Anda di halaman 1dari 21

DEPARTEMENTALISASI BOHP

• Adalah : pembagian pabrik ke dalam bagian-


bagian yang disebut departemen atau pusat
biaya ( cost center ) yang dibebani dengan
biaya overhead pabrik.
• Dalam departementalisasi BOHP, tarif BOHP
dihitung untuk setiap departemen produksi
dengan dasar pembebanan yang mungkin
berbeda-beda antara departemen- departemen
produksi yang ada.

A By/Isna/2011
• Departementalisasi BOHP bermanfaat : untuk
pengendalian biaya dan ketelitian penentuan
harga pokok produk.
• Langkah-langkah penentuan Tarif BOHP per
departemen sbb :
1. Penyusunan anggaran BOHP per dept.
2. Alokasi BOHP dept. pembantu ke dept
produksi.
3. Perhitungan tarif pembebanan BOHP per
departemen.
A By/Isna/2011
Ada 2 metode alokasi BOHP dept.
pembantu ke dept. produksi :
1. Metode alokasi langsung digunakan :
apabila jasa yang dihasilkan oleh dept.
pembantu hanya dinikmati oleh
departemen produksi saja, tidak ada
dept.pembantu yang memakai jasa dept.
pembantu yang lain.
2. Metode alokasi bertahap :
apabila jasa yang dihasilkan dept.
pembantu tidak hanya dipakai oleh dept.
A By/Isna/2011
produksi saja tetapi digunakan pula oleh
dept. pembantu yang lain.
Alokasi bertahap terdiri dari 3 metode :
1. metode alokasi kontinyu
2. metode urutan alokasi yang diatur
3. metode aljabar.
Metode no.1 dan 3 adalah metode yang
memperhitungkan transfer jasa timbal balik
antar dept.pembantu

A By/Isna/2011
Metode no. 2 adalah yang tidak
memperhitungkan transfer jasa timbal balik
antar dept. pembantu.
Kebaikan metode alokasi langsung :
- Sederhana dan mudah dilaksanakan
- Telah dipakai pada perush. Dimana jasa dept.
pembantu hanya dinikmati dept.produksi saja.
kelemahannya :
- Tidak dpt menggambarkan aliran biaya sesuai
dgn jasa yg dinikmati oleh setiap dept.
- Harga pokok jasa yg dialokasikan terlalu rendah
krn tdk memperhitungkan harga pokok dr
dept.pembantu lainnya.

A By/Isna/2011
Contoh
• Penyusunan budget PT. Utami sbb :
Jumlah BOHP Variabel Rp. 300.000,-
Jumlah BOHP Tetap Rp. 200.000,-
- Distribusi budget BOHP sbb :
- Dept produksi I Rp. 139.000,-
- Dept Produksi II Rp. 173.000,-
- Dept. pembantu A Rp. 100.000,-
- Dept pembantu B Rp. 88.000,-
A By/Isna/2011
Dasar untuk mendistribusikan biaya tidak
langsung dept. dan menghitung tarif. BOHP sbb :

• Dept. Luas Jlh.kary TKL JKL JM


lantai org
Produksi I 300 45 5.000 20.000 15.000
Produksi II 500 45 3.000 30.000 10.000
Pemb. A100 20 2.000
Pemb.B 100 10 2.500
Jumlah 1000 120 12.500 50.000 25.000

A By/Isna/2011
Alokasi budget BOHP PT. Utami metode Alokasi
Langsung

Keterangan Jumlah Dept.produksi Dept pembantu

  Biaya I II A B

Budget sblm ada alokasi 500.000 139.000 173.000 100.000 88.000

Alokasi dept. B berdasarkan   55.000 33.000   (88.000)

Tenaga kerja langsung          

Alokasi dept. A berdasarkan   50.000 50.000 (100.000)  

jumlah karyawan          

Jumlah seluruh budget BOHP   244.000 256.000 - -

setelah ada alokasi          

A By/Isna/2011
Caranya :
• Mencari tarif alokasi Dept B :
Budget Dept. B
TKL yg menerima alokasi
88.000
5.000 + 3.000
Rp. 11 ,- per jam
- Dept. 1= 5000 jam x Rp.11= Rp.55.000,-
- Dept.2 = 3000 jam x Rp.11 = Rp.33.000,-

A By/Isna/2011
Mencari tarif alokasi dept. A
• Budget dept. A
jlh. Kary yg menerima alokasi
100.000
45 + 45
Rp. 1.111,11
- Dept. 1 = 45 x Rp.1.111,11 = Rp. 50.000
- Dept. II = 45 x Rp.1.111,11 = Rp. 50.000

A By/Isna/2011
Metode urutan alokasi yang diatur

• Kebaikan metode ini :


1. Lebih teliti dalam memperhitungkan jasa antar
dept. pembantu dibanding metode alokasi
langsung.
2. Sifatnya tidak bertimbal balik sehingga mudah
dihitung dan digunakan.
Kelemahannya :
1. Sulitnya menentukan alokasi yg didasarkan
atas besarnya jasa yang dihasilkan oleh suatu
dept.pembantu yang satu berbeda dgn jasa yg
dihasilkan dept.pembantu yg lain.

A By/Isna/2011
2. Tidak memperhitungkan secara penuh ( secara timbal
balik ) saling alokasi jasa dept. pembantu, sehingga
dept. pembantu yang biayanya sudah habis
dialokasikan tidak lagi memperoleh alokasi dari dept.
lain, meskipun dept. tsb. Juga menikmati jasa dari
dept. pembantu lainnya yang jasanya dialokasikan.
Rumus :
Budget by sbl ada alokasi dept. pemb. Ditambah
alokasi by dept.pemb. Yg lain dibagi dasar alokasi yg
menikmati dept.yg akan menerima alokasi.

A By/Isna/2011
• Dept. B = 88.000 + 0
5.000+3.000+2.000
= Rp. 8,8 per TKL
Dept. 1 = 5000 x Rp. 8,8 = Rp. 44.000,-
Dept. 2 = 3000 x Rp. 8,8 = Rp. 26.400,-
Dept.A = 2000 x Rp. 8,8 = Rp. 17.600,-
- Dept. A = 100.000 + 17.600
45 + 45
= Rp. 1.306,67 per karyawan
Dept. 1 = 45 x 1.306,67 = 58.800
Dept. II = 45 x 1.306,67 = 58.800
A By/Isna/2011
Alokasi budget BOHP metode urutan alokasi
yang diatur
Keterangan Jumlah Dept.produksi Dept pembantu

  Biaya I II A B

Budget sblm ada alokasi 500.000 139.000 173.000 100.000 88.000

Alokasi dept. B berdasarkan   44.000 26.400 17.600 (88.000)

jam tenaga langsung          


Alokasi dept. A
berdasarkan   58.800 58.800 (117.600)  

jumlah karyawan          
Jumlah seluruh budget
BOHP   241.800 258.200 - -

setelah ada alokasi          


A By/Isna/2011
Metode Alokasi Kontinyu
• Dalam metode ini, BOHP dept. pembantu yang
saling memberikan jasa dialokasikan secara
terus menerus, sehingga jumlah BOHP yg
belum dialokasikan menjadi tidak bearti.
Misalnya :
Dept. pembantu X dan dept. pemb. Y saling
memberikan jasa secara timbal balik, mula-mula
dept. pemb. X dialokasikan ke Y sesuai dengan
jasa yg dipakai oleh dept. pemb. Y. Hal ini
menyebabkan BOHP dept. X habis
dialokasikan, kemudian dilakukan thd BOHP
dept.Y setelah menerima alokasi by dari dept.X
A By/Isna/2011
• Alokasi ke dua ini akan menyebabkan BOHP dept. Y
habis dialokasikan dan akan menyebabkan BOHP
dept. X terisi kembali. Alokasi seperti ini dilakukan
kembali secara berulang-ulang sehingga jumlah
BOHP yang belum dialokasikan menjadi tidak berarti
lagi.
• Kebaikan metode ini :
a. mencerminkan alokasi jasa antar dept.pembantu
secara penuh atau timbal balik.
b. Lebih teliti dan adil dibandingkan dgn metode
alokasi langsung maupun ututan alokasi diatur.

A By/Isna/2011
• Kelemahannya :
perhitungannya lebih rumit dibanding alokasi
langsung dan urutan alokasi yg diatur.

CONTOH METODE ALJABAR :


Jumlah BOHP yang dianggarkan selama tahun 19X3 sbb
Dept produksi A Rp. 9.000.000,-
Dept produksi B Rp.15.000.000,-
Dept pembantu X Rp. 3.000.000,-
Dept pembantu Y Rp. 5.000.000,-

A By/Isna/2011
Jasa yang dihasilkan dept
pembantu dibagikan ke dept
produksi dgn metode Aljabar
JASA X Y A B
X - 10% 65% 25%
Y 20% - 45% 35%

Dalam metode aljabar, jumlah biaya tiap tiap


dept pembantu dinyatakan dlm
persamaan aljabar, dimisalkan :
A By/Isna/2011
• X = Jlh by dept X setelah menerima alokasi
biaya dari dept. Y
• Y = Jlh by dept Y setelah menerima alokasi
biaya dari dept X
• Oleh karena itu :
• X = 3.000.000 + 0,20 Y
• Y = 5.000.000 + 0,10 X
• X = 3.000.000 + 0,20 Y
• X = 3.000.000 + 0,20 ( 5.000.000+0,10 X )

A By/Isna/2011
• X = 3.000.000 + 1.000.000 + 0,02 X
• X – 0,02 X = 4.000.000
• 0,98 X = 4.000.000
• X = 4.081.633

• Y = 5.000.000 + 0,10 X
• Y = 5.000.000 + 0,10 ( 4.081.633 )
• Y = 5.408.163

A By/Isna/2011
ALOKASI DEPT PEMBANTU KE DEPARTEMEN PRODUKSI

DENGAN METODE ALJABAR

  Dept. Pembantu Dept Produksi

  X Y A B

BOHP 3.000.000 5.000.000 9.000.000 15.000.000

Alokasi dept X (4.081.632) 408.163 2.653.061 1.020.508

Alokasi dept Y 1.081.632 (5.408.163) 2.433.673 1.892.857

  - - 14.086.734 17.913.365

A By/Isna/2011

Anda mungkin juga menyukai