Anda di halaman 1dari 24

DOSEN PENGAMPU : Ns. LUKMAN HANDOYO S.Kep M.

Kep

DISUSUN OLEH :

1. AYU INDAH MUTIARA


2. AZZURI VALESKA SALIM NANDIA
3. DWUI TAMARA
4. FERY FERMAN SYAH
5. MUTIARA FITRI FADILLAH
6. RESTI ANGGRAENI
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SEKTOR
INFORMAL
Pengertian K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)

K3 atau Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu sistem program yang dibuat bagi
pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan kerja
dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal
yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan
tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian.

Tujuan K3

 Agar tenaga kerja dan setiap orang berada di tempat kerja selalu dalam
keadaan sehat dan selamat
 Agar sumber-sumber produksi dapat berjalan secara lancar tanpa
adanya hambatan.
Ruang Lingkup K3

■ Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua tempat kerja yang di


dalamnya melibatkan aspek manusia sebagai tenaga kerja, bahaya akibat kerja
dan usaha yang dikerjakan

■ Aspek perlindungan dalam hyperkes meliputi :


1. Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian.
2. Peralatan dan bahan yang dipergunakan.
3. Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial.
■ Penerapan Hyperkes dilaksanakan secara holistik sejak perencanaan hingga
perolehan hasil dari kegiatan industri barang maupun jasa.
■ Semua pihak yang terlibat dalam proses industri/ perusahaan ikut bertanggung
jawab atas keberhasilan usaha hyperkes.
Konsep Perawat sebagai Tenaga Kesehatan

Perawat memegang peranan yang cukup besar dalam


upaya pelaksanaan dan peningkatan K3. Sedangkan
dalam pelaksanaannya, perawat tidak dapat bekerja
secara individual. Perawat perlu untuk berkolaborasi
dengan pihak-pihak lintas profesi maupun lintas
sektor.
Kondisi Lingkungan Kerja

 Potensial Hazard Lingkungan Fisik


Berdasarkan pengamatan yang dilakukan potensial hazard lingkungan fisik dari usaha
pembuatan pintu, jendela dan kusen yaitu kebisingan, cahaya, dan debu.

 Kebisingan
Kebisingan adalah semua suara/bunyi yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-
alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat
menimbulkan gangguan pendengaran (Kepmennaker, 1999).

Resiko yang ditimbulkan dari kebisingan juga beragam. Diantaranya ialah merusak indera
pendengaran, mengganggu konsentrasi, serta menyebabkan emosi yang tidak stabil.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi resiko kehilangan
pendengaran yang berhubungan dengan paparan dari kebisingan yaitu :
• Intensitas kebisingan (tingkat tekanan suara)
• Jenis kebisingan (wide band, narrow band, impulse)
• Jumlah dan hitungan durasi terpapar
• Usia pekerja yang terpapar
• Lingkungan sekitar yang bising

Contoh penyakit yang ditimbulkan akibat kebisingan adalah :


• NIHL ( noise – induced- hearing loss) atau tuli akibat kebisingan adalah gangguan
pendengaran ketika telinga tidak berfungsi dengan semestinya akibat mendengar suara
yang terlalu bising atau suara yang terlalu keras yang menyebabkan kerusakan struktur
sensitif di telinga.
• Hipertensi. Secara fisiologis, kebisingan dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan
gangguan kesehatan seperti, meningkatnya tekanan darah (± 10 mmHg), peningkatan nadi,
konstriksi pembuluh darah perifer terutama tangan dan kaki, serta dapat menyebabkan
pucat, gangguan sensoris dan denyut jantung, risiko serangan jantung
 Pencahayaan

Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan


lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas
manusia.
Standar Pencahayaan Kerja yaitu menurut Kep-Menkes RI No.
1405/Menkes/SK/XI/2002 menentukan intensitas cahaya di ruang kerja minimal
100 lux.
Ciri-ciri Pencahayaan yang baik menurut Sofyan Assauri
(1993:31) yaitu :
 Sinar cahaya yang cukup
 Sinarnya yang tidak berkilau dan menyilaukan.
 Tidak terdapat kontras yang tajam.
 Cahaya yang terang
Menurut sumbernya, pencahayaan dapat dibagi menjadi :

 Pencahayaan alami
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari.
Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energi listrik juga
dapat membunuh kuman. Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada suatu
ruang diperlukan jendela-jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang-
kurangnya 1/6 daripada luas lantai

 Pencahayaan buatan

Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber


cahaya selain cahaya alami. Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila
posisi ruangan sulit dicapai oleh pencahayaan alami atau saat pencahayaan
alami tidak mencukupi.
 Debu
Debu adalah zat padat yang dihasilkan oleh manusia atau alam dan merupakan
hasil dari proses pemecahan suatu bahan.
Partikel debu yang dihasilkan dari proses pembuatan pintu, jendela dan kusen
berasal dari proses penggeregajian, pengetaman, dan profil. Namun bahaya dari
partikel tersebut diminimalisir dengan penggunaan masker.

 Potensial Hazard Lingkungan Fisiologis


Potensial hazard lingkungan fisiologis dari usaha pembuatan kusen,pintu dan jendela
adalah egonomi. Ergonomi disebut sebagai human factor yang berarti menyesuaikan
suasana kerja dengan manusianya. Penerapan ergonomi pada umumnya merupakan
aktivitas rancang bangun (desain) ataupun rancang ulang (re- desain). Hal ini dapat
meliputi perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software).
Perangkat keras berkaitan dengan mesin (perkakas kerja/tools, alat peraga/display,
conveyor dan lain-lain) sedangkan perangkat lunak lebih berkaitan dengan sistem kerjanya
seperti penentuan jumlah istirahat, pemilihan jadwal pergantian shift kerja, rotasi pekerjaan,
prosedur kerja dan lain-lain.
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SEKTOR FORMAL

K3 Formal Proyek Jalan


Pengertian
Kegiatan pekerjaan konstruksi merupakan kegiatan yang melibatkan banyak peralatan
sebagai salah satu unsur penting di samping unsur sumber daya lain yakni manusia,
uang dan metoda. Jenis peralatan yang terlibat sangat beragam dari mulai yang
sifatnya sederhana sampai dengan yang berteknologi sangat maju.

Tujuan

 Berkurangnya atau malah terhindarkannya kecelakaan kerja pada


pelaksanaan pekerjaan;
 Terhindarkan terhentinya kegiatan pekerjaan konstruksi sebagai akibat
adanya kecelakaan kerja;
Laporan Kecelakaan
 Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus
dilaporkan kepada Depnaker dan Departemen Pekerjaan Umum.
 Laporan tersebut harus meliputi statistik yang akan :
 Menunjukkan catatan kecelakaan dari setiap kegiatan kerja, pekerja
masing- masing clan
 Menunjukkan gambaran kecelakaan-kecelakaan dan sebabsebabnya.

Keselamatan Kerja Dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan


 Pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau penyakit yang tiba-tiba, harus dilakukan oleh
dokter, Juru Rawat atau seorang yang terdidik dalam pertolongan pertama pada kecelakaan
(P.P.P.K.).
 Alat-alat P.P.P.K. atau kotak obat-obatan yang memadai, harus disediakan di tempat kerja dan dijaga
agar tidak dikotori oleh debu, kelembaban udara dan lain- lain.
 Alat-alat P.P.P.K. atau kotak obat-obatan harus berisi paling sedikit dengan obat untuk kompres,
perban, Gauze yang steril, antiseptik, plester, Forniquet, gunting, splint dan perlengkapan gigitan
ular. q Alat-alat P.P.P.K. dan kotak obat-obatan harus tidak berisi benda-benda
Upaya Pencegahan
 Pencegahan Primer – Health Promotion
• Perilaku Kesehatan
• Faktor bahaya di tempat kerja
• Perilaku kerja yang baik
• Olahraga
 Pencegahan Sekunder – Specifict Protection
• Pengendalian administrative/organisasi: rotasi/pembatasan jam kerja
• Pengendalian teknis: subtitusi, isolasi, ventilasi, alat pelindung diri(APD)
• Pengendalian jalur kesehatan: imunisasi
 Pencegahan Tersier
• Early Diagnosis and Prompt Treatment
• Pemeriksaan kesehatan pra-kerja
• Pemeriksaan kesehatan berkala
Jenis APD (Alat Pelindung Diri)
Penyakit Akibat Kerja  
   Sarung tangan ( sarung tangan bedah, sarung
Beberapa penyakit akibat kerja, antara lain:
tangan pemeriksaan,sarung tangan rumah
 Penyakit Saluran Pernafasan
tangga).
 Penyakit Kulit
 Masker
 Kerusakan Pendengaran  Respirator
 Gejala pada Punggung dan Sendi  Pelindung mata
 Kanker  Tutup kepala/kap
 Masalah Neuropsikiatrik  Gaun
 Apron

   Alas kaki
K3 FORMAL PERKANTORAN
 
Pengertian
SMK3 Perkantoran adalah bagian dari sistem manajemen gedung perkantoran secara
keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja
guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

Tujuan
 Mewujudkan kantor yang sehat, aman, dan nyaman demi terwujudnya karyawan
sehat, selamat, bugar, berkinerja, dan produktif.

Penyelenggaraan K3 Perkantoran
 Membentuk dan mengembangkan SMK3 Perkantoran

• Penetapan kebijakan K3 perkantoran;


• Perencanaan K3 perkantoran;
• Pelaksanaan rencana K3 perkantoran;
• Pemantauan dan evaluasi K3 perkantoran; dan
• Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3 perkantoran.

 Menerapkan Standar K3 Perkantoran


 Keselamatan kerja
 Kesehatan kerja
 Kesehatan lingkungan kerja perkantoran
 Ergonomi perkantoran.
 Pencatatan dan Pelaporan K3 Perkantoran

 Kecelakaan Kerja
 
 Kejadian Hampir Celaka
 Penyakit Akibat Kerja/ Penyakit Umum pada pekerja
 Kehilangan Hari kerja
 Kematian Akibat Kerja.
 
 Penyakit Akibat Kerja Kantoran
 Sakit punggung dan leher
 Carpall tunnel syndrome
 Depresi  Cara Mencegah Penyakit Akibat Kerja Kantor

 Stress  BERGERAK (olahraga)


   Betulkan posisi duduk
 Budaya kerja yang baik
 
K3 Karya
Upaya K3
Perkantoran Perkantoran wan
produk
tif
CARA MENGATASI STRESS KERJA DAN PENCEGAHANNYA
 

 Kenali Batas Kemampuan


 Sharing dengan Rekan Kerja
 Lupakan Pekerjaan Sejenak
 Jaga Pola Hidup
 Lakukan Mindfulness
Teknik yang dilakukan saat mindfulness adalah :
- Duduk dengan posisi senyaman yang didapat
- Bernafaslah seperti biasa
- Coba untuk fokus merasakan setiap tarikan dan hembusan nafas
POSISI DUDUK YANG BENAR SAAT BEKERJA

 Usahakan untuk tidak menyilangkan kaki, baik


bagain lutut maupun pergelangan.
 Atur ketinggian kursi dengan memastikan
pergelangan kaki menyentuh lantai pada posisi rata
dan berada di depan lutut.
 Pastikan ketinggian lutut sama atau sedikit rendah
dari pinggul.
 Pastikan saat menekuk siku seperti bentuk huruf L
dan menjaga bahu tetap rileks.
 Postur tubuh harus sejajar dan tegak. Hindari
menekuk leher terlalu lama.
 Perhatikan posisi punggung bawah agar tetap sejajar.
 Sandarkan punggung pada kursi, bantal, atau
penopang yang terbuat dari material khusus untuk
tubuh bagian belakang.
ALAT PELINDUNG DIRI YANG SESUAI DENGAN STANDAR KESEHATAN
& KESELAMATAN KERJA (K3)

• Helm Keselamatan • Sabuk dan tali Keselamatan

Helm keselamatan atau safety helmet ini Sabuk keselamatan atau safety belt ini
berfungsi untuk melindungi kepala dari berfungsi untuk membatasi gerak
benturan, pukulan, atau kejatuhan benda pekerja agar tidak terjatuh atau terlepas
tajam dan berat yang melayang atau dari posisi yang diinginkan.
meluncur di udara.
• Sepatu Boot • Sepatu Pelindung
Sepatu Boot ini berfungsi untuk melindungi Sepatu Pelindung ini berfungsi untuk melindungi
kaki dari benturan atau tertimpa benda berat, kaki dari benturan atau tertimpa benda berat, tertusuk
tertusuk benda tajam, terkena cairan panas benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap
atau dingin, uap panas, bahan kimia panas, bahan kimia berbahaya ataupun permukaan
berbahaya ataupun permukaan licin. licin.Selain fungsi di atas, sepatu safety berkualitas
juga memiliki tingkat keawetan yang baik sehingga
bisa digunakan dalam jangka waktu yang panjang.

• Masker
Masker ini berfungsi untuk melindungi organ
pernafasan dengan cara menyaring vemaran bahan
kimia, mikro-organisme, partikel debu, aerosol, uap,
asap, ataupun gas.Jadinya, udara yang dihirup
masuk ke dalam tubuh adalah udara yang bersih dan
sehat.
• Penutup telinga • Kacamata Pengaman
Penutup telinga ini bisa terdiri dari sumbat telinga Kacamata pengaman ini digunakan
(ear plug) atau penutup telinga (ear muff), yang sebagai alat pelindung yang berfungsi
berfungsi untuk melindungi telinga dari untuk melindungi mata dari paparan
kebisingan ataupun tekanan. partikel yang melayang di udara ataupun
di air, percikan benda kecil, benda panas,
ataupun uap panas.

• Sarung Tangan • Pelindung Wajah


Sarung tangan ini berfungsi untuk
Pelindung wajah atau face shield ini
melindungi jari-jari tangan dari api, suhu
merupakan alat pelindung yang
panas, suhu dingin,
berfungsi untuk melindungi wajah
dari paparan bahan kimia berbahaya,
PERAN PERAWAT DALAM MENINGKATKAN K3
(KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA)

 Bermitra dengan tenaga Kesehatan lain di perusahaan  Melaksanakan usaha perbaikan kesehatan
dalam menyusun rencana kerja hiperkes di lingkungan dan perusahaan sesuai
perusahaan kemampuan yang ada.
 Melaksanakan program kerja yang telah digariskan,  Mengambil peranan dalam usaha-usaha
termasuk administrasi kesehatan kerja. kemasyarakatan : UKS.
 Memelihara dan mempertinggi mutu pelayanan  Merencanakan dan atau melaksanakan sendiri
perawatan dan pengobatan. kunjungan rumah sebagai salah satu dari segi
 Memelihara alat-alat perawatan, obat-obatan dan kegiatannya.
fasilitas kesehatan perusahaan.  Menyelenggarakan pendidikan hiperkes kepada
 Bermitra dengan tenaga Kesehatan lain dalam tenaga kerja yang dilayani.
pemeriksaan kesehatan sesuai cara-cara yang telah  Turut ambil bagian dalam usaha keselamatan kerja.
disetujui.
 Mengumpulkan data-data dan membuat laporan
 Bermitra dengan tenaga Kesehatan lain dalam untuk statistic dan evaluasi.
menentukan kasus-kasus penderita, serta berusaha
 Bermitra dengan tenaga Kesehatan lain dalam
menindaklanjuti sesuai wewenang yang diberikan
usaha penyelidikan kesehatan tenaga kerja.
kepadanya.
THANKS!

CREDITS: This presentation template was created


by Slidesgo, including icons by Flaticon and
infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai