1. Perdarahan gastrointestinal
2. Hipertensi portal menimbulkan varises esopagus,
dimana suatu saat akan pecah sehingga timbul
perdarahan
3. Koma Hepatikum.
4. Ulkus Peptikum
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan fungsi hepar abnormal
Adanya anemia, gangguan faal hati (penurunan kadar
albumin serum, peninggian kadar globulin serum,
peninggian kadar bilirubin direk dan indirek),
penurunan enzim kolinesterse, serta peninggian SGOT
dan SGPT.
Peningkatan bilirubin serum (disebabkan oleh
kerusakan metabolisme bilirubin)
Peningkatan kadar amonia darah (akibat dari
kerusakan metabolisme protein)
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan laboraturium pada sirosis hati meliputi hal-hal berikut.
1. Kadar Hb yang rendah (anemia), jumlah sel darah putih menurun
(leukopenia), dan trombositopenia.
2. Kadar albumin rendah. Terjadi bila kemampuan sel hati menurun.
3. Kadar kolinesterase (CHE) yang menurun kalau terjadi kerusakan
sel hati.
4. Masa protrombin yang memanjang menandakan penurunan
fungsi hati.
5. Pada sirosis fase lanjut, glukosa darah yang tinggi menandakan
ketidakmampuan sel hati membentuk glikogen.
Pemeriksaan fisik
INSPEKSI
Area Tangan
Turgor kulit
Telapak Tangan ( Halus/kasar ( jika kasar indikasi gangguan hepar ) Kuku ( normal = putih ,
kuning = terjadi gangguan di hepar ) Shap Diamond untuk mengetahui clubbing fingger
Wajah
Sklera pada mata ( normal = putih ) , Mulut ( melihat membran mukosa mulut , adanya
stomatitis )
Abdomen
Memeriksa hernia dengan disuruh batuk ( jika ada benjolan maka indikasi ada hernia ), Lihat
bentuk perut (simetris/asimetris)
AUSKULTASI
Bising usus ke 4 kuadran dalam semenit terdapat 5-20 suara bising usus
PERKUSI
Untuk mengetahui isi dalam rongga perut terdapat bunyi dullnes terdengar dibagian lien .
bunyi paru resonan di midklavikula ics 1-5 . normal jarak 6-12 cm padaorang dewas
PALPASI
Ada 2 ringan dan lepas
Palpasi ringan kedalaman 1 cm , sambil melihat ekspresi wajah klien
NEUROSENSORI
Gejala : orang terdekat dapat melaporkan perubahan kepribadian, penurunan mental.
Tanda : perubahan mental, bingung halusinasi, koma. Bicara lambat/tak jelas. Asterik
(ensefalofati hepatik).
NYERI / KENYAMANAN
Gejala : nyeri tekan abdomen / nyeri kuadran kanan atas. Pruritus. Neuritis perifer.
Tanda : perilaku berhati-hati/distraksi. Fokus pada diri sendiri.
PERNAPASAN
Gejala : dipsnea.
Tanda : takipnea, pernapasan dangkal, bunyi napas tambahan. Ekspansi paru terbatas (asites).
Hipoksia.
KEAMANAN
Gejala : pruritus.
Tanda : demam (lebih umum pada sirosis alkoholik). Ikterik, ekimosis, petekie. Eritema
palmar.
SEKSUALITAS
Gejala : gangguan menstruasi, impoten.
Tanda : atrofi testis, ginekomastia, kehilangan rambut (dada, pubis).
DIAGNOSA
Pada klien sirosis hepatis ditemukan diagnosa keperawatan dengan
intervensi dan rasional sebagai berikut:
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru,
asites.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam pola
nafas menjadi efektif.
Kriteria hasil :
Melaporkan pengurangan gejala sesak nafas.
Memperlihatkan frekuensi respirasi yang normal (12-18 x/ menit) tanpa
terdengarnya suara pernapasan tambahan.
Memperlihatkan pengembangan toraks yang penuh tanpa gejala
pernapasan dangkal.
Tidak mengalami gejala sianosis.
PENGKAJIAN
AKTIVITAS / ISTIRAHAT
Gejala : kelemahan, kelelahan, terlalu lelah.
Tanda : letargi. Penurunan massa otot/tonus
SIRKULASI
Gejala : perikarditis, penyakit jantung reumatik, kanker (malfungsi hati
menimbulkan gagal hati). Disritmia, vena abdomen distensi
ELIMINASI
Gejala : flatus
Tanda : distensi abdomen (hepatomegali, splenomegali, asites). Penurunan/tak
adanya bising usus. Feses warna tanah liat, melena. Urine gelap, pekat.
MAKANAN / CAIRAN
Gejala : anoreksia, tidak toleran terhadap makanan/tak dapat mencerna.
Mual/muntah.
Tanda : penurunan berat badan / peningkatan (cairan). Edema umum pada jaringan.
Kulit kering, turgor buruk. Ikterik. Perdarahan gusi.
Intervensi :
Awasi frekuensi, kedalaman dan upaya pernapasan.
Pernapasan dangkal cepat/ dispnea mungkin ada hubungan
dengan akumulasi cairan dalam abdomen.
Pertahankan kepala tempat tidur tinggi, posisi miring.
Memudahkan pernapasan dengan menurunkan tekanan pada
diafragma.
Ubah posisi dengan sering, dorong latihan nafas dalam, dan
batuk.
Membantu ekspansi paru dan memobilisasi sekret.
Berikan tambahan oksigen sesuai indikasi.
Untuk mencegah hipoksia.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan selama 1x24 jam klien toleran terhadap aktivitas.
Kriteria hasil :
a. Melaporkan peningkatan kekuatan dan kesehatan klien.
b. Merencanakan aktivitas untuk memberikan kesempatan istirahat yang cukup.
c. Meningkatkan aktivitas dan latihan bersamaan dengan bertambahnya kekuatan.
Intervensi :
1) Tawarkan diet tinggi kalori, tinggi protein (TKTP).
Memberikan kalori bagi tenaga dan protein bagi proses penyembuhan.
2) Berikan suplemen vitamin (A, B kompleks, C dan K)
Memberikan nutrien tambahan.
3) Motivasi klien untuk melakukan latihan yang diselingi istirahat.
Menghemat tenaga klien sambil mendorong klien untuk melakukan latihan dalam batas
toleransi klien.
4) Motivasi dan bantu klien untuk melakukan latihan dengan periode waktu yang
ditingkatkan secara bertahap.
Memperbaiki perasaan sehat secara umum dan percaya diri.
TERIMA KASIH