Anda di halaman 1dari 13

GAMBARAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA IKTERUS NEONATUROM

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


ADE MOHAMMAD DJOEN SINTANG
TAHUN 2018

IDA PARIDA
NIM 151108115401061
 
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KAPUAS RAYA SINTANG
PROGRAM STUDI (DIII)
  KEBIDANAN
TAHUN 2018
LATAR BELAKANG
Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2013 terjadi 10 juta kematian
neonatus setiap tahun dari 130 juta bayi yang lahir. Kematian anak pada tahun 2013
sebesar 4,6 juta (74% dari semua kematian balita), terjadi dalam tahun pertama
kehidupan. Insiden tertinggi di wilayah Afrika sebesar 60 per 1000 Kelahiran Hidup
(KH), lima kali lebih tinggi dari kawasan Eropa yaitu 11 per 1000 KH (WHO, 2013).
Menurut World Health Organization (WHO) AKB sebagian besar disebabkan oleh
asfiksia (20-60%), infeksi (25-30%), bayi dengan berat lahir rendah (25-30%), dan
ikterus (30-40%).

Salah satu penyebab mortalitas pada bayi baru lahir adalah Ikterus yaitu warna kuning
yang tampak pada kulit dan mukosa karena peningkatan bilirubin. Biasanya mulai
tampak pada kadar bilirubin serum ≥5 mg/dL. Ikterus biasanya fisiologis, namun pada
sebagian kasus dapat menyebabkan masalah seperti yang paling ditakuti yaitu
ensefalopati bilirubin (Nurjanah, 2009).

Penyebab kematian neonatal 0–6 hari adalah gangguan pernapasan (37%), prematurias
(34%), sepsis (12%), hipotermi (7%), ikterus (6%) dan kelainan kongenital (1%)
( Riskesdas, 2007).
Angka Kematian Bayi (AKB) di Kalimantan Barat sebanyak
558 kaus per 100.000 kelahiran hidup kabupaten sintang
menempati peringkat pertama dengan 95 kasus. Kematian
bayi terbanyak disebabkan oleh asfiksia 35,9%, BBLR
35,5%, prematur 34,49%, sepsis 12,1%, hipotermi 6,35%,
ikterus 5,6%, postterm 2,8% dan kelaina kongenital 1,4%,
(Profil Kaimantan Barat).

Hasil studi pendahuluan di Rumah Sakit Umum


Daerah Ade Mohammad Djoen Sintang didapatkan
data kasus kejadian ikterus neonatorum mengalami
kenaikan dari tahun 2016-2017. Kejadian ikterus
neonatorum di Rumah Sakit Umum Daerah Ade
Mohammad Djoen Sintang tahun 2016 berjumlah
48 kasus sedangkan di tahun 2017 berjumlah 56
kasus.
RUMUSAN MASALAH

Bagaimanakah Gambaran faktor penyebab terjadinya


Ikterus Neonatorum di Rumah Sakit Umum Daerah
Ade Mohammad Djoen Sintang Tahun 2018?
TUJUAN PENELITIAN
mengetahui faktor risiko terjadinya ikterus
Tujuan Umum neonatorum di Rumah Sakit Umum Daerah Ade
Mohammad Djoen Sintang Tahun 2018.

Mengetahui faktor risiko kelahiran ikterus


neonatorum pada bayi premature di Rumah Sakit
Umum Daerah Ade Mohammad Djoen Sintang
tahun 2018.
Tujuan Khusus

Mengetahui faktor risiko ikterus neonatorum pada


bayi berat lahir rendah di Rumah Sakit Umum
Daerah Ade Mohammad Djoen Sintang tahun 2018.
MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi ilmu kebidanan
2. Bagi pengguna langsung
3. Bagi pengguna tidak langsung
a. Bagi Rumah Sakit
b. Bagi Institusi Pendidikan
RUANG LINGKUP
PENELITIAN

Materi Metode Tempat Waktu

deskriptif
Mengenai faktor retrospektif,
Rumah Sakit
resiko terjadinya pengambilan data
Umum Daerah Bulan April 2018
ikterus dengan
Ade Mohammad
neonatorum menggunakan data
Djoen Sintang
sekunder.
KEASLIAN PENELITIAN
N Nama Tahun Judul Metode Hasil
o
1 Dwi 2014 Hubungan Maturitas
Bayi Dengan Kejadian
Desain Hasil penelitian menunjukkan bahwa bayi yang
lahir prematur yaitu 20,8% (37 bayi) dan yang
Atika Ikterus Neonatorum penelitian mengalami kejadian ikterus neonatorum fisiologis
yaitu 39,9% (71 bayi) dari 178 bayi. Uji Chi –
Rahmy Fisiologis Di Ruang
Gayatri Rsu Dr. Wahidin
menggunakan Square yang sebelumnya menghitung nilai
Sudiro Husodo cross sectional frekuensi harapan dan didapatkan X2 hitung 21,32
> X2 tabel 3,84 dengan derajat kemaknaan (α =
Mojokerto 0,05) yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima yang
artinya ada hubungan antara maturitas bayi dengan
kejadian ikterus neonatorun fisiologis. Sebagian
kecil bayi yang lahir prematur mengalami ikterus
neonatorun fisiologis dan sebagian besar bayi yang
lahir aterm tidak mengalami ikterus neonatorum
fisiologis.

2 Siti 2007 Gambaran Ikterus Desain Hasil penelitian didapatkan bahwa tidak
Neonatorum satupun ikterus neonatorum patologis
Faridah Patologis Pada Bayi
penelitian disebabkan oleh faktor ibu, dan
Aterm menggunakan seluruhnya disebabkan oleh faktor bayi.
deskriptif Faktor bayi sebagian besar (54,31%)
karena hipoksia. Sedangkan yang
lainnya disebabkan karena 19,83 infeksi;
19,5 trauma lahir; 3,45 penurunan
peristaltik usus; dan 2,58% asfiksia.

3 Reisa 2013 Gambaran Fator Desain penelitian Ikterus neonatorum lebih sering terjadi
Risiko Ikterus menggunakan pada neonatus laki-laki 69,8%, preterm
Maulidya Neonatorum pada 51,2%, berat lahir normal 69,8%,
Tazami deskriptif
Neonatus di Ruang dilahirkan secara SC 53,5%, tanpa
Perinatologi RSUD prospektif komplikasi perinatal 62,8%, dengan
Raden Mattaher frekuensi pemberian ASI < 8 kali/hari
Jambi Tahun 2013 (72,1%).
Tinjauan Pustaka

Ikterus

Tinjuan Teori
Faktor Risiko Ikterus
KERANGKA KONSEP

Karakteristik
meliputi : Bayi Baru Lahir dengan
Bayi premature Ikterus Neonatorum
BBLR
METODOLOGI PENELITIAN
1. Desain Penelitian : Deskriptif retrospektif
2. Variabel penelitian :
a. Variabel dependen : prematur dan BBLR
b. Variabel independen : ikterus neonarurom
3. Populasi : Populasi dalam penelitian ini adalah bayi ikterus
neonarurom di RSUD Ade M.Djoen Sintang berjumlah 56kasus
pada tahun 2017.
4. Sampel : seluruh anggota populasi yaitu 56 bayi dengan ikterus
neonaturom
5. Alat Pengumpulan Data : Lembar checklist
6. Metode pengumpulan data : data sekunder
7. Pengolahan data : memeriksa data (editing), coding, tabulating,
data entry, penyajian data
8. Analisis data : software statistics
DEFINISI
Faktor penyebab
OPERASIONAL
Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
ikterus Operasional
neonaturom

Bayi yang lahir Checklist 1. Ya Nominal


1. Bayi pada usia
kehamilan <37 2. Tidak
prematur
minggu

2. BBLR Suatu kondisi Checklist 1. Ya Nominal


bayi baru lahir 2. Tidak
rendah di bawah
2500 gram

3. Prematur + Bayi yang lahir Checklist 1. Ya Nominal


pada usia 2. Tidak
BBLR
kehamilan <37
minggu
Suatu kondisi
bayi baru lahir
rendah di bawah
2500 gram
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai