Standar Kompetensi Standar Isi pada Standar Proses pada Standar Penilaian Pedoman Penerapan
Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Pendidikan Anak Usia pada Pendidikan Anak Kurikulum dalam Rangka
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Dini, Jenjang Usia Dini, Jenjang Pemulihan Pembelajaran
Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Pendidikan Menengah Pendidikan Menengah
Pendidikan Menengah
Standar Isi dikembangkan Standar Proses merupakan Memuat 3 opsi kurikulum
Standar kompetensi lulusan Standar Penilaian
melalui perumusan ruang kriteria minimal proses yang dapat digunakan di
merupakan kriteria minimal lingkup materi yang sesuai Pendidikan adalah kriteria
pembelajaran berdasarkan satuan pendidikan dalam
tentang kesatuan sikap, dengan kompetensi lulusan. minimal mengenai
jalur, jenjang, dan jenis rangka pemulihan
keterampilan, dan pengetahuan Ruang lingkup materi mekanisme penilaian hasil
pendidikan untuk mencapai pembelajaran beserta
yang menunjukkan capaian merupakan bahan kajian belajar peserta didik.
dalam muatan pembelajaran standar kompetensi lulusan. struktur Kurikulum
kemampuan peserta didik Standar Penilaian menjadi
yang dirumuskan berdasarkan: Standar Proses menjadi acuan Merdeka, aturan terkait
dari hasil pembelajarannya acuan untuk Kurikulum 2013,
1) muatan wajib sesuai untuk Kurikulum 2013, pembelajaran dan asesmen,
pada akhir jenjang Kurikulum darurat, dan
dengan ketentuan peraturan Kurikulum darurat, dan serta beban kerja guru.
pendidikan. SKL menjadi perundang- undangan; 2) Kurikulum Merdeka.
acuan untuk Kurikulum 2013, Kurikulum Merdeka.
konsep keilmuan; dan 3)
Kurikulum darurat, dan jalur, jenjang, dan jenis
Kurikulum Merdeka. pendidikan. Standar Isi
menjadi acuan untuk
Kurikulum 2013, Kurikulum
darurat, dan Kurikulum
Merdeka.
4
Struktur Kurikulum Merdeka:
Satuan pendidikan menambahkan muatan lokal yang ditetapkan oleh pemerintah daerah sesuai
dengan karakteristik daerah. Satuan pendidikan dapat menambahkan muatan tambahan sesuai
karakteristik satuan pendidikan secara fleksibel, melalui 3 (tiga) pilihan sebagai berikut:
Struktur Kurikulum untuk pendidikan anak usia dini terdiri Projek penguatan profil pelajar Pancasila ditujukan untuk
dari memperkuat upaya pencapaian profil pelajar Pancasila yang
● Kegiatan pembelajaran intrakurikuler; dan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (Standar Tingkat
● projek penguatan profil pelajar Pancasila. Pencapaian Perkembangan Anak untuk PAUD). Penguatan profil
pelajar Pancasila di PAUD dilakukan dalam konteks perayaan
Kegiatan pembelajaran intrakurikuler di PAUD dirancang agar tradisi lokal, hari besar nasional, dan internasional. Pelaksanaan
anak dapat mencapai kemampuan yang tertuang di dalam projek penguatan profil pelajar Pancasila menggunakan alokasi
Capaian Pembelajaran (CP) fase fondasi. Intisari kegiatan waktu kegiatan di PAUD.
pembelajaran intrakurikuler adalah bermain
Alokasi waktu di PAUD usia 4 - 6 tahun sebaiknya tidak
bermakna sebagai perwujudan “Merdeka Belajar,
kurang dari 900 (sembilan ratus) menit per minggu. Alokasi waktu
Merdeka Bermain”. Kegiatan yang harus
di PAUD usia 3 - 4 tahun sebaiknya tidak kurang dari 360 (tiga
dipilih memberikan pengalaman yang
menyenangkan dan
ratus enam puluh) menit per minggu.
bermakna bagi anak. Kegiatan perlu didukung oleh
penggunaan sumber-sumber belajar yang nyata dan ada
di lingkungan sekitar anak. Sumber belajar yang tidak tersedia
secara nyata dapat dihadirkan dengan dukungan teknologi dan
buku bacaan anak.
Struktur Kurikulum PAUD
Persamaan: Perbedaan
Adanya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila sebagai kegiatan
Alokasi waktu di PAUD usia 4 - 6 tahun
khusus di luar intrakurikuler untuk memperkuat upaya pencapaian
sebaiknya tidak kurang dari sekitar 900
profil pelajar Pancasila yang mengacu pada SKL PAUD
(sembilan ratus) menit per minggu.
Satuan pendidikan SD/MI dapat mengorganisasikan muatan dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan capaian
pembelajaran menggunakan pendekatan mata pelajaran atau pembelajaran pada mata pelajaran. Secara pengelolaan waktu
tematik. Proporsi beban belajar di SD/MI terbagi menjadi 2 pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam
(dua), yaitu: pelajaran projek penguatan profil pelajar Pancasila dari semua mata
a. pembelajaran intrakurikuler; dan pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 ** Satuan pendidikan
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 menyediakan minimal 1 (satu)
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa,
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Seni Teater, dan/atau Seni Tari).
Peserta didik memilih 1 (satu)
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180 jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa,
Seni Teater, atau Seni Tari).
Bahasa Indonesia 252 (7) 72 324
Matematika 180 (5) *** 36 216
*** Maksimal 2 JP per minggu
PJOK 108 (3) 36 144
atau 72 JP per tahun.
Seni dan Budaya**: 108 (3) 36 144
o Seni Musik
o Seni Rupa **** Total JP tidak termasuk mata
o Seni Teater pelajaran Bahasa Inggris, Muatan
o Seni Tari Lokal, dan/atau mata pelajaran
Bahasa Inggris*** 72 (2) - 72 tambahan yang diselenggarakan
oleh satuan pendidikan.
Muatan Lokal*** 72 (2) 72
Total****: 900 (25) 252 1152
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD/MI Kelas III-V
b. projek penguatan profil pelajar Pancasila dialokasikan sekitar 25% (dua puluh
lima persen) total JP per-tahun.
Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, baik
secara muatan maupun secara waktu pelaksanaan. Secara muatan, projek profil harus
mengacu pada capaian profil pelajar Pancasila sesuai dengan fase peserta didik, dan
tidak harus dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada mata pelajaran. Secara
pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi
jam pelajaran projek dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan
masing-masing projek tidak harus sama.
V SMP Kelas VII-VIII
Alokasi Alokasi projek TOTAL JP PER * Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu; 1 JP=40 menit intrakurikuler penguatan TAHUN
profil pelajar agama/kepercayaan masing-masing.
per tahun
Pancasila per
(minggu)
tahun
** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu)
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 jenis seni atau
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 prakarya (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Tari, dan/atau
Prakarya). Peserta didik memilih 1 (satu) jenis seni
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
atau prakarya
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
(Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari,
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi 72 (2) 36 108 atau Prakarya)
Pekerti*
Pendidikan Pancasila 72 (2) 36 108
*** Maksimal 2 JP per minggu atau 72 JP per
Bahasa Indonesia 180 (5) 36 216 tahun.
Matematika 144 (4) 36 180
IPA 144 (4) 36 180 **** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Muatan
IPS 108 (3) 36 144
Lokal, dan/atau mata pelajaran tambahan yang
diselenggarakan oleh satuan pendidikan.
Bahasa Inggris 108 (3) 36 144
Di fase F, struktur mata pelajaran dibagi menjadi 5 (lima) kelompok utama, yaitu:
a. kelompok mata pelajaran umum. Setiap SMA/MA wajib membuka atau mengajarkan
seluruh mata pelajaran dalam kelompok ini dan wajib diikuti oleh semua peserta didik
SMA/MA.
b. kelompok mata pelajaran Pihan
Khusus untuk sekolah yang ditetapkan pemerintah sebagai sekolah keolahragaan atau seni, dapat dibuka
kelompok mata pelajaran Olahraga atau Seni, sesuai dengan sumber daya yang tersedia di SMA/MA.
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMA/MA Kelas X
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu; 1JP=45 menit Alokasi intrakurikuler Alokasi projek TOTAL JP PER
per tahun (minggu) penguatan profil TAHUN * Diikuti oleh peserta didik
pelajar Pancasila per
tahun sesuai dengan
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 agama/kepercayaan
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 masing-masing.
● Spektrum Keahlian adalah daftar bidang dan program keahlian SMK yang
disusun berdasarkan kebutuhan dunia kerja yang meliputi: dunia usaha, dunia
industri, badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah, instansi pemerintah
atau lembaga lainnya serta perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan
budaya.
● Spektrum Keahlian SMK/MAK merupakan acuan penyusunan struktur
kurikulum serta pembukaan dan penyelenggaraan bidang dan program
keahlian pada SMK. Setiap program keahlian terdiri atas minimum satu
konsentrasi keahlian.
Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing- masing.
* Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari). Peserta didik memilih 1
* (satu) jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, atau Seni Tari).
*** Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP per tahun.
**** Proporsi JP antara aspek Ilmu Pengetahuan Alam dan aspek Ilmu Pengetahuan Sosial disesuaikan dengan kebutuhan Program Keahlian.
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMK Kelas XI
Pendidikan Pancasila 54 18 72
PJOK 54 18 72
Sejarah 54 18 72
Muatan Lokal** 72 - 72
Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing- masing.
** Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP per tahun.
*** Nama mata pelajaran merupakan nama Konsentrasi Keahlian.
**** Nama mata pelajaran merupakan mata pelajaran yang dipilih oleh peserta didik.
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMK Kelas XII Program 3 Tahun
Alokasi intrakurikuler per Alokasi projek penguatan
tahun (minggu) profil pelajar Pancasila per TOTAL JP PER
Asumsi 1 tahun = 36 minggu: PKL = 18 minggu, tahun TAHUN
mata pelajaran lainnya = 18 minggu dan 1 JP =
45 menit)
A. Kelompok Mata Pelajaran Umum
Pendidikan Pancasila 36 - 36
Bahasa Indonesia 36 18 54
Muatan Lokal** 36 - 36
Matematika 90 18 109
Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing- masing.
** Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP per tahun.
*** Nama mata pelajaran merupakan nama Konsentrasi Keahlian.
**** Nama mata pelajaran merupakan mata pelajaran yang dipilih oleh peserta didik.
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMK Kelas XII Program 4 Tahun
Matematika 72 - 72
Keterangan:
* Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan sekurang-kurangnya selama 10 (sepuluh) bulan 27 (dua puluh tujuh) sampai dengan 28
(dua puluh delapan) minggu di kelas XIII.
PENYUSUNAN KURIKULUM OPERASIONAL
evaluasi jangka
pendek
(semester/tahunan)
evaluasi jangka
pendek
(semester/tahunan)
Catatan: untuk SMK, langkah nomor 2 adalah ‘Meninjau Visi, Misi, Tujuan Keahlian’
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 39
Komponen 1: Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan
Prinsip-prinsip analisis:
● Melibatkan perwakilan warga satuan pendidikan
● Menggunakan data-data yang diperoleh dari situasi nyata/kondisi satuan pendidikan
● Mengalokasikan waktu yang cukup untuk pengumpulan, pengorganisasian, analisis dan
dokumentasi data
● Memilah informasi yang relevan dan menyimpulkan untuk mengembangkan strategi atau solusi
● Setiap pembelajaran dilakukan terpisah antara ● Konsep-konsep dan keterampilan tertentu dari mata
satu mapel dengan mapel lainnya. diajarkan
pelajaran secara kolaboratif (team teaching).
● Pendidik berkolaborasi sedemikian rupa untuk
● Tatap muka dilakukan secara reguler setiap
merencanakan, melaksanakan dan melakukan asesmen
minggu, dengan jumlah jam tatap muka sesuai
untuk suatu pembelajaran yang terpadu.
dengan yang ditetapkan oleh masing-masing ● Sebagai contoh mengajarkan muatan Ilmu Pengetahuan Alam
satuan pendidikan berdasarkan ketentuan atau Ilmu Pengetahuan Sosial secara terintegrasi.
minimal dari pemerintah.
1. ruang lingkup satuan pendidikan - penyusunan alur tujuan pembelajaran atau silabus. Dalam ruang lingkup satuan
pendidikan, perumusan dan penyusunan alur dan tujuan pembelajaran atau silabus mata pelajaran berfungsi
mengarahkan satuan pendidikan dalam merencanakan, mengimplementasi, dan mengevaluasi pembelajaran secara
keseluruhan sehingga capaian pembelajaran diperoleh secara sistematis, konsisten, dan terukur.
1. ruang lingkup kelas -penyusunan modul ajar atau rencana pelaksanan pembelajaran. Untuk dokumen rencana
pelaksanaan pembelajaran pada ruang lingkup kelas, satuan pendidikan dapat menggunakan, memodifikasi, atau
mengadaptasi contoh modul ajar yang disediakan Pemerintah, dan cukup melampirkan beberapa contoh Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)/modul ajar atau bentuk rencana kegiatan yang mewakili inti dari rangkaian
pembelajaran pada bagian Lampiran.
Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen pada mata pelajaran Praktik Kerja Lapangan (PKL) di SMK
dilaksanakan secara kolaboratif oleh satuan pendidikan dan mitra dunia kerja.
Menyusun
Memahami Merumuskan Alur Tujuan
Capaian Tujuan Merancang
Pembelajaran Pembelajara
Pembelajaran Pembelajaran (ATP) dari
(CP) (TP) n
TP
PERENCANAAN
Pemetaan kurikulum
REFLEKSI
dan perencanaan
pembelajaraan DAN UMPAN
BALIK
EVALUASI PELAKSANAAN
pembelajaran pembelajaran
PENDAMPINGAN DAN
PENGEMBANGAN
PROFESIONAL
Sumber: Kepmendikbud No.56 Tahun 2022 tentang PEDOMAN PENERAPAN KURIKULUM DALAM RANGKA
PEMULIHAN PEMBELAJARAN
Komponen Capaian Pembelajaran
Sumber: Keputusan Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) No.8 Tahun 2022
tentang Capaian Pembelajaran
Perlu diketahui
Karakteristik
Mata
Ada dua elemen utama dalam pendidikan IPA yakni pemahaman IPA dan keterampilan proses (inkuiri) untuk menerapkan sains dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap elemenPelajaran
berlaku untuk empat cakupan konten yaitu makhluk hidup, zat dan sifatnya, energi dan perubahannya, serta bumi dan antariksa.
Capaian
PembelajaranPada akhir fase D, peserta didik mampu melakukan klasifikasi makhluk hidup dan benda berdasarkan karakteristik yang diamati, mengidentifikasi sifat dan karakteristik zat, membedakan
perubahan fisik dan kimia serta memisahkan campuran sederhana.
Peserta didik dapat mendeskripsikan atom dan senyawa sebagai unit terkecil penyusun materi serta sel sebagai unit terkecil penyusun makhluk hidup, mengidentifikasi sistem organisasi
kehidupan serta melakukan analisis untuk menemukan keterkaitan sistem organ dengan fungsinya serta kelainan atau gangguan yang muncul pada sistem organ tertentu (sistem pencernaan,
sistem peredaran darah, sistem pernafasan dan sistem reproduksi). Peserta didik mengidentifikasi interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya, serta dapat merancang upaya-upaya
mencegah dan mengatasi pencemaran dan perubahan iklim. Peserta didik mengidentifikasi pewarisan sifat dan penerapan bioteknologi dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta didik mampu melakukan pengukuran terhadap aspek fisis yang mereka temui dan memanfaatkan ragam gerak dan gaya (force), memahami hubungan konsep usaha dan energi,
mengukur besaran suhu yang diakibatkan oleh energi kalor yang diberikan, sekaligus dapat membedakan isolator dan konduktor kalor.
Peserta didik memahami gerak, gaya dan tekanan, termasuk pesawat sederhana. Peserta didik memahami getaran dan gelombang, pemantulan dan pembiasan cahaya termasuk alat- alat
Pemahaman optik sederhana yang sering dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
IPA Peserta didik dapat membuat rangkaian listrik sederhana, memahami gejala kemagnetan dan kelistrikan untuk menyelesaikan tantangan atau masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-
hari.
Peserta didik mengelaborasikan pemahamannya tentang posisi relatif bumi-bulan-matahari dalam sistem tata surya dan memahami struktur lapisan bumi untuk menjelaskan fenomena alam
yang terjadi dalam rangka mitigasi bencana.
Peserta didik mengenal pH sebagai ukuran sifat keasaman suatu zat serta menggunakannya untuk mengelompokkan materi (asam-basa berdasarkan pH nya). Dengan pemahaman ini peserta
Elemen CP didik mengenali sifat fisika dan kimia tanah serta hubungannya dengan organisme serta pelestarian lingkungan.
Peserta didik memiliki keteguhan dalam mengambil keputusan yang benar untuk menghindari zat aditif dan adiktif yang membahayakan dirinya dan lingkungan.
CP ditulis dalam paragraf yang utuh dan mudah dipahami sebagai satu kesatuan.
Capaian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fase D SMP/MTs/Paket B
Capaian
Pembelajaran1. Mengamati
Menggunakan berbagai alat bantu dalam melakukan pengukuran dan pengamatan. Memperhatikan detail yang relevan dari objek yang diamati.
CP ditulis dalam paragraf yang utuh dan mudah dipahami sebagai satu kesatuan.
Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran dan
Penilaian (Asesmen)
Sumber: Kepmendikbud No.56 Tahun 2022 tentang PEDOMAN PENERAPAN KURIKULUM DALAM RANGKA
PEMULIHAN PEMBELAJARAN
Secara strategis, Proses Perancangan Kegiatan
Pembelajaran dapat dipahami melalui skema
berikut:
CP perlu diurai menjadi tujuan-tujuan pembelajaran yang lebih operasional dan konkret, yang dicapai satu persatu oleh peserta
didik hingga mereka mencapai akhir fase
Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai strategi untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran.
Harus dipastikan tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran yang dipetakan memenuhi kriteria berikut ini:
Interpretasi Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide, perasaan atau sebuah hasil karya dari satu
Interpretation media ke media lain, dapat membuat analogi, anekdot, dan model. Melihat makna dari apa yang telah dipelajari dan relevansi dengan dirinya.
Aplikasi Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mengenai suatu dalam situasi yang nyata dalam kehidupan sehari-hari atau
Application sebuah simulasi (menyerupai kenyataan)
Perspektif Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari sebuah situasi, melihat gambaran besar, melihat
Perspective asumsi yang mendasari suatu hal dan memberikan kritik.
Empati Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/atau memahami pikiran yang berbeda dengan dirinya.
Empathy Menemukan nilai (value) dari sesuatu
Pengenalan diri
Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses berpikir dan emosi yang terjadi secara internal.
Self-Knowledge
Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP Bahasa Indonesia Fase D elemen Perlu
Menyimak diketahui
Interpretasi
Mendeskripsikan makna dari puisi serta emosi yang ditangkap dari puisi tersebut
Interpretation
Peserta didik memahami
informasi berupa gagasan,
pikiran, pandangan, arahan Aplikasi
atau pesan dari teks Membacakan/mendeklamasikan atau membuat karya untuk merespons puisi
Application
deskripsi, narasi, puisi,
eksplanasi dan eksposisi
dari teks visual dan Perspektif
Perspective Melakukan bedah puisi melalui diskusi dari sudut pandang yang berbeda.
audiovisual untuk
menemukan makna yang
tersurat dan tersirat.
Empati Menaruh diri di posisi penulis puisi dan mencoba merasakan emosi yang dirasakan
Empathy penulis dan dituangkan dalam media yang berbeda.
Perlu
diketahu
6 Level Taksonomi Marzano
(2000) i
Tingkat 1: Tingkat 4:
Tingkat 2: Tingkat 3: Tingkat 5: Tingkat 6:
mengenali dan pemanfaatan
pemahama analisis metakognis sistem
mengingat kembali
n i diri
(retrieval) pengetahuan
mengingat kembali Pemahaman yang Cakupan analisis disini Pemanfaatan Sistem metakognisi Menentukan apakah
(retrieval) informasi dimaksud melibatkan berupa kemampuan pengetahuan digunakan berfungsi untuk seseorang akan
menggenerasi informasi saat seseorang ingin memantau, melakukan atau
dalam batas dua proses menyelesaikan mengevaluasi dan tidak melakukan
mengidentifikasi yang saling berkaitan baru yang belum
tugas tertentu. mengatur fungsi dari sesuatu tugas.
diproses oleh seseorang.
sebuah informasi yaitu integrasikan dan semua jenis
Ada lima proses analisis:
secara simbolisasi. Ada empat kategori pemikiran lainnya. Ada empat jenis dari
(1) mencocokan, umum pemanfaatan sistem diri:
umum. (2) mengklasifikasikan, pengetahuan: Ada empat fungsi (1) memeriksa
(3)menganalisis (1)pengambilan dari metakognisi: kepentingan,
kesalahan, keputusan, (1) menetapkan tujuan, (2) memeriksa
(4)menyamaratakan (5) (2) penyelesaia (2) memantau proses, kemanjuran,
menspesifikasikan. n masalah, (3) memantau kejelasan, (3)memeriksa respon
(3) percobaan, (4) memantau ketepatan. emosional,
(4) penyelidikan. (4)memeriksa motivasi
secara keseluruhan.
Bagaimana strategi menyusun tujuan pembelajaran dalam alur tujuan
pembelajaran yang efektif?
Pendidik harus melakukan analisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk kemudian disusun menjadi Tujuan
Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (TP). Merumuskan tujuan pembelajaran dari CP dapat
dilakukan melalui beberapa teknik:
Teknik 1
Merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung dari CP
Teknik 2
Merumuskan TP dengan Menganalisis ‘Kompetensi’ dan ‘Lingkup Materi’ pada
CP.
Teknik
3
Merumuskan TP Lintas Elemen CP
Pendidik yang merancang alur tujuan pembelajarannya sendiri, tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya
akan disusun sebagai satu alur (sequence) yang berurutan secara sistematis, dan logis awal hingga akhir fase.
Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, pendidik dapat mengacu pada berbagai cara yang diuraikan pada tabel di bawah ini:
Pengurutan dari yang Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten yang lebih abstrak dan simbolis. Contoh : memulai pengajaran
Konkret ke yang Abstrak dengan menjelaskan tentang benda geometris (konkret) terlebih dahulu sebelum mengajarkan aturan teori objek geometris tersebut
(abstrak).
Pengurutan Deduktif Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik. Contoh : mengajarkan konsep database terlebih dahulu sebelum
mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki atau relasional.
Pengurutan dari Mudah ke Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit. Contoh: mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek dalam kelas
yang lebih Sulit bahasa sebelum mengajarkan kata yang lebih panjang.
Pengurutan Hierarki Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan
keterampilan yang lebih kompleks. Contoh : siswa perlu belajar tentang penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep perkalian.
Pengurutan Prosedural Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur, kemudian membantu siswa untuk menyelesaikan
tahapan selanjutnya. Contoh : dalam mengajarkan cara menggunakan t-test dalam sebuah pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap
prosedur yang harus dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan tipe tes yang akan digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan tes
dalam sebuah perangkat lunak statistik.
Scaffolding Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus mengurangi bantuan secara bertahap. Contoh : dalam mengajarkan
berenang, guru perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika siswa mencobanya, guru hanya butuh membantu. Setelah ini, bantuan
yang diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada akhirnya, siswa dapat berenang sendiri.
(Creating Learning Materials for Open and Distance Learning, 2005; Doolittle, 2001; Morrison, Ross, & Kemp, 2007; Reigeluth & Keller, 2009)
Merancang
Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila
Pengertian projek penguatan profil pelajar Pancasila
Projek penguatan profil pelajar Pancasila dirancang terpisah dari intrakurikuler. Tujuan,
muatan, dan kegiatan pembelajaran projek tidak harus dikaitkan dengan tujuan dan materi
pelajaran intrakurikuler. Satuan pendidikan dapat melibatkan masyarakat dan/atau dunia
kerja untuk merancang dan menyelenggarakan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
BERPIKIRAN TERBUKA
Pembelajaran yang inovatif seringkali terhambat oleh adanya budaya kontraproduktif seperti tidak senang menerima
masukan atau menutup wawasan terhadap berbagai bentuk perbedaan. Budaya negatif tersebut tidak akan mendukung
terselenggaranya kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila yang efektif dan berdampak. Oleh karenanya, satuan
Budaya Sekolah pendidikan diharapkan dapat menghidupkan budaya senang menerima masukan, terbuka terhadap perbedaan, serta
yang Mendukung berkomitmen terhadap setiap upaya perbaikan untuk perubahan ke arah yang lebih baik.
Penerapan SENANG MEMPELAJARI HAL BARU
Projek
Penguatan Profil
Pelajar Pancasila Pada dasarnya perkembangan setiap individu sebagai seorang pembelajar akan terhenti jika ia tidak lagi senang mempelajari
hal baru. Oleh karenanya, kemampuan memelihara rasa ingin tahu dan menemukan kepuasan saat menemukan hal baru
adalah bagian dari budaya yang perlu dihidupkan di lingkungan satuan pendidikan.
Kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila akan berjalan secara optimal jika setiap individu memiliki kesenangan
untuk mempelajari hal baru dan mengembangkan diri secara terus menerus. Harapannya, kegiatan projek ini pada akhirnya
dapat membantu tercapainya karakter pelajar sepanjang hayat pada setiap individu yang terlibat di dalamnya.
KOLABORATIF
Kegiatan pembelajaran berbasis projek yang dinamis membutuhkan lingkar sosial yang mendukung dalam pelaksanaannya.
Dalam hal ini budaya kolaboratif menjadi hal yang penting untuk dibangun dibandingkan dengan budaya kompetitif.
Diharapkan budaya kolaboratif dapat mendorong semangat senang bekerja sama, saling mengapresiasi, dan saling
memberikan dukungan satu sama lain. Lebih jauh, upaya kolaboratif juga perlu dilakukan antar berbagai elemen kunci
dalam tri sentra pendidikan (keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat) sehingga pelaksanaan projek penguatan profil
pelajar Pancasila akan berlangsung secara menyeluruh dan optimal.
68
Kepala satuan pendidikan
1.Membentuk
2. tim projek dan turut merencanakan projek
Mendampingi jalannya projek dan melakukan pengelolaan sumber daya satuan pendidikan secara
3. Membangun
transparan dan akuntabel untuk kolaborasi antara orang tua peserta didik, warga satuan pendidikan, dan
komunikasi
narasumber pengaya projek: masyarakat, komunitas, universitas, praktisi, dsb.
Peran 4.Mengembangkan komunitas praktisi di satuan pendidikan untuk peningkatan kompetensi pendidik yang
pemangku berkelanjutan
kepentingan 5.Melakukan coaching secara berkala bagi pendidik
6.Merencanakan, melaksanakan, merefleksikan, dan mengevaluasi pengembangan aktivitas dan asesmen projek yang
dalam berpusat pada peserta didik.
pelaksanaan
Pendidik
projek (Peran ini khususnya perlu diampu oleh pendidik yang menjadi Tim Fasilitator Projek)
penguatan profil 1.Perencana projek - Melakukan perancangan tujuan, alur kegiatan, strategi pelaksanaan, dan asesmen
projek secara berkelanjutan.
pelajar 2.Fasilitator - Memfasilitasi peserta didik dalam menjalankan projek yang sesuai dengan minatnya, dengan
Pancasila pilihan cara belajar dan produk belajar yang sesuai dengan preferensi peserta didik.
Pendamping - Membimbing peserta didik dalam menjalankan projek, menemukan isu yang relevan, dan
3. mengarahkan peserta didik dalam merencanakan aksi yang berkelanjutan.
4.Supervisor dan konsultan - Mengawasi dan mengarahkan peserta didik dalam pencapaian projek, memberikan
saran dan masukan secara berkelanjutan untuk peserta didik, dan melakukan asemen
performa peserta didik selama
pesertaprojek
didik berlangsung.
Peran-peran ini dapat 5. Moderator - Memandu dalam berbagai aktivitas diskusi.
dioptimalkan secara
bertahap sesuai dengan Peserta Didik
kebutuhan dan kesiapan
1.Mengasah
2. komitmen untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah disepakati.
Mengembangkan kemandirian untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran sesuai minat dan
satuan pendidikan. 3. Melakukan
kemampuanrefleksi
yang dimiliki.
secara konsisten dan berkelanjutan untuk memahami potensi diri dan mengoptimalkan
kemampuan.
69
Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten/Kota
1. Berkoordinasi dengan satuan pendidikan, memastikan tersedianya sumber daya, sarana dan prasarana yang cukup
memadai untuk pelaksanaan kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
2. Memberikan dukungan untuk peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan secara berkelanjutan.
Contoh pertanyaan untuk 3. Memastikan hasil asesmen dipergunakan sebagai umpan balik dalam pelaksanaan projek,
komunikasi yang 4. Memastikan keterlibatan dan sinergi antar pemangku kepentingan berjalan dengan baik untuk mendukung projek.
memberdayakan antara 5. Mengawasi apakah projek sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
pengawas dan kepala
satuan pendidikan/Tim
Fasilitator Projek: Pengawas
1.Apa harapan atau tujuan yang 1.Memberikan pendampingan dan pembinaan kepada satuan pendidikan dengan strategi coaching atau
ingin dicapai oleh satuan komunikasi yang memberdayakan untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki satuan pendidikan.
pendidikan dalam pelaksanaan 2.Memberikan informasi terbaru berkaitan dengan kebijakan pendidikan khususnya yang berhubungan dengan kurikulum
projek penguatan profil pelajar dan pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Pancasila? 3. Memberikan bantuan ketika satuan pendidikan mengalami kendala dalam menjalankan projek.
2.Bagaimana kondisi kesiapan 4. Menghubungkan sekolah dengan mitra di luar sekolah yang dapat mendukung pelaksanaan projek (Opsional).
sekolah saat ini? Apa sumber
daya yang dapat dioptimalkan
untuk melaksanakan projek dan
Komite Sekolah
mencapai tujuan yang Memberikan dukungan terkait pelaksanaan projek di satuan pendidikan.
diharapkan? Apa saja dimensi
profil pelajar Pancasila yang Masyarakat/Orang tua peserta didik/Mitra
perlu dikuatkan? Bagaimana 1. Menjadi sumber belajar yang bermakna bagi peserta didik dalam pelaksanaan kegiatan projek.
mengidentifikasi isu yang 2. Membantu menemukan atau mengidentifikasi isu atau masalah yang ada serta memberikan informasi sebagai
relevan untuk dikembangkan narasumber terkait dengan isu tersebut
menjadi tema projek? 3. Memberikan dukungan berupa pendampingan, khususnya dalam pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila
3.Apa langkah-langkah yang di luar lingkungan satuan pendidikan.
perlu dilakukan? Apa tantangan
yang mungkin dihadapi dan
bagaimana cara
menanggulanginya?
Prinsip pengembangan projek penguatan profil pelajar
Pancasila
Holistik Kontekstual
Holistik bermakna memandang sesuatu secara utuh dan Prinsip kontekstual berkaitan dengan upaya mendasarkan
menyeluruh, tidak parsial atau terpisah-pisah. Dalam konteks kegiatan pembelajaran pada pengalaman nyata yang dihadapi
perancangan projek penguatan profil pelajar Pancasila, kerangka dalam keseharian. Prinsip ini mendorong pendidik dan peserta
berpikir holistik mendorong kita untuk menelaah sebuah tema didik untuk dapat menjadikan lingkungan sekitar dan realitas
secara utuh dan melihat keterhubungan dari berbagai hal untuk kehidupan sehari-hari sebagai bahan utama pembelajaran.
memahami sebuah isu secara mendalam.
Apakah satuan
Seberapa banyak
Apakah pembelajaran pendidikan memiliki
pendidik yang PERNAH Apakah projek sudah
berbasis projek sudah sistem*) yang Apakah sudah ada
melaksanakan terjadi lintas disiplin
menjadi kebiasaan mendukung pelaksanaan keterlibatan mitra?
pembelajaran berbasis ilmu?
satuan pendidikan? pembelajaran berbasis
projek?
projek?
Belum
<50% ⋝50% Belum Sudah Belum Sudah Punya Tidak Ya
punya
Pemilihan Dimensi
● Tim fasilitator dan kepala satuan pendidikan menentukan dimensi profil pelajar Pancasila yang akan menjadi
fokus untuk dikembangkan pada tahun ajaran berjalan.
● Pemilihan dimensi dapat merujuk pada visi misi satuan pendidikan atau program yang akan dijalankan di tahun
ajaran tersebut.
● Disarankan untuk memilih 2-3 dimensi yang paling relevan untuk menjadi fokus yang sasaran projek pada satu
tahun ajaran.
● Sebaiknya jumlah dimensi profil pelajar Pancasila yang dikembangkan dalam suatu projek tidak terlalu banyak
agar tujuan pencapaian projek jelas dan terarah.
● Penentuan dimensi sasaran ini akan dilanjutkan dengan penentuan elemen dan sub-elemen yang sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik di tahap pengembangan modul projek.
● Apabila pimpinan satuan pendidikan sudah berpengalaman menjalankan kegiatan berbasis projek, jumlah dimensi
yang dipilih dapat ditambah sesuai dengan kesiapan tingkat satuan pendidikan.
Tema-tema projek penguatan profil pelajar
Pancasila
Kearifan Lokal Rekayasa dan Teknologi Kewirausahaan Bhinneka Tunggal Ika (SD-
(SD-SMA) (SD-SMA) (SD-SMA) SMA)
Membangun rasa ingin tahu dan Berkolaborasi dalam melatih Mengidentifikasi potensi ekonomi Mengenal belajar membangun
kemampuan inkuiri melalui daya pikir kritis, kreatif, inovatif, di tingkat lokal dan masalah dialog penuh hormat tentang
eksplorasi tentang budaya dan sekaligus kemampuan berempati yang ada dalam pengembangan keberagaman kelompok agama
kearifan lokal masyarakat sekitar untuk berekayasa membangun potensi tersebut, serta kaitannya dan kepercayaan yang dianut
atau daerah tersebut, serta produk berteknologi yang dengan aspek lingkungan, sosial oleh masyarakat sekitar dan di
perkembangannya. memudahkan kegiatan dirinya dan kesejahteraan masyarakat. Indonesia serta nilai-nilai ajaran
dan juga sekitarnya. yang dianutnya.
1 07.15-07.50 Upacara
MARET2021
Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1 2 3 4 5 6
UPACARA
7 8 9 10 11 12 13
UPACARA Isra Mi'raj CUTI BERSAMA
14 15 UPACARA 16 17 18 19 20
HARI Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan
RAYA projek penguatan projek penguatan projek projek penguatan projek penguatan projek penguatan
NYEPI profil pelajar profil pelajar penguatan profil profil pelajar profil pelajar profil pelajar
Pancasila Pancasila pelajar Pancasila Pancasila Pancasila Pancasila
21 22 UPACARA 23 24 25 26 27
Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan
projek penguatan projek penguatan projek projek penguatan projek penguatan projek penguatan
profil pelajar profil pelajar penguatan profil profil pelajar profil pelajar profil pelajar
Pancasila Pancasila pelajar Pancasila Pancasila Pancasila Pancasila
28 29 30 31
UPACARA
Contoh pemetaan dimensi, tema, dan alokasi waktu projek.
Di sebuah SMP, kepala satuan pendidikan dan tim fasilitator memutuskan bahwa di tahun ajaran berjalan dimensi profil
pelajar Pancasila yang akan difokuskan adalah Berkebinekaan Global, Bergotong-Royong, dan Bernalar Kritis.
Sementara tema projek pilihannya adalah Bhinneka Tunggal Ika, Kearifan Lokal, dan Kewirausahaan. Pemilihan
dimensi dan tema tersebut berangkat dari kondisi dan kebutuhan sekolah.
Berangkat dari hal tersebut, tim fasilitator yang bertugas di kelas 7 kemudian memetakan kegiatan projek di kelasnya
sebagai berikut:
*Tingkat SMP/MTs dan sederajat wajib memilih minimal 3 tema dalam satu tahun ajaran.
**Total alokasi waktu projek di kelas 7 SMP dalam satu tahun ajaran adalah 360 JP.
4. Menyusun Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Pemerintah menyediakan
beragam contoh modul
projek. Pada tahap awal Mengadaptasi Modul yang Membuat Modul secara
guru diharapkan dapat Sudah Ada Mandiri
mengadaptasi modul
tersebut sesuai dengan Mengadaptasi modul yang sudah Membuat modul secara mandiri
kondisi dan kebutuhan tersedia adalah pilihan awal bagi adalah pilihan lanjutan bagi
sekolah, sementara pada sekolah yang belum terbiasa sekolah yang sudah terbiasa
tahap lanjutan guru melaksanakan pembelajaran melaksanakan pembelajaran
diharapkan dapat berbasis projek yang integratif dan berbasis projek yang integratif
merancangnya secara kolaboratif. dan kolaboratif.
mandiri.
Komponen modul projek penguatan profil pelajar Pancasila
Modul projek dilengkapi dengan komponen yang menjadi dasar dalam proses penyusunannya serta
dibutuhkan untuk kelengkapan pelaksanaan pembelajaran. Modul projek setidaknya memiliki komponen
sebagai berikut:
Profil Modul Tujuan Aktivitas Asesmen
● Tema dan topik atau judul ● Pemetaan dimensi, elemen, ● Alur aktivitas projek secara ● Instrumen pengolahan hasil
modul sub elemen Profil Pelajar umum asesmen untuk
● Fase atau jenjang Pancasila yang menjadi ● Penjelasan detail tahapan menyimpulkan pencapaian
sasaran tujuan projek kegiatan dan asesmennya projek
● Durasi kegiatan ● Rubrik pencapaian berisi
rumusan kompetensi yang
sesuai dengan fase peserta didik
(Untuk Pendidikan Dasar dan
Menengah)
Tim fasilitator memiliki kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul projek, untuk
menyesuaikan dengan kondisi sekolah dan kebutuhan peserta didik. Modul dapat diperkaya dengan
menambahkan komponen berikut:
●Deskripsi singkat projek
●Pertanyaan pemantik untuk memancing diskusi atau proses inkuiri peserta didik
●Alat, bahan, serta media belajar yang perlu disiapkan
●Referensi pendukung
Menyusun Rapor Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila
Prinsip Rancangan Rapor Rapor bersifat informatif dalam menyampaikan perkembangan
Rapor Projek Penguatan peserta didik, namun tidak merepotkan pendidik dalam
pengerjaannya.
Profil Pelajar Pancasila
Menunjukkan keterpaduan Tidak menjadi beban administrasi yang berat Kompetensi utuh
Rapor terdiri dari hasil penilaian terhadap Aspirasinya, penulisan rapor akan lebih sederhana, terlebih apabila Penilaian dalam rapor projek
performa peserta didik dalam projek. dibantu teknologi. memadukan pengetahuan, sikap,
dan keterampilan sebagai satu
Meskipun ada beberapa disiplin ilmu Teknologi "Report generator" di mana pendidik memasukkan judul projek,
komponen. Deskripsi juga
terintegrasi dalam projek, namun bagian deskripsi singkat, dan seluruh elemen Profil Pelajar Pancasila, dan hanya
projek fokus pada keterpaduan disampaikan secara utuh tanpa
memberikan penilaian pilihan elemen profil yang berkaitan dengan projek
pembelajaran dan perkembangan karakter membedakan aspek tersebut.
tanpa harus menuliskannya.
dan kompetensi sesuai profil pelajar Penulisan deskripsi proses peserta didik benar-benar fokus pada hal
Pancasila unik dan istimewa yang layak direfleksikan, misalnya situasi di mana
peserta didik mengambil keputusan yang bijak, perkembangan suatu
karakter yang sangat nyata dalam kurun waktu tertentu, dsb.
83
Format rapor projek
penguatan profil pelajar
Pancasila
84
Deskripsi singkat projek berisi
penjelasan mengenai konteks dan
tujuan projek serta gambaran umum
proses pelaksanaannya.
85
Rapor mencantumkan dimensi, sub- elemen,
dan rumusan kompetensi sesuai fase peserta
didik dari profil pelajar Pancasila sesuai
dengan tujuan projek yang sudah ditentukan.
86
Penilaian individual anak. Berisi
capaian sub-elemen profil pelajar
Pancasila berdasarkan 4 kriteria:
Mulai Berkembang, Berkembang,
Berkembang Sesuai Harapan, dan
Sangat Berkembang. Sementara di
bagian akhir terdapat deskripsi satu
paragraf singkat mengenai
pencapaian peserta didik yang
menggambarkan proses yang paling
berkembang dan proses yang masih
perlu mendapat perhatian.
kebijakan dan Panduan dapat
diakses di
kurikulum.kemdikbud.go.id
Terima Kasih
89