Anda di halaman 1dari 10

FILSAFAT

KONTEMPORER
1. Ninda Putri Nafilah
2. Syah Naz Octaviani
3. Andhika Cahyadi
4. Putri Mawardani
SEJARAH FILSAFAT KONTEMPORER
Perkembangan Filsafat Barat Kontemporer tentu saja tidak dapat dilepaskan dari perkembangan filsafat
sebelumnya, yaitu Filsafat Barat Modern, atau dikatakan juga sebagai pematangan lebih lanjut dari filsafat
zaman modern. Pada zaman kontemporer ini ditandai oleh beberapa gerakan pemikiran yang dalam filsafat abad
19 dan abad 20. Modernitas secara umum adalah suatu perubahan sosial dan budaya yang bersifat massif yang
berlangsung dari pertengahan abad 16, yang berkaitan dengan suatu analisis terhadap masyarakat kapitalis
industrial. Dalam perkembangan abad 19 manusia masih tetap dianggap sebagai pusat kenyataan, walaupun
perhatian utama tidak lagi dipusatkan pada rasio, empiri, dan ide-ide manusia, melainkan lebih-lebih kepada
unsur-unsur irasional, yaitu kebebasan atau kehendak sebagai motor tindakan manusia.

Dalam perkembangan selanjutnya, filsafat kontemporer masih melanjutkan isu-isu utama dalam filsafat
modern, namun dengan sudut pandang yang berbeda sama sekali. Isu itu antara lain metafisika, epistemologi,
antropologi (humanisme) dan lain sebagainya. Selain itu, isu yang berkembang dalam filsafat kontemporer
meluas ke isu-isu tentang kapitalisme, alienasi, lingkungan, demokratisasi, Hak Asasi Manusia, dan lain
sebagainya. Banyak pemikir abad 20 menganggap memiliki ciri khas tersendiri, yaitu “desentralisasi” manusia.
Subyek manusia tidak lagi dianggap sebagai pusat kenyataan, dan yang menggantikan “antroposentrisme”
adalah desentralisasi manusia, bahasa sebagai perhatian khusus sekaligus sebagai subyek kenyataan, makanya
kemudian lebih disebut sebagai abad logosentris.
KARAKTERISTIK FILSAFAT KONTEMPORER
1. Profesionalisasi Filsafat
Salah satu karakteristik utama dari tahap kontemporer adalah menempatkan praktik filosofis pada tingkat yang sama dengan cabang
pengetahuan profesional lainnya. Ini mengarah pada konsepsi badan hukum dan formal di sekitar praktik filosofis yang
memungkinkan untuk mengenali semua orang yang memenuhi undang-undang akademik atau ketetapan lainnya. Pemikir tinggi
Hegel adalah di antara yang pertama diberikan sebagai profesor filsafat di pendidikan tinggi Eropa saat itu. Terlepas dari
normalisasi profesi filosofis, masih ada kaum intelektual yang pelatihan dan pekerjaan filosofisnya tidak berasal dari kerangka
profesi itu, seperti halnya kasus Ayn Rand.

2. Penolakan yang transenden dan spiritual


Tidak seperti tahap-tahap sebelumnya dalam sejarah filsafat, periode kontemporer terkenal karena menghadirkan tubuh kerja yang
terdegradasi ke latar belakang, atau menolak seluruhnya, konsepsi seputar kepercayaan transendental, agama atau spiritual,
mengambil refleksi mereka. untuk pesawat yang benar-benar duniawi. Ada arus dan penulis yang dari asal mereka sendiri menolak
posisi subyektif ini, seperti Marxisme, untuk berbicara tentang arus, dan Friedich Nietzche, untuk menyebutkan seorang penulis.
ALIRAN DAN
TOKOH FILSAFAT
KONTEMPORER
1. Pragmatisme
Pragmatisme berasal dari kata "pragma" (bahasa Yunani) yang berarti tindakan, perbuatan Pragmatisme adalah aliran yang
mengajarkan bahwa yang benar adalah apa saja yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan akibat-akibat yang bermanfaat
scara praktis. Misalnya, berbagai pengalaman pribadi tentang kebenaran mistik, asalkan dapat pengalaman pribadi tenting kebenaran
mistik. Artinya, segala sesuatu dapat diterima asalkan bermanfaat bagi kehidupan. Aliran ini sangat populer di Amerika Serikat. Tokoh-
tokohnya adalah :

 William James (1842-1910 M) Willam James dilahirkan di New York, pada tahun 1842. Setelah belajar ilmu kedokteran di
Universitas Harvrad. la kemudian pada tahun 1855-1861 belajar di Inggris, Prancis, Swiss dan Jerman. la kembali ke Amerika dan
memang ahli dalam bidang anatomi, fisiologi, psikologi, dan filsafat hingga tahun 1907. Selain menamakan filsafatnya dengan
"Pragmatisme", James juga menyebutkan dengan istilah Radical Empirisme (Empirisme Radikal). James bekerja ekstra keras untuk
mengarang berbagai buku yang isinya memuat ajaran-ajaran pragmatisme.
 John Dewey (1859-1952 M) la dilahirkan di Barlington pada tahun 1859. Setelah menyelesaikan studinya di Baltimore, ia menjadi
Guru Besar di bidang filsafat dan pendidikan pada Universitas Colombis (1904-1929). Nampaknya terdapat persamaan pemikiran
antara Dewey dengan James. Dewey adalah seorang pragmatis, tetapi ia lebih suka menyebut sistemnya dengan istilah
instrumentalis. Menurutnya, tujuan filsafat adalah untuk mengatur kehidupan dan aktivitas manusia secara lebih baik, untuk di
dunia, dan sekarang, la menegaskan bahwa tugas filsafat yang utama adalah memberikan garis-garis pengarahan bagi perbuatan
dalam kenyataan hidup.
2. Fenomenologi
Fenomenologi berasal dari kata "fenomenon" yang berarti gejala atau apa yang tampak. Para ahli lebih mengartikan fenomenologi
sebagai suatu metode dalam mengamati, memahami, mengartikan dan memaknakan sesuatu sebagai pendirian atau suatu aliran filsafat.
Fenomena atau fenomenologi memiliki arti "gejala semua atau lawan bendanya sendiri (menampakan)". Menurut para pengikut
fenomenologi, satu fenomena tidak selaku harus dapat di amati dengan indra. Sebab, fenomena dapat juga di lihat atau di tilik secara
ruhani, tanpa melewati indra. Fenomena tidak perlu suatu peristiwa. Menurut para filsafat pengikut fenomenologi, fenomena adalah
"apa yang menampakkan diri lawan dirinya sendiri” Fenomonologi dirintis oleh Edmund Husserl (1859-1983).

Edmund Husserl lahir pada 1859 di Prossnitz dan meninggal pada 1938 di Freiburg Breisgau la adalah filsuf jerman keturunan Yahudi.
Masa muda di lakuinya antara lain dengan belajar astronomi dan matematika di Leipzig dan Berlin tempat ia memperoleh gelar doctor
dalam bidang matematika. Edmund Husserl, seorang filsuf dan matematikus mengenai intensionalitas atau pengarahan melahirkan
aliran fenomenologi berdasarkan pemikiran Brentano.
3. Ekstensialisme
Kata ekstensialismata berasal dari kata eks- kehar dan sistensi /sisto = berdiri, menempatkan. Secara umum berarti manusia dalam
keberadaannya itu sadar bahwa dirinya ada dan segala sesuatu keberadaannya ditentukan oleh akunya. Ekstensialisme adalah aliran
filsafat yang memandang segala berpangkal pada ekstensinya, yang berarti cara manusia berada di dunia. Karena manusia selalu
terlihat di sekelilingnya, sekaligus sebagai miliknya. Upaya untuk menjadi miliknya itu manusia harus berbuat menjadikan-
merencanakan, yang berdasar pada pengalaman yang konkret. Berikut tokoh-toko aliran ekstensialisme :

 Jean-Paul Sartre (1905-1980) Lahir di Paris Prancis, 21 Juni 1905-15 April 1980 M. Ia berasal dari keluarga cendekiawan. Ayahnya
seorang perwira besar angkatan laut Prancis. Ibunya anak seorang guru besar yang mengajar bahasa modem di Universitas Sorbone.
Ketika masih kecil ayahnya meninggal sehingga in diasuh oleh ibunya dan dibesarkan di rumah kakeknya, di bawah pengaruh
kakeknya, Sartre dididik secara mendalam untuk menekuni dunia ilmu pengetahuan dan bakar-bakar Sartre dikembangkan secara
maksimal.
 Martin Heidegger (1889-1976 M) Heidegger lahir di Baden, Jerman. Ayahnya bekerja sebagai Kosfer di gereja MT. Martius. la
belajar di Konstanz, kemudian ia masuk Universitas Feiburg, Jurusan teologi. Namun tidak lama kemudian ia beralih menekuni
bidang filsafat. Faucoult meraih doctor filsafat lewat disertasinya, Die Lebre Vom Urteil Im Psichologismus. Pada tahun 1915 ia
mulai mengajar di bangku kuliah, ia sudah menguasai fenomenologinya Edmund Hussel.
 Karl R. Popper (1902-1994 M) Karl R. Popper lahir di Wina, Australia, la dikenal sebagai filsuf yang sangat berpengaruh di bidang
sains dan politik. Sedemikian pengaruhnya sehingga Sir Petter Medewar, peraih nobel di bidang kedokteran, mengatakan Karl
Popper tak ada duanya sebagai filsuf ilmu terbesar yang pernah ada.
4. Filsafat Analitis (Filsafat Bahasa)
Filsafat analitik adalah aliran filsafat yang muncul dari kelompok filsuf yang menyebut dirinya lingkaran Wina. Filsafat analitik
lingkaran Wina itu berkembang dari Jerman hingga ke luar, yaitu Polandia dan Inggris. Pandangan utamanya adalah penolakan
terhadap metafisika. Tokoh dalam filsafat Analitis ini adalah Bertrand Russell (1872-1970) dan Ludwig Wittgenstein.

 Bertrand Russell (1872-1970) Bertrand Arthur William Russell pada tanggal 18 Mei 1872-2 Februari 1970 M. la adalah seorang
filsuf dan ahli matematika ternama di Britania Raya. Selain itu, ia juga di kenal sebagai seorang agnostik. Belakangan, Russell
menolak keras penggunaan senjata nuklir dan persoalan perang Vietnam.
 Ludwig Wittgenstein. Ludwig Wittgenstein lahir di Wina, belajar di Austria dan Cambridge University di Inggris dan mendapat
pengaruh dari Bertrand Russel dan G. Moore. Tahun 1930 menggantikan Moore dan mengajar filsafat di Cambridge dan
memengaruhi ahli-ahli Fakir di Inggris dan Amerika Serikat dengan menghasilkan dua sistem pemikiran orisinil, yang pertama yaitu
Tractatus (1922) dan Philosophycal Investigations (1953). Buku kedua mini merupakan kritik dan penolakan ide-ide dari karangan
yang pertama.

5. Strukturalisme
Strukturalisme muncul di Prancis pada tahun 1960 dan dikenal pula dalam linguistik, pskiatri dan sosoiologi Pada dasranya
struktualisme menegaskan kepada masyarakat kebudayaan memliki srtrktur yang sama dan tetap. Maka kaum strukturalis menyibukkan
diri dengan menyelidiki struktur-struktur tersebut. Tokoh-tokoh yang terpenting pada aliran strukturalisme adalah sebagai berikut:
 Jacques Derrida (1930-2004 M) Jacques Derrida lahir di El-Biar, dekat Aljazair. 15 Juli 1930, Pada tahun 1949 is pindah ke Prancis
dan menetap di sana sampai akhir hayatnya, 9 Oktober 2004 M. la meninggal dunia karena penyakit kanker, la pergi ke Prancis
dalam rangka kuliah hingga akhirnya mengajar di Ecole Normale Superiure di Paris. Fisuf ini pernah mendapat gelar doctor honoris
causa di Universitas Cambridge. Derrida termasuk seorang filsuf Prancis dan dianggap sebagai pendiri ilmu dekonstruktivisme,
sebuah ajaran yang menyatakan bahwa semanya dikonstruksi oleh manusia, termasuk bahasa. Semua kata-kata dalam sebuah bahasa
merujuk kepada kata-kata lain dalam bahasa yang sama dan bukan di har bahasa tersebut.
 Michel Faucoult. Michel Faucault memiliki nama lengkap Paul-Michel Faucault. Ia lahir di Poitiers, 15 oktober 1926 di Paris, dan
wafat 25 Juni 1984 M. Faucault termasuk seorang filsuf berpengaruh Prancis, utamanya pada zaman pasca perang Dunia II. Faucaut
di kenal akan penelaahannya yang kritis terhadap berbagai institusi sosial, terutama psikiatri, kedokteran, dan system penjara, serta
akan karya-karyanya tentang seksualitas.

6. Postmodernisme
Postmodernisme dijelaskan menurut beberapa tokoh, dan tokoh tersebut yaitu : 1.) Lyotard mengartikanya ketidak percayaan terhadap
segala bentuk narasi besar, penolakan filsafat metafisis, filsafat sejarah dan segala bentuk pemikiran yang mentotalisasi. 2.) David
Griffin mengartikannya sekadar koreksi atas aspek-aspek tertentu saja dari kemodernan. 3.) Anthony Giddens mengartikannya sebagai
wajah arif kemodernan yang telah sadar diri. 4.)Tony Cliff mengartikan postmodernisme berarti suatu teori yang menolak teori. 5.)
Daniel Bell mengartikan postmodernisme sebagai kian kembangnya kecenderungan-kecenderungan yang saling bertolak belakang. 6.)
Frederic Jameson mengartikan postmodernisme sebagai logika kultural yang membawa transformasi dalam suasana kebudayaan
umumnya.
Thanks

Anda mungkin juga menyukai