Anda di halaman 1dari 20

* DETEKSI DINI

KOMPLIKASI MASA NIFAS

Dr. Edy Fahkrizal, SP.OG


Puerperium (Nifas)
1. Waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan kepada keadaan
yang normal 6 minggu (42 hari)
2. Kejadian penting pada kala nifas
Involusi Uterus (Fundus uteri, cerviks, endometrium)
Proses Laktasi
Perubahan proses berkemih
Endometrium Pengeluaran Lokia
1. Lokia Rubra
1-3 hari, Berisi sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, sisa mekoneum, sisa darah
2. Lokia Sanginolenta
3-7 hari, berwarna putih bercampur darah
3. Lokia Serosa
7-14 hari, berwarna, kekuningan
4. Lokia Alba
14 hari, berwarna putih
Bila perubahan tsb diatas terjadi seluruhnya sesuai jadwal,
dikatakan sebagai involusi normal, bila tidak terjadi seuai jadwal
tsb, disebut subinvolusi. Adapun penyebab yang tersering adalah;
1. Infeksi nifas
2. Sisa plasenta
INFEKSI / DEMAM NIFAS
Definisi :
Infeksi pada dan melalui traktus Genitalia, yang terjadi setelah
persalinan/masa nifas
Ditandai dengan peningkatan suhu > 38oC pada hari ke 2-10 post partum,
yang diukur secara peroral sedikitnya 4 kali sehari (morbiditas nifas), tidak
ditemukan infeksi ekstra genital.
 
FAKTOR PREDISPOSISI
Malnutrisi
Anemia
higiene
kelelahan
proses persalinan bermasalah:
 partus lama/macet
 korioamnionitis
 persalinan traumatik
 kurang baiknya proses pencegahan infeksi
 periksa dalam yang berlebihan
 
Gejala Klinis Infeksi
Infeksi Lokal
* Pembengkakan luka episiotomi
* Pernanahan
* Perubahan warna
* Lokia bercampur nanah
* Mobilisasi terbatas  nyeri
* Termperatur badan dapat meningkat

Infeksi Umum
* Tampak sakit dan lemah, temp > 39C
* Nadi , RR , tekanan darah dapat 
* Keadaan gelisah sampai koma
* Gangguan involusi uterus
* Lokia berbau dan bernanah
Pengobatan Infeksi Puerperalis
* Perbaikan keadaan umum
* Tranfusi, Infus cairan, vitamin, penurun panas
* Terapi Infeksi
* Antibiotika (amoksilin, dll  single treatment)
* Utero tonika
* Untuk mengeluarkan isi kavum uteri
* Rujukan
* Kuretase / histerektomi
 
Early mobilization
* Melancarkan pengeluaran lokia, mengurangi risiko infeksi
* Mempercepat involusi kandungan
* Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan traktus urinarius
* Meningkatkan kelancaran peredaran darah
* Mempercepat fungsi produksi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme
KEADAAN ABNORMAL LAIN
PADA RAHIM
* Subinvolusi uteri
* Perdarahan kala nifas sekunder
* Flemasia alba dolens

PADA PAYUDARA
* Bendungan ASI
* Mastitis / Abses
PENANGANAN UMUM
* Antisipasi setiap faktor kondisi (faktor predisposisi).
* Pengobatan yang rasional dan efektif.
* Lanjutkan pengamatan dan pengobatan masalah / infeksi ulang
dikenali pada saat kehamilan / persalinan.
* Jangan pulangkan penderita bila masa kritis belum terlampaui.
* Catatan atau instruksi tertulis untuk asuhan mandiri di rumah.
* Lakukan tindakan dan perawatan yang sesuai bagi bayi baru lahir.
* Berikan hidrasi oral / IV secukupnya.

Pemberian cairan
* Suhu Basal kebutuhan cairan 2000 ml /24 jam
* Tambahan 500 ml untuk setiap peningkatan suhu 1 C
METRITIS
* Metritis adalah infeksi uterus setelah persalinan, merupakan salah
satu penyebab terbesar kematian ibu.
* Dapat menjadi abses pelviks, peritonitis, syok septik, thrombosis
vena yang dalam, emboli pulmonal, infeksi pelvik yang menahun,
dispareunia, penyumbatan tuba dan infertilitas.
* Bila ditemukan di faskes 1, harus dirujuk
Penanganan
1. Berikan transfusi bila dibutuhkan (Packed Red Cell).
2. Berikan antibiotika spektrum luas dosis tinggi.
Ampisilin 2 g IV, kemudian 1 g setiap 6 jam
Gentamisin 5 mg/kg BB IV dosis tunggal/hari
Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam. Lanjutkan antibiotika ini sampai ibu
tidak panas selama 24 jam.
3. Pertimbangkan pemberian antitetanus profilaksis.
4. Bila dicurigai adanya sisa plasenta, lakukan pengeluaran (digital atau
dengan kuret tumpul besar).
5. Bila ada pus lakukan drainase (kalau perlu kolpotomi), ibu dalam posisi
Fowler.
6. Bila tak ada perbaikan dengan pengobatan konservatif dan ada tanda
peritonitis generalisata lakukan laparotomi dan keluarkan pus.
7. Bila pada evaluasi uterus nekrotik dan septik lakukan histerektomi
subtotal.
BENDUNGAN PAYUDARA
* Peningkatan aliran vena dan limfe pada payudara dalam rangka
mempersiapkan diri untuk laktasi.
* Bukan disebabkan overdistensi dari saluran sistem laktasi

Bila ibu menyusui


* Susukan sesering mungkin.
* Kedua payudara disusukan.
* Kompres hangat payudara sebelum disusukan.
* Bantu dengan memijat payudara untuk permulaan menyusui.
* Sangga payudara.
* Kompres dingin pada payudara di antara waktu menyusui.
* Bila demam tinggi berikan Parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.
* Lakukan evaluasi setelah 3 hari untuk mengetahui hasilnya
Bila ibu tidak menyusui
* Sangga payudara.
* Kompres dingin payudara untuk mengurangi pembengkakan dan rasa sakit.
* Bila diperlukan berikan Parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.
* Jangan dipijat atau memakai kompres hangat pada payudara.
* Pompa dan kosongkan payudara
INFEKSI PAYUDARA

Mastitis
Payudara tegang / indurasi dan kemerahan
Kloksasilin 500 mg / 6 jam selama 10 hari.
Sangga payudara.
Kompres dingin.
Bila diperlukan Parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.
Ibu harus dimotivasi untuk tetap menyusui bayinya .
Ikuti perkembangan 3 hari setelah pemberian pengobatan.
Abses payudara
Terdapat masa padat, mengeras di bawah kulit yang kemerahan.
Diperlukan anestesi umum (ketamin).
Insisi radial dari tengah dekat pinggir aerola, ke pinggir supaya tidak
memotong saluran ASI.
Pecahkan kantung pus dengan klem jaringan (pean) atau jari tangan.
Pasang tampon dan drain, diangkat setelah 24 jam.
Berikan Kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari.
Sangga payudara.
Kompres dingin.
Berikan Parasetamol 500 mg setiap 4 jam sekali bila diperlukan.
Ibu dianjurkan tetap memberikan ASI walau ada pus.
Lakukan follow up setelah pemberian pengobatan selama 3 hari.
Abses pelvis
1. Bila pelviks abses ada tanda cairan fluktuasi pada daerah cul-de-
sac, lakukan kolpotomi atau dengan laparotomi. Ibu posisi Fowler.
2. Antibiotika spektrum luas dalam dosis yang tinggi
 Ampisilin 2 g IV kemudian 1 g setiap 6 jam, ditambah Gentamisin 5
mg/kg berat badan IV dosis tunggal/hari dan Metronidazol 500 mg IV
setiap 8 jam. Lanjutkan antibiotika ini sampai ibu tidak panas selama 24
jam.
PERITONITIS
1. Lakukan pemasangan selang nasogastrik bila perut kembung akibat
ileus.
2. Berikan infus (NaCL atau Ringer laktat) sebanyak 3000 ml.
3. Berikan antibiotika sehingga bebas panas selama 24 jam:
* Ampisilin 2 g IV, kemudian 1 g setiap 6 jam,
* Gentamisin 5 mg/kg BB IV dosis tunggal/hari
* Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam.
4. Laparotomi diperlukan untuk pembersihan perut (peritoneal lavage)
bila terdapat kantong abses.
INFEKSI LUKA PERINEAL DAN LUKA ABDOMINAL
Disebabkan keadaan yang kurang bersih dan tindakan pencegahan infeksi yang kurang
baik.
Wound abcess, wound seroma dan wound hematoma pengerasan yang tidak biasa
dengan mengeluarkan cairan serous atau kemerahan dan tidak ada/sedikit erithema
sekitar luka insisi.
Wound cellulitis didapatkan erithema dan edema meluas mulai dari tempat insisi.
Bila didapat pus dan cairan pada luka, buka jahitan dan lakukan pengeluaran serta
kompres antiseptik.
Daerah jahitan yang terinfeksi dihilangkan dan lakukan debridemen.
Bila infeksi sedikit tidak perlu antibiotika.
Bila infeksi relatif superfisial, berikan Ampisilin 500 mg per oral selama 6 jam dan
Metronidazol 500 mg per oral 3 kali/hari selama 5 hari.
Bila infeksi dalam dan melibatkan otot dan menyebabkan nekrosis, beri Penisilin G 2
juta U IV setiap 4 jam (atau Ampisilin inj 1 g 4 x/hari) ditambah dengan Gentamisin 5
mg/kg berat badan per hari IV sekali ditambah dengan Metronidazol 500 mg IV setiap 8
jam, sampai bebas panas selama 24 jam. Bila ada jaringan nekrotik harus dibuang.
Lakukan jahitan sekunder 2 – 4 minggu setelah infeksi membaik. Berikan nasehat
kebersihan dan pemakaian pembalut yang bersih dan sering ganti
TROMBOFLEBITIS

Suatu pembekuan darah dalam pembuluh darah balik dg kemungkinan


timbulnya komplikasi emboli paru yg biasanya menyebabkan kematian
Suatu pembekuan darah dalam pembuluh darah balik, ditandai
peradangan akut.
Perluasan infeksi nifas yang paling sering ialah perluasan atau invasi
mikroorganisme patogen yang mengikuti aliran darah di sepanjang
vena dan cabang-cabangnya sehingga terjadi tromboflebitis
PERADANGAN

Dipercaya dpt mengakibatkan daya lekat bekuandarah pada dinding


pembuluh darah
Biasanya timbul bersamaan dengan trombosis
Perluasan/ invasi mikroorganisme patogen yang mengikuti aliran darah
disepanjang vena dan cabang-cabangnya.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai