Anda di halaman 1dari 15

ARSITEKTUR EKOLOGI

PENGERTIAN EKOLOGI
• Ekologi adalah ilmu yang mempelajari
interaksi antara organisme dengan
lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari
kata Yunani oikos ("habitat") dan logos
("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari baik interaksi antar makhluk
hidup maupun interaksi antara makhluk hidup
dan lingkungannya.
• Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan
ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu
faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu,
air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor
biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia,
hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga
berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi
makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem
yang saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem
yang menunjukkan kesatuan.
• Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat
mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan
hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak
hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya.
ARSITEKTUR EKOLOGI

• Arsitektur ekologi (eko-architecture) merupakan


pembangunan berwawasan lingkungan ,dimana
memanfaatkan potensi alam semaksimal mungkin
• Konsep perancangan eko arsitktur berdasarkan
pada keseimbangan alam
• Arsitktur yang ekologis akan trcipta apabila proses
berarsitektur menggunakan pendekatan desain
yang ekologis (alam sebagai basis desain)
Dalam pandangan eko-arsitektur gedung dianggap
sebagai makhluk atau organik, berarti bahwa bidang
batasan antara bagian luar dan dalam gedung tersebut,
yaitu dinding, lantai, dan atap dapat dimengerti sebagai
kulit ketiga manusia (kulit manusia sendiri dan pakaian
sebagai kulit pertama dan ke dua). Dan harus melakukan
fungsi pokok yaitu bernapas, menguap, menyerap,
melindungi, menyekat, dan mengatur (udara,
kelembaban, kepanasan, kebisingan, kecelakaan, dan
sebagainya
EKOLOGI DAN ARSITEKTUR
• Arsitektur ekologis merupakan pembangunan
berwawasan lingkungan, dimana memanfaat-
kan potensi alam semaksimal mungkin.
• Konsep perancangan eko arsitektur
berdasarkan pada keseimbangan alam
• Arsitektur yang ekologis akan tercipta apabila
proses berarsitektur menggunakan pendeka-
tan desain yang ekologis (alam sebagai basis
desain)
Dalam perspektif lebih luas, lingkungan yang
dimaksud adalah lingkungan global alami yang
meliputi unsur bumi, udara, air, dan energi yang
perlu dilestarikan. Sebagai arsitektur yang ber-
orientasi pada konservasi lingkungan global
alami.
Pola perencanaan eko-arsitektur suatu baNgunan selalu
memanfaatkan peredaran alam sebagai :
• Menciptakan kawasan penghijauan diantara kawasan pembangunan
sebagai paru-paru hijau.
• Menggunakan bahan bangunan alamiah, dan intensitas energi yang
terkandung dalam bahan bangunan maupun yang digunakan pada
saat pembangunan harus seminimal mungkin.
• Bangunan sebaiknya diarahkan menurut orientasi timur-barat
dengan bagian utara/selatan menerima cahaya alam tanpa
kesilauan.
• Kulit (dinding dan atap) sebuah bangunan sesuai dengan tugasnya,
harus melindungi dirinya dari panas, angin dan hujan. Dinding
bangunan harus memberi perlindungan terhadap panas, daya
serap panas dan tebalnya dinding harus sesuai dengan kebutuhan
iklim ruang didalamnya. Bangunau yang memperhatikan
penyegar. udara secara alami bisa menghemat banyak energi.
• Menghindari kelembaban tanah naik ke dalam
konstruksi bangunan dan memajukan sistem konstruk
bangunan kering.
• Menjarnin kesinambungan pada struktur sebagai hubungan
antara masa pakai bahan bangunan dan strukt bangunan.
• Memperhatikan bentuk/proporsi ruaug berdasarkan aturan
hannonikal.
• Menjamin bahwa bangunan yang direncanakan tidak
menimbulk:an masalah lingkungan dan membutuhkan
energi sedikit mungkin.
• Menciptakan bangunan bebas hambatan sehingga gedung
dapat dimanfaatkan oleh semua penghuni (termasuk anak-
anak, 0rang tua maupun orang cacat.
Arsitektur Yang Sadar Lingkungan harus :

1. Holistik
Konsep ekologi arsitektur yang holistic, Sebenarnya, eko-arsitektur
tersebut mengandung juga bagian-bagian dari Arsitektur Biologis
(arsitektur kemanusiaan yang memperhatikan kesehatan),
Arsitektur Matahari (dengan memanfaatkan energi surya),
Arsitektur Bionic (teknik sipil dan konstruksi yang memperhatikan
kesehatan manusia), serta biologi pembangunan.
Maka istilah eko-arsitektur adalah istilah holistik yang mengandung
semua bidang. Eko-arsitektur tidak menentukan apa yang
seharusnya terjadi dalam arsitektur karena tidak ada sifat khas yang
mengikat sebagai standar atau ukuran baku. Namun, eko-arsitektur
mencakup keselarasan antara manusia dan lingkungan alamnya.
2. Hemat Energi.
Bahan bakar dapat digolongkan menjadi 2 kategori
yaitu yang dapat diperbaharui dan yang tidak dapat
diperbaharui.
Walaupun kita telah mengetahui perbedaan diantara
keduanya, manusia tetap cenderung memanfaatkan
energi yang tidak dapat diperbaharui (batu bara,
minyak, dan gas bumi) karena dianggap penggunaannya
lebih mudah. Penggunaan energi yang tidak dapat
diperbaharui yang dibakar akan mengakibatkan
kelebihan karbondioksida di atsmosfer yang
mempercepat efek rumah kaca dan pemanasan global.
3. Material Ramah Lingkungan.
Adapun prinsip-prinsip ekologis dalam penggunaan bahan
bangunan :
• Menggunakan bahan baku, energi, dan air seminimal mungkin.
• Semakin kecil kebutuhan energi pada produksi dan transportasi,
semakin kecil pula limbah yang dihasilkan.
• Bahan bangunan diproduksi dan dipakai sedemikian rupa
sehingga dapat dikembalikan ke dalam rantai bahan (didaur
ulang).
• Menggunakan bahan bangunan harus menghindari penggunaan
bahan yang berbahaya (logam berat, chlor).
• Bahan yang dipakai harus kuat dan tahan lama.
• Bahan bangunan atau bagian bangunan harus mudah diperbaiki
dan diganti.
4. Peka Terhadap Iklim
Pengaruh iklim pada bangunan. Bangunan
sebaiknya dibuat secara terbuka dengan jarak yang
cukup diantara bangunan tersebut agar gerak
udara terjamin.
Orientasi bangunan ditepatkan diantara lintasan
matahari dan angin sebagai kompromi antara letak
gedung berarah dari timur ke barat, dan yang
terletak tegak lurus terhadap arah angin.
Gedung sebaiknya berbentuk persegi panjang
yang menguntungkan penerapan ventilasi silang.
Sebagai konsep arsitektural yang ramah lingkungan, dalam perwujudan eko-
arsitekrur dalam bangunan, terbagi beberapa tingkat sistim operasional untuk yang
digunakan dalam penggunaan energi bangunan deugan kategori sebagai berikut :
• Sistim Pasif (passive mode)
Tingkat konsumsi euergi paling rendah, taupa ataupun minimal peuggunaan
peralatan ME (mekauikal elektrikal) dari surnber daya yang tidak dapat diperbarui
(11011 renewable resources)
• Sistim Hybrid (mixed mode)
Sebagian tergantung dari energi (energy dependent) atau sebagian dibantu dengau
penggunaan ME.
• Sistim Aktif (active mode)
Seluruhnya menggunakau peralatan ME yang bersumber dari energi yang tidak
dapat diperbarui (energy dependent).
• Sistim Procluktif (productive mode)
Sistim yang dapat mengadakan/ membangkitkan energi nya sendiri (on-site
energy) dari sumber daya yang dapat diperbarui (renewable resources) misalnya
pada sistim sel surya (fotovoltaik) maupun kolektor surya (tennosiphontng).

Anda mungkin juga menyukai