Anda di halaman 1dari 88

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN

RISET, DAN TEKNOLOGI

Kurikulum Merdeka dan


Strategi Penyiapan
IKM
2 Juni 2022
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Dukungan Regulasi Implementasi Kurikulum Merdeka untuk pemulihan pembelajaran
dilakukan berdasarkan kebijakan berikut:
Permendikbudristek Permendikbudristek Permendikbudristek Permendikbudristek Kepmendikbudristek
No. 5 Tahun 2022 No. 7 Tahun 2022 No. 16 Tahun 2022 No. 21 Tahun 2022 No. 56 Tahun 2022

Standar Kompetensi Standar Isi pada Standar Proses pada Standar Penilaian Pedoman Penerapan
Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Pendidikan Anak Usia pada Pendidikan Anak Kurikulum dalam Rangka
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Dini, Jenjang Usia Dini, Jenjang Pemulihan Pembelajaran
Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Pendidikan Menengah Pendidikan Menengah
Pendidikan Menengah
Standar Isi dikembangkan Standar Proses merupakan Memuat 3 opsi kurikulum
Standar kompetensi lulusan Standar Penilaian
melalui perumusan ruang kriteria minimal proses yang dapat digunakan di
merupakan kriteria minimal lingkup materi yang sesuai Pendidikan adalah kriteria
pembelajaran berdasarkan satuan pendidikan dalam
tentang kesatuan sikap, dengan kompetensi lulusan. minimal mengenai
jalur, jenjang, dan jenis rangka pemulihan
keterampilan, dan pengetahuan Ruang lingkup materi mekanisme penilaian hasil
pendidikan untuk mencapai pembelajaran beserta
yang menunjukkan capaian merupakan bahan kajian belajar peserta didik.
dalam muatan pembelajaran standar kompetensi lulusan. struktur Kurikulum
kemampuan peserta didik Standar Penilaian menjadi
yang dirumuskan berdasarkan: Standar Proses menjadi acuan Merdeka, aturan terkait
dari hasil pembelajarannya acuan untuk Kurikulum 2013,
1) muatan wajib sesuai untuk Kurikulum 2013, pembelajaran dan asesmen,
pada akhir jenjang Kurikulum darurat, dan
dengan ketentuan peraturan Kurikulum darurat, dan serta beban kerja guru.
pendidikan. SKL menjadi perundang- undangan; 2) Kurikulum Merdeka.
acuan untuk Kurikulum 2013, Kurikulum Merdeka.
konsep keilmuan; dan 3)
Kurikulum darurat, dan jalur, jenjang, dan jenis
Kurikulum Merdeka. pendidikan. Standar Isi
menjadi acuan untuk
Kurikulum 2013, Kurikulum
darurat, dan Kurikulum
Merdeka.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 2


Kurikulum Merdeka menguatkan orientasi pada pengembangan karakter dan
kompetensi melalui penyederhanaan konten dan pemberian fleksibilitas

Tiga karakteristik utama Kurikulum Merdeka:

1 Penyederhanaan konten, fokus pada materi


esensial.

2 Pembelajaran berbasis projek yang kolaboratif,


aplikatif, dan lintas mata pelajaran.
Rumusan capaian pembelajaran dan pengaturan jam
3 pelajaran yang memberi fleksibilitas untuk
merancang kurikulum operasional dan pembelajaran
sesuai tingkat kemampuan peserta didik.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 3


Struktur
Kurikulum Merdeka

4
Struktur Kurikulum Merdeka:

Apa kekhasan dari


Kurikulum Merdeka?
Struktur Kurikulum
Pendidikan Anak Usía Dini (PAUD), Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

1. Pembelajaran intrakurikuler. Kegiatan Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek


pembelajaran intrakurikuler untuk setiap dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi
mata pelajaran mengacu pada capaian jam pelajaran projek dari semua mata pelajaran
pembelajaran. dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-
2. Projek penguatan profil pelajar masing projek tidak harus sama.
Pancasila. Kegiatan khusus yang
Alokasi waktu untuk setiap projek penguatan
ditujukan untuk memperkuat upaya
profil pelajar Pancasila tidak harus sama.
pencapaian profil pelajar Pancasila yang
Satu projek dapat dilakukan dengan durasi
mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan.
waktu yang lebih panjang daripada projek
yang lain.
Muatan Lokal

Satuan pendidikan menambahkan muatan lokal yang ditetapkan oleh pemerintah daerah sesuai
dengan karakteristik daerah. Satuan pendidikan dapat menambahkan muatan tambahan sesuai
karakteristik satuan pendidikan secara fleksibel, melalui 3 (tiga) pilihan sebagai berikut:

1. Mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain;


2. Mengintegrasikan ke dalam tema projek penguatan profil pelajar Pancasila;
dan/atau

3. Mengembangkan mata pelajaran yang berdiri sendiri.


Struktur Kurikulum PAUD

Struktur Kurikulum untuk pendidikan anak usia dini terdiri Projek penguatan profil pelajar Pancasila ditujukan untuk
dari memperkuat upaya pencapaian profil pelajar Pancasila yang
● Kegiatan pembelajaran intrakurikuler; dan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (Standar Tingkat
● projek penguatan profil pelajar Pancasila. Pencapaian Perkembangan Anak untuk PAUD). Penguatan profil
pelajar Pancasila di PAUD dilakukan dalam konteks perayaan
Kegiatan pembelajaran intrakurikuler di PAUD dirancang agar tradisi lokal, hari besar nasional, dan internasional. Pelaksanaan
anak dapat mencapai kemampuan yang tertuang di dalam projek penguatan profil pelajar Pancasila menggunakan alokasi
Capaian Pembelajaran (CP) fase fondasi. Intisari kegiatan waktu kegiatan di PAUD.
pembelajaran intrakurikuler adalah bermain
Alokasi waktu di PAUD usia 4 - 6 tahun sebaiknya tidak
bermakna sebagai perwujudan “Merdeka Belajar,
kurang dari 900 (sembilan ratus) menit per minggu. Alokasi waktu
Merdeka Bermain”. Kegiatan yang harus
di PAUD usia 3 - 4 tahun sebaiknya tidak kurang dari 360 (tiga
dipilih memberikan pengalaman yang
menyenangkan dan
ratus enam puluh) menit per minggu.
bermakna bagi anak. Kegiatan perlu didukung oleh
penggunaan sumber-sumber belajar yang nyata dan ada
di lingkungan sekitar anak. Sumber belajar yang tidak tersedia
secara nyata dapat dihadirkan dengan dukungan teknologi dan
buku bacaan anak.
Struktur Kurikulum PAUD
Persamaan: Perbedaan
Adanya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila sebagai kegiatan
Alokasi waktu di PAUD usia 4 - 6 tahun
khusus di luar intrakurikuler untuk memperkuat upaya pencapaian
sebaiknya tidak kurang dari sekitar 900
profil pelajar Pancasila yang mengacu pada SKL PAUD
(sembilan ratus) menit per minggu.

Pendekatan pembelajaran yang disarankan


Kegiatan intrakurikuler di PAUD dirancang agar anak dapat
adalah pendekatan bermain
mencapai kemampuan yang tertuang di dalam Capaian
#bermainadalahbelajar
Pembelajaran (CP) fase fondasi pada akhir partisipasinya di
Mengutamakan penggunaan nilai-nilai lokal PAUD.
dalam pemilihan kegiatan. Agar bermakna,
Untuk dapat mencapai CP, satuan memiliki kemerdekaan untuk
menggunakan sumber belajar nyata dari
memilih metode yang dirasa paling sesuai untuk diterapkan.
lingkungan sekitar.
Kegiatan yang dipilih harus memberikan pengalaman yang
menyenangkan bagi anak dan bermakna.

Peningkatan penggunaan buku bacaan anak sebagai sumber belajar


tidak nyata dalam upaya penguatan literasi dan karakter.
Struktur Kurikulum SD
Struktur kurikulum SD/MI dibagi menjadi 3 (tiga) Fase:
a. Fase A untuk Kelas I dan Kelas II;
b. Fase B untuk Kelas III dan Kelas IV; dan Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara
c. Fase C untuk Kelas V dan Kelas VI. fleksibel, baik muatan maupun waktu pelaksanaan. Secara muatan,
projek harus mengacu pada capaian profil pelajar Pancasila sesuai

Satuan pendidikan SD/MI dapat mengorganisasikan muatan dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan capaian
pembelajaran menggunakan pendekatan mata pelajaran atau pembelajaran pada mata pelajaran. Secara pengelolaan waktu
tematik. Proporsi beban belajar di SD/MI terbagi menjadi 2 pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam
(dua), yaitu: pelajaran projek penguatan profil pelajar Pancasila dari semua mata

a. pembelajaran intrakurikuler; dan pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek

b. projek penguatan profil pelajar Pancasila, tidak harus sama.

dialokasikan sekitar 20% (dua puluh persen) beban


belajar per-tahun.
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD/MI Kelas I

Asumsi 1 Tahun = 36 minggu


Alokasi Alokasi projek TOTAL JP PER
1 JP = 35 menit
intrakurikuler per penguatan profil TAHUN
tahun (minggu) pelajar Pancasila * Diikuti oleh peserta didik sesuai
per tahun dengan agama/kepercayaan
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 masing-masing.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
** Satuan pendidikan menyediakan
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
minimal 1 (satu) jenis seni (Seni
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Musik, Seni Rupa, Seni Teater,
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 dan/atau Seni Tari). Peserta didik
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 memilih 1 (satu) jenis seni (Seni
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180 Musik, Seni Rupa, Seni Teater, atau
Seni Tari).
Bahasa Indonesia 216 (6) 72 288
Matematika 144 (4) 36 180 *** Maksimal 2 JP per minggu atau
PJOK 108 (3) 36 144 72 JP per tahun.
Seni dan Budaya**: 108 (3) 36 144
o Seni Musik **** Total JP tidak termasuk mata
o Seni Rupa
pelajaran Bahasa Inggris, Muatan
o Seni Teater
o Seni Tari Lokal, dan/atau mata pelajaran
tambahan yang diselenggarakan
Bahasa Inggris*** 72 (2) - 72 oleh satuan pendidikan.
Muatan Lokal*** 72 (2) 72
Total****: 828 (23) 252 1080
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD/MI Kelas II

Asumsi 1 Tahun = 36 minggu Alokasi intrakurikuler Alokasi projek TOTAL JP PER


1 JP = 35 menit per tahun (minggu) penguatan profil TAHUN
pelajar Pancasila
per tahun * Diikuti oleh peserta didik sesuai
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 dengan agama/kepercayaan
masing-masing.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 ** Satuan pendidikan
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 menyediakan minimal 1 (satu)
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa,
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Seni Teater, dan/atau Seni Tari).
Peserta didik memilih 1 (satu)
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180 jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa,
Seni Teater, atau Seni Tari).
Bahasa Indonesia 252 (7) 72 324
Matematika 180 (5) *** 36 216
*** Maksimal 2 JP per minggu
PJOK 108 (3) 36 144
atau 72 JP per tahun.
Seni dan Budaya**: 108 (3) 36 144
o Seni Musik
o Seni Rupa **** Total JP tidak termasuk mata
o Seni Teater pelajaran Bahasa Inggris, Muatan
o Seni Tari Lokal, dan/atau mata pelajaran
Bahasa Inggris*** 72 (2) - 72 tambahan yang diselenggarakan
oleh satuan pendidikan.
Muatan Lokal*** 72 (2) 72
Total****: 900 (25) 252 1152
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD/MI Kelas III-V

Asumsi 1 Tahun = 36 minggu Alokasi intrakurikuler Alokasi projek TOTAL JP PER


1 JP = 35 menit penguatan profil * Diikuti oleh peserta didik
per tahun (minggu)
pelajar Pancasila per TAHUN sesuai dengan
tahun agama/kepercayaan masing-
masing.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 ** Satuan pendidikan
menyediakan minimal 1 (satu)
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
jenis seni (Seni Musik, Seni
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Rupa, Seni Teater, dan/atau
Seni Tari). Peserta didik
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 memilih 1 (satu) jenis seni
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 (Seni Musik, Seni Rupa, Seni
Teater, atau Seni Tari).
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180
Bahasa Indonesia 216 (6) 36 252 *** Maksimal 2 JP per minggu
atau 72 JP per tahun.
Matematika 180 (5) 36 216
IPAS 180 (5) 36 216 **** Total JP tidak termasuk
PJOK 108 (3) 36 144 mata pelajaran Bahasa
Inggris, Muatan Lokal,
Seni dan Budaya**: 108 (3) 36 144 dan/atau mata pelajaran
o Seni Musik tambahan yang
o Seni Rupa diselenggarakan oleh satuan
o Seni Teater
pendidikan.
o Seni Tari

Bahasa Inggris*** 72 (2) - 72


Muatan Lokal*** 72 (2) - 72
Total****: 1044 (29) 252 1296
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD/MI Kelas III - V

Asumsi 1 Tahun = 36 minggu


Alokasi intrakurikuler Alokasi projek
per tahun (minggu) penguatan profil
pelajar Pancasila per Total JP Per Tahun
tahun ****Jam pelajaran
kelas 3 SD mengalami
peningkatan, mengikuti
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
struktur kelas 4
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 karena IPAS dimulai di
kelas 3
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
***opsional. Satuan
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Pendidikan dapat
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* mengintegrasikan
108 (3) 36 144 muatan lokal dalam
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180 mapel lain atau
diajarkan melalui
Bahasa Indonesia 216 (6) 36 252
kegiatan projek.
Matematika 180 (5) 36 216
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial 180 (5) 36 216
Pendidikan Jasmani Olahraga dan kesehatan 108 (3) 36 144
Pilihan minimal 1:
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater, d) Seni Tari 108 (3) 36 144

Bahasa Inggris*** 72 (2)*** 72***


Muatan Lokal*** 72 (2)*** 72***
Total*** 1.044(29) 252 1.296
Struktur Kurikulum SMP
Struktur kurikulum SMP/MTs terdiri atas 1 (satu) fase yaitu Fase D. Fase D yaitu
untuk Kelas VII, Kelas VIII, dan Kelas IX.

Struktur kurikulum SMP/MTs terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:

a. pembelajaran intrakurikuler; dan

b. projek penguatan profil pelajar Pancasila dialokasikan sekitar 25% (dua puluh
lima persen) total JP per-tahun.

Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, baik
secara muatan maupun secara waktu pelaksanaan. Secara muatan, projek profil harus
mengacu pada capaian profil pelajar Pancasila sesuai dengan fase peserta didik, dan
tidak harus dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada mata pelajaran. Secara
pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi
jam pelajaran projek dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan
masing-masing projek tidak harus sama.
V SMP Kelas VII-VIII
Alokasi Alokasi projek TOTAL JP PER * Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu; 1 JP=40 menit intrakurikuler penguatan TAHUN
profil pelajar agama/kepercayaan masing-masing.
per tahun
Pancasila per
(minggu)
tahun
** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu)
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 jenis seni atau
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 prakarya (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Tari, dan/atau
Prakarya). Peserta didik memilih 1 (satu) jenis seni
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
atau prakarya
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
(Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari,
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi 72 (2) 36 108 atau Prakarya)
Pekerti*
Pendidikan Pancasila 72 (2) 36 108
*** Maksimal 2 JP per minggu atau 72 JP per
Bahasa Indonesia 180 (5) 36 216 tahun.
Matematika 144 (4) 36 180

IPA 144 (4) 36 180 **** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Muatan
IPS 108 (3) 36 144
Lokal, dan/atau mata pelajaran tambahan yang
diselenggarakan oleh satuan pendidikan.
Bahasa Inggris 108 (3) 36 144

PJOK 72 (2) 36 108

Informatika 72 (2) 36 108

Seni dan Prakarya**: 72 (2) 36 108


o Seni Musik
o Seni Rupa
o Seni Teater
o Seni Tari
o Prakarya

Muatan Lokal*** 72 (2) - 72

Total****: 1044 (29) 360 1404


Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMP Kelas IX

Alokasi intrakurikuler Alokasi projek TOTAL JP PER TAHUN


Asumsi 1 Tahun = 32 minggu; 1 JP=40 menit * Diikuti oleh peserta didik
per tahun (minggu) penguatan profil pelajar
sesuai dengan
Pancasila per tahun
agama/kepercayaan
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96 masing-masing.

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96


** Satuan pendidikan
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96 menyediakan minimal 1
(satu) jenis seni atau
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96
prakarya (Seni Musik, Seni
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96 Rupa, Seni Teater, Seni
Tari, dan/atau
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96
Prakarya). Peserta didik
Pendidikan Pancasila 64 (2) 32 96 memilih 1 (satu) jenis seni
atau prakarya
Bahasa Indonesia 160 (5) 32 192
(Seni Musik, Seni Rupa,
Matematika 128 (4) 32 160 Seni Teater, Seni Tari, atau
IPA 128 (4) 32 160 Prakarya)
.
IPS 96 (3) 32 128 *** Maksimal 2 JP per
Bahasa Inggris 96 (3) 32 128 minggu atau 64 JP per
tahun.
PJOK 64 (2) 32 96
Informatika 64 (2) 32 96 **** Total JP tidak termasuk
mata pelajaran Muatan
Seni dan Prakarya**: 64 (2) 32 96 Lokal, dan/atau mata
o Seni Musik pelajaran tambahan yang
o Seni Rupa diselenggarakan oleh
o Seni Teater satuan pendidikan.
o Seni Tari
o Prakarya
Muatan Lokal*** 72 (2) ** - 72**
Struktur Kurikulum SMA
Struktur kurikulum SMA terdiri atas dua fase yaitu:
Satuan pendidikan wajib membuka kelompok
a. Fase E untuk Kelas X; dan mata pelajaran umum serta sekurang- kurangnya
b. Fase F untuk Kelas XI dan Kelas XII. 3 (tiga) kelompok mata pelajaran pilihan. Setiap
peserta didik wajib mengikuti:
Struktur kurikulum untuk SMA/MA terbagi menjadi dua, yaitu: a. seluruh mata pelajaran dalam kelompok
a. pembelajaran intrakurikuler; dan mata pelajaran umum; dan
b. projek penguatan profil pelajar Pancasila dialokasikan sekitar 30% b. memilih 4 (empat) sampai dengan 5
(tiga puluh persen) total JP per-tahun. (lima) mata pelajaran

Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara


fleksibel, baik secara muatan maupun secara waktu pelaksanaan. Secara
muatan, projek profil harus mengacu pada capaian profil pelajar Pancasila
sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan capaian
pembelajaran pada mata pelajaran. Secara pengelolaan waktu pelaksanaan,
projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek
dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-
masing projek tidak harus sama.
Fase F Untuk Kelas XI dan Kelas XII

Di fase F, struktur mata pelajaran dibagi menjadi 5 (lima) kelompok utama, yaitu:

a. kelompok mata pelajaran umum. Setiap SMA/MA wajib membuka atau mengajarkan
seluruh mata pelajaran dalam kelompok ini dan wajib diikuti oleh semua peserta didik
SMA/MA.
b. kelompok mata pelajaran Pihan

Khusus untuk sekolah yang ditetapkan pemerintah sebagai sekolah keolahragaan atau seni, dapat dibuka
kelompok mata pelajaran Olahraga atau Seni, sesuai dengan sumber daya yang tersedia di SMA/MA.
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMA/MA Kelas X
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu; 1JP=45 menit Alokasi intrakurikuler Alokasi projek TOTAL JP PER
per tahun (minggu) penguatan profil TAHUN * Diikuti oleh peserta didik
pelajar Pancasila per
tahun sesuai dengan
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 agama/kepercayaan
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 masing-masing.

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108


** Maksimal 2 JP
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 perminggu atau 72 JP
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 pertahun.
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
*** Pembelajaran reguler
Pendidikan Pancasila 54 (2) ** 18 72
tidak penuh 36 minggu
Bahasa Indonesia 108 (3) 36 144
untuk memenuhi alokasi
Matematika 108 (3) 36 144 projek (27 minggu untuk
IPA: Fisika, Kimia, Biologi 216 (6) 108 324 PPKn, Bahasa Inggris,
IPS: Sosiologi, Ekonomi, Sejarah, Geografi 288 (8) 144 432 Informatika, serta Seni dan
Bahasa Inggris 54 (2) ** 18 72 Prakarya).

PJOK 72 (2) 36 108


**** Satu JP beban belajar
Informatika 72 (2) 36 108 di SMA adalah 45 menit.
Seni dan Prakarya***: 54 (2) ** 18 72
(Seni Musik; Seni Rupa; Seni Teater; Seni Tari;
Prakarya adn kewirausahaan)

Muatan Lokal 72 (2) **** - 72**


Total*****: 1098 (32) 486 1584
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMA/MA Kelas XI
Alokasi Alokasi projek TOTAL JP PER * Diikuti oleh peserta didik
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu; 1JP=45 menit intrakurikuler per penguatan profil TAHUN
tahun (minggu) pelajar sesuai dengan
Pancasila per
tahun agama/kepercayaan
masing-masing.
Kelompok Mata Pelajaran Umum:
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 ** Pembelajaran reguler
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 kelas XI tidak penuh 36 (tiga
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 puluh enam) minggu untuk
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 memenuhi alokasi projek 27
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 (dua puluh tujuh) minggu
untuk Pendidikan Pancasila,
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Bahasa Inggris, Seni, dan
Pendidikan Pancasila 54 (2) ** 18 72
Sejarah.
Bahasa Indonesia 108 (3) 36 114
Matematika 108 (3) 36 114 *** Satuan pendidikan
Bahasa Inggris 54 (2) ** 18 72 menyediakan minimal 1
PJOK 72 (2) 36 108 (satu) jenis seni (Seni Musik,
Seni Rupa, Seni Teater,
Sejarah 54 (2) ** 18 72
dan/atau Seni Tari). Peserta
Seni dan Budaya***: 54 (2) ** 18 72 didik memilih 1 (satu) jenis
(Seni Musik; Seni Rupa; Seni Teater; Seni Tari)
seni (Seni Musik, Seni Rupa,
Jumlah JP mata pelajaran umum: 576 (18) 216 792 Seni Teater, atau Seni Tari).
Kelompok Mata Pelajaran MIPA - 720-900
Alokasi Alokasi projek penguatan TOTAL JP PER TAHUN
intrakurikuler per profil pelajar Pancasila per
tahun (minggu) tahun

Kelompok Mata Pelajaran Pilihan: **** Alokasi masing-


● Biologi masing mata pelajaran
● Kimia pilihan (selain mata
● Fisika
pelajaran Prakarya dan
● Informatika
● Matematika tingkat lanjut Kewirausahaan) yaitu 5
(lima) JP per minggu atau
● Sosiologi 180 (seratus delapan
● Ekonomi puluh) JP per tahun.
● Geografi
● Antropologi *****Paling banyak 2
(dua) JP per minggu atau
● Bahasa Indonesia tingkat lanjut 720-900 (20-25) 72 (tujuh puluh dua) JP
-
● Bahasa Inggris tingkat lanjut ****
per tahun.
● Bahasa Korea
● Bahasa Arab
● ******Total JP tidak
Bahasa Mandarin
● Bahasa Jepang termasuk mata pelajaran
● Bahasa Jerman Muatan Lokal dan/atau
● Bahasa Prancis mata pelajaran
tambahan yang
diselenggarakan oleh
● Prakarya dan Kewirausahaan (budidaya, kerajinan,
satuan pendidikan.
rekayasa, atau pengolahan)*****
● dsb. dikembangkan sesuai sumber daya yang
tersedia
Muatan Lokal***** 72 (2) - 72
1296-1476 216 1.512-1692
Total*****:
(38-43)
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMA/MA Kelas XII
Alokasi Alokasi projek TOTAL JP PER
Asumsi 1 Tahun = 32 minggu; 1JP=45 menit intrakurikuler per penguatan profil TAHUN * Diikuti oleh peserta didik sesuai
tahun (minggu) pelajar
Pancasila per
dengan agama/kepercayaan
tahun masing-masing.
Kelompok Mata Pelajaran Umum:
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 64(2) 32 96 ** Pembelajaran reguler kelas XI
tidak penuh 36 (tiga puluh enam)
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 64(2) 32 96
minggu untuk memenuhi alokasi
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 64(2) 32 96
projek 27 (dua puluh tujuh) minggu
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 64(2) 32 96 untuk Pendidikan Pancasila, Bahasa
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 64(2) 32 96 Inggris, Seni, dan Sejarah.
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi 64(2) 32 96
Pekerti* *** Satuan pendidikan menyediakan
Pendidikan Pancasila 48(2) ** 16 64 minimal 1 (satu) jenis seni (Seni
Bahasa Indonesia 96(3) 32 128 Musik, Seni Rupa, Seni Teater,
dan/atau Seni Tari). Peserta didik
Matematika 96 (3) 32 128
memilih 1 (satu) jenis seni (Seni
Bahasa Inggris 48 (2) ** 16 64 Musik, Seni Rupa, Seni Teater, atau
PJOK 64 (2) 32 96 Seni Tari).
Sejarah 48 (2) ** 32 64
Seni dan Budaya***: 48 (2) ** 16 64
(Seni Musik; Seni Rupa; Seni Teater; Seni Tari;
Prakarya)

Jumlah JP mata pelajaran umum: 512 (18) 192 704


Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMA/MA Kelas XII

**** Alokasi masing-


masing mata pelajaran
640-800(200-
Biologi, Kimia, Fisika, Informatika, Matematika Lanjutan - 640-800 pilihan (selain mata
25)**
pelajaran Prakarya dan
Sosiologi, Ekonomi, Geografi, Antropologi Kewirausahaan) yaitu 5
(lima) JP per minggu atau
Bahasa Indonesia tingkat Lanjut, Bahasa Inggris tingkat Lanjut, - -
Bahasa Korea, Bahasa Arab, Bahasa Mandarin, Bahasa Jepang, 180 (seratus delapan puluh)
Bahasa Jerman, Bahasa Prancis 22 - JP per tahun.

Prakarya dan kewirausahaan (Budidaya, Kerajinan, Rekayasa atau


- - *****Paling banyak 2 (dua)
Pengolahan) ***
JP per minggu atau 72
(tujuh puluh dua) JP per
Muatan Lokal 2 64(2)*** 64
tahun.
1.152-1.312(38-
Total per tahun**** 192 1.344-1.504
43) ******Total JP tidak
termasuk mata pelajaran
Muatan Lokal dan/atau
mata pelajaran tambahan
yang diselenggarakan oleh
satuan pendidikan.
Struktur Kurikulum SMK
Perubahan kurikulum SMK/MAK diawali dengan penataan ulang Spektrum
Keahlian SMK/MAK.

● Spektrum Keahlian adalah daftar bidang dan program keahlian SMK yang
disusun berdasarkan kebutuhan dunia kerja yang meliputi: dunia usaha, dunia
industri, badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah, instansi pemerintah
atau lembaga lainnya serta perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan
budaya.
● Spektrum Keahlian SMK/MAK merupakan acuan penyusunan struktur
kurikulum serta pembukaan dan penyelenggaraan bidang dan program
keahlian pada SMK. Setiap program keahlian terdiri atas minimum satu
konsentrasi keahlian.

● Konsentrasi keahlian diselenggarakan dalam program 3 tahun atau program 4 tahun


diatur lebih lanjut dalam keputusan pimpinan unit utama yang membidangi standar,
kurikulum, dan asesmen pendidikan.
Struktur Kurikulum SMK
Struktur kurikulum SMK/MAK terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:

a. pembelajaran intrakurikuler; dan

b. projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dialokasikan sekitar 30%


(tiga puluh persen) total JP per tahun.

Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara


fleksibel, baik secara muatan maupun secara waktu pelaksanaan. Secara
muatan, projek profil harus mengacu pada capaian profil pelajar Pancasila
sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan capaian
pembelajaran pada mata pelajaran. Secara pengelolaan waktu pelaksanaan,
projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek dari
semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing
projek tidak harus sama.
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMK Kelas X

Alokasi intrakurikuler Alokasi projek


penguatan profil
TOTAL JP PER
per tahun (minggu)
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu; 1JP=45 menit pelajar Pancasila per TAHUN
tahun

A. Kelompok Mata Pelajaran Umum


Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 90 18 108
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 90 18 108
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 90 18 108
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 90 18 108
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 90 18 108
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 90 18 108
Pendidikan Pancasila 54 18 72
Bahasa Indonesia 108 36 114
PJOK 90 18 108
Sejarah 54 18 72
Seni Budaya**: 54 18 72
(Seni Musik; Seni Rupa; Seni Teater; Seni Tari; Prakarya)
Muatan Lokal*** 72 - 72
Jumlah Kelompok Mata Pelajaran Umum (A): 450 126 576
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMK Kelas X

Alokasi intrakurikuler per Alokasi projek penguatan TOTAL JP PER TAHUN


tahun (minggu) profil pelajar Pancasila per
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu; 1JP=45 menit tahun

B. Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan

Matematika 108 36 144

Bahasa Inggris 108 36 144

Informatika 108 36 144

Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial**** 162 54 216

Dasar-dasar Program Keahlian 432 432

Jumlah Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan (B): 918 162 1080

Jumlah A+B 1368 288 1656

Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing- masing.
* Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari). Peserta didik memilih 1
* (satu) jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, atau Seni Tari).
*** Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP per tahun.
**** Proporsi JP antara aspek Ilmu Pengetahuan Alam dan aspek Ilmu Pengetahuan Sosial disesuaikan dengan kebutuhan Program Keahlian.
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMK Kelas XI

Alokasi intrakurikuler Alokasi projek TOTAL JP PER


per tahun (minggu) penguatan profil
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu; 1JP=45 menit pelajar Pancasila per
TAHUN
tahun

A. Kelompok Mata Pelajaran Umum

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 90 18 108

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 90 18 108

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 90 18 108

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 90 18 108

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 90 18 108

Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 90 18 108

Pendidikan Pancasila 54 18 72

Bahasa Indonesia 90 18 108

PJOK 54 18 72

Sejarah 54 18 72

Muatan Lokal** 72 - 72

Jumlah Kelompok Mata Pelajaran Umum (A): 342 90 432


Alokasi waktu mata pelajaran SMK Kelas XI

Alokasi per tahun Alokasi Projek TOTAL JP PER


Asumsi 1 Tahun = 36 minggu; 1JP=45 menit per tahun TAHUN

B. Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan


Matematika 90 18 108

Bahasa Inggris 108 36 144

Mata Pelajaran [Konsentrasi Keahlian]*** 648 648

Projek Kreatif dan Kewirausahaan 180 180

Mata Pelajaran Pilihan**** 144 144

Jumlah Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan (B): 1170 54 1224

Jumlah A+B 1512 144 1656

Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing- masing.
** Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP per tahun.
*** Nama mata pelajaran merupakan nama Konsentrasi Keahlian.
**** Nama mata pelajaran merupakan mata pelajaran yang dipilih oleh peserta didik.
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMK Kelas XII Program 3 Tahun
Alokasi intrakurikuler per Alokasi projek penguatan
tahun (minggu) profil pelajar Pancasila per TOTAL JP PER
Asumsi 1 tahun = 36 minggu: PKL = 18 minggu, tahun TAHUN
mata pelajaran lainnya = 18 minggu dan 1 JP =
45 menit)
A. Kelompok Mata Pelajaran Umum

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 36 18 54

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 36 18 54

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 36 18 54

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 36 18 54

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 36 18 54

Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 36 18 54

Pendidikan Pancasila 36 - 36

Bahasa Indonesia 36 18 54

Muatan Lokal** 36 - 36

Jumlah Kelompok Mata Pelajaran Umum (A): 108 36 144


Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMK Kelas XII Program 3 Tahun
Alokasi per tahun Alokasi Projek TOTAL JP PER
Asumsi 1 tahun = 36 minggu: PKL = 18 minggu, per tahun TAHUN
mata pelajaran lainnya = 18 minggu dan 1 JP =
45 menit)
B. Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan
Matematika 54 54
Bahasa Inggris 72 72
Mata Pelajaran [Konsentrasi Keahlian]*** 396 396
Projek Kreatif dan Kewirausahaan 90 90
Praktik Kerja Lapangan**** 792 792
Mata Pelajaran Pilihan***** 108 108
Jumlah Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan (B): 1512 1512
Jumlah A+B 1620 36 1656
Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing- masing.
** Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP per tahun.
*** Nama mata pelajaran merupakan nama Konsentrasi Keahlian.
**** Praktik kerja lapangan dilaksanakan sekurang-kurangnya selama 6 (enam) bulan di kelas XII.
***** Nama mata pelajaran merupakan mata pelajaran yang dipilih oleh peserta didik.
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMK Kelas XII Program 4 Tahun

Alokasi intrakurikuler per tahun Alokasi projek penguatan


(minggu) profil pelajar Pancasila per TOTAL JP PER
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu; 1JP=45 menit tahun TAHUN

A. Kelompok Mata Pelajaran Umum


Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 90 18 108
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 90 18 108
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 90 18 108
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 90 18 108

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 90 18 108


Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi 90 18 108
Pekerti*
Pendidikan Pancasila 54 18 72
Bahasa Indonesia 90 18 108
PJOK 54 18 72
Sejarah 54 18 72
Muatan Lokal** 72 - 72
Jumlah Kelompok Mata Pelajaran Umum 342 90 432
(A):
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMK Kelas XII Program 4 Tahun
Alokasi intrakurikuler per Alokasi projek penguatan
tahun (minggu) profil pelajar Pancasila per TOTAL JP PER
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu; 1JP=45 menit tahun TAHUN

B. Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan

Matematika 90 18 109

Bahasa Inggris 108 36 144

Mata Pelajaran [Konsentrasi Keahlian]*** 648 648

Projek Kreatif dan Kewirausahaan 180 180

Mata Pelajaran Pilihan**** 144 144

Jumlah Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan (B): 1170 54 1224

Jumlah A+B 1512 144 1656

Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing- masing.
** Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP per tahun.
*** Nama mata pelajaran merupakan nama Konsentrasi Keahlian.
**** Nama mata pelajaran merupakan mata pelajaran yang dipilih oleh peserta didik.
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMK Kelas XII Program 4 Tahun

Alokasi Alokasi projek penguatan


intrakurikuler per profil pelajar Pancasila per TOTAL JP PER
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu; 1JP=45 menit tahun (minggu) tahun TAHUN

A. Kelompok Mata Pelajaran Umum - - -


Jumlah Kelompok Mata Pelajaran Umum (A): - - -
B. Kelompok Mata Pelajaran Umum

Matematika 72 - 72

Bahasa Inggris 216 - 216

Praktik Kerja Lapangan* 1368 - 1368

Jumlah Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan (B): 1656 - 1656

Jumlah A+B 1656 - 1656

Keterangan:
* Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan sekurang-kurangnya selama 10 (sepuluh) bulan 27 (dua puluh tujuh) sampai dengan 28
(dua puluh delapan) minggu di kelas XIII.
PENYUSUNAN KURIKULUM OPERASIONAL

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


1. Berpusat pada peserta didik, pembelajaran memenuhi keragaman
Prinsip haruskebutuhan perkembangan dan tahapan belajar, sertapotensi,
kepentingan peserta Profil
pengembang didik. Pancasila selalu menjadi
Pelajar pada semua tahapan dalam
rujukan operasional
kurikulum penyusunan
an kurikulum
2. sekolah. menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik satuan
operasional konteks sosialpendidikan,
Kontekstual, budaya dan lingkungan, serta dunia kerja dan industri (khusus ,
di satuan SMK)
menunjukkan karakteristik atau kekhususan peserta didik berkebutuhan khusus dan
(khusus SLB)
pendidikan 3. semua unsur informasi penting/utama yang dibutuhkan oleh para
Esensial, pemegang
kepentingan tentang yang digunakan di satuan pendidikan dapat diperoleh
di dan mudah dipahami, tidak mengulang
kurikulumtersebut. Bahasanya lugas
dokumen
naskah/kutipan yang sudah ada di naskah lain. Dokumen tidak perlu memuat
kembali misalnya lampiran Kepmendikbud seperti CP, struktur, dll., dalam
dokumen kurikulum operasional
4. Akuntabel, dapat dipertanggungjawabkan karenaberbasis data dan
aktual
5. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Pengembangan kurikulum
pendidikan
satuan melibatkan komite satuan pendidikan dan berbagai pemangku
kepentingan
antara lain orang tua, organisasi, berbagai sentra, serta industri dan dunia kerja
untuk
SMK, di bawah koordinasi dan supervisi dinas Pendidikan atau kantor kementerian
yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama sesuai
dengan kewenangannya.
Proses penyusunan kurikulum operasional
Proses ●
bersifat TETAP (mengacu kepada kerangka dasar kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah pusat), dan
● FLEKSIBEL/DINAMIS (mengembangkan kurikulum operasional berdasarkan kerangka dan struktur kurikulum,
Penyusunan
sesuai karakteristik dan kebutuhan satuan pendidikan).
Kurikulum
Operasional di LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN KURIKULUM OPERASIONAL (bagi yang belum pernah menyusun
Satuan kurikulum operasional di satuan pendidikan)
Pendidikan
1 3 5
Merancang
Menganalisis konteks Menentukan PENDAMPINGA
KARAKTERISTIK 2 PENGORGANISAS 4 N, EVALUASI,
SATUAN IAN DAN
PENDIDIKAN Merumuska
PEMBELAJARAN Menyusun PENGEMBANG
n VISI
RENCANA AN
MISI
PEMBELAJARA PROFESIONAL
TUJUAN
N

evaluasi jangka
pendek
(semester/tahunan)

evaluasi jangka panjang


(4-5 tahun)
Catatan: untuk SMK, langkah nomor 2 adalah ‘Merumuskan Visi, Misi, Tujuan Program Keahlian’
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 38
Proses LANGKAH-LANGKAH PENINJAUAN DAN REVISI KURIKULUM OPERASIONAL (bagi yang telah memiliki
Peninjauan dan dokumen kurikulum operasional di satuan pendidikan)
Revisi
Kurikulum
Operasional di
Satuan 1 3 5
Merancang
Pendidikan Menganalisis Meninjau PENDAMPINGA
konteks 2 PENGORGANISAS 4 N, EVALUASI,
KARAKTERISTIK IAN DAN
SATUAN Meninja
PEMBELAJARAN Menyusun PENGEMBANG
PENDIDIKAN u VISI
RENCANA AN
MISI
PEMBELAJARA PROFESIONAL
TUJUAN
N

evaluasi jangka
pendek
(semester/tahunan)

evaluasi jangka panjang


(4-5 tahun)

Catatan: untuk SMK, langkah nomor 2 adalah ‘Meninjau Visi, Misi, Tujuan Keahlian’
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 39
Komponen 1: Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan
Prinsip-prinsip analisis:
● Melibatkan perwakilan warga satuan pendidikan
● Menggunakan data-data yang diperoleh dari situasi nyata/kondisi satuan pendidikan
● Mengalokasikan waktu yang cukup untuk pengumpulan, pengorganisasian, analisis dan
dokumentasi data
● Memilah informasi yang relevan dan menyimpulkan untuk mengembangkan strategi atau solusi

Pilihan cara untuk mengumpulkan informasi:


● Kuesioner
● Wawancara
● Diskusi kelompok terpumpun/Focus Group Discussion (FGD)
● Observasi
● Rapor pendidikan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 40


Tujuan Pendidikan
Nasional
Komponen 2: VISI
Visi, Misi, dan Apakah visi
menggambarkan
Tujuan Satuan harapan

Pendidikan seluruh warga


satuan
pendidikan?
Apakah visi menyatakan tujuan
besar yang
ingin dicapai satuan
pendidikan?
MISI
Apakah misi jelas menyatakan hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi?
Apakah visi sudah berpusat
Apakah semua warga
pada satuan
peserta pendidikan
didik? memahami hal-hal yang
menjadi prioritas untuk mencapai visi?

TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN


Apakah tujuan sudah secara jelas menyatakan hasil aksi yang perlu dilakukan untuk
mencapai misi?
Apakah cara/strategi untuk mencapai misi realistis untuk dijalankan?

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 41


Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran
Satuan pendidikan menyusun pembelajaran yang meliputi:

Intrakurikuler Kokurikuler Ekstrakurikuler


Projek penguatan profil
Pembelajaran berisi muatan mata pelajar Kegiatan kurikuler yang
pelajaran dan muatan tambahan Pancasila dilakukan di luar jam
lainnya jika ada (mulok), penetapan belajar di bawah
konsentrasi, penetapan mata pelajaran Kegiatan kokurikuler yang dirancang bimbingan dan
yang akan diujikan oleh LPA terpisah dari intrakurikuler untuk pengawasan satuan
(minimum 3 mata pelajaran yang menguatkan upaya pencapaian pendidikan.
ditetapkan oleh LPA sesuai dengan kompetensi dan karakter sesuai
penjenjangan dari negara LPA) dan dengan profil pelajar Pancasila
Praktik Kerja Lapangan untuk SMK melalui tema dan pengelolaan projek
atau Magang untuk SLB. berdasarkan dimensi dan fase.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 42


Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran

01 Pendekatan mata pelajaran 03 Pendekatan secara


terintegrasi

● Setiap pembelajaran dilakukan terpisah antara ● Konsep-konsep dan keterampilan tertentu dari mata
satu mapel dengan mapel lainnya. diajarkan
pelajaran secara kolaboratif (team teaching).
● Pendidik berkolaborasi sedemikian rupa untuk
● Tatap muka dilakukan secara reguler setiap
merencanakan, melaksanakan dan melakukan asesmen
minggu, dengan jumlah jam tatap muka sesuai
untuk suatu pembelajaran yang terpadu.
dengan yang ditetapkan oleh masing-masing ● Sebagai contoh mengajarkan muatan Ilmu Pengetahuan Alam
satuan pendidikan berdasarkan ketentuan atau Ilmu Pengetahuan Sosial secara terintegrasi.
minimal dari pemerintah.

02 Pendekatan tematik 04 Pendekatan secara


bergantian dalam blok
waktu terpisah
● Pembelajaran disusun berdasarkan tema yang ● Pembelajaran dikelola dalam bentuk blok-blok waktu
kompetensi-kompetensi
menaungi dari berbagai mata pelajaran. dengan
berbagai macam pengelompokkan.
● Pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai ● Sebagai contoh, mata pelajaran IPS, Bahasa Indonesia dan
kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam IPAS akan diajarkan dari jam 07.00- 12.00 dalam semester 1.
berbagai
tema. lain, mengajarkan muatan Ilmu Pengetahuan Alam atau
Contoh
● SD/MI dapat mengorganisasikan muatan Pengetahuan
Ilmu Sosial secara bergantian dalam blok waktu
pembelajaran menggunakan pendekatan mata yang
terpisah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 43
Komponen 4: Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran meliputi:

1. ruang lingkup satuan pendidikan - penyusunan alur tujuan pembelajaran atau silabus. Dalam ruang lingkup satuan
pendidikan, perumusan dan penyusunan alur dan tujuan pembelajaran atau silabus mata pelajaran berfungsi
mengarahkan satuan pendidikan dalam merencanakan, mengimplementasi, dan mengevaluasi pembelajaran secara
keseluruhan sehingga capaian pembelajaran diperoleh secara sistematis, konsisten, dan terukur.

1. ruang lingkup kelas -penyusunan modul ajar atau rencana pelaksanan pembelajaran. Untuk dokumen rencana
pelaksanaan pembelajaran pada ruang lingkup kelas, satuan pendidikan dapat menggunakan, memodifikasi, atau
mengadaptasi contoh modul ajar yang disediakan Pemerintah, dan cukup melampirkan beberapa contoh Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)/modul ajar atau bentuk rencana kegiatan yang mewakili inti dari rangkaian
pembelajaran pada bagian Lampiran.

Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen pada mata pelajaran Praktik Kerja Lapangan (PKL) di SMK
dilaksanakan secara kolaboratif oleh satuan pendidikan dan mitra dunia kerja.

Menyusun
Memahami Merumuskan Alur Tujuan
Capaian Tujuan Merancang
Pembelajaran Pembelajara
Pembelajaran Pembelajaran (ATP) dari
(CP) (TP) n
TP

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 44


PENDAMPINGAN, EVALUASI, DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL

PERENCANAAN
Pemetaan kurikulum
REFLEKSI
dan perencanaan
pembelajaraan DAN UMPAN
BALIK

EVALUASI PELAKSANAAN
pembelajaran pembelajaran

PENDAMPINGAN DAN
PENGEMBANGAN
PROFESIONAL

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 45


Prinsip Evaluasi Pembelajaran dan Kurikulum Operasional

Prinsip-prinsip melakukan evaluasi:


1.Menetapkan tujuan evaluasi yang akan dilakukan
2.Menetapkan data/informasi yang ingin didapatkan dalam kegiatan peninjauan.
3.Menentukan bentuk asesmen yang akan dilakukan untuk
mendapatkan data/informasi yang diinginkan
4.Merancang aktivitas evaluasi yang bersifat reflektif dan dapat
dijadikan pengembangan bagi pendidik dan pelaksana program.
5.Menggunakan alat penilaian pencapaian yang jelas dan terukur.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 46


PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Sebelum melangkah pada strategi perencanaan dan pelaksanaan Pembelajaran dan Penilaian,
mari sejenak kita bahas Konsep Capaian Pembelajaran,

Konsep Capaian Pembelajaran

“Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran


yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari
Fase Fondasi pada PAUD. Untuk Pendidikan dasar dan
menengah, CP disusun untuk setiap mata pelajaran.”
Pemerintah hanya menetapkan tujuan akhir per fase (CP) dan waktu tempuhnya (fase). Satuan pendidikan memiliki
keleluasaan untuk menentukan strategi dan cara atau jalur untuk mencapainya. Agar bisa
menentukan strategi yang sesuai, kita perlu tau titik awal keberangkatan para peserta didik.

Fase Pondasi Fase A Fase B Fase C Fase D Fase E Fase F


Pembagia PAUD/RA SD/MI/Paket A SD/MI/Paket A SD/MI/Paket A SMP/Mts/Paket B SMA/MA/Paket C SMA/MA/Paket C
Kelas 1-2 Kelas 3-4 Kelas 5-6 Kelas 7-9 Kelas 10 Kelas 11-12
n Fase

Sumber: Kepmendikbud No.56 Tahun 2022 tentang PEDOMAN PENERAPAN KURIKULUM DALAM RANGKA
PEMULIHAN PEMBELAJARAN
Komponen Capaian Pembelajaran

Rasional Mata Pelajaran Tujuan Mata Pelajaran Karakteristik Mata Pelajaran

● Alasan mempelajari mapel ● Deskripsi umum tentang apa yang


tersebut Kemampuan yang perlu dicapai peserta dipelajari dalam mata pelajaran
● Keterkaitan antara Mapel didik setelah mempelajari mata ● Elemen-elemen (strands) atau
dengan pelajaran tersebut domain mata pelajaran serta
salah satu (atau lebih) Profil deskripsinya
Pelajar Pancasila

Capaian dalam Setiap Fase Capaian dalam Setiap


Secara Keseluruhan Fase menurut Elemen
Kompetensi pembelajaran yang harus
Dibuat dalam bentuk matriks.
dicapai peserta didik pada setiap fase.
Setiap elemen dipetakan menurut
Dibuat dalam bentuk pernyataan yang
perkembangan peserta didik
disajikan dalam paragraf yang utuh.

Sumber: Keputusan Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) No.8 Tahun 2022
tentang Capaian Pembelajaran
Perlu diketahui

Bentuk “Pemahaman” dalam CP


Apabila merujuk pada Taksonomi
Bloom, pemahaman dianggap
Prinsip penyusunan CP Konsep “Memahami” dalam
sebagai proses berpikir tahap yang
menggunakan pendekatan CP dalam konstruktivisme adalah
rendah (C2). Namun demikian,
konstruktivisme yang proses membangun
konteks Taksonomi Bloom
membangun pengetahuan dan pengetahuan melalui
sebenarnya digunakan untuk
berdasarkan pengalaman nyata dan pengalaman nyata.
perancangan pembelajaran
kontekstual. Menurut teori belajar Pemahaman tidak bersifat
dan asesmen kelas yang
konstruktivisme (constructivist statis, tetapi berevolusi
lebih operasional, bukan untuk
learning theory), pengetahuan dan berubah secara konstan
CP yang lebih abstrak dan umum.
bukanlah kumpulan atau sepanjang siswa mengonstruksikan
Taksonomi Bloom lebih sesuai
seperangkat fakta-fakta, konsep, pengalaman- pengalaman baru
digunakan untuk
atau kaidah untuk diingat. yang memodifikasi pemahaman
menurunkan/menerjemahkan CP
sebelumnya.
ke tujuan pembelajaran yang lebih
konkret.
Arti “Elemen” dalam CP

Elemen sebuah mata


Setiap CP suatu mata
pelajaran mungkin saja
pelajaran memiliki
sama atau berbeda dengan
beberapa elemen atau mata pelajaran lainnya, hal
kelompok kompetensi tersebut disesuaikan dengan
esensial yang berlaku sama karakteristik pada masing-masing
untuk semua fase pada mata mata pelajaran.
pelajaran tersebut. Contoh:
● Dalam CP Matematika terdapat
elemen Bilangan, Aljabar, Pengukuran, Perlu
Geometri, dan Analisis Data dan
Masing-masing elemen tersebut Peluang diketahu
● Dalam CP IPA terdapat elemen
memiliki capaian per fasenya Pemahaman IPA dan Keterampilan
Proses
i
sendiri yang saling menunjang ● Dalam CP Bahasa Indonesia terdapat
untuk mencapai pemahaman elemen Menyimak, Membaca dan
Memirsa, Berbicara dan
yang dituju. Mempresentasikan, Menulis
Capaian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fase D SMP/MTs/Paket B

Karakteristik
Mata
Ada dua elemen utama dalam pendidikan IPA yakni pemahaman IPA dan keterampilan proses (inkuiri) untuk menerapkan sains dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap elemenPelajaran
berlaku untuk empat cakupan konten yaitu makhluk hidup, zat dan sifatnya, energi dan perubahannya, serta bumi dan antariksa.

Capaian
PembelajaranPada akhir fase D, peserta didik mampu melakukan klasifikasi makhluk hidup dan benda berdasarkan karakteristik yang diamati, mengidentifikasi sifat dan karakteristik zat, membedakan
perubahan fisik dan kimia serta memisahkan campuran sederhana.

Peserta didik dapat mendeskripsikan atom dan senyawa sebagai unit terkecil penyusun materi serta sel sebagai unit terkecil penyusun makhluk hidup, mengidentifikasi sistem organisasi
kehidupan serta melakukan analisis untuk menemukan keterkaitan sistem organ dengan fungsinya serta kelainan atau gangguan yang muncul pada sistem organ tertentu (sistem pencernaan,
sistem peredaran darah, sistem pernafasan dan sistem reproduksi). Peserta didik mengidentifikasi interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya, serta dapat merancang upaya-upaya
mencegah dan mengatasi pencemaran dan perubahan iklim. Peserta didik mengidentifikasi pewarisan sifat dan penerapan bioteknologi dalam kehidupan sehari-hari.

Peserta didik mampu melakukan pengukuran terhadap aspek fisis yang mereka temui dan memanfaatkan ragam gerak dan gaya (force), memahami hubungan konsep usaha dan energi,
mengukur besaran suhu yang diakibatkan oleh energi kalor yang diberikan, sekaligus dapat membedakan isolator dan konduktor kalor.

Peserta didik memahami gerak, gaya dan tekanan, termasuk pesawat sederhana. Peserta didik memahami getaran dan gelombang, pemantulan dan pembiasan cahaya termasuk alat- alat
Pemahaman optik sederhana yang sering dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

IPA Peserta didik dapat membuat rangkaian listrik sederhana, memahami gejala kemagnetan dan kelistrikan untuk menyelesaikan tantangan atau masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-
hari.

Peserta didik mengelaborasikan pemahamannya tentang posisi relatif bumi-bulan-matahari dalam sistem tata surya dan memahami struktur lapisan bumi untuk menjelaskan fenomena alam
yang terjadi dalam rangka mitigasi bencana.

Peserta didik mengenal pH sebagai ukuran sifat keasaman suatu zat serta menggunakannya untuk mengelompokkan materi (asam-basa berdasarkan pH nya). Dengan pemahaman ini peserta
Elemen CP didik mengenali sifat fisika dan kimia tanah serta hubungannya dengan organisme serta pelestarian lingkungan.

Peserta didik memiliki keteguhan dalam mengambil keputusan yang benar untuk menghindari zat aditif dan adiktif yang membahayakan dirinya dan lingkungan.

CP ditulis dalam paragraf yang utuh dan mudah dipahami sebagai satu kesatuan.
Capaian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fase D SMP/MTs/Paket B

Capaian
Pembelajaran1. Mengamati
Menggunakan berbagai alat bantu dalam melakukan pengukuran dan pengamatan. Memperhatikan detail yang relevan dari objek yang diamati.

2. Mempertanyakan dan memprediksi


Secara mandiri, peserta didik dapat mengajukan pertanyaan lebih lanjut untuk memperjelas hasil pengamatan dan membuat prediksi tentang penyelidikan ilmiah.

3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan


Peserta didik merencanakan dan melakukan langkah-langkah operasional berdasarkan referensi yang benar untuk menjawab pertanyaan. Dalam penyelidikan, peserta didik
menggunakan berbagai jenis variabel untuk membuktikan prediksi.

4. Memproses, menganalisis data dan informasi


Keterampila Menyajikan data dalam bentuk tabel, grafik, dan model serta menjelaskan hasil pengamatan dan pola atau hubungan pada data secara digital atau non digital.
Mengumpulkan data dari penyelidikan yang dilakukannya, menggunakan data sekunder, serta menggunakan pemahaman sains untuk mengidentifikasi hubungan dan
n Proses menarik kesimpulan berdasarkan bukti ilmiah.

5. Mengevaluasi dan refleksi


Mengevaluasi kesimpulan melalui perbandingan dengan teori yang ada. Menunjukkan kelebihan dan kekurangan proses penyelidikan dan efeknya pada data. Menunjukkan
permasalahan pada metodologi.

Elemen CP 6. Mengomunikasikan hasil


Mengomunikasikan hasil penyelidikan secara utuh yang ditunjang dengan argumen, bahasa serta konvensi sains yang sesuai konteks penyelidikan. Menunjukkan pola
berpikir sistematis sesuai format yang ditentukan.

CP ditulis dalam paragraf yang utuh dan mudah dipahami sebagai satu kesatuan.
Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran dan
Penilaian (Asesmen)

1 Memahami Capaian Pembelajaran


(CP)

Menganalisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk Menyusun Tujuan


2 Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran

3 Merencanakan Pembelajaran dan Penilaian (Asesmen)

4 Melaksanakan Pembelajaran dan Penilaian (Asesmen)

Sumber: Kepmendikbud No.56 Tahun 2022 tentang PEDOMAN PENERAPAN KURIKULUM DALAM RANGKA
PEMULIHAN PEMBELAJARAN
Secara strategis, Proses Perancangan Kegiatan
Pembelajaran dapat dipahami melalui skema
berikut:

Memahami Merumuskan Menyusun


Merancang
Capaian Tujuan Alur Tujuan
Pembelajara
Pembelajara Pembelajara Pembelajara
n
n n n
Pemerintah menetapkan Capaian Pembelajaran (CP) sebagai kompetensi yang ditargetkan. Namun demikian, CP tidak cukup
konkret untuk memandu kegiatan pembelajaran sehari-hari.

CP perlu diurai menjadi tujuan-tujuan pembelajaran yang lebih operasional dan konkret, yang dicapai satu persatu oleh peserta
didik hingga mereka mencapai akhir fase

(1) mengembangkan sepenuhnya alur tujuan pembelajaran dan/atau


perencanaan pembelajaran, Pendidik
Dalam menentukan
merancang (2) mengembangkan alur tujuan pembelajaran dan/atau rencana pilihan tersebut
pembelajaran pembelajaran berdasarkan contoh-contoh yang disediakan Pemerintah berdasarkan
pendidik dapat kemampuan
(3) menggunakan contoh yang disediakan.
masing-masing
Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)

Merupakan rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan


logis
menurut urutan dari awal hingga akhir fase.
Tujuan pembelajaran yang dikembangkan perlu dicapai peserta didik dalam satu atau lebih jam pelajaran, hingga akhirnya pada
penghujung Fase mereka dapat mencapai CP. Oleh karena itu, untuk CP dalam satu fase, pendidik perlu mengembangkan beberapa
tujuan pembelajaran.

Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai strategi untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran.
Harus dipastikan tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran yang dipetakan memenuhi kriteria berikut ini:

Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi


Kompetensi yang harus dikuasai secara utuh dalam satu fase.

kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan


Tujuan yang dapat didemonstrasikan oleh peserta didik yang menunjukkan Kriteria
Pembelajaran telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Alur Tujuan ATP menggambarkan cakupan dan tahapan
(TP) Pembelajaran pembelajaran yang linear dari awal hingga akhir fase.
Lingkup materi
terdiri atas: (ATP)
ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami di akhir ATP menggambarkan cakupan dan tahapan
satu unit pembelajaran pembelajaran yang menggambarkan tahapan
perkembangan kompetensi dalam satu fase
Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Pendidik diberikan keleluasaan


dalam menggunakan rujukan teori Pendidik diharapkan untuk
untuk merumuskan tujuan tidak fokus pada satu teori
pembelajaran, diantaranya: saja, melainkan dapat
Taksonomi Bloom versi Revisi
Anderson dan Krathwohl menggunakan teori atau
(2001) pendekatan lain dalam
merancang tujuan
pembelajaran, selama teori
6 Aspek Pemahaman
yang dikembangkan oleh tersebut dinilai relevan Perlu
Tighe dan Wiggins dengan karakteristik mata diketahu
(2005)
pelajaran serta konsep/topik i
yang dipelajari, karakteristik
6 Level Taksonomi Marzano peserta didik, serta konteks
(2000) lingkungan pembelajaran.
Perlu
Taksonomi Bloom versi Revisi diketahu
Anderson dan Krathwohl i
(2001)

Anderson dan Krathwohl mengelompokkan kemampuan kognitif


menjadi tahapan-tahapan berikut ini, dengan urutan dari
kemampuan yang paling dasar ke yang paling tinggi sebagai
berikut:
(C1) (C2) (C4) (C5) (C6)
(C3)
Mengingat Memahami Menganalisis Mengevaluasi Menciptakan
Mengaplikasikan
mengingat kembali menjelaskan ide atau menggunakan konsep, memecah-mecah kemampuan untuk merangkaikan berbagai
informasi yang telah konsep seperti pengetahuan, atau informasi menjadi membuat keputusan, elemen menjadi satu
dipelajari, termasuk menjelaskan suatu informasi yang telah beberapa bagian, penilaian, mengajukan hal baru yang utuh,
definisi, fakta-fakta, konsep menggunakan dipelajarinya pada kemampuan untuk melalui proses
kritik dan rekomendasi
pencarian ide, evaluasi
daftar urutan, atau kalimat sendiri, situasi berbeda dan mengeksplorasi yang sistematis terhadap
menyebutkan kembali menginterpretasikan relevan hubungan/korelasi hal/ide/benda yang ada
suatu materi yang suatu informasi, atau membandingkan sehingga kreasi yang
pernah diajarkan menyimpulkan, atau antara dua hal atau diciptakan
kepadanya. membuat parafrasa lebih, menentukan menjadi salah satu solusi
dari suatu bacaan. keterkaitan antar terhadap masalah yang
konsep, atau ada. termasuk
mengorganisasikan memberikan nilai
beberapa ide dan/atau tambah terhadap suatu
konsep. produk yang sudah ada.
6 Aspek/Facet Pemah6aAmsapnek

Pemahaman merupakan cara untukTighe


dan Wiggins
peserta mengkonfirmasi
didik atas apa yang 6 Aspek/Facet
telah mereka pelajari
pemahaman (2005) dan Pemahaman ini merupakan
tidak hirarkis/bukan modal untuk menentukan
merupakan siklus. Tujuan Pembelajaran (TP),
menyusun Alur Tujuan
Pembelajaran (ATP),
Jika peserta didik
menentukan asesmen, dan
melakukan salah satu instruksi yang tepat. Perlu
dari keenam Aspek/Facet
Pemahaman (mampu
diketahu
menjelaskan, menginterpretasi, i
menerapkan/mengaplikasikan,
berempati, memiliki sebuah
sudut pandang, atau memiliki
pengenalan diri), berarti
mereka telah
mendemonstrasikan
sebuah tingkat
6 Aspek Pemahaman (6 facet of understanding) (Wiggins and Tighe, 2005) Perlu
Merupakan bentuk-bentuk pemahaman yang digunakan dalam CP. Tidak diketahui
harus
Penjelasan hirarkis. suatu ide dengan kata-kata sendiri, membangun hubungan antar topik, mendemonstrasikan hasil kerja, menjelaskan
Mendeskripsikan
Explanation alasan/cara/prosedur , menjelaskan sebuah teori menggunakan data, berargumen dan mempertahankan pendapatnya.

Interpretasi Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide, perasaan atau sebuah hasil karya dari satu
Interpretation media ke media lain, dapat membuat analogi, anekdot, dan model. Melihat makna dari apa yang telah dipelajari dan relevansi dengan dirinya.

Aplikasi Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mengenai suatu dalam situasi yang nyata dalam kehidupan sehari-hari atau
Application sebuah simulasi (menyerupai kenyataan)

Perspektif Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari sebuah situasi, melihat gambaran besar, melihat
Perspective asumsi yang mendasari suatu hal dan memberikan kritik.

Empati Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/atau memahami pikiran yang berbeda dengan dirinya.
Empathy Menemukan nilai (value) dari sesuatu

Pengenalan diri
Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses berpikir dan emosi yang terjadi secara internal.
Self-Knowledge
Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP Bahasa Indonesia Fase D elemen Perlu
Menyimak diketahui

Interpretasi
Mendeskripsikan makna dari puisi serta emosi yang ditangkap dari puisi tersebut
Interpretation
Peserta didik memahami
informasi berupa gagasan,
pikiran, pandangan, arahan Aplikasi
atau pesan dari teks Membacakan/mendeklamasikan atau membuat karya untuk merespons puisi
Application
deskripsi, narasi, puisi,
eksplanasi dan eksposisi
dari teks visual dan Perspektif
Perspective Melakukan bedah puisi melalui diskusi dari sudut pandang yang berbeda.
audiovisual untuk
menemukan makna yang
tersurat dan tersirat.
Empati Menaruh diri di posisi penulis puisi dan mencoba merasakan emosi yang dirasakan
Empathy penulis dan dituangkan dalam media yang berbeda.
Perlu
diketahu
6 Level Taksonomi Marzano
(2000) i

Marzano menggunakan tiga sistem dalam domain


pengetahuan yaitu sistem kognitif, sistem metakognitif, dan sistem
diri (self- system). Terdapat 6 level taksonomi yaitu:

Tingkat 1: Tingkat 4:
Tingkat 2: Tingkat 3: Tingkat 5: Tingkat 6:
mengenali dan pemanfaatan
pemahama analisis metakognis sistem
mengingat kembali
n i diri
(retrieval) pengetahuan
mengingat kembali Pemahaman yang Cakupan analisis disini Pemanfaatan Sistem metakognisi Menentukan apakah
(retrieval) informasi dimaksud melibatkan berupa kemampuan pengetahuan digunakan berfungsi untuk seseorang akan
menggenerasi informasi saat seseorang ingin memantau, melakukan atau
dalam batas dua proses menyelesaikan mengevaluasi dan tidak melakukan
mengidentifikasi yang saling berkaitan baru yang belum
tugas tertentu. mengatur fungsi dari sesuatu tugas.
diproses oleh seseorang.
sebuah informasi yaitu integrasikan dan semua jenis
Ada lima proses analisis:
secara simbolisasi. Ada empat kategori pemikiran lainnya. Ada empat jenis dari
(1) mencocokan, umum pemanfaatan sistem diri:
umum. (2) mengklasifikasikan, pengetahuan: Ada empat fungsi (1) memeriksa
(3)menganalisis (1)pengambilan dari metakognisi: kepentingan,
kesalahan, keputusan, (1) menetapkan tujuan, (2) memeriksa
(4)menyamaratakan (5) (2) penyelesaia (2) memantau proses, kemanjuran,
menspesifikasikan. n masalah, (3) memantau kejelasan, (3)memeriksa respon
(3) percobaan, (4) memantau ketepatan. emosional,
(4) penyelidikan. (4)memeriksa motivasi
secara keseluruhan.
Bagaimana strategi menyusun tujuan pembelajaran dalam alur tujuan
pembelajaran yang efektif?

Pendidik harus melakukan analisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk kemudian disusun menjadi Tujuan
Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (TP). Merumuskan tujuan pembelajaran dari CP dapat
dilakukan melalui beberapa teknik:

Teknik 1
Merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung dari CP

Teknik 2
Merumuskan TP dengan Menganalisis ‘Kompetensi’ dan ‘Lingkup Materi’ pada
CP.

Teknik
3
Merumuskan TP Lintas Elemen CP

Sumber: Panduan Pembelajaran dan Asesmen


Bagaimana cara menyusun alur tujuan pembelajaran yang efektif?

Pendidik yang merancang alur tujuan pembelajarannya sendiri, tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya
akan disusun sebagai satu alur (sequence) yang berurutan secara sistematis, dan logis awal hingga akhir fase.
Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, pendidik dapat mengacu pada berbagai cara yang diuraikan pada tabel di bawah ini:

Pengurutan dari yang Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten yang lebih abstrak dan simbolis. Contoh : memulai pengajaran
Konkret ke yang Abstrak dengan menjelaskan tentang benda geometris (konkret) terlebih dahulu sebelum mengajarkan aturan teori objek geometris tersebut
(abstrak).

Pengurutan Deduktif Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik. Contoh : mengajarkan konsep database terlebih dahulu sebelum
mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki atau relasional.

Pengurutan dari Mudah ke Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit. Contoh: mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek dalam kelas
yang lebih Sulit bahasa sebelum mengajarkan kata yang lebih panjang.

Pengurutan Hierarki Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan
keterampilan yang lebih kompleks. Contoh : siswa perlu belajar tentang penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep perkalian.

Pengurutan Prosedural Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur, kemudian membantu siswa untuk menyelesaikan
tahapan selanjutnya. Contoh : dalam mengajarkan cara menggunakan t-test dalam sebuah pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap
prosedur yang harus dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan tipe tes yang akan digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan tes
dalam sebuah perangkat lunak statistik.

Scaffolding Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus mengurangi bantuan secara bertahap. Contoh : dalam mengajarkan
berenang, guru perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika siswa mencobanya, guru hanya butuh membantu. Setelah ini, bantuan
yang diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada akhirnya, siswa dapat berenang sendiri.

(Creating Learning Materials for Open and Distance Learning, 2005; Doolittle, 2001; Morrison, Ross, & Kemp, 2007; Reigeluth & Keller, 2009)
Merancang
Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila
Pengertian projek penguatan profil pelajar Pancasila

Berdasarkan Kepmendikbudristek No.56/M/2022, Projek penguatan profil pelajar Pancasila


merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek yang dirancang untuk menguatkan
pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang disusun
berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan. Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar
Pancasila dilakukan secara fleksibel, dari segi muatan, kegiatan, dan waktu pelaksanaan.

Projek penguatan profil pelajar Pancasila dirancang terpisah dari intrakurikuler. Tujuan,
muatan, dan kegiatan pembelajaran projek tidak harus dikaitkan dengan tujuan dan materi
pelajaran intrakurikuler. Satuan pendidikan dapat melibatkan masyarakat dan/atau dunia
kerja untuk merancang dan menyelenggarakan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
BERPIKIRAN TERBUKA

Pembelajaran yang inovatif seringkali terhambat oleh adanya budaya kontraproduktif seperti tidak senang menerima
masukan atau menutup wawasan terhadap berbagai bentuk perbedaan. Budaya negatif tersebut tidak akan mendukung
terselenggaranya kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila yang efektif dan berdampak. Oleh karenanya, satuan
Budaya Sekolah pendidikan diharapkan dapat menghidupkan budaya senang menerima masukan, terbuka terhadap perbedaan, serta
yang Mendukung berkomitmen terhadap setiap upaya perbaikan untuk perubahan ke arah yang lebih baik.
Penerapan SENANG MEMPELAJARI HAL BARU
Projek
Penguatan Profil
Pelajar Pancasila Pada dasarnya perkembangan setiap individu sebagai seorang pembelajar akan terhenti jika ia tidak lagi senang mempelajari
hal baru. Oleh karenanya, kemampuan memelihara rasa ingin tahu dan menemukan kepuasan saat menemukan hal baru
adalah bagian dari budaya yang perlu dihidupkan di lingkungan satuan pendidikan.
Kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila akan berjalan secara optimal jika setiap individu memiliki kesenangan
untuk mempelajari hal baru dan mengembangkan diri secara terus menerus. Harapannya, kegiatan projek ini pada akhirnya
dapat membantu tercapainya karakter pelajar sepanjang hayat pada setiap individu yang terlibat di dalamnya.
KOLABORATIF

Kegiatan pembelajaran berbasis projek yang dinamis membutuhkan lingkar sosial yang mendukung dalam pelaksanaannya.
Dalam hal ini budaya kolaboratif menjadi hal yang penting untuk dibangun dibandingkan dengan budaya kompetitif.
Diharapkan budaya kolaboratif dapat mendorong semangat senang bekerja sama, saling mengapresiasi, dan saling
memberikan dukungan satu sama lain. Lebih jauh, upaya kolaboratif juga perlu dilakukan antar berbagai elemen kunci
dalam tri sentra pendidikan (keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat) sehingga pelaksanaan projek penguatan profil
pelajar Pancasila akan berlangsung secara menyeluruh dan optimal.

68
Kepala satuan pendidikan
1.Membentuk
2. tim projek dan turut merencanakan projek
Mendampingi jalannya projek dan melakukan pengelolaan sumber daya satuan pendidikan secara
3. Membangun
transparan dan akuntabel untuk kolaborasi antara orang tua peserta didik, warga satuan pendidikan, dan
komunikasi
narasumber pengaya projek: masyarakat, komunitas, universitas, praktisi, dsb.
Peran 4.Mengembangkan komunitas praktisi di satuan pendidikan untuk peningkatan kompetensi pendidik yang
pemangku berkelanjutan
kepentingan 5.Melakukan coaching secara berkala bagi pendidik
6.Merencanakan, melaksanakan, merefleksikan, dan mengevaluasi pengembangan aktivitas dan asesmen projek yang
dalam berpusat pada peserta didik.
pelaksanaan
Pendidik
projek (Peran ini khususnya perlu diampu oleh pendidik yang menjadi Tim Fasilitator Projek)
penguatan profil 1.Perencana projek - Melakukan perancangan tujuan, alur kegiatan, strategi pelaksanaan, dan asesmen
projek secara berkelanjutan.
pelajar 2.Fasilitator - Memfasilitasi peserta didik dalam menjalankan projek yang sesuai dengan minatnya, dengan
Pancasila pilihan cara belajar dan produk belajar yang sesuai dengan preferensi peserta didik.
Pendamping - Membimbing peserta didik dalam menjalankan projek, menemukan isu yang relevan, dan
3. mengarahkan peserta didik dalam merencanakan aksi yang berkelanjutan.
4.Supervisor dan konsultan - Mengawasi dan mengarahkan peserta didik dalam pencapaian projek, memberikan
saran dan masukan secara berkelanjutan untuk peserta didik, dan melakukan asemen
performa peserta didik selama
pesertaprojek
didik berlangsung.
Peran-peran ini dapat 5. Moderator - Memandu dalam berbagai aktivitas diskusi.
dioptimalkan secara
bertahap sesuai dengan Peserta Didik
kebutuhan dan kesiapan
1.Mengasah
2. komitmen untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah disepakati.
Mengembangkan kemandirian untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran sesuai minat dan
satuan pendidikan. 3. Melakukan
kemampuanrefleksi
yang dimiliki.
secara konsisten dan berkelanjutan untuk memahami potensi diri dan mengoptimalkan
kemampuan.

69
Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten/Kota
1. Berkoordinasi dengan satuan pendidikan, memastikan tersedianya sumber daya, sarana dan prasarana yang cukup
memadai untuk pelaksanaan kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
2. Memberikan dukungan untuk peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan secara berkelanjutan.
Contoh pertanyaan untuk 3. Memastikan hasil asesmen dipergunakan sebagai umpan balik dalam pelaksanaan projek,
komunikasi yang 4. Memastikan keterlibatan dan sinergi antar pemangku kepentingan berjalan dengan baik untuk mendukung projek.
memberdayakan antara 5. Mengawasi apakah projek sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
pengawas dan kepala
satuan pendidikan/Tim
Fasilitator Projek: Pengawas
1.Apa harapan atau tujuan yang 1.Memberikan pendampingan dan pembinaan kepada satuan pendidikan dengan strategi coaching atau
ingin dicapai oleh satuan komunikasi yang memberdayakan untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki satuan pendidikan.
pendidikan dalam pelaksanaan 2.Memberikan informasi terbaru berkaitan dengan kebijakan pendidikan khususnya yang berhubungan dengan kurikulum
projek penguatan profil pelajar dan pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Pancasila? 3. Memberikan bantuan ketika satuan pendidikan mengalami kendala dalam menjalankan projek.
2.Bagaimana kondisi kesiapan 4. Menghubungkan sekolah dengan mitra di luar sekolah yang dapat mendukung pelaksanaan projek (Opsional).
sekolah saat ini? Apa sumber
daya yang dapat dioptimalkan
untuk melaksanakan projek dan
Komite Sekolah
mencapai tujuan yang Memberikan dukungan terkait pelaksanaan projek di satuan pendidikan.
diharapkan? Apa saja dimensi
profil pelajar Pancasila yang Masyarakat/Orang tua peserta didik/Mitra
perlu dikuatkan? Bagaimana 1. Menjadi sumber belajar yang bermakna bagi peserta didik dalam pelaksanaan kegiatan projek.
mengidentifikasi isu yang 2. Membantu menemukan atau mengidentifikasi isu atau masalah yang ada serta memberikan informasi sebagai
relevan untuk dikembangkan narasumber terkait dengan isu tersebut
menjadi tema projek? 3. Memberikan dukungan berupa pendampingan, khususnya dalam pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila
3.Apa langkah-langkah yang di luar lingkungan satuan pendidikan.
perlu dilakukan? Apa tantangan
yang mungkin dihadapi dan
bagaimana cara
menanggulanginya?
Prinsip pengembangan projek penguatan profil pelajar
Pancasila
Holistik Kontekstual
Holistik bermakna memandang sesuatu secara utuh dan Prinsip kontekstual berkaitan dengan upaya mendasarkan
menyeluruh, tidak parsial atau terpisah-pisah. Dalam konteks kegiatan pembelajaran pada pengalaman nyata yang dihadapi
perancangan projek penguatan profil pelajar Pancasila, kerangka dalam keseharian. Prinsip ini mendorong pendidik dan peserta
berpikir holistik mendorong kita untuk menelaah sebuah tema didik untuk dapat menjadikan lingkungan sekitar dan realitas
secara utuh dan melihat keterhubungan dari berbagai hal untuk kehidupan sehari-hari sebagai bahan utama pembelajaran.
memahami sebuah isu secara mendalam.

Berpusat pada Peserta Didik Eksploratif


Prinsip berpusat pada peserta didik berkaitan dengan skema Prinsip eksploratif berkaitan dengan semangat untuk membuka
pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk menjadi ruang yang lebar bagi proses pengembangan diri dan inkuiri.
subjek pembelajaran yang aktif mengelola proses belajarnya
secara mandiri, termasuk memiliki kesempatan memilih dan Projek penguatan profil pelajar Pancasila tidak berada dalam
mengusulkan topik projek sesuai minatnya. struktur intrakurikuler yang terkait dengan berbagai skema
formal pengaturan mata pelajaran. Oleh karenanya, projek ini
memiliki area eksplorasi yang luas dari segi jangkauan materi,
alokasi waktu, dan penyesuaian dengan tujuan pembelajaran.
Contoh tahapan perencanaan projek penguatan profil pelajar
Pancasila di satuan pendidikan
ALUR PERENCANAAN PROJEK
Membentuk tim fasilitator projek penguatan profil 1
pelajar Pancasila
Kepala satuan pendidikan menyusun tim fasilitator projek. Tim ini
berperan merencanakan dan melaksanakan kegiatan Mengidentifikasi tingkat kesiapan satuan
projek untuk seluruh kelas. 2
pendidikan

Kepala satuan pendidikan bersama tim fasilitator


Merancang dimensi, tema, dan alokasi waktu 3 merefleksikan dan menentukan tingkat kesiapan satuan
pendidikan.
projek penguatan profil pelajar
Tim Fasilitator menentukan
Pancasilafokus dimensi profil pelajar Pancasila dan
tema projek serta merancang jumlah projek beserta alokasi
waktunya. (Dimensi dan tema dipilih berdasarkan kondisi dan
4 Menyusun modul projek
kebutuhan satuan pendidikan). Tim fasilitator menyusun modul projek sesuai tingkat kesiapan
satuan pendidikan dengan tahapan umum: Menentukan sub-
elemen (tujuan projek); Mengembangkan topik, alur, dan
Merancang strategi pelaporan hasil projek 5 durasi projek, serta; Mengembangkan aktivitas dan asesmen
Tim fasilitator merencanakan strategi pengolahan dan projek.
pelaporan hasil projek

Perencanaan ini dapat dikembangkan sesuai dengan


kebutuhan dan kondisi satuan pendidikan.
1. Membentuk Tim Fasilitator Langkah pembentukan tim fasilitator
Projek Penguatan Profil Pelajar projek
Pancasila Pimpinan satuan pendidikan menentukan seorang koordinator projek, bisa dari wakil
1 kepala satuan pendidikan atau pendidik yang mempunyai pengalaman
mengembangkan dan mengelola projek.
Tim fasilitator projek terdiri dari sejumlah pendidik
yang berperan merencanakan, menjalankan, dan
mengevaluasi projek. Tim fasilitator dibentuk dan Apabila mempunyai SDM yang cukup, koordinator projek sekolah dapat membentuk
dikelola oleh kepala satuan pendidikan dan koordinator di level kelas. Misalnya satu orang koordinator kelas 1, satu orang koordinator
2 kelas 2, dan seterusnya. Untuk pendidikan khusus, koordinator dapat dipilih berdasarkan jenis
koordinator projek. Jumlah tim fasilitator projek dapat
kekhususan.
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan satuan
pendidikan, dilihat dari:
● jumlah peserta didik dalam satu satuan
pendidikan, Pimpinan satuan pendidikan bersama koordinator projek memetakan pendidik dari setiap
● banyaknya tema yang dipilih dalam satu tahun kelas (atau apabila SDM terbatas, perwakilan dari masing-masing fase) untuk menjadi tim
ajaran,
3
fasilitator projek.
●jumlah jam mengajar pendidik yang belum
terpenuhi atau dialihkan untuk projek,
●atau pertimbangan lain sesuai kebutuhan Koordinator mengumpulkan dan memberikan arahan kepada tim fasilitator projek untuk
masing-masing satuan pendidikan.
4 merencanakan dan membuat modul projek bagi setiap kelas atau fase.
2. Mengidentifikasi Tingkat Kesiapan Satuan Pendidikan

Apakah satuan
Seberapa banyak
Apakah pembelajaran pendidikan memiliki
pendidik yang PERNAH Apakah projek sudah
berbasis projek sudah sistem*) yang Apakah sudah ada
melaksanakan terjadi lintas disiplin
menjadi kebiasaan mendukung pelaksanaan keterlibatan mitra?
pembelajaran berbasis ilmu?
satuan pendidikan? pembelajaran berbasis
projek?
projek?

Belum
<50% ⋝50% Belum Sudah Belum Sudah Punya Tidak Ya
punya

TAHAP LANJUTAN DAN


TAHAP AWAL TAHAP BERKEMBANG TAHAP LANJUTAN DIREKOMENDASIKAN
MENJADI MENTOR UNTUK
SATUAN PENDIDIKAN TAHAP
AWAL/BERKEMBANG
*) satuan pendidikan yang memiliki sistem: satuan pendidikan memiliki evaluasi
berkala serta pengayaan pendidik untuk menyelenggarakan pembelajaran berbasis projek
yang memberikan otonomi lebih besar kepada peserta didik.
3. Merancang Dimensi, Tema, dan Alokasi Waktu Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Pemilihan Dimensi

● Tim fasilitator dan kepala satuan pendidikan menentukan dimensi profil pelajar Pancasila yang akan menjadi
fokus untuk dikembangkan pada tahun ajaran berjalan.

● Pemilihan dimensi dapat merujuk pada visi misi satuan pendidikan atau program yang akan dijalankan di tahun
ajaran tersebut.

● Disarankan untuk memilih 2-3 dimensi yang paling relevan untuk menjadi fokus yang sasaran projek pada satu
tahun ajaran.

● Sebaiknya jumlah dimensi profil pelajar Pancasila yang dikembangkan dalam suatu projek tidak terlalu banyak
agar tujuan pencapaian projek jelas dan terarah.

● Penentuan dimensi sasaran ini akan dilanjutkan dengan penentuan elemen dan sub-elemen yang sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik di tahap pengembangan modul projek.
● Apabila pimpinan satuan pendidikan sudah berpengalaman menjalankan kegiatan berbasis projek, jumlah dimensi
yang dipilih dapat ditambah sesuai dengan kesiapan tingkat satuan pendidikan.
Tema-tema projek penguatan profil pelajar
Pancasila
Kearifan Lokal Rekayasa dan Teknologi Kewirausahaan Bhinneka Tunggal Ika (SD-
(SD-SMA) (SD-SMA) (SD-SMA) SMA)

Membangun rasa ingin tahu dan Berkolaborasi dalam melatih Mengidentifikasi potensi ekonomi Mengenal belajar membangun
kemampuan inkuiri melalui daya pikir kritis, kreatif, inovatif, di tingkat lokal dan masalah dialog penuh hormat tentang
eksplorasi tentang budaya dan sekaligus kemampuan berempati yang ada dalam pengembangan keberagaman kelompok agama
kearifan lokal masyarakat sekitar untuk berekayasa membangun potensi tersebut, serta kaitannya dan kepercayaan yang dianut
atau daerah tersebut, serta produk berteknologi yang dengan aspek lingkungan, sosial oleh masyarakat sekitar dan di
perkembangannya. memudahkan kegiatan dirinya dan kesejahteraan masyarakat. Indonesia serta nilai-nilai ajaran
dan juga sekitarnya. yang dianutnya.

Gaya Hidup Berkelanjutan Bangunlah Jiwa dan Suara Demokrasi


(SD-SMA) Raganya (SD-SMA) (SMP-SMA)
Tema-tema projek sudah ditentukan
Memahami dampak dari aktivitas Membangun kesadaran dan Merefleksikan makna demokrasi
oleh pemerintah. Berangkat dari tema
manusia, baik jangka pendek keterampilan untuk memelihara dan memahami implementasi yang ada, tim fasilitator projek dapat
maupun panjang, terhadap kesehatan fisik dan mental, baik demokrasi serta tantangannya mengembangkan topik spesifik yang
kelangsungan kehidupan di dunia untuk dirinya maupun orang dalam konteks yang sesuai dengan konteks dan
maupun lingkungan sekitarnya. sekitarnya. berbeda, termasuk dalam kebutuhan sekolah.
organisasi sekolah dan/atau
dalam
dunia kerja.
Catatan:
● Contoh pilihan waktu berikut hanya simulasi pilihan waktu pelaksanaan projek. Untuk periode waktu
belajar dapat disesuaikan dengan jenjang masing-masing.
● Pilihan waktu pelaksanaan berikut dapat dipilih sesuai dengan kesiapan satuan pendidikan, tidak terikat
pada tahapan kesiapan satuan pendidikan.
Pilihan
Waktu
Pelaksanaan MARET202
1
Projek Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1 2 3 4 5 6
UPACARA Projek
penguatan
profil pelajar
Pancasila
a. Menentukan satu hari 7 8 9 10 11 12 13
dalam seminggu untuk UPACARA Isra Mi'raj CUTI BERSAMA
pelaksanaan projek
(misalnya hari Jumat). 14 15 16 17 18 19 20
Seluruh jam belajar pada HARI UPACARA Projek
hari itu digunakan untuk RAYA penguatan
projek. profil pelajar
NYEPI
Pancasila
21 22 23 24 25 26 27
UPACARA Projek
penguatan
profil pelajar
Pancasila
28
No/ Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
Kelas

1 07.15-07.50 Upacara

b, Mengalokasikan 1-2 jam 2 07.50-08.25 Upacara


pelajaran di akhir hari,
khusus untuk mengerjakan
projek. Bisa digunakan
untuk eksplorasi di sekitar 3 08.25-09.00
satuan pendidikan sebelum 09.00-09.15 ISTIRAHAT
peserta didik pulang.
Projek
I penguatan profil
pelajar
4 09.15-09.50 Pancasila
Projek Projek
penguatan profil penguatan profil
pelajar pelajar
-
5 09.50--10.25 Pancasila Pancasila
Projek Projek Projek Projek Projek
penguatan profil penguatan profil penguatan profil penguatan profil penguatan profil
pelajar pelajar pelajar pelajar
- pelajar
6 10.25-11.00 Pancasila Pancasila Pancasila Pancasila Pancasila
Projek Projek Projek
penguatan profil penguatan profil penguatan profil
- pelajar
- pelajar
- pelajar
7 11.00-11.35 Pancasila Pancasila Pancasila
c. Mengumpulkan dan memadatkan pelaksanaan tema dalam satu periode waktu (misalnya 2 minggu atau 1 bulan - tergantung
jumlah jam tatap muka projek yang dialokasikan pada setiap projeknya), di mana semua Tenaga Pendidik berkolaborasi
mengajar projek setiap hari selama durasi waktu yang ditentukan.

MARET2021
Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1 2 3 4 5 6
UPACARA

7 8 9 10 11 12 13
UPACARA Isra Mi'raj CUTI BERSAMA

14 15 UPACARA 16 17 18 19 20
HARI Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan
RAYA projek penguatan projek penguatan projek projek penguatan projek penguatan projek penguatan
NYEPI profil pelajar profil pelajar penguatan profil profil pelajar profil pelajar profil pelajar
Pancasila Pancasila pelajar Pancasila Pancasila Pancasila Pancasila
21 22 UPACARA 23 24 25 26 27
Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan
projek penguatan projek penguatan projek projek penguatan projek penguatan projek penguatan
profil pelajar profil pelajar penguatan profil profil pelajar profil pelajar profil pelajar
Pancasila Pancasila pelajar Pancasila Pancasila Pancasila Pancasila
28 29 30 31
UPACARA
Contoh pemetaan dimensi, tema, dan alokasi waktu projek.

Di sebuah SMP, kepala satuan pendidikan dan tim fasilitator memutuskan bahwa di tahun ajaran berjalan dimensi profil
pelajar Pancasila yang akan difokuskan adalah Berkebinekaan Global, Bergotong-Royong, dan Bernalar Kritis.
Sementara tema projek pilihannya adalah Bhinneka Tunggal Ika, Kearifan Lokal, dan Kewirausahaan. Pemilihan
dimensi dan tema tersebut berangkat dari kondisi dan kebutuhan sekolah.

Berangkat dari hal tersebut, tim fasilitator yang bertugas di kelas 7 kemudian memetakan kegiatan projek di kelasnya
sebagai berikut:

Projek 1 Projek 2 Projek 3

Dimensi Berkebinekaan Global Berkebinekaan Global Bergotong-Royong


Bergotong-Royong Bergotong-Royong Bernalar Kritis
Bernalar Kritis

Tema* Kearifan Lokal Bhinneka Tunggal Ika Kewirausahaan

Alokasi Waktu** 100 JP 120 JP 140 JP

*Tingkat SMP/MTs dan sederajat wajib memilih minimal 3 tema dalam satu tahun ajaran.
**Total alokasi waktu projek di kelas 7 SMP dalam satu tahun ajaran adalah 360 JP.
4. Menyusun Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Pemerintah menyediakan
beragam contoh modul
projek. Pada tahap awal Mengadaptasi Modul yang Membuat Modul secara
guru diharapkan dapat Sudah Ada Mandiri
mengadaptasi modul
tersebut sesuai dengan Mengadaptasi modul yang sudah Membuat modul secara mandiri
kondisi dan kebutuhan tersedia adalah pilihan awal bagi adalah pilihan lanjutan bagi
sekolah, sementara pada sekolah yang belum terbiasa sekolah yang sudah terbiasa
tahap lanjutan guru melaksanakan pembelajaran melaksanakan pembelajaran
diharapkan dapat berbasis projek yang integratif dan berbasis projek yang integratif
merancangnya secara kolaboratif. dan kolaboratif.
mandiri.
Komponen modul projek penguatan profil pelajar Pancasila
Modul projek dilengkapi dengan komponen yang menjadi dasar dalam proses penyusunannya serta
dibutuhkan untuk kelengkapan pelaksanaan pembelajaran. Modul projek setidaknya memiliki komponen
sebagai berikut:
Profil Modul Tujuan Aktivitas Asesmen

● Tema dan topik atau judul ● Pemetaan dimensi, elemen, ● Alur aktivitas projek secara ● Instrumen pengolahan hasil
modul sub elemen Profil Pelajar umum asesmen untuk
● Fase atau jenjang Pancasila yang menjadi ● Penjelasan detail tahapan menyimpulkan pencapaian
sasaran tujuan projek kegiatan dan asesmennya projek
● Durasi kegiatan ● Rubrik pencapaian berisi
rumusan kompetensi yang
sesuai dengan fase peserta didik
(Untuk Pendidikan Dasar dan
Menengah)

Tim fasilitator memiliki kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul projek, untuk
menyesuaikan dengan kondisi sekolah dan kebutuhan peserta didik. Modul dapat diperkaya dengan
menambahkan komponen berikut:
●Deskripsi singkat projek
●Pertanyaan pemantik untuk memancing diskusi atau proses inkuiri peserta didik
●Alat, bahan, serta media belajar yang perlu disiapkan
●Referensi pendukung
Menyusun Rapor Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila
Prinsip Rancangan Rapor Rapor bersifat informatif dalam menyampaikan perkembangan
Rapor Projek Penguatan peserta didik, namun tidak merepotkan pendidik dalam
pengerjaannya.
Profil Pelajar Pancasila

Menunjukkan keterpaduan Tidak menjadi beban administrasi yang berat Kompetensi utuh
Rapor terdiri dari hasil penilaian terhadap Aspirasinya, penulisan rapor akan lebih sederhana, terlebih apabila Penilaian dalam rapor projek
performa peserta didik dalam projek. dibantu teknologi. memadukan pengetahuan, sikap,
dan keterampilan sebagai satu
Meskipun ada beberapa disiplin ilmu Teknologi "Report generator" di mana pendidik memasukkan judul projek,
komponen. Deskripsi juga
terintegrasi dalam projek, namun bagian deskripsi singkat, dan seluruh elemen Profil Pelajar Pancasila, dan hanya
projek fokus pada keterpaduan disampaikan secara utuh tanpa
memberikan penilaian pilihan elemen profil yang berkaitan dengan projek
pembelajaran dan perkembangan karakter membedakan aspek tersebut.
tanpa harus menuliskannya.
dan kompetensi sesuai profil pelajar Penulisan deskripsi proses peserta didik benar-benar fokus pada hal
Pancasila unik dan istimewa yang layak direfleksikan, misalnya situasi di mana
peserta didik mengambil keputusan yang bijak, perkembangan suatu
karakter yang sangat nyata dalam kurun waktu tertentu, dsb.

83
Format rapor projek
penguatan profil pelajar
Pancasila

84
Deskripsi singkat projek berisi
penjelasan mengenai konteks dan
tujuan projek serta gambaran umum
proses pelaksanaannya.

85
Rapor mencantumkan dimensi, sub- elemen,
dan rumusan kompetensi sesuai fase peserta
didik dari profil pelajar Pancasila sesuai
dengan tujuan projek yang sudah ditentukan.

86
Penilaian individual anak. Berisi
capaian sub-elemen profil pelajar
Pancasila berdasarkan 4 kriteria:
Mulai Berkembang, Berkembang,
Berkembang Sesuai Harapan, dan
Sangat Berkembang. Sementara di
bagian akhir terdapat deskripsi satu
paragraf singkat mengenai
pencapaian peserta didik yang
menggambarkan proses yang paling
berkembang dan proses yang masih
perlu mendapat perhatian.
kebijakan dan Panduan dapat
diakses di
kurikulum.kemdikbud.go.id
Terima Kasih

89

Anda mungkin juga menyukai