Anda di halaman 1dari 98

Selamat Datang

• HUKUM PERDATA
Aleksander Sebayang
E-mail : alexandersebayang@yahoo.com
alexsebayang.multiply.com
• Jalan Mat Sainin Perumnas II
Sriwijaya V Nomor 18 Pontianak (0561) 772030 –
08164993693
• Tenaga Edukatif Fak Hukum UPB
PUSKOM Universitas Panca Bhakti Pontianak
Pembagian hukum klasik :
1. Hukum Privaat (Sipil), mis. Hk. Perdata, hk dagang
2. Hukum Public, mis. Hk. Pidana, HTN, HAN
Kriteria pembedaan :
1. Kepentingan (belangen) Ulpianus
Kepentingan manusia dibedakan :
a. Kepentingan orang perseorangan
b. Kepentingan orang banyak (umum)
Aristoteles
2. Kepentingan + Pelaksana  van Apeldoorn
Apakah bisa dipisahkan kept. perseorangan dgn umum?
Zoon Politicon (Aristoteles)
Man is social being (hidup dalam pergaulan) +
Man is a political being (manusia selalu berorganisasi)
Pengertian Hk Perdata
• Hk privaat : keseluruhan hk yg mengatur kept org
perseorangan (bijzondere belangen).
Jadi mengatur kept perseorangan.
• Hk public : keseluruhan hk yg mengatur kept neg
(algemene belangen).
Jadi mengatur kept umum.
• Hk perdata : hk antar perorangan yg mengatur hak dan
kew perorangan yg satu thd yg lain di dlm hub keluarga
dan di dlm pergaulan masy (Sudikno Mertokusumo).
• Hk perdata dlm arti luas : keseluruhan hk meliputi semua
peraturan-peraturan hk perdata baik yg tercantum dlm
KUH Pdt maupun dlm KUHD dan UU lainnya.
• hk perdata dlm arti sempit, yaitu hanya hk perdata yg tdp
dlm KUH pdt saja.
Asal Mula Hukum Perdata Indonesia
• Romawi  Corpus iuris civilis / Code Justianus
• Prancis  Code civil des Prancis / Code Napoleon, 21 Mei
1804
Sumber : Code Justianus + hk Prancis + Jermania
• Belanda  Burgerlijk Wetboek (BW), 1 Okt 1838
Sumber : Code Napoleon + hk Belanda kuno
New BW tahun 1956
• Indonesia  KUH Perdata
Sumber : Burgerlijk Wetboek terjemahan
Mulai berlaku 1 Mei 1848
– Berlakunya KUH Pdt di Ind atas dasar asas konkordansi
– Setelah merdeka belakunya atas dasar Aturan Peralihan UUD 45.
Berlakunya Hukum Perdata Eropa di Indonesia
• Berdasarkan asas konkordansi (penyesuaian/
peneladanan) Ps 131 IS S. 1925 - 557
• Semula hanya berlaku bg gol Eropa atau yg
dipersamakan (S. 1847 – 23)
• Psl II Aturan Peralihan UUD 1945 :
Semua badan + peraturan seb. merdeka, tetap
berlaku seb. ada yang baru
Apakah KUH Perdata sesuai dgn Indonesia ?
1.Individualistis pada hak eigendom (Psl 570)
2.Ketidakmampuan isteri (Psl 108 & 110)
3.Liberal / kebebasan berkontrak (Psl 1338 (1))
4.Monogami mutlak (Psl 27)
5.Netral/sekuler/duniawi (Psl 26)
Manfaat mempelajari sej BW : dgn mengetahui bila
dan bgm diberlakukannya, latar-b politik dan kept
Bld menerapkan BW di Ind kita bisa menjawab
apakah BW itu sesuai atau tdk dgn Ind
Kedudukan Hk KUH Perdata dewasa ini
• Subekti - Kedudukan hk KUH Pdt di Ind saat ini sbg
rechtboek (buku hk), bukan sbg wetboek (UU)
sbg pedoman
• Yuridis formil seb ada yg baru BW tetap UU
• UU yg mempengaruhi berlakunya KUH Perdata :
– UUPA no 5 thn 1960 thd Buku II (hak milik)
– UU Perkawinan no 1 thn 1974 Ps 47 jo 50 (kedewasaan)
– UU Ketenagakerjaan no 13 thn 2003 (non diskriminasi)
– UU Hak Tanggungan no 4 thn 1996 (hipotik)
Pasal KUH Perdata yg dianggap tidak berlaku
dgn Surat Edaran MA no 3 tahun 1963

1. Psl 108 & 110 ketidakmampuan isteri bertindak


2. Psl 284 ayat 3 akibat pengakuan anak luar kawin
3. Psl 1682 hibah hrs dgn akta notaris
4. Psl 1579 sewa-m putus, bila objek dipakai pemilik
5. Psl 1238 gugatan hrs didahului tagihan tertulis
6. Psl 1460 risiko jual-b ditangan pembeli
7. Psl 1603 x ayat 1 & 2 adanya diskriminasi buruh
Sistematika Hukum Perdata
Pembagian hk perdata mnrt Sistematika KUH Perdata:
1. Buku I ttg Orang (van persoon); Ps 1 - 498
2. Buku II ttg Benda (van zaken); Ps 499 - 1232
3. Buku III ttg Perikatan (van verbintenisen); Ps 1233 - 1864
4. Buku IV ttg Pembuktian dan Daluarsa (van bewjis en
verjaring) ; Ps 1865 – 1993
Pembagian hk perdata mnrt ilmu pengetahuan :
1. Hk ttg diri seseorang (personenrecht)
2. Hk keluarga (familierecht)
3. Hk kekayaan (vermogensrecht)
4. Hk waris (erfrecht)
Perihal Orang Dalam Hukum (Persoon)
Orang (persoon) berarti pembawa hak atau subyek didalam hk.
1. Manusia (natuurlijke persoon)
Manusia sbg subjek hk mulai sejak lahir, berakhir saat meninggal d.
Fictie hk  kandungan dianggap sdh lahir Ps 2 KUH Pdt
Ps 1330 KUH Pdt; Tidak cakap hk (rechtsonbekwaamheid) :
• Dibawah umur (minderjaring)
• Dibawah pengampuan (curatele)
• Isteri dan orang-orang tertentu yg dinyatakan tdk wenang
Kewenangan berhak manusia dibatasi oleh: Ke-WN-an (Ps 21 UUPA);
domisili; kedudukan atau jabatan; tingkah laku (Ps 49 jo 53 UU no
1 thn 1974)
2. Badan hukum (rechts persoon)  diciptakan oleh hk
1. Kekayaan tersendiri
2. Ikut serta dlm lalu lintas hk
3. Kepentingan tersendiri
4. Adanya organisasi teratur
5. Dapat dituntut dan menuntut di muka hakim
Jenis badan hukum
Jenis badan hukum berdasarkan eksistensinya :
1. Yg dibentuk pemerintah; dgn UU/PP :
1. Perusahaan Umum (perum) public utility
2. Perusahaan Perseroan (Persero)  profit oriented
Sebelum berlaku UU BUMN no 19 Th 2003 dikenal perjan public service
2. Yg diakui
Perum pemerintah,
: BUMN mismodalnya
yg seluruh PT, Koperasi
dimiliki negara dan tdk terbagi
Diakui negara dgn
atas saham, cara pengesahan
yg bertujuan AD-nya
utk kemanfaatan umum berupa penyediaan
3. Yg
brgdiperbolehkan
dan/atau jasa ygutk tujuantinggi
bermutu yg bersifat ideal mengejar
dan sekaligus
keuntungan
Mis : Yayasanberdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan
(kumpulan harta)
Jenis badan hukum berdasarkan sifatnya :
1. Badan hk keperdataan (civiel rechtelijk persoon) :
a. Perserikatan
Persero : BUMNdgnyg
harta sendiri mis
berbentuk PT PTyg modalnya terbagi dlm saham yg
b. Perserikatan
seluruh dgn tujuan
atau paling non
sedikit 51profit mis Yayasan
% sahamnya dimiliki oleh Negara RI yg
tujuan utamanya
c. Perserikatan mengejar
profit orientedkeuntungan.
mis PT, CV, Firma
d. Perserikatan utk memenuhi kept anggota, mis : koperasi
2. Bdn hk kenegaraan/publik (public rechtelijk persoon) mis: neg.,pemda
Tidak Cakap Hukum
Tdk cakap hk: org yg tdk diperbolehkan melakukan perbuatan hk
sendiri, dgn akibat batalnya atau dpt dibatalkan perbuatan hk itu.
Maksud diadakan pembatasan kecakapan hk : utk melindungi kept
yg tdk cakap itu
• Yang tdk cakap utk membuat perj. (Pasal 1330 KUH Perdata) :
– belum dewasa (minderjaring) ;
– dibawah pengampuan (curandus);
– isteri dan orang-orang yg ditetapkan oleh UU.
• Agar sah perbuatan hk yg tdk cakap, harus dilakukan dgn :
–bagi yg belum dewasa, diwakili orangtua/walinya, (Ps 47 jo 50 UU no 1 thn
1974), atau handlichting (pernyataan dewasa);
–bagi curandus diwakili pengampunya (curator), (Pasal 433 KUH Perdata)
–diwakili / didampingi suami;
–Mendapat kuasa (machtiging), bagi org tertentu.
• Gol. yg onbekwaam (tdk cakap) : setiap org sesuai dgn kett UU tdk sempurna atau
tdk sah melakukan perikatan, seperti dibawah umur, dibawah pengampuan.
• Gol. yg onbevoegd (tdk berwenang): seseorg yg pd dsrnya cakap hk, tapi dlm hal-hal
tertentu tdk dpt melakukan tindakan hk tanpa persetujuan (machtiging = pengesahan).
DOMISILI/TEMPAT TINGGAL
Domisili : tempat tinggal seseorang atau bdn hk atau subjek hk
itu mempunyai tempat tinggalnya/berkedudukan
1. Domisili asli : tempat kediaman pokok
2. Domisili ikutan : yg mengikuti domisili lain
3. Domisili pilihan : dipilih utk suatu urusan
4. Domisili penghabisan : domisili kematian
Pentingnya domisili :
1. Dimana hrs kawin
2. Dimana hrs dipanggil atau diajukan di muka hakim
3. Pengadilan mana yg berkuasa terhadap seseorang
4. Hk mana yg berlaku thd harta-k / lapangan hk waris
Org Yg Tdk Ada Khabar Beritanya Atau Org Yg Hilang
(Pasal 463 – 495 KUH Perdata & S. 1946 – 137 Jo. S. 1949 – 451)
• Kedudukan hk org yg tdk ada khabar beritanya atau org hilang :
1. Jika tdk memberi kuasa pd seseorg utk mengurus kept.nya, sedangkan
kept.nya hrs diurus atau org itu hrs diwakilkan, mk atas permintaan
org yg berkept. atau jaksa; hakim utk sementara dpt memerintahkan
BHP, keluarga sedarah atau semenda, suami / isterinya utk mengurus
kept-kept org yg meninggalkan tempat itu (Pasal 463 KUH Perdata).
2. Jika sesdh 5 thn TMT sjk keberangkatannya, tanpa memberikan kuasa
utk mengurus kept.nya dan selama itu tdk ada tanda-tanda atau khabar
yg menunjukkan bhw ia msh hidup, mk org yg berkept. dpt meminta
kpd hakim agar org tsb dianggap tlh meninggal-d.
3. Jika org ia meninggalkan suatu penguasaan utk mengurus kep.nya, mk
10 thn sejak diterimanya khabar terakhir org itu, barulah dpt diajukan
permintaan utk suatu pernyataan agar org tsb dinyatakan meninggal d.
PENCATATAN SIPIL(Burgerlijke stand)
• Catatan sipil : lembaga utk membukukan peristiwa penting bg status
keperdataan, utk kepastian hk
• 5 Peristiwa status keperdataan manusia yg perlu dicatatkan :
1. Kelahiran; utk status hk seseorg sbg subyek hk
2. Perkawinan; status perkawinan (sbg isteri atau suami)
3. Perceraian; status sbg janda atau duda cerai
4. Kematian; status sbg ahli waris
5. Penggantian nama; status identitas baru
Tujuan pencatatan : guna kepastian hk ttg adanya peristiwa hk
Fungsi pencatatan : guna pembuktian bhw peristiwa hk itu benar terjadi
1. S. 1920 – 751 jo S 1927 – 564 pendaft lahir & mati WNI dan WNA
2. S. 1933 – 75 jo S 1936 – 607 pendaft perk & cerai non Islam
3. UU no 32 th 1954 pencattn nikah, talak dan rujuk Islam
4. Keppres no 12 thn 1953 Penataan dan Peningkatan Cattn sipil
HUKUM KELUARGA (Familierrecht)
Hk keluarga : hk yg mengatur ttg perkawinan dan sgl akibat hknya.
Hubungan keluarga bisa terjadi krn :
1. Adanya hubungan darah
2. Adanya hubungan perkawinan (semenda)
• Ada 3 sifat kekeluargaan :
1. Patriachaat, vaderrechtelijk (kebapakan) mis. Batak, Ambon, Bali
2. Matriachaat, moederrechtelijk (keibuan), mis. Minangkabau
3. Parental, ouderrechtelijk (kebapak-ibuan), mis. Jawa, Melayu
Hk keluarga mencakup :
1. Keturunan
2. Kekuasaan orangtua
3. Perwalian
4. Pendewasaan (handlichting)
5. Pengampuan (curatele)
6. Perkawinan
Simbol dan skema keluarga
.

Laki-laki A B C
Perempuan
Perkawinan
Grs keturunan D E
F G

Ttk awal penarikan


hub kel H I J K L
Pewaris
Laki-laki (+)
Perempuan (+) N O P
M
Grs anak luar kawin
yg diakui
Grs
Patrilineal Grs
Matrilineal
Keturunan
Menurut hk, anak dibedakan atas:
1. Anak sah
Anak yg dilahirkan dlm atau sbg akibat perkwn yg sah (Psl 42 UU no. 1 thn 1974).
2. Anak yg disahkan (wettiging kind)
Anak yg lhr diluar ikatan perk yg sah, kemudian stlh orgtuanya memenuhi syarat
perk yg sah, anak yg tlh lahir disahkan
3. Anak adopsi (angkat)
Anak yg haknya dialihkan dari lingk. kekuasaan orgtua, wali yg sah, atau org lain
yg bertanggung-j atas perawatan, pendidikan, dan membesarkan anak tsb, ke dlm
lingk. keluarga orgtua angkatnya berdasarkan putsn atau penetapan pengadilan (UU
Perlindungan Anak No. 23 thn 2002)
WNI yg blm berusia 5 thn diangkat secara sah oleh WNA berdasarkan penetapan
pengadilan tetap diakui sbg WNI (Pasal 4 UU 12 thn 2006 ttg Ke-WN-an).
4. Anak luar kawin diakui (erkening kind)
5. Anak zinah  anak hasil perzinahan
6. Anak sumbang :
Lahir dari mereka yg dilarang kawin
7. Anak alam (natuurlijke kind)
Identitas dan Penyangkalan anak
• Anak yg lahir dari perkawinan tdk sah adalah anak tdk sah.
Anak tdk sah hanya memp. hubungan dgn ibunya dan keluarga ibunya
(Psl 43 UU no.1 thn 1974) serta ia hanya dpt mewaris harta atas harta
peninggalan ibunya serta keluarga ibunya.
• Seorg suami dpt menyangkal atas sahnya anak, jika ia dpt
membuktikan bhw isterinya tlh berzinah dan anak itu akibat dari
perzinahan (Pasal 44 ayat (1) UU no. 1 thn 1974).
• Pasal 252 KUH Pdt : suami dpt memungkiri sahnya seorang anak
jika ia dpt membuktikan bhw ia tdk bersetubuh dgn isterinya didlm
waktu 300 s.d. 180 hari, sebelum hari lahirnya bayi.
• Identitas diri anak hrs diberikan sjk kelahiran, dlm akta
kelahiran.
Pembuatan akta kelahiran menjadi tanggung-j pemerintah dan hrs
diberikan paling lambat 30 hr terhitung sejak tgl diajukan
permohonan. Pembuatan akta kelahiran tdk dikenai biaya (Psl 27 jo 28
UU Perlindungan Anak No. 23 thn 2002).
KEKUASAAN ORANG TUA (OUDERLIJKE MACHT)

Kekuasaan orangtua: kekuasaan orgtua thd anak yg


blm dewasa atau blm kawin, selama orgtua tsb
keduanya terikat dlm perkawinan.
Kekuasaan orangtua berisi:
1.Kewajiban memelihara dan mendidik anak mereka
sebaik-baiknya (Pasal 45 ayat 1 UU No. 1 thn 1974/
298-306 KUH Perdata).
2.Kekuasaan orangtua thd harta benda anaknya.
Mengurus dan menikmati hasil, tetapi tdk diperbolehkan
memindahkan hak dan menggadaikan brg tetap yg dimiliki
anaknya, kec. apabila kepentingan anak menghendakinya
(Pasal 8 UU No. 1 thn 1974).
PERWALIAN (Voogdij)
Perwalian: pengawasan thd anak di bawah umur &
blm pernah kawin, yg tdk berada di bawah
kekuasaan orgtuanya serta pengurusan benda atau
kekayaan anak tsb diatur oleh UU.
Ada 4 macam perwalian :
1.Perwalian menurut UU (wettelijke voogdij)
2.Perwalian yg ditunjuk oleh hakim (detieve voogdij)
3.Perwalian yg ditunjuk dlm surat wasiat
(testamentaire voogdij)
4.Perwalian yg bersifat meneruskan (moeder voogdij)
Pernyataan Dewasa (Handlichting)
Handlicting : pernyataan thd seseorg yg blm mencapai usia
dewasa, utk sepenuhnya atau hanya thd bbrp hal saja
dipersamakan dgn seorg yg sdh dewasa.
Handlichting dibedakan atas (Pasal 419 KUH Perdata)
1. Handlichting sempurna : pernyataan dewasa, utk
sepenuhnya dipersamakan dgn org dewasa.
Syaratnya: telah penuh 20 thn, dan pernyataan dikeluarkan Presiden
atas pertimbangan MA (Pasal 420 KUH Perdata).
2. Handlichting terbatas: pernyataan dewasa, utk perbuatan hk
tertentu.
Syaratnya: tlh berusia 18 tahun dan pernyataan dikeluarkan oleh PN
atas permintaan ybs dan dgn seizin orangtua atau walinya (Pasal
426 KUH Perdata).
PENGAMPUAN (Curatele)
Pengampuan: keadaan dimana seseorang (curandus)
karena sifat-sifat pribadinya dianggap tdk cakap utk
bertindak sendiri didlm lalu lintas hk.
Kriteria dibawah pengampuan : gila, lemah akalnya dan
pemboros
Yang memintakan pengampuan:
1.Utk org sakit ingatan dan lemah pikirannya oleh:
• setiap anggota keluarganya (Pasal 434 KUH Perdata)
• jaksa
2.Untuk org yg mengobralkan kekayaannya, oleh
anggota keluarga dekat saja.
3 Sistem Perkawinan di kalangan org Indonesia asli :
1. Endogami
Dlm sistim ini org hanya diperbolehkan kawin dgn
org-org dr suku keluarga sendiri. Mis: di Toraja.
2. Exogami 
Dlm sistim ini diharuskan kawin dgn org diluar
suku keluarganya. Mis: masy. Batak, Gayo, Alas,
Minangkabau, Sumsel, Buru dan Seram.
3. Eleutherogami
Disini tdk dikenal larangan seperti dlm Endogami
maupun exogami.
PENGERTIAN PERKAWINAN
• Perkawinan: pertalian yg sah antara seorg lelaki dan
perempuan untuk waktu yg lama (R. Subekti).
• Perkawinan: suatu hubungan hk antara seorg pria dgn seorg
wanita utk hidup bersama dgn kekal, yg diakui oleh negara
(P. Scholten).
• Perkawinan: suatu perj. antara mempelai laki-laki disatu
pihak dan wali dari mempelai perempuan dilain pihak, perj.
mana terjadi dgn suatu ijab, dilakukan oleh bakal istri dan
diakui suatu kabul dari bakal suami, dan disertai sekurang-
kurangnya 2 org saksi (Menurut Hk Islam).
• Perkawinan: ikatan lahir-b antara seorg pria dgn seorg wanita
sbg suami isteri dgn tujuan membentuk keluarga (rumah-t)
yg bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan yg Maha Esa
(Pasal 1 UU No. 1 tahun 1974).
Prinsip atau asas perkawinan menurut UU nomor 1 tahun 1974
1. Tujuan perkawinan : membentuk keluarga yg bahagia dan kekal.
Utk itu suami-i perlu saling membantu dan melengkapi, agar msg-msg dpt mengembangkan
kepribadiannya membantu dan mencapai kesejahteraan spiritual dan material.
2. Perkawinan sah bila dilakukan menurut hk masing-masing agamanya
dan kepercayaannya serta dicatatkan (Pasal 2).
3. Menganut asas monogami (Pasal 3 ayat 1).
4. Calon suami isteri hrs tlh masak jiwa raganya, agar dpt mewujudkan
tujuan perkawinan secara baik tanpa hrs berpikir pd perceraian dan
mendapatkan keturunan yg baik dan sehat.
5. Mempersukar terjadinya perceraian (PP no. 10 thn 1983 jo PP no. 45 thn
1990 Tentang Perubahan atas PP no. 10 thn 1983 Tentang Izin Perkawinan dan
Perceraian bagi PNS).
6. Hak dan kedudukan suami isteri seimbang, baik dlm kehidupan rmh
tangga maupun dlm pergaulan masy, dgn demikian sgl sesuatu dlm
keluarga dpt dirundingkan dan diputuskan bersama oleh suami isteri.
Sahnya Perkawinan Dan Pencatatan Perkawinan
Perkawinan sah, apabila dilakukan menurut hk agama
dan kepercayaan; serta dicatatkan (Pasal 2 UU No 1
Thn 1974)
Pencatatan perkawinan dilakukan pada:
1. Peg Pencatat Nikah Talak Rujuk (di KUA) bg masyarakat
yg melangsungkan perkawinan menurut agama Islam.
2. Kantor Catatan Sipil bagi masyarakat non Islam
3. Peg. Pencatat bg penganut Kepercayaan Kpd TYME
Sahnya perkawinan ditinjau dr sudut keperdataan :
apabila perkawinan dicatat.
Syarat-syarat Perkawinan
1. Syarat material (syarat inti) :
a. Syarat material absolut : mengenai pribadi seseorang yg hrs diindahkan utk
perkawinan pd umumnya.
1) Usia min. lk 19 thn & perempuan 16 thn (Ps 7 ayat 1 UU No.1 th 1974);
2) Melewati jangka waktu tunggu bg janda (Ps 39 PP No. 9 thn 1975);
3) Persetujuan calon suami-istri (Ps 6 ayat 1 UU No. 1 /1974 jo Ps 28 KUH Pdt);
4) Izin orang tua, keluarga, atau wali bg yg belum berusia 21 thn (Ps 6)
5) Monogami (Psl 3-4 UU No. 1 tahun 1974 jo. Psl 27 KUH Perdata);
b. Syarat material relatif : mengenai larangan bagi utk kawin.
1) Larangan kawin dgn keluarga dekat (sedarah/ krn perkawinan (Psl 8).
2) Larangan kawin kedua kali, kec. agama dan kepercayaan membolehkan(Ps 10)
2. Syarat Formal :
a. Syarat yg hrs dipenuhi sebelum perkawinan dilangsungkan:
• Pemberitahuan kpd Peg. Pencatat setempat, 10 hari sebelum perk.
• Pengumuman tentang maksud kawin oleh Peg. Pencatat.
b. Syarat yg hrs dipenuhi berbarengan dgn dilangsungkannya perkawinan
2. Syarat Formal Perkawinan:
1. Syarat yg hrs dipenuhi sebelum perkawinan dilangsungkan:
– Pemberitahuan kpd Peg. Pencatat setempat, 10 hari sebelum perk.
– Pengumuman tentang maksud kawin oleh Peg. Pencatat.
2. Syarat yg hrs dipenuhi berbarengan dgn dilangsungkannya perk.:
– Kutipan akta kelahiran atau surat kenal lahir;
– Ket : nama, agama/kepercayaan, pek, dan tempat-t orgtua;
– Izin tertulis/ izin pengadilan apabila calon belum berusia 21 thn;
– Izin pengadilan/pejabat bagi suami yg masih mempunyai istri;
– Dispensasi pengadilan/pejabat bg pria yg blm usia 19 thn /pr 16 thn;
– Surat kematian istri atau suami yg terdahulu, atau ket. perceraian;
– Izin tertulis dr pejbt yg ditunjuk olh Menhankam/Pangab bg ABRI.
– Surat kuasa otentik/ dibawah-t yg disahkan oleh Peg.Pencatat,
apabila calon tdk dpt hadir sendiri krn alasan penting shg
mewakilkan kpd org lain.
POLIGAMI
Pada dasarnya perkawinan di Ind. monogami (Ps 3 ayat (1)),
tapi boleh poligami atas izin Pengadilan (Ps 3 ayat (1) UU no 1
thn 1974).
Alasan utk dpt Poligami :
1.Isteri tdk dpt menjalankan kewajibannya sbg isteri;
2.Isteri mendpt cacat bdn atau penyakit yg tdk dpt
disembuhkan, atau
3.Isteri tdk dpt melahirkan keturunan (Ps 4 UU No.1 / 1974).
Syarat Permohonan Poligami :
1.Ada persetujuan isteri-isteri (Pasal 8 UU No. 1 tahun 1974).
2.Ada kepastian, suami mampu menjamin keperluan isteri-
isteri dan anak.
3.Ada jaminan bahwa suami berlaku adil terhadap isteri-isteri
dan anak.
Jangka Waktu Tunggu
Waktu tunggu (idah) : pranata hk yg mencegah seorang
perempuan yg diceraikan atau kematian suami
melangsungkan perkawinannya lagi dlm batas atau
tenggang-w tertentu.
Maksud pencegahan agar terjadi percampuran darah
(--sperma laki-laki--) antara suami terdahulu dan yg baru.
Jadi pencegahan confusio sanguinis, yaitu ketidakpastian
keturunan siapa apabila ada anak yg dilahirkan.
Waktu tunggu (Psl 39 PP no. 9 thn 1975) :
1. 130 hari, jika perkawinan putus karena kematian;
2. 3 kali suci, minimal 90 hari, jika cerai;
3. Sampai melahirkan, jika perkawinan putus janda tsb hamil.
Tdk ada waktu tunggu, jika blm pernah terjadi hub kelamin.
Sedangkan bg duda tdk ada waktu tunggu.
PENCEGAHAN PERKAWINAN
(Pasal 13 s.d. 21 UU no. 1 thn 1974; Pasal 60 s.d. 70 KUH Perdata)
• Perkwn dpt dicegah apabila ada pihak yg tdk memenuhi syarat-syarat
utk melangsungkan perkwn (Pasal 13 UU No. 1 thn 1974).
• Yang dpt mencegah :
1.Para keluarga (grs lurus ke atas & ke bawah, sdr, wali nikah, wali,
pengampu dari salah seorang calon.
2.Barangsiapa krn perkwn dirinya masih terikat adanya perkwn.
3.Pejbt yg ditunjuk, berkewjbn mencegah berlangsungnya perkwn.
• Pencegahan diajukan kpd Pengadilan dlm daerah hk mana perkwn.
akan dilangsungkan dgn memberitahukan juga kpd Peg Pencatat perk.
Kpd calon-calon mempelai diberitahukan pencegahan tsb oleh Peg
Pencatat perkwn.
• Perkwn tdk dpt dilangsungkan apabila pencegahan blm dicabut.
Pencabutan dgn put Pengadilan /dgn menarik kembali permohonan
pencegahan pd Pengadilan oleh yg mencegah.
• Peg. Pencatat perkwn tdk dibolehkan melangsungkan atau membantu
melangsungkan perkwn meskipun tdk ada pencegahan perkwn apabila
persyaratan tdk dipenuhi.
Pembatalan Perkawinan (Ps 22 s.d. 28 UU no 1 th 1974; Ps 85 - 98 BW)
• Perkawinan dpt dibatalkan oleh hakim apabila ada syarat-syarat yg tdk dipenuhi / ada
larangan-larangan perkwn yg tlh dilanggar, misalnya krn kekhilafan, paksaan.
• Perk. juga dpt dibatalkan, apabila waktu berlangsungnya terjadi salah sangka
mengenai diri suami atau isteri.
• Yg dpt mengajukan pembatalan :
1. Para keluarga dlm grs keturunan lurus ke atas dari suami atau isteri;
2. Suami atau isteri;
3. Pejabat yg berwenang hanya selama perkwn blm diputuskan;
4. Pejabat yg ditunjuk, dan setiap org yg mempunyai kept hk secara langsung thd
perkwn tsb, tapi hanya setelah perkwn itu putus.
Hak pembatalan gugur apabila dlm jangka-w 6 bln tetap hdp sbg suami isteri dan
ancaman tlh berhenti atau yg bersalah sangka itu menyadari keadaannya.
Batalnya suatu perkwn dimulai stlh keputusan pengadilan inkracht dan berlaku sejak
saat berlangsungnya perkwn (Ps 28 ayat 1 UU no. 1 th 74).
Ps 28 ayat 2 UU no.1 thn 1974 “Keputusan pembatalan perk tdk berlaku surut thd :
• Anak-anak yg dilahirkan dari perkwn tsb; anak tetap anak sah.
• Suami atau isteri yg bertindak dgn itikad baik, kec. thd harta bersama bila
pembatalan perkwn didasarkan atas adanya perkwn lain yg lbh dahulu.
• Org-org ketiga lainnya, sepanjang mereka memperoleh hak-hak dgn itikad baik
sebelum keputusan ttg pembatalan inkracht ”. Didlm perkwn , seorg dianggap
beritikad baik, jika ia tdk mengetahui larangan yg ditentukan menurut hk suatu
perkwn ; hal ini merupakan pengecualian dr fictie hk.
Akibat Perkawinan
• Akibat hk perkwn yg menyangkut suami isteri (Ps 30 - 34
UU No. 1 thn 1974) :
1. Suami memikul kewjb hk utk menegakkan rumah-t yg
menjadi sendi dsr dr susunan masy;
2. Suami-i wajib saling mencintai, hormat-m, setia dan
memberi bantuan lhr batin yg satu kpd yg lain;
3. Hak dan kedudukan suami dan isteri seimbang dlm
kehidupan rumah-t dan pergaulan hdp bersama masyarakat;
4. Suami isteri sama2 berhak utk melakukan perbuatan hk;
5. Suami adalah kpl rumah-t dan isteri adalah ibu rumah-t.
Suami wajib melindungi isterinya dan memberi sgl sesuatu
keperluan hdp berumah-t sesuai dgn kemampuannya dan
isteri wajib mengurus rumah-t dgn sebaik-baiknya;
6. Suami isteri hrs memp. tempat kediaman yg tetap, yg
ditentukan secara bersama.
• Akibat hk di atas lebih bersifat moral.
Akibat Perkawinan lainnya
• Akibat-akibat hk lainnya setelah dilangsungkannya perkwn :
1.Anak yg lahir dr perkwn, adalah ank sah (Ps 42 UU 1/1974);
2.Suami menjadi waris dr isteri dan sebaliknya, jika salah
seorg meninggal dlm perkwn;
3.Dilarang jual-b. antara suami isteri (Pasal 1464 BW);
4.Dilarang mengadakan perj. perburuhan antara suami isteri
(Psl 1601 BW);
5.Dilarang hibah benda-benda a.n. antara suami-i (Ps 1678
BW);
6.Suami tdk boleh menjadi saksi dlm suatu perkara isterinya
atau sebaliknya;
7.Suami tdk dpt dituntut atas bbrp kejahatan thd isterinya atau
sebaliknya (Ps 370, 376, 394, 404 ayat 2 dan 411 KUHP).
PERKAWINAN CAMPURAN (Ps 57,58)
• Perkawinan campuran : antara WNI dgn WNA
• Suami/isteri dpt memperoleh WN suami/isteri
• Anak berhak atas WN ayah atau ibunya (Lihat
juga Pasal 4 UU 12 thn 2006 ttg Ke-WN-an)
• Bila ada perceraian, anak berhak memilih atau
berdasarkan put pengadilan ikut ayah atau ibu
(Ps 29 UU Perlindungan Anak no 23 thn 2002)
• Anak WNI yg lahir di luar perkawinan yg sah, blm
berusia 18 thn atau blm kawin diakui secara sah oleh
ayahnya yg berkeWNan asing tetap diakui sbg WNI
(Pasal 4 UU 12 thn 2006 ttg Ke-WN-an).
PUTUSNYA PERKAWINAN
1.Kematian
2.Perceraian
3.Atas putusan pengadilan
Alasan pisah meja makan dan ranjang (van scheiding table en
bed):
1. Zinah.
2. Meninggalkan tanpa kabar 5 thn atau sengaja diusir
3. Dihukum 5 thn atau lebih
4. Penganiayaan berat
5. Perbuatan yg melewati batas, penganiayaan dan penghinaan
6. Adanya sepakat kedua belah pihak tanpa alasan
Alasan Perceraian
1. Zinah, pemabuk, pemadat dll yg sukar disembuhkan
2. Meninggalkan suami/isteri 2 thn berturut-turut tanpa izin
3. Mendapat hukuman penjara 5 thn atau lebih
4. Kekejaman atau penganiayaan yg membahayakan
5. Cacad badan atau penyakit, shg tdk menjalankan kewajiban
sbg isteri atau suami
6. Selalu terjadi pertengkaran dan tdk ada harapan rukun
Perceraian PNS (PP no 10 Thn 1983):
• Harus ada alasan dan izin atasan.
• Izin tdk diberikan apabila alasannya cacad bdn atau penyakit
• PNS pria yg menceraikan, Gaji dibagi 3 (utk suami, isteri
dan anak),
• Isteri minta tdk berhak atas penghasilan suami, kecuali krn
dimadu
• Hak atas gaji suami hilang apabila janda kawin lagi.
3 Sistem Hukum Harta Benda Perkawinan
1. KUH Perdata
Sejak perkawinan terjadi percampuran harta menjadi harta persatuan, jikalau tidak
diperjanjikan apa-apa (Pasal 119 KUH Perdata)
Jenis harta :
a. Harta prive isteri  dari hibah/warisan khusus
b. Harta prive suami  dari hibah/warisan khusus
c. Harta persatuan
2. Hukum Islam  Harta suami dan isteri terpisah
Jenis harta :
a. Harta prive isteri  dari hartanya sebelum dan selama perkawinan
b. Harta prive suami  dari hartanya sebelum dan selama perkawinan
3. UU No 1 thn 1974 / Hukum Adat
Harta yg diperoleh sebelum kawin tetap milik masing-masing suami isteri,
sedangkan yg diperoleh selama perkawinan merupakan harta bersama.
Jenis harta :
a. Harta bawaaan (prive) isteri  harta bawaan isteri atau harta-benda yg diperoleh
suami sbg hadiah / warisan
b. Harta bawaaan (prive) suami  harta bawaan suami atau harta-benda yg
diperoleh isteri sbg hadiah / warisan; dan atau
c. Harta bersama (gono gini)  dari harta yg diperoleh selama perkawinan
Perjanjian Perkawinan mnrt KUH Perdata
Perj. perkawinan : perj. yg dibuat oleh calon suami
isteri utk menyimpangi ketentuan umum pengaturan
kekayaan dalam perkawinan.
Perj perkawinan dibedakan atas :
1. Pemisahan harta secara keseluruhan
2. Percampuran terbatas :
1. Campuran keuntungan dan kerugian (Ps 155-163&165)
2. Campuran bunga dan hasil kekayaan (Ps 164)
Perjanjian Perkawinan mnrt UU no. 1 th 1974, Psl 29
• Dibuat tertulis oleh calon suami-i pd waktu atau
sebelum perkwn dilangsungkan, dan disahkan oleh
Peg. pencatat perkwn.
• Perjanjian tsb tdk dpt disahkan jika melanggar
batas-batas hk, agama dan kesusilaan.
• Berlaku sejak perkwn berlangsung.
• Selama perkwn dpt diubah dgn persetujuan, dan
perubahan tdk merugikan pihak ketiga.
Jenis Harta Perkawinan
1. Ketentuan umum KUH Pdt
1. Harta prive suami  e
ILUSTRASI JENIS HARTA :
2. Harta prive isteri  f
a. Harta suami sebelum kawin 3. Harta persatuan  a + b + c + d + g + h
b. Harta isteri sebelum kawin 2. Perj. perk pisah keseluruhan :
c. Harta suami dr warisan/hibah 1. Harta prive suami  a + c + e + g
d. Harta isteri dr warisan/hibah 2. Harta prive isteri  b + d + f + h
e. Warisan/hibah khusus kpd suami 3. Perj. perk percampuran terbatas :
f. Warisan/hibah khusus kpd isteri 1. Campuran keuntungan dan kerugian
g. Penghasilan suami 1. Harta prive suami  a + c + e
2. Harta prive isteri  b + d + f
h. Penghasilan isteri 3. Harta persatuan terbatas  g + h
2. Campuran bunga dan hasil kekayaan
“Terkesan atas harta persatuan, harta 1. Harta prive suami  a + e
persatuan terbatas, dan harta 2. Harta prive isteri  b + f
bersama, masing-masing suami dan 3. Harta persatuan terbatas  c + d + g + h
isteri berhak atas setengahnya” Kalau ada pasip antara c, d , g, h; masuk jenis 1 atau 2
4. Hukum Islam
1. Harta prive suami  a + c + e + g
2. Harta prive isteri  b + d + f + h
5. Ketentuan umum Hk adat / UU no 1 thn 1974 :
1. Harta prive suami  a + c + e
2. Harta prive isteri  b + d + f
3. Harta gono gini (bersama) g + h
Pengertian Hk Waris & Unsur Warisan
Hk waris : rangkaian kett-kett, dimana berhubung dgn
meninggalnya seorg, akibat-akibatnya di dlm bdg
kebendaan, diatur yaitu : akibat dr beralihnya harta-
peninggalan dr seorg yg meninggal, kpd ahli waris, baik
dlm hubungannya antara mereka sendiri, maupun dgn pihak
ketiga (Mr. A. Pitlo).
• Unsur-unsur warisan :
1. Erflater atau pewaris : seorang peninggal warisan, yg pd
wafatnya meninggalkan kekayaan.
2. Erfgenaam : seorang atau beberapa org ahli waris, yg
berhak menerima kekayaan yg ditinggalkan pewaris.
3. Nalatenschap (harta warisan) : sgl harta kekayaan yg
ditinggalkan oleh org yg meninggal dunia setelah harta
kekayaannya dikurangi semua hutangnya.
SUBYEK HUKUM WARIS
1. Pewaris (erflater) : org yg meninggal-d dgn meninggalkan harta kekayaan.
2. Ahli waris (erfgenaam) : org tertentu secara limitatif menerima harta peninggalan :
a. Ahli waris yg mewaris berdasarkan kedudukan sendiri (uit eigen hoofed) atau
menerima warisan secara langsung (menurut KUH Pdt ada 4 gol.).
b. Ahli waris berdasarkan penggantian (bij plaatverfulling), dlm hal ini disebut ahli
waris tdk langsung. (dlm hk Islam disebut mawali).
c. Pihak ketiga yg bkn ahli waris; krn adanya testamen/wasiat.
3. Pihak ketiga yg tersangkut dlm warisan :
a. Fidei Comnis : pemberian warisan kpd ahli-w dgn kett. bhw ia berkewajiban
menyimpan warisan itu dan setlh lewatnya waktu /apabila si pewaris meninggal-d,
warisan itu hrs diserahkan kpd org lain (verwachter=penunggu). Cara pemberian
ini disebut sbg pemberian warisan secara melangkah (erfstelling over de hand). Pd
dasarnya fidei comnis dilarang (Ps 879 KUH Pdt), kec :Fpemberian
Disini dan G kpd anaknya
akan
utk semuaAanak-anak dr org B itu; kpd sdrnya utk semua anak dr sdr itu (Ps 973 -
991 KUH Pdt). Fidei comnis recidu (Ps mendapat
881), dimanabgn orgtuanya
seorg D
waris (legataris)
mendpt keuntungan dr pewaris dgn syarat bhw yg sisatelah
dr brgmeninggal-d
yg diterima itu
kemudian hrs diberikan
C D kpd org ketiga,
E atau kpd anak-anaknya.
b. Executeur testamentair : org ditunjuk oleh pewaris bertgs mengawasi pelaksanaan
wasiat/legaat.
F : org
c. Bewind voerder (pengelola) G yg ditentukan dlm wasiat utk mengurus harta-p,
shg ahli-w/legataris hanya menerima penghasilan dr harta-p tsb. Maksudnya spy
harta-p tdk diboroskan/dihabiskan para ahli-w/legataris. Hal ini tdk boleh
melanggar larangan fidei comnis dan tdk boleh melanggar legitime portie.
3 Sistem Hk Waris di Indonesia :
1. KUH Perdata
2. Hukum Islam
Al Quran, Surah An Nissa ayat (1), (7) – (13) & (176); Al
Anfaal ayat (75); Al Baqarah ayat (180)
3. Hukum Adat
Ada 3 sistem kewarisan :
1. Kewarisan individual, cirinya warisan dibagikan kpd ahli-w
2. Kewarisan kolektif  harta diwarisi kelompok
3. Kewarisan mayorat, warisan jatuh seorang ahli waris
Ada 3 sistem kewarisan
1. Sistem kewarisan individual, cirinya : harta peninggalan dpt dibagi-
bagikan pemilikannya diantara ahli waris;
2. Sistem kewarisan kolektif, cirinya : harta peninggalan itu diwarisi
oleh sekelmpk ahli-w yg merupakan semacam bdn hk dimana
harta tsb, (-disebut harta pusaka-), tdk dibagi-bagikan pemilikannya
diantara ahli-w, dan hanya boleh dibagi-bagikan pemakaiannya,
misalnya di Minangkabau.
3. Sistem kewarisan mayorat, dimana anak tertua berhak tunggal utk
mewarisi seluruh harta peninggalan atau berhak tunggal utk mewarisi
sejumlah harta pokok dr satu keluarga, seperti Bali, Sumsel (utk anak
perempuan).
• Menurut hk adat, pd hakekatnya anak angkat (adopsi) mempunyai
kedudukan hk sbg anak turunan (sah), juga mengenai harta warisan.
Seorang baru dpt dianggap anak angkat apabila org yg mengangkat itu,
memandang dlm lahir maupun bathin anak itu sbg anak turunannya
sendiri. Utk itu hrs diperhatikan betul-betul apakah ada terjadi
pengangkatan anak atau hanya pemeliharaan belaka.
Sikap ahli waris atas warisan yg terbuka :
Warisan terbuka (terluang) : kapan dpt diwariskannya harta
peninggalan, yaitu saat pewaris meninggal dunia.
1. Menerima secara bulat
• Secara tegas, dengan suatu akta
• Secara diam-diam, dgn suatu perbuatan mis menerima
2. Menerima secara beneficier  menerima warisan dgn
syarat harta peninggalan bukan hutang
3. Menolak warisan  ahliwaris melepaskan hak utk mewaris
Pihak yg tersangkut dlm warisan :
1. Fideicomnis  pemberian warisan melangkah
2. Pelaksana wasiat (executeur testamentaire)
3. Pengelola/yg mengurus wasiat (bewind voerder)
Sifat kekeluargaan
• Sifat warisan dlm suatu masy. tertentu(seperti masy.adat) berhubungan
erat dgn sifat kekeluargaan serta pengaruhnya pd kekayaan dlm masy.
itu.
• Sifat kekeluargaan di Indonesia ada 3, yaitu :
1. Sifat kebapakan (patriachaat, vaderrechtelijk) : masy. yg lbh mengu-
tamakan laki-laki. Mis: masy. batak, ambon, bali. Dlm sifat kebapakan
ini, yg mendpt warisan hanya anak laki-laki. Perempuan tdk
merupakan ahli-w. Di Bali, hanya anak tertua saja yg sering mewarisi
seluruh harta peninggalan, tetapi dgn kewjbn memelihara adik-adiknya
serta mengawinkan mereka.
2. Sifat keibuan (matriarchaat, moederrechtelijk): masy. yg lebih meng-
utamakan perempuan. Tdp di Minangkabau. Mnrt hk adat
Minangkabau, jika seorg laki-laki meninggal-d, mk anak-anaknya tdk
merupakan ahli-w dr harta pencahariannya. Hartanya diwarisi oleh
sdr-sdrnya sekandung. Apabila dia menginginkan agar anaknya
mendpt warisan atas harta peninggalannya, mk sebelum meninggal dpt
dibuat hibah kpd anak-anaknya.
3. Sifat kebapak-ibuan (parental, ouderrechtelijk) : masy. yg tdk ada
mengutamakan laki-laki atau pr. Mis : masy Jawa, Melayu. Dlm
masya. ini, baik lk maupun pr merupakan ahli-w bpk maupun ibunya.
Ada 2 cara mendapatkan Waris :
1.Ab intestato  mendapat warisan menurut UU
2.Testamentaire  mendapat warisan karena wasiat
Unsur warisan :
1.Pewaris (erflater)  yang meninggal dunia
2.Ahli waris (erfgenaam)  yang berhak atas warisan
3.Harta peninggalan (nalatenschap)  harta yang
meninggal dunia
Asas-asas Hukum Waris
1. Yg dpt diwariskan hanya hak-hak dan kewajiban-kewajiban dlm lapangan hk
kekayaan harta benda saja, yaitu yg dpt dinilai dgn uang.
2. Terbukanya/terluangnya warisan : sjk seorg meninggal. Ahli-w mempunyai hak
saisine : sekalian ahli-w demi hk memperoleh hak milik atas brg, sgl hak dan sgl
piutang si meninggal (Pasal 833 KUH Perdata).
3. Ahli-w berhak utk menuntut harta si meninggal dr siapa saja atas dasar haknya sbg
ahliwaris. Hak disebut hak hereditatis petitio (Psl 834 dan 835 KUH Perdata).
4. Tiap org cakap utk mewarisi, meskipun seorang bayi yg baru lahir.
5. Org yg berhubung dgn jabatan atau pek.nya maupun hubungannya dgn si meninggal
tdk diperbolehkan menerima keuntungan dr suatu wasiat, yaitu : notaris dan saksi
pembuatan wasiat; pendeta yg melayani atau tabib yg merawat si meninggal selama
sakitnya yg terakhir. Bahkan pemberian warisan dlm surat wasiat kpd perantara dr
org-org ini dpt dibatalkan.
• Pasal 838 KUH Perdata ditetapkan org yg krn perbuatannya, tdk patut (onwaardig)
menerima warisan, yaitu :
– Ahli-w yg telah dihukum krn membunuh / mencoba membunuh si meninggal.
– Ahli-w yg menggelapkan, memusnahkan, memalsukan surat wasiat atau dgn
kekerasan atau ancaman telah menghalangi si meninggal membuat wasiat.
• Alasan-alasan di atas, menyebabkan seseorang tdk patut menjadi waris, berlaku juga
sbg halangan menerima pemberian-pemberian dlm suatu testamen/wasiat, kec. jika
dlm surat wasiatnya masih jg memberikan warisan pada org tsb, hal itu dianggap sbg
suatu “pengampunan” pd org itu (pasal 912 KUH Pdt).
Golongan Ahli Waris :
1. Golongan I, yaitu janda/duda, anak dan atau keturunannya
Bagian janda/duda = anak, kecuali janda/duda dari perk. kedua tdk boleh lebih ¼
dari harta, apabila ada anak dari perk. sebelumnya
2. Golongan II, yaitu orangtua, sdr kandung dan atau keturunannya
Bgn orgtua = sdr, tp orgtua tdk boleh kurang dari ¼ dari harta. Jika ada sdr sebpk
atau seibu, harta dibagi dua dulu, ½ utk sdr sebapak; ½ lagi utk sdr seibu. Sedang
sdr seibu dan sebapak mendpt bgn dr keduanya
3. Golongan III, yaitu kakek dan atau nenek
Harta dibagi 2 dulu (kloving), ½ utk keluarga kakek dan; ½ lagi utk kel. nenek
4. Golongan IV, jika gol III tdk ada, mk tiap-tiap bgn separuh dari
pancer ayah atau pancer ibu tadi jatuh pd sdr sepupu si wafat, yaitu
sekakek atau senenek (s.d. derajat ke-6) secara sama rata.
Kalau gol I s.d. IV tdk ada, mk harta dpt dituntut anak luar kawin diakui,
bila ia juga tdk ada mk harta jatuh/dikuasai negara
Yg Hrs Diperhatikan Dlm Perhitungan Warisan
1. Bagian laki-laki = bagian perempuan
2. Bagian anak = bagian janda / duda
3. Bagian bpk/ibu = bgn sdr, tapi bgn bpk/ibu min ¼ (dlm hal
ini bgn orgtua dibayar dulu, sisanya: boedel, utk bgn sdr)
4. Apabila ada ahli waris gol I, gol lain tdk mendapat warisan
5. Plaatsverfulling (penggantian waris) hanya terjadi jika yg
digantikan tlh meninggal
6. Jika ada wasiat, mk harus dihitung dulu apakah melanggar
legitime portie. Kemudian wasiat dijalankan dulu, sisanya
merupakan boedel utk ahli waris
7. Bgn ahli waris = staak x HP
(Staak = cabang ahli waris; HP = Harta Peninggalan)
8. LP anak = LP x staak x HP
(LP = Legitime portie)
Contoh soal hukum waris 1:
Seseorg meninggal-d (P), ada baginya janda (J), 2 org ank lk dan wanita (AL dan AW),
seorg cucu lk dari anak pr (CL), bpk(BP), ibu (IB), seorg sdr lk (SL), seorg sdr
wanita (SW) dan ibu mertua (IM); meninggalkan harta sebesar Rp 12 jt. Kewarisan
tunduk pd KUH Perdata.
• Pertanyaan :
1. Buat skema kewarisan keluarga dan
2. Siapa ahli warisnya serta brp besar bgn masing-masing ?
Jawaban : a. Skema Kewarisan :

Utk mengetahui siapa ahli-waris, mk terlebih


BP IB IM dahulu hrs dilihat apakah ada golongan I. Mnrt
KUHb.Pdt apabila
Ahli-w : golada gol yg
I; anak (ALlbh kecil
dan AW)mk gol yg
dan
lbh besar tdk mewaris.
janda Mis
(J).: jika ada gol I, mk
SL P gol II, dst tdkpeninggalan
Harta mendpt warisan.
= 12 Dlm hk
SW J
dikatakan bhwmsg-msg
Besar bgn gol yg lbh besar tertutup
ahli-w= haknya
Staak x HP
utkx mewaris.
= 1/3 12= Rp 4 jt
ML Ahli-w gol I : anak, janda /duda, dan atau
AL AW keturunan anak

CL
Contoh soal hukum waris 2:
Seseorg meninggal-d (P), ada baginya janda (J), 2 org ank lk dan wanita (AL dan AW),
seorg cucu lk dari anak pr (CL), bpk(BP), ibu (IB), seorg sdr lk (SL), seorg sdr
wanita (SW). Sebelum kawin pewaris (P) mempunyai harta sebesar Rp 40 jt dan
selama perk. penghasilan pewaris (P) sebesar Rp 100 jt. Sedangkan harta janda (J)
sebelum kawin sebesar Rp 20 jt dan selama perk. pengahasilan janda (J) sebesar Rp
80 jt. Kewarisan tunduk pd KUH Perdata.
• Pertanyaan :
1. Buat skema kewarisan keluarga dan
2. Siapa ahli warisnya serta brp besar bgn masing-masing ?
Jawaban : a. Skema Kewarisan :
BP IB b. Terjadi percampuran harta suami dan isteri
menjadi harta persatuan: 40+100+20+80 = 240
jt. Jk putus perk, mk baik suami maupun isteri
berhak ½ dr harta persatuan. Harta
SL P
SW J peninggalan : bgn P dari harta persatuan, yg
akan diwariskan kpd ahli waris yaitu ½ x 240 =
Rp 120 jt.
AL AW ML Ahli-w : gol I; anak (AL dan AW) dan janda (J).
Besar bgn msg-msg ahli-w= Staak x HP
CL = 1/3 x 120 = Rp 40 jt
Penyelesaian contoh soal 2 utk golongan I :
Harta peninggalan : harta bgn pewaris (P) dari harta persatuan. Menurut
sistem KUH Pdt terjadi percampuran harta suami dan isteri menjadi harta
persatuan, yaitu Rp 40 jt + Rp 100 jt + Rp 20 jt + Rp 80 jt = Rp 240 jt.
Jk putus perk, mk baik suami maupun isteri berhak ½ dr harta persatuan.
Krn dlm contoh soal ini, suami (P) sbg pewaris, mk harta peninggalan yg
akan diwariskan kpd ahli waris = ½ dr harta PERSATUAN bgn P, yaitu
½ x Rp 240 juta = Rp 120 juta.
Kemudian utk mengetahui siapa ahli-w dari P. Dilihat dulu, apakah ada
golongan I. Jika ada gol. I, mk gol. ahli-w lainnya tdk berhak atas
warisan. Yg termasuk gol. I adalah anak, keturunannya dlm garis
lurus kebawah, janda atau duda. Jadi ahli-w : anak (AL dan AW) serta
janda (J). Sedangkan cucu (CL) tdk mendapat warisan krn orangtuanya
masih hidup.
Krn bgn anak laki-laki = bgn anak pr sama, begitu juga janda atau duda
bagiannya = bgn anak, mk harta peninggalan dibagikan kpd 3 org ahli-w
(AL, AW dan J) , yaitu 1/3 x Rp 120 jt = Rp 40 jt. Dgn demikian janda
(J) akan berhak atas ½ dr harta persatuan + bagiannya dr warisan, yaitu
Rp 120 jt + Rp 40 jt = Rp 160 jt
Contoh soal hukum waris 3:
Seseorg meninggal-d, ada baginya janda, 2 org ank lk dan pr, seorg cucu
lk dari ank pr, bpk, ibu, seorg sdr lk, seorg sdr pr. Sebelum kawin
pewaris (P) memp. harta sebesar Rp 40 jt dan selama perk. penghasilan
pewaris (P) sebesar Rp 100 jt. Sedangkan harta janda sebelum kawin
sebesar Rp 20 jt dan selama perk. penghasilan janda sebesar Rp 80 jt.
Sebelum perk. dilangsungkan kedua belah-pihak membuat perjanjian
perk. percampuran terbatas berbentuk keuntungan dan kerugian
• Pertanyaan :
1. Buat skema kewarisan keluarga dan
2. Siapa ahli warisnya serta brp besar bgn masing-masing ?
Jawab : a. Skema Kewarisan :
BP b. Dlm perj perkwn percampuran terbatas
IB
berbentuk keuntungan dan kerugian berarti yg
bercampur hanya yg diperoleh selama perkwn
(100 + 80 = 180), sedangkan yg diperoleh seb.
SL P J kwn tetap bgn masg-msg.Harta peninggalan :
SW
harta yg pewaris seblm kawin ditambah ½ dr
harta persatuan terbatas= 40+ (1/2 x180)= 130.
AL AW ML
Ahli-w : gol I; anak (AL dan AW) dan janda (J).
Bsr bgn msg-msg ahli-w(J,AL,AW)= Staak x HP
CL
= 1/3 x 130 = Rp 43,33 jt
Contoh soal hukum waris 3 :
Seseorang meninggal dunia (P), ada baginya janda (J), 2 orang anak laki-
laki dan wanita (AL dan AW), bapak (B), ibu (I), seorg sdr laki-laki
(SL), seorg sdr wanita (SW), seorg cucu laki-laki dari anak
perempuan (CL), seorg anak luar kawin laki-laki ALKD,
meninggalkan harta sebesar Rp 24 juta. Kewarisan tunduk pada KUH
Perdata.
• Pertanyaan :
1. buat skema kewarisan keluarga dan
2. siapa ahli warisnya serta berapa besar bagian masing-masing ?
Contoh soal hukum waris 1:
Seseorg meninggal-d (P), ada baginya janda (J), 2 org ank lk dan wanita (AL dan AW), seorg
cucu lk dari anak pr (CL), bpk(BP), ibu (IB), seorg sdr lk (SL), seorg sdr wanita (SW) dan ibu
mertua (IM ), seorg anak luar kawin laki-laki ALKD, meninggalkan harta sebesar Rp 24 juta.
Kewarisan tunduk pada KUH Perdata.
• Pertanyaan :
1. Buat skema kewarisan keluarga dan
2. Siapa ahli warisnya serta brp besar bgn masing-masing ?
Jawaban : a. Skema Kewarisan :

BP Utk mengetahui siapa ahli-w, mk terlebih dahulu


IB hrs dilihat apakah ada gol I. Apabila ada gol yg
lbh kecil mkgol
b. Ahli-w: golI; yg lbh(AL
anak besar
dantdk
AW),mewaris. Dlm
janda (J),
hk dikatakan bhw golALKD.
dan yg lbh besar tertutup
SL P haknya utk Harta
mewaris.Ahli-w
peninggalangol=I 24
: anak, janda
SW J
Besar bgn/duda,
ALKD= danbgnatau keturunan
ALKD x Staakanak
x HP, yaitu
Besarnya bgn ALKD,
= 1/3 tergantung
x ¼ x 24 = dia
2 mewaris dgn
AL ALKD siapa. Apabila
Boedel dia mewaris
setlh dikurangi dgnALKD=
bsr bgn gol I, 24
mk–bgnnya
2 = 22
AW
adalahbgn
Besar 1/3msg-msg
dr seandainya
ahli-w ia anak sah.Staak
(AL,AW,J)= Bgn ALKD
x HP
hrs dikeluarkan
= 1/3dulu,
x 22=sisanya
Rp 7,22adalah
jt boedel.
Boedel ini dibagikan kpd ahli-w lainnya.
Contoh soal hukum waris 4:
Seseorg meninggal-d (P), 2 org ank laki-laki dan wanita (AL dan AW),
bapak (B), ibu (I), meninggalkan harta sebesar Rp 24 jt. Sebelum
meninggal-d ada memberikan wasiat sebesar Rp 15 jt. Kewarisan
tunduk pd KUHPerdata.
• Pertanyaan : Buatlah skema kewarisan / keluarga ?
1. Berapa besar wasiat yang bisa dijalankan ?
2. Siapa ahli warisnya serta berapa besar bagian masing-masing ?
Ahli waris : anak AL dan AW
LP anak AL = LP x staak x HP - = 2/3 x ½ x 24 = 8
LP anak AW = LP x staak x HP - = 2/3 x ½ x 24 = 8
Wasiat yg bisa dijalankan = wasiat - LP anak AL -LP anak AW
= 24 - 8 – 8 = 8
Inbreng = wasiat – wasiat yg bisa dijlnkan - =15-8= 7
Inkorting = wasiat – wasiat yg bisa dijlnkan - =15-8= 7
Contoh soal HK waris 4 wasiat dan janda:
Seseorg meninggal-d (P), ada baginya janda, 2 org ank laki-laki dan wanita (AL dan
AW), bapak (B), ibu (I), meninggalkan harta sebesar Rp 24 jt. Sebelum
meninggal-d ada memberikan wasiat sebesar Rp 15 jt. Kewarisan tunduk pd
KUHPerdata.
• Pertanyaan : Buatlah skema kewarisan / keluarga ?
1. Berapa besar
2. wasiat yang bisa dijalankan ?
3. Siapa ahli warisnya serta berapa besar bagian masing-masing ?
Ahli waris : anak AL dan AW serta Janda
LP anak AL = LP x staak x HP - = 2/3 x ½ x 24 = 8
LP anak AW = LP x staak x HP - = 2/3 x ½ x 24 = 8
Wasiat yg bisa dijalankan = wasiat - LP anak AL -LP anak AW
= 24 - 8 – 8 = 8
Inbreng = wasiat – wasiat yg bisa dijlnkan - =15-8= 7
Inkorting = wasiat – wasiat yg bisa dijlnkan - =15-8= 7
Boedel setelah dikurangi wasiat yg bisa dijlnkan = HP - wasiat yg bisa dijlnkan
= 24 – 8 = 16
Besar bgn msg-msg ahli-w (AL, AW dan Janda ) = staak x bodel
= 1/3 x 16 = 5, 33
Contoh soal hukum waris 5:
Seseorg meninggal-d (P), ada baginya janda, 2 org
ank laki-laki dan wanita (AL dan AW), bapak (B),
ibu (I), meninggalkan harta sebesar Rp 24 jt.
Sebelum meninggal-d ada memberikan wasiat
sebesar Rp 15 jt. Kewarisan tunduk pd KUHPerdata.
• Pertanyaan :
1.Buatlah skema kewarisan / keluarga ?
2.Berapa besar wasiat yang bisa dijalankan ?
3.Siapa ahli warisnya serta berapa besar bagian
masing-masing ?
Contoh soal hukum waris 6:
Seseorang meninggal dunia ada baginya bapak, ibu,
seorg sdr laki-laki, 2 org sdr wanita, meninggalkan
harta sebesar Rp 24 juta. Kewarisan tunduk pada
KUH Perdata.
• Pertanyaan :
1. Buat skema kewarisan / keluarga
2. Siapa ahli warisnya dan brp besar bgn masing-
masing ?
Aw= Gol II, yaitu bpk, ini, sdr lk an sdr pr
Besar bgn msg2 = staak x HP
= ¼ x 24 = 6 jt
Jenis wasiat menurut isinya
1. Pengangkatan waris (erfsteling)menerima dgn titel umum
2. Hibah wasiat (legaat)  diberikan bgn tertentu dr wasiat
Legataris : yg menerima legaat
Wasiat (testament) : suatu pernyataan dr seseorg ttg apa yg
dikehendaki-nya setelah ia meninggal-d. Pd azasnya suatu pernyataan
yg demikian, keluar dr satu pihak saja (eenzijdig) dan setiap waktu dpt
ditarik kembali oleh yg membuatnya. Wasiat atau testamen, tdk boleh
bertentangan dgn UU. Pembatasan pernyataan dlm wasiat penting,
terutama dlm hal legitime portie (bagian mutlak ahli waris).
Jenis wasiat menurut bentuknya :
1. Wasiat olografis (olographis testament); ditulis tangan sendiri dan
diserahkan kpd notaris utk disimpan dgn 2 org saksi
2. Wasiat umum (openbare testament); dibuat oleh notaris dan dihadiri 2
saksi.
3. Wasiat rahasia; dibuat dan ditanda-t oleh pemberinya, dan diserahkan
sendiri, dlm keadan tertutup dan disegel, kpd notaris dgn 4 saksi.
LIGITIME PORTIE (BAGIAN MUTLAK)
Ligitime portie : bagian mutlak para ahli waris yg sama sekali
tdk dpt dilanggar dgn penetapan yg dimuat dlm testamen.
Jadi ligitime portie merupakan pembatasan kemerdekaan
pemberi wasiat menurut kehendaknya.
Besarnya ligitime portie bagi anak sah (Ps 914 KUH Perdata) :
1. Kalau hanya seorang anak = 1/2 dari bagiannya
2. Kalau hanya 2 orang anak = 2/3 dari bagiannya
3. Kalau hanya 3 orang anak atau lebih = 3/4 dari bagiannya
Ligitime portie para ahli waris dlm grs lurus ke atas = 1/2 dr bagiannya.
Jika tdk ada penerima ligitime portie (legitimaris), mk semua harta bisa
dihibahkan dan atau diwasiatkan kpd org lain
Kewarisan Anak Luar Kawin Diakui (ALKD)
Besarnya bagian ALKD :
1. 1/3 bagian dari seandainya ia mewaris dgn gol I
2. 1/2 dari warisan, jika ia mewaris dgn keluarga sedarah dlm
garis ke atas atau sdr (atau keturunannya)
Yang mewarisi harta ALKD :
1. Keturunannya dan isteri (suami); jika tdk ada
2. Bapak dan atau ibu yg mengakui, bersama sdr-sdr beserta
keturunannya; jika tdk ada
3. Keluarga terdekat dari ayah atau ibu yg mengakuinya.
• Anak zinah dan anak sumbang tdk berhak atas warisan, ia hanya
berhak sekedar nafkah yg cukup utk hidup (Ps 867 KUH Perdata)
HUKUM PERIKATAN (VAN VERBINTENIS RECHT)
van Verbintenis (perikatan) : suatu perhubungan hk antara
dua pihak dlm lapangan harta benda, dimana pihak yg satu
berhak menuntut sesuatu dari pihak yg lain, dan pihak yg
lainnya berkewajiban utk memenuhi apa yg dituntut pihak
yg lain.
Subjek perikatan :
1. pihak yg berhak atas sesuatu disebut yg berpiutang, kreditor,
atau pihak yg aktip
2. pihak yg berkewajiban utk memenuhi disebut yg berhutang,
debitor, atau pihak yg pasip
3. pihak ketiga
Barang sesuatu yg dpt dituntut dinamakan “prestasi”
Objek perikatan :
1. Utk memberikan sesuatu (geven);
2. Utk berbuat sesuatu (doen); atau
3. Utk tdk berbuat sesuatu (niet doen). (Ps 1234 KUH Pdt)
SKEMA PERIKATAN
UU Mis. -alimentasi plicht (kew ank thd orgtua) ps 321
saja -burrenrecht (hk tetangga) ps 625
UU
ps 1352 Sesuai hk -Zaakwarneming
UU Krn (rechtmatige daad)
Mis.
(Perb. sukarela)
perbuatan -Onverschuldigde
manusia Melawan hk ps 1365 betaling (pemba-
Ps 1353 (onrechtmatige daad) yaran tak terutang)
Perikatan (van verbintenis ) :
Unsurnya
suatu perhubungan
ps 1354 dan 1359.
Perikatan hk antara dua pihak dlm lapangan harta benda,
Ps 1233 BW dimana pihak yg satu yg Bertentangan
berhak menuntut
1. Perbuatan sesuatudgndr:
pihak yg lain, dan pihak 1. hak subjektif org
yg lainnya berkewajiban
2. Kesalahan
utk memenuhi apa yg dituntut pihak yglain
3. Kerugian
lain
4. Hub. causal 2. kewjbn hk sendiri
3. kesusilaan
4. kepatutan
Perj bernama
Perjanjian
Perjanjian
Tdk bernama
PERBUATAN MELAWAN HUKUM (ONRECHTMATIGEDAAD)
Istilah lain : Perbuatan Melanggar Hukum; Tindakan Melanggar Hukum; Tindakan Melawan Hukum;
Perbuatan Menyalahi Hukum
Perbuatan melawan hukum (sejak thn 1919 dlm arti luas) : suatu perbuatan atau kealpaan, yg
bertentangan dgn hak org lain, atau bertentangan dgn kewajiban hk si pelaku atau bertentangan,
baik dgn kesusilaan baik maupun dgn keharusan yg harus diindahkan dlm pergaulan hdp thd org
lain atau benda, sdg brg siapa karena salahnya sbg akibat perbuatannya itu tlh mendatangkan
kerugian pd org lain, berkewajiban membayar ganti-kerugian.
• Syarat-syarat/unsur-unsur perbuatan melawan hukum adalah :
1. Perbuatan melawan hukum;
2. Kesalahan (schuld);
3. Kerugian (schade); dan
4. Hubungan kausal (oorzakelijk verband).
ad. 1. Perbuatan ("daad"), termasuk perbuatan segi aktif/positip dan pasip/negatipnya, yg :
–Bertentangan dgn hak org lain, yaitu bertentangan dgn subjektiefrecht org lain.
–Bertentangan dgn kewajiban hukumnya sendiri
• Dlm hal ini termasuk pelanggaran hk pidana, seperti pencurian, penggelapan, penipuan.
–Melanggar kesusilaan baik, yaitu norma-norma kesusilaan, sepanjang norma-norma tsb oleh
pergaulan hdp diterima sbg aturan-aturan hk yg tdk tertulis.
–Bertentangan dgn keharusan yang harus diindahkan dlm pergaulan masyarakat mengenai
benda atau org lain.
• a.d. 2. Kesalahan (schuld)
Penyalahgunaan hak
(abus de droit-Prcs, misbruik van recht-Bld)

Penyalahgunaan hak : menggunakan hak secara


tdk patut, yg ditujukan semata-mata utk
merugikan org lain.
• Unsur penyalahgunaan hak :
1. Perbuatan yg tidak patut.
2. Untuk merugikan orang lain.

Gugatan penyalahgunaan hak diajukan berdasar-


kan perbuatan melawan hk sebagaimana diatur
dlm Pasal 1365 KUH Perdata.
Pengertian Perjanjian
Perjanjian : suatu perbuatan dimana satu org atau lebih mengikatkan diri
terhadap satu org lain atau lebih (Ps 1313 KUH Perdata)
Perj diatur dlm Buku III KUH Pdt ‘Tentang Perikatan’ (van verbintenis).
Perjanjian (=persetujuan) terjemahan “oveerencomsten” – bhs Bld.
Perikatan (= perutangan) terjemahan dari “verbintenis”.
Kettn umum buku III KUH Perdata (bab I s.d. IV) diperlakukan utk
semua perikatan/perj, baik yg diatur dlm bab III (kecuali Pasal 1352
dan 1353) dan bab V s.d. XVIII KUH Pdt maupun dlm KUH Dagang.
Pemberlakuan ini berdasarkan asas lex specialis derogat lex generali” :
kettn yg bersifat khusus mengenyampingkan kettn yg bersifat umum.
– Pasal 1319 KUH Perdata “Semua perj, baik yg memp. nama maupun yg tdk memp.
nama tertentu, tunduk pd kettn-kettn umum yg termuat dlm bab ini”. Yg dimaksud
“bab ini dan bab yg lalu” dlm pasal ini ialah bab II tentang perikatan-perikatan yg
dilahirkan dari perj dan bab I tentang perikatan-perikatan pd umumnya.
– Pasal 1 KUH Dagang : “KUH Perdata berlaku juga bagi hal-hal yg diatur didlm
Kitab UU ini, sekedar di dlm Kitab UU ini tdk diatur secara khusus menyimpang”.
Subjek Perikatan
Subjek perikatan : para pihak yg terlibat dlm perikatan.
1.Kreditor : org/pihak yg berhak atas suatu prestasi dari
debiturnya.
Pihak yg berhak menuntut, pihak yg aktip, disebut juga yg
berpiutang .
2.Debitor : org/pihak yg dlm suatu perikatan berkewajiban utk
memberikan prestasi kpd kreditur.
Pihak yg diwajibkan memenuhi tuntutan itu, merupakan
pihak yg pasip, disebut yg berhutang
Pihak yg terikat dgn suatu perjanjian :
1.para pihak yg mengadakan perjanjian itu sendiri;
2.para ahli waris mereka dan mereka yg mendpt hak
daripadanya;
3.pihak ketiga.
Objek Perikatan (Pasal 1234 KUH Perdata)
1. Untuk memberi/menyerahkan sesuatu,
misalnya jual-beli, tukar-menukar;
2. Berbuat sesuatu, misalnya : perjanjian
pemborongan, membuat lukisan, perjanjian
perburuhan; atau
3. Tdk berbuat sesuatu, misalnya: tdk
mendirikan perusahaan sejenis.
Asas kebebasan berkontrak
(beginsel der contracsvrijheid, freedom of making contract)
• Asas kebebasan berkontrak : asas memperkenankan org secara bebas
utk membuat perj mengenai apa saja dan dgn bentuk yg bebas pula,
asal isinya tdk dilarang UU, tdk bertentangan dgn kesusilaan dan tdk
bertentangan dgn ketertiban umum.
• Dgn adanya asas kebebasan berkontrak, maka lazim disebut Buku III
KUH Perdata menganut Sistem Terbuka.
• Asas kebebasan berkontrak, memberikan keleluasaan utk membuat perj
yg sama sekali blm ada diatur dlm per-UU-an. Mis : perj. sewa-beli.
• Kebebasan juga utk memperjanjikan lain / berbeda dgn yg ada diatur
dlm KUH Perdata. Shg sering jg dikatakan bahwa aturan dlm Buku III
KUH Perdata, pada umumnya merupakan “hukum pelengkap”
(aanvullendrecht, optional law).
• Pasal-pasal dr hk perj. merupakan hk pelengkap (optional law), artinya
pasal-pasal itu boleh disingkirkan manakala dikehendaki oleh pihak-
pihak yg membuat suatu perj.
• Asas kebebasan berkontrak disimpulkan dari Ps 1338 ayat (1) KUH
Perdata, berbunyi : ‘Semua perj yg dibuat sesuai secara sah
berlaku sbg UU bagi mereka yg membuatnya’.
SYARAT SAHNYA PERJANJIAN (Pasal 1320 KUH Perdata)
1.Kesepakatan mereka yg mengikatkan dirinya (mutual consent atau
mutual agreement) ;
Tdk ada kesepakatan jika :
– Ada kekeliruan/kekhilafan (dwaling, error/mistake); Pasal 1322 KUH Perdata.
– Ada paksaan (dwang), Pasal 1323 s.d. 1327 KUH Perdata, atau
– Ada penipuan (bedreg, deceit); Pasal 1328 KUH Perdata.
2.Kecakapan utk membuat suatu perikatan (capacity) ;
Dewasa; tdk di bawah pengampuan; dan pd umumnya semua org yg oleh UU
dilarang utk membuat perjanjian tertentu (1330 KUH Perdata).
3. Adanya sebab tertentu (a certain subject matter);
Objek perj sdh ada pd saat perj dibuat, atau setidak-tidaknya sdh akan ada (Ps 1332
s.d. 1335 KUH Perdata).
4. Suatu sebab yang tdk terlarang (a legal causa) .
Objek perj tdk dilarang UU, tdk bertentangan dgn kesusilaan atau ketertiban umum.
• Syarat 1 dan 2 disebut syarat subjektif; yg jika tdk dipenuhi, maka perj dpt
dibatalkan (vernieteg baar, canceling, annullment)
• Syarat 3 dan 4 disebut syarat objektif; apabila tdk terpenuhi mk perj batal demi hk
(nieteg baar, null and void)
Akibat sahnya perjanjian
Akibat sahnya perjanjian :
1.Berlaku sebagai UU bagi mereka yg membuatnya.
2.Tdk dpt ditarik kembali selain dgn kesepakatan kedua belah
pihak, atau karena alasan-alasan yg ditentukan oleh UU.
3.Harus dilaksanakan dgn itikad baik. (Ps 1338 KUH Perdata)
Kapan Lahirnya Perjanjian ?
•Asas konsensualitas  perj. sdh dilahirkan/ terjadi sejak detik
tercapainya kata sepakat.
Dari asas ini disimpulkan bhw perj dpt dibuat secara lisan atau dlm bentuk tertulis
berupa akta (akta otentik/dibawah-t).
Akta : tulisan yg dibuat guna membuktikan sesuatu, diberi tgl dan ditanda-t.
Akta otentik : akta yg dibuat oleh atau dihadapan pejabat yg berwenang.
Tujuan perj dibuat secara tertulis : sbg alat bukti lengkap dr apa yg diperjanjikan.
•Perj formalitas (formal agreement) : suatu perj lahir sejak dipenuhinya
formalitas/ perbuatan tertentu.
•Perj riel : perj yg agar sah harus dilakukan dgn perbuatan tertentu.
Mis : penitipan lahir sejak brg diserahkan (Pasal 1694 KUH Perdata), pinjam-pakai
lahir sejak barang diserahkan (Pasal 1740 KUH Perdata).
•Umumnya perj bersifat obligationer/obligatory, artinya perj yg dibuat
oleh pihak-pihak itu baru dlm taraf menimbulkan hak dan kewajiban
saja, belum memindahkan hak milik (ownership).
–Hak milik baru berpindah, apabila diperjanjikan tersendiri yg disebut perjanjian yg
bersifat kebendaan (zakelijke overeenkomst, delivery contract).
Yang harus dilaksanakan debitor
Dlm pelaksanaan perj dgn itikad baik (te goeder trouw, in good faith),
debitor harus melaksanakan :
– kewajiban yg secara tegas diatur dlm perj,
– sifat perjanjian yg diharuskan oleh :
• kepatutan,
• kebiasaan, atau
• UU
– hak-hak dan kewajiban-kewajiban yg sdh lazim diperjanjikan
Pasal 1339 KUH Perdata : “perj-perj tdk hanya mengikat utk hal-hal yg
dgn tegas dinyatakan didalamnya, tetapi juga sgl sesuatu yg menurut
sifat perj yg diharuskan oleh kepatutan, kebiasaan, atau UU”.
Pasal 1347 KUH Perdata : hak-hak dan kewjbn-kewjbn yg sdh lazim
diperjanjikan dlm suatu perj (gebruikelijk beding), meskipun pd suatu
waktu tdk dimasukkan dlm suatu perj, harus juga dianggap tercantum
dlm perj.
MACAM-MACAM PERJANJIAN
• Jika msg-msg pihak hanya ada satu org, sdgkan sesuatu yg dpt dituntut hanya berupa
satu hal, dan penuntutan ini dpt dilakukan seketika, mk perikatan ini merupakan btk
yg paling sederhana disebut perikatan bersahaja atau perikatan murni.
• Disamping itu, hk perdata mengenal macam perikatan, yaitu :
1.Perikatan bersyarat (Pasal 1253 – 1267 KUH Perdata);
–syarat tangguh : perikatan lahir pd detik terjadinya syarat / peristiwa tertentu.
–syarat batal : perikatan justru berakhir/dibatalkan apabila peristiwa dimaksud
terjadi.
2.Perikatan dgn ketetapan waktu (Pasal 1268– 1271 KUH Perdata);
3.Perikatan mana suka/alternatip (Pasal 1272 – 1277 KUH Perdata);
4.Perikatan tanggung-menanggung (Pasal 1278 – 1295 KUH Perdata)
Perikatan semacam ini, disalah satu pihak terdapat beberapa org
5.Perikatan yg dpt dibagi dan yg tak dpt dibagi (Psl 1296 – 1303 KUH Pdt);
Suatu perikatan dpt atau tdk dpt dibagi, adalah sekedar prestasinya dpt dibagi
menurut imbangan, pembagian mana tdk boleh mengurangi hakekat prestasi itu
6.Perikatan dengan ancaman hukuman (Ps 1304 – 1312 KUH Pdt).
Si berhutang diwajibkan melakukan sesuatu apabila perikatannya tdk dipenuhi.
Mis. mengganti kerugian yg diderita si berpiutang, krn tdk dipenuhinya / perj.
Jenis-jenis perjanjian
1. Perj sepihak : perj yg memberikan kewjbn kpd satu pihak dan hak pd pihak lainnya.
Misalnya perj hibah (Pasal 1666 KUH Perdata).
2. Perj timbal-balik (bilateral contract) : perj yg memberikan hak dan kewajiban kpd
kedua belah pihak. Misalnya jual-b, sewa-m.
3. Perj bernama (benoemd, specified)/perj khusus/tertentu : perj yg sdh ada nama
sendiri dan tlh diatur dlm UU. Diatur dlm buku III bab V s.d. XVIII KUH Pdt.
4. Perj. tdk bernama (onbenoemd, unspecified) : perj yg blm diatur dlm KUH Pdt/UU.
5. Perj tambahan (accessoir) : perj tambahan yg dibuat utk mengikuti perj pokok.
Misalnya perj gadai, Fidusia, hipotik, hak tanggungan.
6. Perj formalitas : suatu perj yg uthk sahnya diharuskan dibuat dlm btk tertentu..
7. Perj baku : suatu perj tertulis dimana isinya ditetapkan secara sepihak oleh kreditur
yg posisinya relatip kuat dari debitur
Istilah: standard contract, atau standard voorwaarden. Dgn perj baku ini, maka
kreditor akan memperoleh efisiensi dlm pengeluaran biaya, tenaga dan waktu serta
umumnya dibuat secara massal dan kolektip, shg ‘Vera Bolger’, menamakannya sbg
‘take it or leave it contract’.
Dlm perj baku umumnya dicantumkan klausul eksenorasi, yaitu klausul yg
dicantum-kan dgn maksud menghindarkan diri /mengurangi kewajibannya dgn
membayar ganti-r, yg terjadi karena ingkar janji (wanprestasi) atau perbuatan
melawan hk.
8. Perj pendahuluan (Memorandum of Understanding (MoU) : perj yg dibuat utk
mempersiapkan perj yg akan disepakati.
Dlm bhs Inggris biasa dinamakan later of intent.
Wanprestasi Dan Kriterianya
Apabila debitur tdk melakukan apa yg dijanjikan akan dilakukannya, maka dikatakan ia
melakukan wanprestasi (alpa atau lalai) / ingkar janji / cidera janji.
Wanprestasi : suatu keadaan dimana seorang debitur tdk melakukan janji (tdk
melaksanakan prestasi).
Menurut R. Soebekti, kriteria seorang debitur wanprestasi adalah :
1. Tdk melakukan apa yg disanggupi akan dilakukannya.
2. Melaksanakan apa yg dijanjikan, tetapi tdk sebagaimana yg dijanjikan.
3. Melaksanakan perjanjian tetapi terlambat.
4. Melaksanakan sesuatu yg menurut perjanjian tdk boleh dilakukan.
Menurut Abdulkadir Muhammad, ada 3 keadaan utk menentukan apakah debitor
wanprestasi, yaitu :
1. Debitor tdk memenuhi prestasi sama sekali
Debitor tdk memenuhi kewajiban yg telah disanggupinya utk dipenuhi dlm suatu perj, atau tdk memenuhi
kewajiban yg ditetapkan UU dlm perikatan yg timbul karena UU.
2. Debitor memenuhi prestasi, tetapi tdk baik atau keliru.
Disini debitor melaksanakan atau memenuhi apa yg diperjanjikan atau apa yg ditentukan oleh UU, tetapi
tdk sebagaimana mestinya menurut kualitas yg ditentukan dlm perj atau menurut kualitas yg ditetapkan
UU.
3. Debitor memenuhi prestasi, tetapi tdk tepat pada waktunya.
Disini debitor memenuhi prestasi tp terlambat. Waktu yg ditetapkan dlm perja tdk dipenuhi.
Hukuman yang dikenakan pada debitur yang wanprestasi :
1.Ganti Rugi; membayar kerugian kreditur (Pasal 1243 KUH Perdata).
Meliputi :
1.Biaya : sgl pengeluaran/perongkosan yg nyata-nyata sdh dikeluarkan
oleh satu pihak.
2.Rugi : kerugian krn kerusakan barang kepunyaan kreditur yg
diakibatkan debitur.
3.Bunga : kerugian yg berupa kehilangan keuntungan, yg sdh dihitung
oleh kreditur, tetapi dibatasi hanya kerugian yg diduga saja.
(Pasal 244 s.d. 1246 1248 KUH Perdata).
2.Pembatalan perjanjian/pemecahan perjanjian
Bertujuan membawa kedua belah-p kembali pd keadaan sebelum perj
diadakan (Ps 1266 KUH Pdt). Kalau satu pihak sdh menerima
sesuatu dr pihak lain, mk sesuatu itu harus dikembalikan.
3.Peralihan risiko (Pasal 1237 ayat 2 KUH Perdata)
Risiko : kewjbn memikul tanggung-j jika terjadi suatu peristiwa diluar
kesalahan salah satu pihak, yg menimpa brg objek perj.
4.Membayar biaya perkara, kalau sampai diperkarakan dimuka hakim
(Pasal 181 ayat 1 HIR).
Pembelaan Debitur Yang Dituduh Wanprestasi
1.Krn keadaan memaksa (overmacht, force majeur) Pasal 1244 dan 1245 KUH Pdt
Tdk dipenuhi perj krn ada hal-hal yg sama sekali tdk dpt diduga, dan dimana ia tdk
dpt berbuat apa-apa thd keadaan itu. Jadi debitor tdk dpt dikatakan bersalah.
Overmacht, force majeur dibedakan atas :
1. overmacht absulut/objektif  sama sekali tdk memungkinkan utk melaksanakan
prestasinya/janjinya, karena objek perikatan musnah atau lenyap;
2. overmacht relatip/subjektif  debitor terhalang/tertunda, mengalami kesulitan-
kesulitan atau menghadapi bahaya utk memenuhi prestasinya/janjinya. Misalnya
karena objek itu hrs dibawa melalui sungai tapi surut atau kering.
Vollmar menyebut overmacht subjektif dgn istilah relatieve overmacht, apabila
pemenuhan prestasi itu msh mungkin dilakukan tetapi memerlukan pengorbanan
bsr yg tdk seimbang, atau menimbulkan bahaya kerugian yg bsr sekali bagi
debitor.
2.Mengajukan bahwa kreditur juga lalai (exceptio non adimpleeti contractus).
Membebaskan debitor dari pembayaran ganti rugi  dasar : jurisprudensi.
Pasal 1478 KUH Perdata “si penjual tdk diwajibkan menyerahkan barangnya, jika
pembeli belum membayar harganya, sedangkan penjual tdk telah mengizinkan
penundaan pembayaran kepadanya”.
3.Mengajukan bahwa kreditur telah melepaskan haknya (rechtsverwerking).
Sikap pihak kreditor dari mana pihak debitor boleh menyimpulkan bhw itu sdh tdk
akan menuntut ganti-r.
Cara-cara Hapusnya Perikatan (Perjanjian)
1. Pembayaran (melaksanakan prestasi) Ps 1382 – 1403 KUH Perdata;
Pembayaran hutang bisa oleh debitor, orang yg turut berhutang dan penanggung hutang (borg), bahkan
pihak ketiga; kpd kreditor atau kuasanya, ditempat kreditor/yg ditentukan dlm perjanjian
2. Penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penyimpanan atau
penitipan (konsignasi), Pasal 1404 – 1412 KUH Perdata;
3. Pembaharuan utang (novasi), Pasal 1413 – 1424 KUH Perdata;
Mengganti hutang lama dgn hutang baru, debitor lama dgn baru dan kreditor lama dgn kreditor baru
4. Perjumpaan utang (kompensasi), Pasal 1425 – 1435 KUH Perdata;
Apabila hutang piutang debitor dan kreditor secara timbal balik dilakukan perhitungan
5. Pencampuran utang, Pasal 1436 – 1437 KUH Perdata;
Apabila kedudukan sebagai kreditor dan debitor berkumpul pada satu orang,
6. Pembebasan utang, Pasal 1438 – 1443 KUH Perdata;
Kreditor menegaskan tdk menghendaki lagi prestasi dr debitor dan melepaskan haknya atas pembayaran
7. Musnahnya barang terutang, Pasal 1444 – 1445 KUH Perdata;
8. Adanya kebatalan/pembatalan, Pasal 1446 – 1456 KUH Perdata;
9. Berlakunya satu syarat batal, (Pasal 1265 KUH Perdata)
Syarat batal : syarat/peristiwa yang apabila terjadi justru perikatan itu akan berakhir/dibatalkan.
10.Adanya lewat waktu (kadaluarsa), Pasal 1967 KUH Perdata .
Daluwarsa (lewat waktu) utk memperoleh hak milik atas sesuatu disebut daluwarsa acquisitip,
daluwarsa (lewat waktu) utk dibebaskan dari suatu tuntutan disebut daluwarsa extincip.
HUKUM BENDA
• Dlm arti luas "benda"(Zaak) : sgl sesuatu yg dpt dihaki oleh org.
Disini berarti obyek.
• Dlm arti sempit benda : sbg barang yg dpt terlihat saja.
• Benda : kekayaan seseorang. Dlm arti ini meliputi barang-barang yg
tdk dpt terlihat. Mis : piutang.
• Benda : sgl sesuatu yg dpt menjadi obyek eigendom (hak milik). Jadi
baik brg berwujud maupun tdk berwujud.
• Hk benda (Zaaken Recht) : hk yg mengatur hubungan hk antara
seseorang dgn benda. Zaak diterjemahkan dgn benda atau barang.
• Hukum benda (buku II KUH Perdata) menganut sistim tertutup,
maksudnya : org tdk dpt mengadakan hak-hak kebendaan baru selain
yg tlh diatur/ditetapkan dlm UU.
• Hk benda bersifat memaksa (dwingend recht), artinya harus dipatuhi,
dituruti, tdk boleh disimpangi dgn mengadakan ketentuan-ketentuan
baru mengenai hak-hak kebendaan
Yang diatur dlm hk benda adalah :
1. Tentang pengertian benda;
2. Pembedaan macam-macam benda;
3. Macam-macam hak kebendaan.
Pembedaan Benda
Menurut KUH Perdata, benda dibedakan menjadi :
1.a. Barang berwujud (lichamelijk); Misalnya kursi, meja.
b. Barang tdk berwujud (onlichamelijk); misalnya : piutang.
2.a. Barang bergerak /brg tdk tetap (roerendegoederen). Misalnya: TV.
b. Barang tdk bergerak / brg tetap (onroerendegoederen); Mis: tanah.
3.a. Barang yg habis dipakai (verbruik baar); misalnya : uang, roti.
b. Barang yg tdk habis dipakai (onverbruik baar); Misalnya :
Kendaraan
4.a. Barang yg dpt diperdagangkan (zaaken in de handel); Mis : TV.
b. Barang yg tdk dpt diperdagangkan (zaaken buiten de handel);
Misalnya tanah wakaf, narkotika.
5.a. Barang yg dapat dibagi (delbaar); Misalnya : beras.
b. Barang yg tdk dpt dibagi (ondelbaar) ; Misalnya : seekor kuda.
6.a. Barang yg sudah ada (tegenwoordig zaken);
b. Barang yg akan ada (toekomstige zaken).
Pentingnya membedakan benda menjadi bergerak dan tdk bergerak
1. Bezit; thd brg bergerak (tdk tetap) bezitter-eigenaar (Psl 1977 ayat 1 KUH Pdt).
2. Levering (penyerahan); Secara hk agar sah penyerahan dibedakan atas :
a. Thd brg bergerak levering dilakukan dgn :
-Utk brg berwujud dilakukan dgn penyerahan nyata, cukup dgn penyerahan
kekuasaan. Apabila brg itu telah ditangan si pembeli, dgn pernyataan saja, atau
dgn cara simbolik. Misalnya menyerahkan kuncinya.
-Utk barang tdk berwujud (hak-hak piutang) dilakukan dgn Cessie
-Surat piutang atas bawa dgn dari tangan ke tangan ;
-Surat piutang atas pengganti dgn endossement.
b. Thd brg tdk bergerak, dgn surat penyerahan (akta van transport), yaitu balik
nama dimuka peg. kadaster (Mis. hak atas tanah PP no. 24 thn 97)
Traditio brevi manu (penyerahan dgn tangan pendek) : penyerahan brg kpd pemiliknya
yg sdh menguasai barang tsb sebelumnya (Ps 621 ayat 2 KUH Pdt). Misalnya A
menjual bukunya yg dipinjam B kpd B. (Peminjam berubah menjadi eigenaar).
Constitutum posseserium (penyerahan tangan panjang / penyerahan dgn melanjutkan
penguasaan atas bendanya) : penyerahan brg atau hak milik secara diam-diam.
Misalnya : bukunya dijual, tapi dipinjam lagi (eigenaar berubah jadi peminjam).
3.Daluarsa (Verjaring, lampau waktu); Benda yg dikuasai dgn titel yg sah selama 20
thn akan menjadi pemilik sah dr benda tsb; atau 30 thn apabila tanpa titel yg sah.
4.Pembebanan (bezwaring);
Thd benda bergerak dibebani dgn gadai (pand), sedangkan
Thd benda tdk bergerak dibebani dgn hipotik/hak tanggungan.
HAK KEBENDAAN (ZAKELIJK RECHT)
• Hak kebendaan : suatu hak yg memberikan kekuasaan langsung atas
suatu benda, yg dpt dipertahankan thd setiap org.
• Ilmu hk dan per-UU-an membagi hak keperdataan manusia atas :
1. Hak-hak kebendaan (zakelijk recht),  memberikan kekuasaan atas
suatu benda,
2. Hak-hak perseorangan (persoonlijkrecht): suatu hak yg memberikan
suatu tuntutan atau penagihan thd orang.
• Suatu hak kebendaan dp dipertahankan thd tiap org yg melanggar hak
itu, sedangkan suatu hak perseorangan hanya dpt dipertahankan thd
sementara org tertentu saja atau thd sesuatu pihak.
• Sifat-sifat / ciri-ciri hak kebendaan :
1. Memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda;
2. Dpt dipertahankan terhadap setiap orang;
3. Mempunyai sifat "melekat", yaitu mengikuti benda bila dipindah-
tangankan (zaaks gevolks, droit de suite);
4. Hak yg lebih tua selalu dimenangkan thd hak lebih muda.
Kriteria Penggolongan Benda Bergerak & Benda Tidak Bergerak
• Disebut benda bergerak / benda tdk tetap :
1. krn sifatnya, semua benda yg dpt dipindahkan (verplaatsbaar). Semua benda yg tdk
tergabung dgn tanah atau bangunan, dapat dipindahkan;
2. krn ketentuan UU, mis. hak vruchtgebruik dr benda bergerak, andil, obligasi, sero
3. krn tujuan pemakaian : sgl hak-hak yg sengaja diletakkan di atas benda bergerak.
• Disebut benda tdk bergerak / benda tetap:
1. krn sifatnya (Pasal 506 KUH Perdata) : tanah, sesuatu yg digabungkan dgn tanah
(wortelvast : mengakar).
2. krn ketentuan UU (Pasal 508 KUH Perdata) : sgl hak atau penagihan yg mengenai
suatu benda tdk bergerak. Misalnya : hak vruchtgebruik dr suatu benda tdk bergerak,
hak opstal, hak erfpacht, hipotik, hak tanggungan, credietverband. Kapal yang
volumenya diatas 20 m3 (Pasal 314 KUHDagang).
3. krn tujuan pemakaian (Ps 507 KUH Pdt) : sgl apa yg digabungkan dgn tanah /
bangunan, atau dimaksudkan utk mengikuti tanah / bangunan utk waktu yg agak
lama. Mis : kaca, jendela yg diletakkan di dinding rumah.
Cara untuk memperoleh hak kebendaan :
1. Pendakuan / pengakuan (occupatie) : diperoleh benda yg belum ada
pemiliknya (res nellius), kemudian diakui oleh yg mendapatkannya;
Mis : Memancing di sungai.
2. Penemuan : menemukan benda yg milik org lain, sedangkan dia tdk
mengetahui siapa pemiliknya. Biasa disebut bezit;
3. Dgn levering (penyerahan) : memperoleh hak kebendaan berdasarkan
alas hak tertentu. Mis. Diperoleh dgn jual-b, hibah, tukar-m.
4. Kadaluarsa (verjaring) : dgn tercapainya waktu 3 thn utk barang
bergerak, utk barang tdk bergerak 20 thn apabila dikuasai dgn adanya
titel atau 30 tahun apabila tanpa titel;
5. Pewarisan (erf): warisan diperoleh dr org yg meninggal-d.;
6. Penciptaan. Misalnya hak paten, hak cipta;
7. Natrekking (pelekatan/ikutan/turunan) : benda yg dimiliki
berkembang. Misalnya sapi beranak, pohon berbuah, bunga uang.
Azas-azas hak kebendaan :
1. Azas hk pemaksa (dwingenderecht); Org tdk boleh mengadakan hak kebendaan
baru selain yg telah diatur dlm UU.
2. Azas dpt dipindah-tangankan; umumnya hak kebendaan dpt dipindah-t.kan kec.
hak mendiami, hak pakai, piutang yg diperjanjikan tdk dpt dipindahkan.
3. Azas individualitas; Obyek hak kebendaan selalu benda tertentu atau dpt
ditentukan secara individual. Misalnya rumah yg beralamat (lengkap) di.....,
4. Azas totalitas; Selalu terletak di atas seluruh obyeknya sbg satu kesatuan (Pasal
500, 588, 606, dsb). Mis. sebuah mobil lengkap dgn ban serap, spion.
5. Azas tdk dpt dipisahkan; Org yg berhak tdk boleh memindah-tangankan sbgn dr
kekuasaan termasuk suatu hak kebendaan yg ada padanya.
6. Azas perioritas; Semua hak kebendaan memberi kekuasaan yg sejenis dgn kekua-
saan hak milik, sekalipun luasnya berbeda-beda; karena itu perlu diatur urutan
menurut kejadiannya.
7. Azas percampuran; Apabila hak yg membebani dan yg dibebani itu terkumpul
dlm satu tangan, mk hak yg membebani itu lenyap (Pasal 706, 718, 724, 736, 807
KUH Perdata).
8. Pengaturan berbeda terhadap benda bergerak dan benda tidak bergerak;
9. Azas publisitas; Hak kebendaan atas benda tdk bergerak diumumkan dan
didaftarkan dlm register umum.
10. Azas mengenai sifat perj; Utk memperoleh hak kebendaan perlu dilakukan dgn
perj zakelijk, yaitu perj memindahkan hak kebendaan.
Azas Accesie dan Azas Horizontal
• Azas Accesie : menyatakan bhw hak milik
atas sebidang tanah mengandung
didalamnya hak milik atas sgl apa yg ada
di atasnya dan didlm tanah itu. Biasa juga
disebut asas absorpsi (penyerapan), asas
vertical, asas mengakar (wortelvast),
Nagelvast. Azas ini dianut KUH Perdata,
khususnya Pasal 571, 601 dan 588,
• Azas Horizontal : asas yg menyatakan
bhw antara tanah dan bangunan di atasnya
serta tanaman di atas tanah itu terdapat
pemisahan horizontal. Jadi tanah,
bangunan dan tanaman di atas tanah itu
dipandang terlepas atau berdiri sendiri-
sendiri (asas ini dianut hk adat dan
UUPA).
Macam-macam hak-hak kebendaan
• Dlm sistem hk barat dikenal macam-macam hak-hak kebendaan :
1. Bezit (diatur dlm Pasal 529 - 569 KUH Perdata);
2. Eigendom (hak milik);
3. Hak-hak kebendaan di atas benda orang lain :
a. Erfdienstbaarheid atau hak servitut : suatu beban yg diletakkan di atas suatu
pekarangan utk keperluan suatu pekarangan lain yg berbatasan.
b. Hak opstal : suatu hak utk memiliki bangunan-bangunan atau tanaman-tanaman
di atasnya tanah org lain (Psl 711 KUH Perdata). Saat ini dikonversi dgn (HGB)
c. Hak erfpacht : suatu hak kebendaan utk menarik penghasilan seluas-luasnya utk
waktu yg lama dari sebidang tanah milik org lain dgn kewajiban membayar
sejumlah uang atau penghasilan tiap-tiap thn yang dinamakan pacht atau canon
(Pasal 720 KUH Perdata). Saat ini dikonversi menjadi HGU.
d. Vruchtgebruik : suatu hak kebendaan utk menarik penghasilan dr suatu benda
org lain, seolah-olah benda itu kepunyaannya sendiri, dgn kewajiban menjaga
supaya benda tsb tetap dlm keadaan semula (Pasal 756 KUH Perdata).
4. Pand (gadai) dan hipotik. Kedua hak kebendaan ini, memberikan
kekuasaan atas suatu benda tdk utk dipakai, tetapi utk dijadikan
jaminan bagi hutang seseorang.
Bezit (diatur dalam Pasal 529 – 569 Buku II KUH Perdata)
Bezit : suatu keadaan lahir, dimana seorg menguasai suatu benda seolah-
olah kepunyaannya sendiri (Pasal 529).
• Utk bezit diharuskan adanya dua anasir, yaitu :
1.Adanya kekuasaan nyata atas suatu benda (feitelijk heershappij);
belum tentu ada wewenang menguasai (beschikingsbevoegdheid).
2.Kemauan utk memiliki benda tsb.
• Bezit dpt dibedakan atas:
1.Bezitter yg te goeder trouw: jk bezitter memperoleh benda dgn salah
satu cara utk mendptkan hak milik, dan dia tdk mengetahui adanya
cacat yg terkandung didlmnya (Pasal 531).
2.Bezitter yg te kwarder trouw: jk bezitter itu tahu bhw benda yg ada
pdnya bkn miliknya(Ps 532)
Perlindungan yg diberikan olehJika
UU :benda
sama thddikuasai
kedua jenisdgn itikad
tsb di baik ada asas
atas, karena
kejujuran itu dianggap ada pd tiap org, sedangkan ketidak-jujuran hrs dibuktikan (Ps
533 jo. 1965 KUH Pdt).
Detentie (memegang) : org menguasai benda berdasarkan suatu hub. hk dgn org lain
Jikadptbenda
(pemilik atau bezitter dr benda). Bezit dikuasai
berada ditangan pemilik benda itu sendiri
tdkorgdgn
(bezitter-eigenaar), atau berada ditgn lain.itikad baik
Lanjutan ….Bezit
Menurut Ps 1977 ayat (1) KUH Pdt, bezit berlaku sbg titel yg
sempurna, artinya : menurut legitimatie theori dr Mr. Paul
Scholten, krn pd umumnya hak milik hanya dpt berpindah
secara sah jika diperoleh dr org yg berhak memindahkannya
(pemilik). Hal itu akan mengganggu kelancaran lalu lintas
hk. Utk itulah Psl 1977 ayat (1) menetapkan thd brg bergerak
bezitter-eigenaar (siapa yg menguasai benda bergerak
seolah-olah dianggap sbg pemiliknya).
P. Scholten jg mengajarkan pelembutan hk (rechts-verfijning),
dimana perlindungan yg diberikan Ps 1977 ayat (1) KUH Pdt
hanya berlaku thd perbuatan hk dlm kalangan perdagangan.
Pd hibah misalnya tdk berlaku.
Dlm waktu 3 thn, org kecurian berhak meminta kembali brgnya dr tiap
org yg memegangnya (Ps 1977 ayat (3) KUH Pdt). Tapi kept. pembeli
tetap diperhatikan oleh UU, kalau dibelinya di tempat penjualan umum
(-tdk ada kecurigaan bhw brg yg dibelinya : hsl curian-).
Ciri-ciri & Pembatasan hak milik
• Eigendom : hak yg paling sempurna atas suatu benda. Maksudnya hak
utk menikmati suatu benda dgn sepenuhnya dan utk mengusai benda
itu dgn sebebas-bebasnya, asal tdk bertentangan dgn UU atau
peraturan umum yg berlaku dan tdk melanggar hak milik org lain.
• Ciri-ciri hak milik , yaitu :
– Selalu merupakan hak induk dr hak-hak kebendaan lainnya;
– Merupakan hak yg selengkap-lengkapnya;
– Memp. sifat tetap, artinya tdk akan lenyap thd hak kebendaan lainnya
– Mengandung inti dr semua hak-hak kebendaan yg lain.
• Pembatasan hak milik :
1. Oleh UUPA Pasal 6 ; hak milik mempunyai fungsi sosial;
2. Oleh Pasal 570 KUH Perdata ; pembatasan menurut UU dan
peraturan-peraturan umum; tdk menimbulkan gangguan terhadap hak
org lain; dan kemungkinan dilakukan pencabutan hak;
3. Oleh ketentuan di luar Pasal 570 KUH Perdata, yaitu hk tetangga
(burrenrecht) dan penyalahgunaan hak (abus de droit).
Penyerahan (Levering)
• Levering mempunyai 2 arti, yaitu :
– feitelijke levering : perbuatan yg berupa penyerahan kekuasaan
belaka.
– juridische levering : perbuatan hk yg bertujuan memindahkan hak
milik kpd org lain. Misalnya thd brg tetap/tdk bergerak hrs dilakukan
dgn acta van transport. Dlm penyerahan brg bergerak (brg tdk tetap)
kedua pengertian levering di atas telah menjadi satu.
• Penyerahan menurut Code Civil Prancis, dlm hal jual beli, hak milik
berpindah pd saat perjanjian jual-beli ditutup.
• Penyerahan mnrt KUH Perdata, suatu perjanjian jual-beli belumlah
berpindah hak milik, tanpa adanya perbuatan levering, yaitu utk brg
bergerak dr tangan ke tangan atau penyerahan nyata dan utk brg tdk
bergerak dilakukan dgn pengutipan acta van transport dlm register
eigendom, yg dinamakan balik nama.
Cara memperoleh hak milik (Pasal 584 KUH Perdata)
1. Pengambilan atau pendakuan (Occupatie) : memperoleh
benda yg belum pernah dimiliki atau dikuasai orang lain.
Misalnya membuka tanah, memancing ikan, dsb. Biasa
disebut secara res nellius.
2. Natrekking (pelekatan, ikutan, turunan) : jika suatu benda
bertambah besar atau berlipat karena perbuatan alam.
Misalnya kuda beranak, pohon berbuah, dsb.
3. Lewat waktu (verjaring);
4. Pewarisan (erf)
5. Penyerahan (levering, overdracht); pemindahan hak yg
berasal dr seorang yg berhak memindahkan eigendom.
Misalnya dengan dibeli, hibah, tukar-menukar.
6. Disamping itu bisa juga diperoleh karena penciptaan, dan
penemuan. Misalnya : Hak cipta, hak paten.
Sistim causal dan abstrak stelsel
• Sistim causal dlm levering (-dianut KUH Perdata, disimpulkan dr
Pasal 584-) : dimana sah atau tidaknya levering tergantung pd :
1.Sahnya titel yg menjadi dasar dilakukannya levering. Dgn perkataan
lain causal stelsel : menentukan sah tdknya suatu pemindahan hak
milik itu tergantung pd sah atau tdknya suatu pemindahan hak milik
itu (tergantung pd sah atau tdknya perjanjian obligatoire), misalnya
jual-b, dsb. Dlm sistim ini dititik beratkan pd pemberian perlindungan
pd si pemilik, dgn mengorbankan pihak ketiga.
2.Levering tsb dilakukan oleh org yg berhak berbuat bebas terhadap
benda (biasanya pemilik).
• Abstrak stelsel/sistim : azas yg menyatakan levering tdk tergantung pd
perj pokok (obligatoire overeencomst). Dgn perkataan lain abstrak
stelsel menyatakan bhw sah atau tidaknya levering dipandang terlepas
dr sah atau tidaknya perj obligatoire. Disini lebih dipentingkan
perlindungan thd pihak ketiga.

Anda mungkin juga menyukai