Satu Hati dan Doa bagi Anak-anak yang Menderita: Tuna Wisma, Yatim-piatu, Cacat, Korban Perang dan Broken Home KOMISI KATEKESE,LITURGI DAN KITAB SUCI KEUSKUPAN AGUNG PALEMBANG PENGANTAR Semua orang merindukan kebahagiaan yang sejati. Kebahagiaan yang sejati itu bersifat tetap dan tak berubah lagi. Yang tetap dan tak berubah lagi adalah apa yang abadi. Yang Abadi atau kekal itu ada dalam kesempurnaan kekudusan. Itulah kemuliaan sorgawi. Itulah tema tetap ibadat dan permenungan kita setiap bulan November ketika kita mengadakan Hari Raya Semua Orang Kudus dan Peringatan Arwah semua orang beriman. Namun di bulan November 2022 ini kita juga mempunyai ujud Gereja universal yakni perhatian untuk anak-anak yang menderita dan ujud Gereja Indonesia, yakni mengenang mereka yang meninggal karena pandemi Covid 19. Itulah dua tema pendalaman iman kita pada bulan arwah tahun ini. Tema 1 : Ujud Gereja Universal: Satu Hati dan Doa bagi Anak-anak yang Menderita: Tuna Wisma, Yatim-piatu, Cacat, Korban Perang dan Broken Home Tema 2 : Ujud Gereja Indonesia: Mengenang mereka yang Meninggal karena Covid 19 Semoga Belaskasih Tuhan Menghantar Mereka Beristirahat dalam Ketenteraman Kekal Semoga kita semakin memberi perhatian pada anak-anak, yang harus kita siapkan sebagai generasi terbaik untuk Gereja di masa mendatang, dengan prioritas perhatian pada mereka yang menderita. Dan kita juga tetap menyadari kenangan tak terlupakan pandemi yang telah banyak mengubah cara hidup kita, menjadi semakin serius dalam memaknai hidup; sembari berdoa bagi keselamatan abadi mereka yang menjadi korban pandemi itu. Selamat menjalani bulan arwah. Tuhan memberkati.
Palembang, 18 Oktober 2022 Komisi Kateketik KA. Palembang PERTEMUAN PERTAMA Ujud Gereja Universal: Satu Hati dan Doa bagi Anak-anak yang Menderita: Tuna Wisma, Yatim-piatu, Cacat, Korban Perang dan Broken Home LANGKAH KEGIATAN 1. Nyanyian MB. No 529 – PS. No 702 2. Tanda Salib dan Salam P Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus U Amin. P Kasih karunia dari Allah Bapa dan kebahagiaaan abadi dari Putra- Nya Yesus Kristus, selalu menyertai kita. U Sekarang dan selama-lamanya. 3. Kata Pengantar Bapak dan ibu serta saudara-saudari terkasih, Pada malam hari ini kita berkumpul bersama merenungkan misi perutusan kita teristimewa perhatian dan kepedulian terhadap sesama yang menderita, khususnya anak-anak sebagai cikal-bakal generasi mendatang. Kita diajak untuk melihat kenyataan bahwa masih begitu banyak anak-anak yang mengalami penderitaan karena berbagai sebab. Sebagai umat katolik, kita memahami bahwa Allah hadir pada diri mereka yang menderita. Wajah Kristus yang tampak pada diri mereka memanggil kita untuk bersatu hati dalam doa dan usaha merajut masa depan yang lebih baik. Pernyataan Tobat P Saudara-saudari terkasih, marilah kita mengawali pertemuan ini dan menyiapkan hati dengan memeriksa batin kita sebagai ungkapan kerinduan hati kita akan belaskasih dari misteri penebusan Yesus Kristus. Saya mengaku . . . P Semoga Allah yang mahapengampun membebaskan kita dari segala dosa, dan menghantar kita kepada hidup yang kekal. U Amin. Doa Pembukaan Allah Bapa yang Mahakasih, Engkau telah memberi teladan kehidupan dengan memberi banyak perhatian kepada mereka yang menderita. Yang sakit Kausembuhkan, yang lapar dan haus Kauberi makan dan minum, yang kerasukan Engkau usir setan bahkan yang mati Kauhidupkan. Hari ini kami semua berkumpul hendak merenungkan karya-Mu itu, karena kami melihat bagitu banyak penderitaan khususnya anak-anak sebagai mutiara generasi, terbelenggu hak dan martabatnya. Semoga dengan terang Roh kudus-Mu kami mampu merenungkan, merefleksikan sekaligus mewujudkan teladan karya-Mu dalam kehidupan kami sebagai murid- murid-Mu yang sejati. Demi Kristus Tuhan dan juru selamat kami, yang dalam persekutuan dengan Roh kudus, hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin. Teks Pendalaman : Perhatian pada Anak-anak yang Menderita Bulan Nopember oleh Gereja Katolik ditetapkan sebagai bulan arwah, yang tentu saja perhatian tidak hanya tercurah kepada jiwa-jiwa yang telah meninggal melainkan juga jiwa-jiwa yang hidup yang juga perlu diperjuangkan hak-haknya untuk memperoleh masa depan yang lebih baik. Dalam Konteks pembahasan kita yakni anak-anak yang menderita Fakta menyebutkan ada begitu banyak anak-anak yang menderita: para tuna wisma yakni anak-anak gelandangan yang hidup di jalan-jalan tak punya tempat tinggal yang stabil dan layak. • Anak yatim piatu yang tak memiliki orang tua lagi dan hidup dalam pengasuhan panti-panti sosial. • Anak-anak penyandang difabel yang terbatas dalam melakukan aktivitas tertentu yang kadang hanya dianggap sebagai beban karena dipandang tidak berguna. • Dan tidak sedikit anak-anak yang menjadi korban perang, korban pelecehan, korban aborsi, korban perdagangan anak-anak sehingga harus melacur, korban kekerasan fisik dan korban ketidakharmonisan orang tua (broken home). • Di era teknologi ini banyak anak-anak yang menjadi korban digital. • Ada lagi stunting yakni anak-anak yang kurang gizi kronis. Kita memahami bahwa anak-anak memiliki peran penting sebagai generasi penerus: penerus bangsa, penerus Gereja, penerus keluarga, penerus budaya.., pendeknya masa depan suatu generasi tercermin dari bagaimana kondisi anak-anak sekarang. Jika secara logika anak-anak jaman ini mengalami banyak penderitaan maka akan berpengaruh besar terhadap masa depan generasi selanjutnya. Tentu saja kita tidak mau masa depan generasi selanjutnya menjadi suram karena kurangnya perhatian dan perjuangan kita (Gereja). Gereja perlu secara terus menerus memberi perhatian, agar tidak hanya menjadi tempat yang aman bagi anak-anak dan tempat penyembuhan bagi yang bermasalah tetapi juga dapat membuktikan bahwa Gereja dapat dipercaya sebagai sarana mempromosikan hak-haknya. Dengan melihat fakta yang begitu banyak martabat anak-anak yang masih terancam maka hal ini harus menjadi sumber perhatian serius bagi seluruh umat beriman tak terkecuali umat katolik untuk ambil bagian dalam usaha mengentaskan anak-anak dari jurang penderitaannya. Bapa suci, Paus Fransiskus mengamanatkan kepada para pemimpin Gereja bahwa tujuan Gereja memberi perhatian kepada anak-anak adalah untuk mendengar, mengawasi, melindungi dan merawat anak-anak yang disalahgunakan dan diekploitasi, dan dilupakan, dimanapun mereka berada. Amanat Bapa suci ini tentu saja juga menyentuh sisi kemanusiaan dan panggilan kita sebagai umat katolik untuk terlibat dalam karya-karya Gereja mengemban misi kemanusiaan terhadap kehidupan anak. Yesus dalam karya-Nya juga memberi perhatian khusus kepada anak-anak dengan memanggil mereka dan berkata: “biarlah anak-anak itu datang kepada-Ku...”. (bdk Luk 18:16). Dari bacaan Injil kita juga mengetahui bahwa Yesus memberkati anak- anak, bahkan anak-anak sering dipakai dalam penggambaran kerajaan sorga. Perhatian Yesus terhadap anak-anak kecil tidak terlepas dari peran penting anak membangun kerajaan Allah dimasa depan. Dengan demikian memberi perhatian kepada anak-anak terlebih kepada yang menderita berarti partisipasi dalam membangun kerajaan Allah. Gambaran tentang begitu banyaknya anak-anak yang menderita menunjukkan wajah Yesus sendiri yang sedang terluka. Cinta dan iman hanya akan menjadi slogan bila belum terwujud dalam perbuatan baik. Santa Theresa dari Kalkuta pernah berkata; “cinta sejati adalah mencintai sampai terluka.” Lagi katanya; “bila engkau belum mampu menemukan Yesus pada wajah-wajah sesamamu yang miskin, sakit dan menderita, maka cintamu kepada mereka akan berbatas dan bertepi...” +++ Pendalaman Teks a. Mengapa Gereja merasa perlu bertanggungjawab dan peduli terhadap anak-anak khususnya yang menderita? Bukankah ini hanya akan merepotkan saja ? b. Perhatian apa yang paling nyata mereka butuhkan,? Lalu bukti nyata apa yang bisa kita lakuakan terhadap anak-anak yang menderita itu ? cukupkah hanya mendoakan saja ? Doa umat spontan ( ditunjuk beberapa orang untuk mendoakan sesuai tema pertemuan ) 1. Bagi karya sosial Gereja terhadap anak 2. Bagi anak-anak yang mengalami penderitaan 3. Bagi para pendamping, perawat anak-anak yang menderita 4. Bagi guru-guru sekolah minggu dan Bina Iman Anak 5. Bagi bapak ibu guru yang mendampingi pendidikan anak di sekolah 6. Bagi orang tua sebagai pendidik yang pertama dan utama bagi anak-anak. 7. Hening sejenak mendoakan anak-anak kita secara pribadi.. Bapa Kami ... Salam Maria 3X Doa Penutup Allah Bapa di sorga, Kami bersyukur karena kami Kaulibatkan dalam karya kasih-Mu dengan memberi perhatian kepada anak-anak yang mengalami penderitaan. Maka melalui persekutuan kami ini kami memohon agar Engkau sendiri semakin melayakkan dan memampukan kami untuk bersama-sama ambil bagian dalam tugas perutusan-Mu. Berilah kami kekutan dan semangat untuk mewujudkannya agar kerajaan-Mu semakin hadir pada kehidupan mereka terutama pada sesama yang membutuhkan perhatian. Engkau yang hidup dan berkuasa bersama Putera-Mu dan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. Amin. 9. Nyanyian Penutup MB. No 461 – Akulah utusan Bapa ku PS. No 691 – Yesus diutus Bapa TERIMA KASIH.. SUDAH MENGIKUTI KATEKESE BULAN ARWAH TUHAN MEMBERKATI