Anda di halaman 1dari 75

TELINGA

DAN
GANGGUA
N PADA
TELINGA
Amelia Graciella Tjiptabudy (112019242)
Pembimbing: Dr. dr. Fatah Satya Wibawa, Sp.THT-KL
Daftar Isi
01 Anatomi Telinga 05 Neoplasma

02 Fisiologi 06 Degeneratif

03 Infeksi 07 Kegawat
daruratan
Kelaian
04 Kongenital
Anatomi
Telinga
Telinga Luar
Terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran timpani
Telinga Tengah
Batas luar : Membran timpani
Batas depan : Tuba eustachius
Batas bawah : Vena jugularis
Batas belakang : aditus ad antrum, kanalis
fasialis pars vertikalis
Batas atas : tegmen timpani
(meningen/otak)
Batas dalam : kanalis semi sirkularis
horizontal, kanalis fasialis, tingkap lonjong (oval
windovl), tingkap bundar (round windowy
dan promontorium.
Telinga Dalam
Terdiri dari koklea (rumah siput)yang berupa dua setengah lingkaran dan vestibuler yang terdiri
dari 3 buah kanalis semisirkularis.
FISIOLOGI
PENDENGARAN
03

Infeksi
AKUT
• Otitis eksterna sircumskripta

OTITIS • Otitis externa difus

EKSTERNA KRONIK

• Infeksi >4 minggu atau infeksi


berulang >4 kali dalam setahun.
• Infeksi jamur atau bakteri yang
tidak diobati dengan baik,
trauma berulang, adanya benda
asing (alat bantu dengar ), otitis
media yang terus mengeluarkan
sekret
• Pseudomonas aeruginosa : 40 - 60%
• Staphylococcus aureus : 15 - 30%
Etiologi •

Fungi
Virus

• Lingkungan hangat
• Kelembaban tinggi
• Berenang

Faktor
• Trauma CAE
• Perubahan pH (asam menjadi basa)
• Kondisi dermatologis (psoriasis dan eczema),
Predisposi • Abnormalitas kanal (Exostoses dan kanal yang
sempit)
si • Kondisi sistemik (Diabetes,AIDS),
• Penggunaan alat bantu dengar
Otitis Eksterna
Sircumskripta
• Infeksi pada folikel rambut
• Berawal dari folikulitis dan meluas
hingga membentuk abses kecil
(furunkel)
• Furunkel berbatas tegas pada 1/3 luar
liang telinga
• Biasanya lanjutan dari trauma pada
liang telinga akibat dikorek

Etiologi dan Patofisiologi


• Kuman tersering: Staphylococcus aureus

• Obstruksi unit apopilosebasea


• Furunkel di liang telinga
• Hiperemis, edema
Tanda
• Nyeri tarik bagian telinga luar
• Nyeri tekan pada tragus

• Nyeri telinga yang terlokalisir


• Pruritus
Gejala
• Penurunan pendengaran (bila lesi menutup
kanal)
Tatalaksana OES
● Ear toilet (dengan lidi kapas/penghisap)
● Pemasangan tampon telinga yang diolesi antiseptik dan antibiotik
(cream) atau gliserin (ichtamol) nyeri dan bengkak
● Analgetik oral
● Bila tidak pecah dalam 24-48 jam insisi dengan anestesi lokal
Faktor Predisposisi
Otitis Eksterna • Sering berenang
• Iklim hangat dan lembab

Difusa
Infeksi pada kulit Meatus Akustikus Eksternus
• Liang telinga sempit dan berambut
• Adanya eksostosis pada kanal
• Trauma atau benda asing pada kanal
yang disebabkan kuman Pseudomonas (paling • Serumen prop/tidak adanya serumen
sering), Streptokokus, Stafilokokus atau jamur. • Penggunaan alat bantu dengar
• Diabetes/imunocompromise
•Telinga terpapar faktor predisposisi (panas, kelembapan, maserasi, tidak
adanya serumen, pH alkali) → edema stratum corneum dan oklusi
Stadium apopilosebasea
Preinflamas •Gejala: pruritus dan rasa penuh pada telinga
• Tanda: edema ringan

Stadium
• Eritema dan edema ringan kanal
Inflamasi Akut • Sekret jernih pada kanal
(Ringan)

Stadium
Inflamasi Akut •Kanal lebih edema dengan eksudat yang lebih banyak
(Sedang)

Stadium • Obliterasi lumenSekret purulen


Inflamasi Akut •Kulit konka eritema dan bersisik
(Berat) •Infeksi meluas ke jaringan lunak sekitar dan limfonodi servikal

Stadium • Bila inflamasi menetap lebih dari 3 bulan


• Penebalan kulit liang telinga
Inflamasi • Pengelupasan kulit liang telinga
Kronik •Perubahan kulit daun telinga: Eczema, Likenifikasi, Ulserasi superfisial
• Nyeri tekan pinna dan kanal
• Eritema kanal
• Edema kanal
Tanda • Debris purulen
• Pembesaran limfonodi periaurikular dan servikal
anterior

• Otalgia
• Otorea
• Pruritus
Gejala • Telinga terasa penuh
• Penurunan pendengaran
• Riwayat telinga kemasukan air
• Riwayat kebiasaan mengorek telinga
Pemeriksaan Penunjang

Kultur (untuk
Laboratorium
kasus
darah
refrakter)
Tatalaksana OED
Liang telinga dibersihkan dengan hati-hati dengan H2O2 3%

Pasang tampon telinga yang telah diolesi dengan antibiotik dan antiseptik secara
berkala tiap 2 hari

Antibiotika topikal (kombinasi dengan steroid) dipakai secara hati-hati karena


dapat alergi atau mungkin dapat menyebabkan tumbuh jamur yang berlebihan

Analgetik oral

Antibiotik oral untuk kasus berat


Otitis Eksterna Maligna
Definisi :
Otitis eksterna disertai nekrosis di MAE. Awalnya dimulai pada MAE
kemudian menyebar ke jaringan sekitarnya tulang, saraf cranial, otak, dsb.

Penyebab:
Pseudomonas aeroginosa

Patofisiologi:
Pasien DM, chemoterapi, sistem imun turun infeksi meluas letal bila tidak
diobati (mortalitas 20-35%)
Keluhan :
• Sama dengan otitis externa namun lebih berat
• Sekret yang banyak,berbau dan persisten

Pemeriksaan :
• Edema dan sekret yang purulent
• Adanya jaringan granulasi hingga menutup liang
telinga
• Cervical limfadenopati
• Facial palsy

Diagnosis:
• History and physical examination.
• Radio imaging: CT, MRI, Isotope bone scan.
• Microbiology specimens
Tatalaksana OEM
● Kontrol gula darah.
● Bila tidak merespon ab topikal, diberikan ab iv/oral, bisa selama beberapa bulan.
Pemberian obat aminoglikosida dan anti Pseudomonas
● Debridement: Pembersihan jaringan nekrotik secara radikal karena potensi
penjalaran penyakit yang cepat.
● Operasi: Mastoidektomi, reseksi temporal, parotidektomi.
Otomikosis
Infeksi jamur pityrosporum, Aspergilus,Candida, Phycomycetes, Actinomyces

Gejala:
• Rasa penuh dan gatal
• Gangguan pendengaran
• Kadang tidak ada keluhan

• Membersihkan liang telinga Larutan asam asetat 2% dalam alkohol, larutan


TATA lodium povidon 5% alau tetes telinga yang mengandung campuran antibiotik
LAKSAN dan steroid yang diteteskan ke liang telinga
• Kadang-kadang diperlukan obat anti-jamur (sebagai salep) yang diberikan
A secara topikal yang mengandung nistatin, klotrimazol
Otitis Media

Non-Supuratif Supuratif

Barotrauma Otitis Media Otitis Media Otitis Media


Akut Efusi Kronik Supuratif Akut Supuratif Kronik
(OMSK)
Peradangan sebagian atau seluruh mukosa
telinga tengah, tuba eustakhius, antrum
mastoid, dan sel-sel mastoid

Penumpukan cairan
ditelinga tengah
Etiologi Faktor Predisposisi
● Penyebab Utama :
● Sering didahului infeksi saluran napas
Bakteri piogenik seperti Streptococcuc
atas.
hemolitikus, Staphylococcus aureus,
Pneumococcus ● >> Bayi dan Anak.

● Penyebab Lainnya :
Bakteri Haemophilus influenza, E.coli,
Proteus vulgaris, Pseudomonas aeruginosa.

● Sumber infeksi melalui :


Tuba eustachius, telinga luar, dan
hematogen (jarang).
STADIUM
Gejala Klinis
● Tergantung pada stadium dan umur.
● Pada anak yang dapat berbicara : Keluhan nyeri telinga, demam tinggi, disertai
riwayat batuk pilek.
● Pada anak yang besar/dewasa : Keluhan nyeri disertai gangguan pendengaran.
● Pada bayi dan anak kecil : Suhu tubuh tinggi hingga 39,5 ℃ (stadium supurasi),
anak gelisah, sulit tidur dan kadang anak memegang telinga yang sakit.
● Bila terjadi rupture membrane timpani : Keluar secret dari telinga dan keluhan
nyeri berkurang.
Diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan Fisik

● Telinga terasa penuh,


● Nyeri pada telinga,
● Demam,
● Malaise,
● Kadang ada nyeri pada kepala
● Riwayat batuk dan pilek sebelumnya
● Anak : Gelisah, sulit tidur, anoreksia,
mual dan muntah
● Ruptur pada membran timpani :
Keluar cairan dari telinga, demam
turun
Pemeriksaan Penunjang
● Hematologi rutin
● Audiometri → derajat ketulian
● Tympanocentesis atau myringotomy → terapeutik dan diagnostik
○ Kultur dan tes sensitivitas antibiotik
○ Diutamakan untuk: neonatus, bayi, anak-anak, penderita AIDS dan imunodef.
serta pasien dengan terapi antimikrobial adekuat (cegah sepsis)
■ Bakteri yang sering pada OMSA : Streptococcus pneumoniae, Haemophilus
influenzae, Moraxella kataralis
■ Bakteri yang sering pada OMSK : Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus
aureus, Proteus
● Radiologi (CT Scan) → Dilakukan untuk mengetahui adanya komplikasi otitis media:
○ Mastoiditis
○ Trombosis sinus sigmoidea
○ Erosi tulang
○ Cholesteatoma
Stadium Oklusi Stadium Hiperemis
• Obat tetes hidung HCl Efedrin 0,5% • Antibiotika : penisilin/ampisilin IM
dalam larutan fisiologis selama 7 hari
• Antibiotik  • Obat tetes hidung
• Analgetika

Stadium Supurasi  Stadium Perforasi


• Antibiotika • Obat cuci telinga H202 3% selama 3-
• Miringiotomi ( jika membran tympani 5 hari + antibiotika adekuat
masih utuh)

Stadium Resolusi 
• Antibiotika dianjurkan sampai 3
minggu
Terapi Antibiotik
Terapi Bedah

Miringotomi , yaitu Insisi pada


membran timpani untuk
drainase cairan dari telinga
tengah, menggunakan
miringotom, lokasi di kuadran
posteroinferior
Pencegahan
ASI eksklusif

Posisi minum susu tidak tiduran

Sanitasi yg baik (cegah ISPA)

Pencegahan paparan asap rokok/iritan lain(cegah ISPA)

Jika terkena ISPA langsung diobati

Saat mandi telinga ditutup (perforasi MT)

Tidak berenang (perforasi MT)


Prognosis
● Tingkat rekurensi tinggi, jika
berlanjut dapat menyebabkan
gangguan bicara pada anak.
● Dengan penanganan yg lebih baik &
lebih dini berdasarkan stadium,
umumnya prognosis OM baik dan
biasanya sembuh sendiri.
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK
(OMSK)OMSK
Defenisi

• Stadium dari penyakit telinga tengah dimana terjadi peradangan kronis dari telinga tengah, mastoid,
dan membran mengalami perforasi serta ditemukannya sekret (otorea) purulen yang hilang timbul
• Istilah kronik digunakan apabila penyakit ini hilang timbul atau menetap selama 2 bulan atau lebih.

Etiologi

• Otitis media kronis merupakan kelanjutan dari otitis media akut


• ISPA
• Faktor infeksi yang berasal dari nasofaring (adenoiditis, tonsilitis, rinitis, sinusitis) mencapai telinga
tengah melalui tuba Eustachius
• Gangguan fungsi tuba eustachius
Gejala Klinis
• Telinga berair (otorrhoe)
• Sekret bersifat purulen (kental/ putih) atau mukoid (seperti air dan encer)
tergantung stadium peradangan
• Pada OMSK tipe jinak, cairan yang keluar mukopus yang tidak
berbauKeluarnya sekret biasanya hilang timbul
• Pada OMSK stadium inaktif tidak dijumpai adannya sekret telinga
• Sekret yang sangat bau, berwarna kuning abu-abu kotor memberi kesan
kolesteatoma
• Gangguan pendengaran tergantung dari derajat kerusakan tulang-tulang
pendengaran
• Pada OMSK tipe ganas unsur mukoid dan sekret telinga tengah berkurang
atau hilang
• Nyeri dan vertigo merupakan gejala yang serius dan tanda
berkembangnya komplikasi OMSK
Tatalaksana
• OMSK tipe aman : Konservatif atau dengan medikamentosa.
• Bila secret keluar terus menerus, maka diberikan obat pencuci teliga berupa larutan H2O2
3% selama 3-5 hari.
• Bila secret berkurang, terapi dilanjutkan degan memberikan obat tetes telinga yang
mengandug antibiotika dan kortikosteroid
MASTOIDITIS
Komplikasi dari Otitis Media (jarang terjadi)

FAKTOR PATOGENESIS
• Pneumatisasi mastoid,virulensi kuman,pengobatan Otitis Media yang tidak
adekuat

GEJALA
• Demam, nyeri

DIAGNOSA
• Daun telinga prominen dengan pembengkakan retroaurikula
• Nyeri daerah mastoid

TATA LAKSANA
• Antibiotik : amoxicillin atau ampicillin. Bila bakteri anaerob : kloramfenikol
atau metronidazol
• Mastoidektomi sederhana
MIRINGITIS BULLOSA
Etiologi virus

Dapat terjadi semua usia terutama anak2, dewasa muda

• Tidak demam
• Nyeri telinga hebat
• Terlihat vesikel pada membran timpani dekat
liang telinga, kadang vesikel yang hemorrhagic
• Self limiting

Terapi
• Analgetik
• Tetes telinga antibiotik utk pencegahan infeksi
• Tidak perlu dipecahkan
Kelainan
Kogenital
FISTULA PREAURIKULA
Definisi

• Kelainan bawaan pada telinga yang sering ditemukan, namun tidak semuanya menimbulkan
keluhan bagi penderitanya, akibat gangguan perkembangan arkus brakial I dan II yang akan
membentuk daun telinga masa pertumbuhan embrional

Etiologi
• Fistula ini sering menjadi infeksi dan bakteri penyebab tersering adalah Staphylococcus
epidermidis (31%), Staphylococcus aureus (31%), Streptococcus viridans (15%), Peptococcus
species (15%), dan Proteus species (8%)
Gejala Klinis
• Kelainan ini sering asimptomatik
• Penderita datang setelah terjadi obstruksi dan infeksi fistel ini baik infeksi yang pertama
ataupun infeksi yang berulang dengan keluhan-keluhan rasa sakit dan bengkak di depan
telinga serta demam.
• Gatal dan keluar secret pada muara fistula, dapat berkembang menjadi abses, pyoderma
atau selulitis fasial
Komplikasi dan
Tatalaksana
Prognosis
• Pencegahan terjadinya infeksi yaitu • Komplikasi yang mungkin terjadi
menghindari manipulasi & adalah perdarahan, infeksi, paralisis
membersihkan muara dari fasialis, pembentukan jaringan
sumbatan dengan alkohol atau fibrotik atau keloid dan rekurensi
cairan antiseptik lainnya secara
rutin. • Umumnya mempunyai prognosis
• Pada kasus infeksi diberikan yang baik. Jika fistula preaurikular
antibiotik dan kompres hangat. kongenital ini ditanggulangi secara
• Pembedahan fistula adalah dengan terampil dan cermat maka hasilnva
diseksi dan eksisi komplit dari akan memuaskan dan kecil
fistula dan salurannya, hanya kemungkinan untuk residif.
dilakukan pada infeksi yang
berulang oleh karena sulitnya
mengeluarkan fistula secara
lengkap.
MIKROTIA

Malformasi daun telinga yang memperlihatkan kelainan bentuk ringan sampai berat, dengan
ukuran kecil sampai tidak terbentuk sama sekali (anotia). Biasanya bilateral dan berhubungan
dengan stenosis atau atresia meatus akustikus eksternus dan mungkin malformasi inkus dan
maleus

Penyebab kelainan ini belum diketahui dengan jelas.


Diduga factor genetic, infeksi virus, intoksikasi bahan kimia, dan
obat teratogenic pada kehamilan muda adalah penyebabnya.

Mikrotia akan terlihat jelas pada saat kelahiran, ketika


DIAGNOSIS anak yang dilahirkan memiliki telinga yang kecil atau tidak
ada telinga.
Tatalaksana Prognosis
• Sekitar 90% anak dengan mikrotia akan
• Pada kelainan unilateral dengan mempunyai pendengaran yang normal.
pendengaran normal dari telinga telinga
sisi lain, rekonstruksi telinga tengah tidak • Pada kasus bilateral umumnya juga tidak
dianjurkan, tetapi bila terjadi gangguan terjadi gangguan pendengaran. Hanya
pendengaran bilateral, dianjurkan saja anak-anak perlu dibantu untuk
rekonstruksi telinga tengah dipasang dengan alat bantu dengar
• Pada operasi, usia pasien menjadi konduksi tulang (BAHA = Bone Anchor
pertimbangan operasi, minimal berumur Hearing Aid). Hal ini diperlukan agar tidak
6–8tahun terjadi gangguan perkembangan bicara
pada anak.
TELINGA
CAMPLANG(BAT’S EAR)
• Bentuk abnormal daun telinga
dimana terjadi kegagalan pelipatan
antiheliks, daun telinga tampak lebih
lebar dan lebih berdiri.
• Secara fisiologik tidak terdapat
gangguan pendengaran, tetapi dapat
menyebabkan ganguan psikis karena
estetik.

Koreksi bedah umumnya dilakukan pada usia 5 tahun karena perkembangan


TATALAKSANA telinga luar hampir sempurna. Operasi dilakukan sebelum anak masuk
sekolah untuk mencegah ejekan teman dan efek emosional serta psikologis
05

NEOPLASMA
Skuamous sel karsinoma
Predileksinya pada heliks
• Muncul sebagai nodul tanpa rasa sakit atau ulkus dengan tepi
yang meninggi dan dasar yang indurasi, metastase ke kelenjar
getah bening regional terjadi sangat lambat.
• Penyakit lebih banyak umum pada pria berusia lima puluhan
yang memiliki kontak yang terlalu lama untuk sinar matahari
langsung. Orang yang berkulit putih lebih rentan.

Tatalaksana
 Lesi kecil tanpa metastasis nodul di eksisi secara lokal dengan
1 cm area sehat di sekitarnya.
 Lesi lebih besar pada pinna atau yang berada dalam jarak 1
cm dari kanalis auditorius eksternal dan lesi dengan
metastasis nodul mungkin diperlukan amputasi total pinna,
seringkali dengan pengangkatan kelenjar parotis dan kelenjar
getah bening servikal.
Basal Sel Karsinoma
• Predileksi adalah heliks dan tragusnya. Lebih sering terjadi
pada pria > 50 tahun. Muncul sebagai nodul dengan kerak
tengah, apabila diangkat nodul dapat terjadi pendarahan.
Ulkus memiliki tepi terangkat atau manik-manik.
• Lesi sering meluas secara sirkumferensial ke dalam kulit
tetapi dapat menembus lebih dalam, melibatkan tulang
rawan atau tulang.

Tatalaksana
• Lesi superfisial, yang tidak melibatkan tulang rawan, dapat diradiasi dan deformitas kosmetik
dihindari.
• Lesi melibatkan tulang rawan mungkin memerlukan eksisi bedah seperti dalam kasus-kasus
dari karsinoma sel skuamosa
Adenokarsinoma

• Jarang ditemukan
• Bisa muncul dari meatus.
• Gambaran klinis mirip dengan berbagai sel skuamosa. Diagnosis dibuat hanya
pada biopsi.
• Tatalaksana  eksisi bedah luas dan radiasi pascaoperasi
Exostose
• Lesi multipel dan bilateral, sering muncul sebagai pembengkakan halus, immobile, di bagian yang
lebih dalam dari meatus dekat membran timpani. Timbul dari tulang kompak.
• Eksostosis sering terlihat pada anak laki-laki yang masuknya air dingin ke dalam meatus seperti
pada
• penyelam dan perenang.
• Laki-laki tiga kali lebih banyak daripada perempuan.

• Ketika kecil dan tanpa gejala, tidak ada pengobatan diperlukan.


• Yang lebih besar, yang mengganggu pendengaran atau menyebabkan
TATA LAKSANA retensi serumen dan debris, dapat dihilangkan dengan high speed drill
untuk mengembalikan meatus berukuran normal.
Osteoma

• Muncul dari tulang cancellous dan muncul


sebagai: tumor tunggal, halus, bertulang, keras,
bertangkai, sering timbul dari dinding posterior
meatus osseus, dekat ujung luarnya

Tatalaksana  pengangkatan secara bedah dengan mematahkan


melalui pedikel atau dengan menggunakan drill
Karsinoma telinga dalam
Patologi
• Tumor mungkin timbul terutama dari telinga tengah atau merupakan perluasan dari karsinoma meatus
profunda. Variasi sel skuamosa adalah yang paling umum. Adenokarsinoma kadang-kadang dapat terlihat;
muncul dari kelenjar telinga tengah.
Gejala Klinis
• Pasien sering datang dengan gambaran klinis otitis media supuratif kronis. Namun, ciri-ciri berikut dalam
kelompok usia 40-60 tahun dapat di curigakan keganasan:
o Keluarnya cairan berbau busuk yang kronis terutama saat mengeluarkan darah bernoda.
o Nyeri yang biasanya hebat dan datang pada malam hari.
o Kelumpuhan wajah.
o Granulasi atau polip yang rapuh, hemoragik.
o Muncul atau bertambahnya gangguan pendengaran atau vertigo.
• Tatalaksana
• Kombinasi pembedahan dan radioterapi memberikan hasil yang lebih baik. Pembedahan terdiri dari
mastoidektomi radikal, subtotal, atau petrosektomi total tergantung pada luasnya tumor.
• Radioterapi saja diberikan sebagai tindakan paliatif ketika: tumor melibatkan saraf kranial (IX hingga XII) atau
menyebar ke dalam rongga tengkorak atau nasofaring
Polip
• Berasal dari mukosa telinga tengah, Oleh karena radang/ allergis
• Warna putih, Dapat menembus m. Timpani
Tatalaksana  operasi

Tumor Globus Jugulare


• Tumor jinak asal dari bulbus jugulare
• Kerusakan saraf otak n. VII, IX, X, XI, 10 % benigna menjadi maligna
Tatalaksana  Operasi, Radiasi, Embolisasi
06

Degeneratif
Presbikusis
Defenisi
• Tuli sensorineural frekuensi tinggi, umumnya terjadi mulai usia 65 tahun, simetris kanan dan kiri

Etiologi
• Merupakan akibat dari proses degenerasi.
• Diduga mempunyai hubungan dengan faktor-faktor herediter, pola makanan, metabolisme,
arteriosklerosis, infeksi, bising, gaya hidup atau bersifat multifaktor.

Patologi
• Proses degenerasi menyebabkan perubahan struktur koklea dan N.Vlll. Pada koklea perubahan
yang mencolok ialah atrofi dandegenerasi sel sel rambut penunjang pada organ Corti. Proses atrofi
disertai dengan perubahan vaskular juga terjadi pada stria vaskularis. Selain itu terdapat pula
perubahan, berupa berkurangnya jumlah dan ukuran sel-sel ganglion dan saraf. Hal yang sama
terjadi juga pada myelin akson saraf.
JENIS PATOLOGI
Sensorik Lesi terbatas pada koklea. Atrofi
organ Corli, jumlah sel-sel rambut
dan sel-sel penunjang berkurang.
Neural Sel-sel neuron pada koklea dan
jaras auditorik berkurang.
Metabolik (Strial presbycusis) Atrofi stria vaskularis. Potensial
mikrofonik menurun.
Fungsi sel dan keseimbangan
bio-kimia/bioelektrik koklea berkurang.

Mekanik (Cochlear presbycusis) Terjadi perubahan gerakan


mekanik duktus koklearis.
Atrofi ligamentum spiralis.
Membran basilaris lebih kaku.
• Berkurangnya pendengaran secara perlahan-lahan dan progresif, simetris kedua telinga
• Telinga berdenging (tinnitus ada tinggi)
Gejala Klinik • Pasien dapat mendengar suara percakapan, tetapi sulit untuk memahaminya, terutama
bila diucapkan dengan cepat di tempat dengan latar belakang yang bising (cocktail party
deafness).
• Bila intensitas suara ditinggikan akan timbul rasa nyeri di telinga

• Membran timpani suram, mobilitasnya berkurang.


• Pada tes penala didapatkan tuli sensorineural.
• Pemeriksaan audiometri nada murni menunjukan suatu tuli saraf nada tinggi, bilateral
dan simetris.
• Pada tahap awal terdapat penurunan yang tajam (sloping) setelah frekuensi 2000 Hz.
(Gambaran ini khas pada presbikusis jenis sensorik dan neural)
Diagnosis
• Garis ambang dengar pada audiogram jenis metabolik dan mekanik lebih mendatar,
kemudian pada tahap. berikutnya berangsur-angsur terjadi penurunan.
• Pada semua jenis presbikusis tahap lanjut juga terjadi penurunan pada frekuensi yang
lebih rendah.
• Pemeriksaan audiometri tutur :adanya gangguan diskriminasi wicara (speech
discrimination) (jelas terlihat pada presbikusis jenis neural dan koklear)
• Rehabilitasi upaya mengembalikan
TATA fungsi pendengaran dilakukan dengan
pemasangan alat bantu dengar (hearing

LAKSAN
aid).
• Dikombinasikan dengan latihan
membaca ujaran (speech reading) dan
A latihan mendengar (audiotory training);
therapist)
07
KEGAWATDARU
RATAN PADA
TELINGA
BENDA ASING DI
TELINGA
Gejala Khas:
Merasa ada sesuatu di telinga, Nyeri  iritasi dn peradangan, Berdengung, Rasa
penuh di telinga, Gatal, Keluar cairan dan darah, Penurunan pendengaran

Gawat Darurat :
• Perforasi membrane timpani 
infeksi
• Benda asing yang kaustik seperti
baterai  kerusakan mukosa
termasuk ulserasi dan nekrosis
Pemeriksaan Telinga :
Otoskopi  Evaluasi keadaan daun telinga, liang telinga dan membrane timpani

Tatalaksana  Evakuasi benda asing


• Syarat: benda asing harus terlihat secara langsung, untuk benda asing hidup harus dimatikan
terlebih dahulu
• Teknik : bergantung dari jenis dan lokasi benda tersebut serta kemampuan pasien untuk
bekerjasama
• Alat: Sendok serumen (ear curettage), Hook serumen, spuit (irigasi), forsep alligator, Suction
TULI MENDADAK

Tuli yang terjadi secara tiba-tiba dimana kehilangan


pendengaran 30 dB atau lebih pada 3 frekuensi
audiometric yang berdekatan dan telah berlangsung
selama kurang 3 hari

Etiologi
• 71% sulit diketahui (idiopatik)  hanya 10% diketahui penyebabnya
• Rata-rata usia 50-60 tahun, Tuli unilateral lebih umum terjadi, bilateral <5%
• Infeksi, Kelainan vascular, rupture membrane intrakoklea, autoimun
Diagnosis
• Anamnesis: hilang pendengaran tiba-tiba pada 1 atau
kedua telinga, dapat disertai tinnitus atau vertigo
• Pemeriksaan Fisik THT  otoskopi : tidak ada kelainan
• Audiometri : Jenis tuli sensorineural
• Timpanometri : Tipe A

Tatalaksana
• Sebaiknya dicari etiologi atau presdisposisi yang mungkin
dan segera diterapi
• Tirah baring total
• Kortikosteroid oral dosis tinggi (prednisolone
1mg/kgBB/hari maksimum 60mg/hari)  dalam jangka
waktu pendek(10 hari) diikuti dengan dosis tapering off
TRAUMA PADA TELINGA
Trauma Meatus Akustikus Eksternus
Telinga
• Trauma liang telinga biasanya berupa laserasi yang disebabkan oleh
Defenisi tusukan. Kejadian paling banyak terjadi sewaktu usaha membersihkan
telinga.

Gejala Klinis • Otalgia, tampak laserasi pada dinding liang telinga.

Pemeriksaan • Otoskop atau oto mikroskop.

Terapi • Luka dibersihkan dipasang tampon telinga dan diberi antibiotik.


Trauma Membran Timpani
Kelainan pada mebran timpani yang disebabkan oleh trauma langsung maupun tidak
langsung.

Gejala Klinis Pemeriksaan Penunjang

• Riwayat trauma • Audiometri


• Gejala tinnitus • CT scan bila diduga ada
• Gangguan pendengaran benda asing atau rusaknya
• Vertigo rangkaian tulang
• Dapat terjadi infeksi pendengaran.
dengan tanda adanya
otore.
Tata Laksana
• Pada keadaan akut, dilakukan pencegahan terjadinya infeksi sekunder
dengan menutup liang telinga yang trauma dengan kasa steril.
Biasanya perforasi akan sembuh secara spontan.
• Operasi emergensi dilakukan pada trauma tembus dengan gangguan
pendengaran sensorineural dan vertigo dengan kecurigaan fraktur
dan impaksi kaki stapes ke vestibuler atau fistula perilimpa.
• Jika perforasi menetap setelah 4 bulan dan terdapat gangguan
pendengaran konduktif >20 dB, merupakan indikasi timpanoplasti
Fraktur Temporal
Fraktur tulang temporal yang disebabkan oleh trauma.

Fraktur longitudinal Fraktur Transversal


Merupakan 70-90% dari fraktur tulang Merupakan 20-30% dari fraktur tulang
temporal, trauma meluas ke liang telinga, temporal, lebih berat.
telinga tengah, tuba eustachius dan foramen
laserum. Sering menyebabkan kerusakan Gejala : Hemotimpanum, Rinore LCS,
pada membran timpani, tulang-tulang Gangguan pendengaran sensorineural,
pendengaran, dan bahkan dapat melibatkan parese fascial pada 50% kasus.
ganglion genikulatum.

Gejala : Perdarahan dari liang telinga,


gangguan pendengaran konduktif, Otore
LCS, Paresis Fasial.
Tatalaksana
• Menstabilkan keadaan neurologis dan keadaan
yang mengancam jiwa, observasi, pemberian
antibiotika.
• Operasi diindikasikan pada keadaan perforasi
membran timpani yang menetap, gangguan
pendengaran konduktif, parese fasialis dan
kebocoran LCS yang menetap.
TERI
MA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai