
perusahaan bisnis adalah untuk secara efisien memproses transaksi bisnis,
mengendalikan proses industrial, mendukung komunikasi dan kerjasama
perusahaan,serta memperbarui database perusahaan. sistem pendukung operasi ini
dibagi menjadi Dua bagian, yaitu:
 Transaction Process System TPS (Transaction Processing System) adalah sistem
informasi lintas fungsi yang menproses dara dari traksaksi bisnis. Traksaksi ini
membantu kegiatan aktivitas bisnis pada perusahaan mulai dari penjualan,
pembelian, penyimpanan, pembayaran dan penagihan.Siklus pemprosesan
traksaksi meliputi entri data, pemrosesan traksaksi, pemeliharaan database,
pembuatan dokumen dan laporan dan pemrosesan pesanan.
 Entreprise Collaboration System Media intranet (portal internal) adalahmedia
komunikasi perusahaan secara on-line, real time, dinamis dan terbatas untuk
lingkungan Telkom.
Management Support System dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Management Support System Untuk memfasilitasi proses kerja seluruh karyawan, Telkom
membangun infrastruktur komunikasi yang terintegrasi untuk mempermudah koordinasi kebijakan
dan sosialisasi strategi bisnis Perusahaan antara pembuat kebijakan, pengelola SDM dan karyawan.
Infrastruktur tersebut adalah website Human Capital & General Affairs yang dapat diakses oleh
karyawan yang ingin mengetahui berbagai kebijakan dan informasi lain terkait pengelolaandan
pengembangan SDM
b. Decision Support Syste sebagai metode pengambilan keputusan yang taktis untuk pengembangan
fasilitas telekomunikasi diperlukan karena perubahan kriteria dan asumsi pendukung yang juga
berubah dengan sangat cepat. Di dalam hal ini PT TELKOM membuat suatu aplikasi yang dapat
dipergunakan untuk mempermudah PT. Telkom dalam pengambilan keputusan yang cepat dan akurat
yang diambil berdasarkan data dan fakta yang berada di lapangan. Aplikasi yang menggunakan
Telkom e-service akan membantu pengambilan keputusan karena hasilnya yang bersifat matematis
c. Specialized Processing SystemPerubahan portfoliobisnis dari Infocom ke TIMES menimbulkan
implikasi pergeseran kompetensi yang diperlukan. Sesuai kerangka kerja GCG yang telah dirumuskan,
kompetensi dan kemampuan SDM merupakan salah satu elemen penting yang harus diperhatikan
Perusahaan untuk dapat mewujudkanpraktik GCG. Sebaik apapun kebijakan dan proses yang telah
dirancang tidak akan membuahkan hasil yang optimal jika manusia yang menjalankan aktivitas
tersebut tidak professional.
Memadukan Penghargaan dan Insentif dalam pelaksanaan
strategi PT TELKOM

 Upaya Memberikan Motivasi Kerja Kemajuan dan keberhasilan suatu


organisasi/perusahaan salah satunya ditentukan oleh adanya produktifitas yang
tinggi dari para pegawainya. Untuk dapat meningkatkan produktifitas kerja
pegawai tersebut, maka suatu organisasi pemerintahan dalam hal ini pemimpin
harus dapat menciptakan suatu keadaan yang mendukung pegawai untuk
memenuhi kebutuhan pribadi. Dengan terpenuhinya kebutuhan individu, maka
dengan sendirinya akan berpengaruh terhadap peningkatan hasil. Sebab perasaan
puas dan senang hati seorang pegawai dalam organisasi ini disebabkan oleh
terpenuhinya kebutuhan yang dapat menimbulkan semangat kerja bertambah. Hal
ini berfungsi sebagai pendorong bagi pegawai untuk bekerja lebih produktif
sehingga mencapai tujuan organisasinya.
 PERSAMAAN KESEMPATAN DALAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI Sejalan
dengan visi dan misinya, Telkom memberikankesempatan bagi seluruh karyawan untuk
meningkatkan kompetensi dan kreativitas tanpa memandang suku, agama, ras, golongan, dan
gender. Di dalam mengembangkan kompetensi karyawan, Telkom dan anak perusahaan
menjamin kesempatan yang sama bagi setiap individu untuk mengikuti program pendidikan
dan pelatihan yang ditetapkan. Sepanjang tahun 2020, tidak kurang dari Rp94.459 miliar
telah dikucurkan oleh TelkomGroup untuk pengembangan kompetensi karyawan, tidak
termasuk dana beasiswa pendidikan. Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan dengan
Rp127,4 miliar dana pengembangan yang telah dimanfaatkan pada tahun 2019 dikarenakan
di 2020 terjadi pandemic sehingga metode pembelajaran dialihkan yang semula kelas menjadi
online learning. Sebanyak 15.128 karyawan telah mengikuti pelatihan pada tahun 2020,
kemudian yang mengikuti sertifikasi mencapai 1.917 peserta pada tahun 2020. Jumlah
kepesertaan pelatihan 2020 tersebut lebih tinggi dari jumlah total kepesertaan pelatihan tahun
2019. Hal tersebut dipicu oleh perubahan metode learning di tahun 2020 yang menggunakan
metode online, sehingga karyawan yang dapat mengikutinya cukup banyak.

Anda mungkin juga menyukai